Kini Indah dan Arfan sedang dalam perjalanan pulang. Keduanya tidak ada yang berbicara. Karena insiden yang baru saja terjadi sungguh membuat keduanya seperti orang asing. Arfan hanya sesekali melirik Indah tanpa berani berbicara. Lidah nya mendadak kelu dan terasa begitu susah untuk di gerak kan.
Namun tiba-tiba di perjalanan pulang mobil yang mereka kendarai mogok. Mobil itu mati tepat di tengah-tengah hutan. Dan jarak antara mereka dengan kota masih membutuh kan dua jam perjalanan lagi.
"Kenapa berhenti Fan?" tanya Indah.
"Sebentar ya aku periksa dulu" kata Arfan.
Arfan turun dari mobil dan mulai memeriksa mesin mobil dengan membuka benper mobil. Tapi sayang setelah Arfan membuka dan melihat mesin itu. Ia malah garuk-garuk kepala karena ia sama sekali tidak mengerti mengenai mesin. Ia hanya tau cara mengemudi saja tapi tidak dengan mesin mobil (babang Arfan kita sama. Author juga begitu😂).
Hari sudah semakin gelap. Dan tidak ada pengendara yang lewat.
"Niat mau pergi jauh-jauh. Biar bisa berdua sama Indah. Malah apes" batin Arfan.
Ya Arfan memang sengaja mengajak Indah pergi ke pantai yang cukup jauh dari kota. Dengan alasan agar lebih alami. Dan di sana juga banyak nelayan. Dan Arfan juga ingin udara yang lebih alami karena selalu berada di kota yang penuh polusi. Tapi sayang di perjalanan pulang mobil nya malah mati. Entah apa penyebabnya.
"Fan. Mobil nya kenapa?" tanya Indah. Sambil ia mengintip dari jendela karena ia merasa takut bila harus keluar.
"Aku juga engga ngerti" jawab Arfan.
Arfan masuk ke dalam mobil dan mengambil ponsel nya. Namun sayang sinyal juga tiba-tiba hilang.
"Sial" umpat Arfan dan memukul kemudi.
"Kamu kenapa?" tanya Indah.
"Engga ada jaringan" jawab Arfan.
Indah tidak percaya dan ia pun mengambil ponselnya dari dalam tas. Indah juga sedikit shock karena ponselnya mati.
"Ponsel aku mati. Bukan cuman jaringan saja yang tidak ada" kesal Indah.
"Gimana ya." Arfan melihat jam di pergelangan tangan nya. Sudah menunjukan pukul sembilan malam. Ia bingung harus melakukan apa.
"Pan. Kamu beneran tajir engga sih?" tanya Indah dengan jengkel.
"Maksud nya?" tanya Arfan.
"Maksud nya. Ini mobil yang kamu pakai mobil mahal loh. Tapi kenapa bisa mogok. Apa ia bisa beli engga bisa servis" kata Indah.
"Kalau masalah selvis itu urusan mang udin di rumah aku cuman tinggal pakek saja" jawab Arfan dengan kesal. Karena ia tidak terima Indah mengatainya seperti itu.
"Kalau mobil nya selalu di servis. Kenapa bisa mogok" kata Indah lagi.
"Entahlah aku juga bingung" kata Arfan.
Arfan dan Indah diam dan mulai mengamati sekeliling mereka. Terdengar suara hewan-hewan yang berkeliaran di atas pepohonan. Di tambah lagi dengan suara angin yang bertiup begitu kencang. Indah mulai merinding dengan keadaan sekitar nya.
"Tadi kita melewati desa kan? apa kita kembali saja ke belakang satu kilo dari sini ada perdesaan tadi. Ada beberapa rumah warga. Apa kita jalan saja?" kata Arfan.
Karena Arfan sering ketempat itu dulu nya. Bersama Bilmar keduanya sering kali mencari ketenangan di sana bila sedang tidak di sibukan dengan pekerjaan.
"Pan. Aku takut. Beneran. Terus jalan satu kilo lagi. Satu kilo jauh loh pan. Mana kita di tengah hutan begini lagi. Bagai mana kalau ada binatang buas" kata Indah. Karena Indah memang mulai gemetar. Dan merasa takut.
