" Rei bangun, kita sudah sampai ibukota, " ratu Mila menepuk Rei yang sedang tertidur pulas di dalam kereta kuda.
" Eh...? " Rei terkejut dan langsung bangun. Ia melihat di dalam kereta kuda tersisa dia bersama ratu Mila.
" Apakah kita sudah sampai yang mulia? " tanya Rei.
" Ya, sekarang mari turun. Aku akan mengantarmu ke Akademi ksatria, " jawab ratu Mila yang turun dari kereta kuda.
" Eh? Tak perlu ratu, aku bisa berangkat kesana sendiri, " ujar Rei yang merasa sungkan.
" Kau yakin? Kalau yang mulai tidak ikut, sudah pasti kau tak akan bisa mendaftar kesana, " Ryuro tiba-tiba menyahut dari luar kereta kuda.
" Kau? Kenapa bisa ada disini? Bukankah yang mulia ratu menyuruhmu mengubur mayat para korban semalam? " tanya Rei yang terkejut karena Ryuro tiba-tiba sudah berada di samping ratu.
" Mudah bagiku, aku bisa menggunakan sihir untuk membuat lubang di tanah lalu mengubur mereka. Setelah itu aku langsung ikut rombongan kalian, " jawab Ryuro.
" Sudah cukup mengobrolnya, kita tak punya banyak waktu. Rei mari ikut kami, " ratu Mila menengok kearah Rei yang masih berada di dalam kereta kuda.
" Kenapa yang mulia repot-repot membantuku? " tanya Rei.
" Kita kesiangan sampai di ibukota, dan pendaftaran sudah di tutup. Karena itu aku akan mengantarmu kesana untuk mendaftarkan mu, " jawab ratu Mila.
Rei sempat terkejut dan ingin berteriak, tapi karena ratu Mila membantunya, ia langsung lega dan langsung ikut ratu Mila menuju Akademi militer dan sihir Uxolo yang letaknya tepat berada di samping istana Uxolo. ratu Mila bersama 3 pengawalnya dan bersama Rei juga langsung memasuki kota Sofya.
Saat memasuki ibukota, Rei begitu terpesona melihat pemandangan kota Sofya yang begitu indah. Kota Sofya sendiri merupakan kota terbesar di dunia yang bisa menampung lebih dari 4juta penduduk dan 1 juta prajurit kerajaan. Selain itu, benteng megah dan besar membentang mengelilingi kota ini.
" Baru pertama kali kesini kah? " tanya Yuko yang melihat Rei memandang kota dengan pandangan tak biasa.
" I–iya baru kali ini aku ke ibukota, aku selalu mendengar cerita tentang kota ini yang katanya sangat indah dan selalu ramai. Tapi aku tak tau kalau di kota ini ada menara yang sangat tinggi dan indah itu, " jawab Rei yang menunjuk ke menara tinggi yang berada dengan istana, "
" Itu adalah menara perjuangan, dan area menara itulah akademi militer dan sihir berdiri, " jawab Yuko.
" Oh ya, ngomong-ngomong dimana pemimpin bandit itu? " tanya Rei yang melirik kearah ratu Mila.
" Saat kau tidur, kami menyerahkan Junko kepada pasukan penjaga dan nanti sore ia akan di hukum mati, " jawab ratu Mila yang tertawa kecil.
" Kenapa yang mulia tertawa? " tanya Bunni.
" Aku sepertinya telah berbohong pada Junko karena 4 raja yang ia benci sudah pulang hari ini, " jawab ratu Mila.
" Kapan? Aku tadi bertanya pada para penjaga dan katanya 4 raja belum pulang, " sahur Ryuro.
Ratu Mila hanya diam dan tersenyum. Karena memang hanya ratu Mila saja yang bisa merasakan kehadiran para raja lainya.
Sedangkan Rei tak terlalu mendengarkan percakapan ratu Mila dan yang lain, ia hanya terfokus pada menara perjuangan. Saat Rei mengedipkan mata, ia melihat di atas menara ada orang berjubah hitam berdiri dan memandangi kearah sekitar. Dan saat Rei mengedipkan mata lagi, orang itu tiba-tiba hilang.
" Eh?? " kejut Rei sambil mengerutkan dahi.
" Adaapa Rei? " tanya Ryuro.