"Terus gimana? Apa kita di sini saja sampai ada yang lewat dan baru kita minta bantuan mereka. Atau meminta tumpangan sampai ke desa itu saja?" tanya Arfan.
Karena Arfan juga merasa kasihan wajah Indah sangat pucat sekali. Ia juga merasa bersalah karena sudah mengajak Indah ke tempat yang jauh itu dan mengakibatkan mereka mengalami kejadian yang tidak menyenangkan ini.
"Ya Pan. Kamu engga apa-apa kan. Aku serius. Aku beneran takut" kata Indah.
"Ya sudah. Kita tunggu kendaraan lewat dan kita minta tumpangan" kata Arfan.
Kini Indah dan Arfan mulai diam. Indah duduk sambil bersila di kursi mobil itu. Dan tangannya menutupi wajah nya. Karena ia merasa takut. Lama keduanya diam hingga Arfan kembali melihat jam di layar ponselnya. Dan ternyata sudah menunjukan pukul sebelas malam. Dua jam sudah keduanya duduk di dalam mobil.
Dan menunggu kendaraan lewat. Namun sampai saat ini juga tidak ada satu pun kendaraan yang lewat. Tiba-tiba terdengar suara hewan. Dan seekor tupai melompat ke kaca jendelan mobil Arfan.
Bek!.
Suara tupai itu terjatuh di kaca mobil. Dan Indah sangat shock. karena tupai itu sangat dekat dengannya.
"Aaa" teriak Indah.
"Indah. Indah. Kamu jangan takut itu hanya tupai" kata Arfan. Yang berusaha menenangkan Indah.
"Aku beneran takut Pan." kata Indah.
Arfan mengambil botol air mineral dan memberikannya pada Indah.
"Kamu minum dulu biar sedikit lebih tenang" kata Arfan.
Indah mengambil botol air minuman itu dan langsung mendeguk air itu sampai tandas. Karena ia memang sangat takut sekali. Hingga ia menghabis kan air mineral itu dengan sangat cepat.
"Pan aku kebelet" kata Indah.
Memang dari tadi Indah menahan sesak ingin buang air kecil. Karena ia tidak berani turun apa lagi harus meminta Arfan menemaninya ia pasti akan sangat memalukan. Namun apa mau di kata kali ini panggilan alam itu tidak bisa di ajak kompromi. Karena Indah sudah cukup lama menahannya.
"Ya sudah kamu turun saja. Aku menunggu di sini" kata Arfan.
Arfan pun sebenarnya bingung. Apa dia menemani Indah turun atau ia menunggu saja di mobil. Bagai mana pun mereka bukanlah pasangan suami istri dan rasa canggung itu masih sangat besar. Masalah ciuman beberapa jam lalu saja ia masih merasa malu. Apa lagi kalau harus menemani Indah buang air kecil. Dan buang air kecil pun tidak di toilet. Tapi di tempat terbuka.
"Pan aku engga berani" kata Indah.
Indah juga merasa canggung dan sangat malu karena ia akan buang air kecil di tempat terbuka. Namun mau bagai mana lagi dari pada ia buang air kecil di celana itu kan lebih memalukan.
"Terus. Gimana Ndah. Apa kamu mau aku temani?" tanya Arfan.
"Iya" jawab Indah dengan suara yang sangat pelan. Namun Arfan masih bisa mendengar nya.
Arfan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya sudah. Ayo turun" kata Arfan.
Indah dan Arfan turun dari mobil dan berjalan. Menjauh sedikit dari mobil. Arfan membelakangi Indah yang sendang berjongkok dan buang air kecil di tanah.
"Tutup mata" jengkel Indah.
"Iya" jawab Arfan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Tiah Sutiah
🤣🤣🤣🤣
2022-01-15
0
Sunarty Narty
🤣😂😂🤣🤣😂ad2 aj deh..
2021-09-29
0
Eki yulianti
kok ada bilmar ya? apa di novel bilmar ada Arfan jg? duh aku lupa he😁
2021-07-12
0