" Aku tadi melihat orang berjubah hitam berdiri diatas menara itu tapi saat ku kedipkan mata, orang itu tiba-tiba hilang, " jawab Rei menggaruk kepalanya.
" Kau melihatnya ya? Itu salah satu raja Uxolo. Banyak orang yang berkata kalau itu adalah raja Shu tapi juga ada yang mengatakan bahwa itu raja Nano, " jelas Yuko.
" Yang mulia ratu tak mengenalinya kah? " tanya Rei pada ratu Mila.
" Aku sendiri juga kurang tau, tapi kemungkinan diantara 2 raja yang di sebutkan Yuko tadi, " jawab ratu Mila.
" Oh ya, lalu mengapa Junko itu takut dan benci dengan 4 raja Uxolo? " tanya Rei lagi karena memang sifat Rei yang sangat penasaran.
" 4 raja yang di maksud Junko itu adalah orang yang misterius. Hawa keberadaanya saja tak bisa di deteksi walaupun memakai sihir pelacak. Selain itu 4 raja yang di maksud Junko itu telah membunuh 20.000 pasukan bandit dan menghancurkan 3 markas besar bandit. Oh ya, Rei kau bisa berbicara denganku tanpa harus memandang derajat ku, tetapi saat kau berbicara dengan raja Shu, raja Nano, dan raja Alam berhati-hatilah. Sedikit kau salah bicara nyawamu langsung hilang, " jelas ratu Mila.
" Ba–baik yang mulia, " Rei sedikit takut mendengar penjelasan ratu Mila. Karena memang apa yang di katakan ratu Mila benar. 3 raja yang di maksudnya memang berdarah dingin, selain itu sifatnya juga dingin dan jarang sekali terlihat oleh penduduk sekitar.
***
Setelah 15 menit berjalan sambil berbincang-bincang akhirnya Rei dan ratu Mila beserta 3 bawahanya sampai di akademi militer dan sihir. Disana Rei langsung diajak ratu Mila untuk menemui raja Edi yang merupakan kepala pemerintahan di bidang pendidikan dan teknologi.
" Apa aku boleh masuk? " tanya ratu Mila dari balik pintu ruangan besar milik raja Edi.
" Pengawal bukakan pintunya, " ucap suara tegas laki-laki dari dalam ruangan dan suara itu merupakan suara raja Edi.
Ratu Mila langsung mengajak Rei memasuki ruangan raja Edi. Dan terlihat raja Edi duduk di kursinya dan sedang menulis sesuatu di meja kerjanya.
" Mila kah? Apakah ada rapat lagi? " tanya raja Edi yang terus melanjutkan pekerjaanya.
" Aku hanya ingin mengatakan bahwa raja bandit Junko telah tertangkap, dia membunuh kurang lebih 400 pasukan penjaga di jalan menuju Uxolo. Selain itu dia juga menyerang rombongan pedagang yang sedang menuju ibukota, " jawab ratu Mila.
" Bukankah seharusnya kau melapor ke Shu bukan kesini. Lalu siapa pemuda itu? " tanya raja Edi.
" Dia ingin mendaftar di akademi ksatria, karena di perjalanan ia dan rombongan pedagang di serang oleh Junko makanya dia terlambat datang kesini, " jelas ratu Mila.
" Hmmmm..., siapa namamu anak muda? " raja Edi menghentikan tulisanya dan menatap tajam pada Rei.
Rei langsung berlutut dan berkata, " Namaku Rei dari desa Rokoko. Aku kesini hendak mendaftarkan diri di akademi ksatria, " jawab Rei.
" Rokoko ya? Desa yang jauh. Sebenarnya yang terlambat sudah tidak bisa mendaftar, tetapi karena kejadian yang menimpamu membuatku kasihan. Jadi kuizinkan kau mendaftar. Besok pagi datanglah kesini lagi untuk mulai tesnya, " jawab raja Edi.
" Ba–baik yang mulia! Dan terimakasih atas kemurahan hatinya, " jawab Rei bahagia.
" Mila sudah tak ada lagi yang ingin kau jelaskan? " tanya raja Edi.
" Nanti sore Junko akan di hukum mati di aula. Jangan sampai terlambat, aku benci melihat kau dan Rafy bertengkar karena keterlambatanmu. Kalau begitu aku pergi dulu, Rei mari keluar, " ujar ratu Mila.
Rei dan ratu Mila langsung keluar dari ruangan raja Edi. Dan ratu Mila mengajak keliling Rei untuk melihat-lihat sekitar. Rei melihat banyak siswa yang sedang belajar sihir, belajar pedang, panah, dan senjata-senjata lainya.
Selain itu, Rei juga melihat para calon-calon ksatria yang memakai seragam khusus sedang berlatih berpedang dengan senior mereka. Setelah keliling-keliling, ratu Mila dan Rei keluar dari wilayah akademi.
" Rei kau tunggu disini, akan kupanggilkan seorang prajurit untuk mencarikan mu penginapan, " ujar ratu Mila.
" Tak perlu yang mulia, saya sudah mendapatkan tempat tinggal disini, " jawab Rei.
" Apa kau punya saudara disini? " tanya ratu Mila.
" Ya, pamanku tinggal disini dan punya tempat penginapan dan rumah makan terkenal di kota ini, " jawab Rei tersenyum kearah ratu Mila.
" Apa yang kau maksud pak tua Sigurd? " tanya kembali ratu Mila.
" Ya yang mulia, hehehe..., " jawab Rei.
" Hmmm baiklah. Penginapan pamanmu ada di dekat alun-alun kota, kau bisa melihatnya karena ada tulisan besar bertulis penginapan Sigurd, " ujar ratu Mila.
" Terimakasih yang mulia, kalau begitu saya pergi dulu. Terimakasih atas bantuan yang mulia kepada saya. Saya tak tau lagi bagaimana car membalas kebaikan yang mulia, " jelas Rei membungkukkan badan.
" Sudah tugasku untuk membantu rakyatku. Kalau begitu aku pergi dulu, jika kau ingin mencariku, aku berada di kuil 3 Dewi yang berada dekat istana, " ratu Mila beranjak pergi meninggalkan Rei.
" Baik! Sekali lagi terimakasih yang mulia, " Rei juga langsung berlari menuju penginapan pamannya yaitu Sigurd.
***
Saat terlihat penginapan pamanya, tak di sangka di depan penginapan sudah terlihat paman Sigurd berdiri melihat setiap orang yang lewat. Dan saat ia menengok ke kiri, ia melihat Rei dan langsung berlari memeluknya.
" REIIIIIIIII...!! Huhuhuhuu..., Keponakankuuuu..., Syukurlah kau masih hidup. Aku begitu cemas saat mendengar bandit menyerang rombongan yang hendak menuju kota, " paman Sigurd memeluk erat Rei sambil menangis.
" A–aku tak apa-apa paman, ratu Mila dan 3 pengawalnya telah menolongku, " jawab Rei.
" Ya aku tau itu, tuan Ryuro dan istrinya tadi cerita padaku.
" He? Lalu kenapa paman menangis dan cemas kalau sudah dengar dari tuan Ryuro? " tanya Rei.
" Sssssssst...! Ini biar terlihat dramatis. Karena seorang paman yang lama tak bertemu keponakanya, " jawab paman Sigurd.
" Hhhh..., " Rei sedikit kesal dengan jawaban pamanya.
" Ehehehe. Kau laparkan? Masuklah aku sudah siapkan makanan dan kamar tidur untukmu, " ujar paman Sigurd.
Rei dan pamanya langsung masuk ke penginapan. Ya sesuai perkataan orang tuanya, Rei sangat terkejut saat melihat penginapan besar milik pamanya dan juga rumah makan yang besar juga.
" Paman, aku mau mandi dulu setelah itu baru makan. Oh ya kamar mandinya dimana? " ujar Rei.
" Hmm baiklah, kubuang saja makananmu yang tadi karena ternyata sudah basi. Untuk kamar mandi ada di belakang penginapan. Masuk pintu warna putih jangan merah, " jawab paman Sigurd.
Rei tak begitu mendengarkan kata-kata pamanya karena saking kesal dengan pamanya. Ia pun langsung pergi ke belakang penginapan dan terlihat jelas ruangan yang besar berisi banyak lemari-lemari kecil tempat penitipan pakaian, selain itu ada 2 pintu satu berwarna putih dan satu merah.
Tanpa pikir panjang Rei langsung masuk begitu saya ke pintu warna merah. Dan ia terkejut melihat ada beberapa wanita yang telanjang.
" KYAAAAAAAA...!!! " teriakan keras suara beberapa wanita terdengar dari dalam ruangan besar berpintu merah.
" Pamaaaaaan...! " Rei berlari keluar dari ruang berpintu merah dan paman Sigurd sendiri sudah ada di kamar mandi besar itu setelah Rei berteriak.
Rei yang melihat pamannya langsung bersembunyi di belakang pamanya.
" Adaapa kau in–, " belum selesai paman Sigurd mengucap, dari dalam ruangan pintu merah keluar beberapa wanita yang hanya memakai handuk dan dengan raut wajah marah.
" Berikan orang itu pada kami paman! Dia telah melakukan pelecehan! " teriak marah salah seorang wanita itu.
" A–aku tak sengaja masuk, lagipula aku tak tau kalau pintu merah adalah kamar mandi wanitaa. Lagipula aku tak melihat seluruh tubuh kalian, hanya sedikit saja, " teriak Rei ketakutan.
" Hhhhhhh sudah-sudah, dia adalah orang baru di kota ini dan dia baru saja tiba untuk menginap. Dia tidak tau kalau pintu merah adalah kamar mandi khusus wanita. Sebagai ganti dari perbuatannya, aku akan gratiskan makan malam kalian disini, bagaimana? " ujar paman Sigurd mencoba meredakan suasana.
" Ba–baiklah kami terima tawaran paman, tapi awas saja jika orang itu mengulanginya lagi, " wanita itu dan yang lainpun kembali ke dalam kamar mandi berpintu merah.
Rei pun mengintip sedikit dari balik badan pamannya, dan ia melihat Yuko ternyata juga ada di salah satu wanita itu dan sedang berjalan masuk menuju kamar mandi berpintu merah.
" Hhhh kau ini Rei, baru saja tiba sudah membuat masalah. Aku kan tadi sudah bilang jangan ke pintu merah, kau nyaris saja menjadi santapan singa-singa betina itu, " ucap paman Sigurd menyentuh pundak Rei.
" Fyuuuuh..., Maaf paman aku tak mendengarkan perkataanmu. Kalau begitu aku mandi dulu, " Rei langsung masuk ke kamar mandi berpintu putih.
Di kamar mandi Rei tak melihat satu orangpun laki-laki. dan Rei malah senang karena dia bisa mandi dengan nyaman dengan kesendirian di tambah suara-suara wanita di kamar mandi sebelah membuat kenikmatan yang di dapat Rei bertambah.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Rei langsung pergi ke kedai atau rumah makan milik pamannya dan disana sudah di siapkan makanan untuknya. Tanpa basa basi Rei langsung memakan makanan yang di hidangkan. Di tengah sibuknya memakan makanan, Rei melihat dari jendela banyak orang berbondong-bondong menuju ke istana. Selain itu, Rei juga kebingungan karena di rumah makan pamannya yang sebelumnya ramai tiba-tiba sepi dan hanya dia saja yang makan disana ditemani 3 pelayan.
Tak berselang lama, paman Sigurd muncul dari lantai 2 dan memakai pakaian rapi. Karena Rei penasaran, ia langsung bertanya kemana tujuan pamannya dengan pakaian serapi itu.
" Paman mau kemana? " tanya Rei.
" Kau tidak tau kah? Bahwa sore ini ada eksekusi mati raja bandit terkenal bernama Junko yang semalam menyerangmu dan rombongan yang hendak ke kota ini, " jawab paman Sigurd.
" Oh iya, aku ingat bahwa sore ini hukuman mati bandit itu. Paman boleh aku ikut? " Rei yang penasaran juga ingin ikut menyaksikan eksekusi Junko.
" Baiklah, ayo cepat kita sepertinya terlambat, " paman Sigurd menarik tangan Rei dan mengajaknya langsung ke aula istana.
***
Saat sampai di aula istana yang sangat luas sekali, dari kejauhan Rei melihat 9 singgasana raja yang letaknya di lantai yang lebih tinggi dari tempat Rei berpijak. Selain itu di tengah 9 singgasan itu terdapat pedang berkarat dan menancap erat di batu dan pedang itu adalah pedang Candrakirana. Seluruh manusia di dunia mengetahui pedang itu termasuk Rei. Dan yang membuat Rei bertanya-tanya adalah satu lantai di bawah singgasana ada 7 singgasana lagi.
Sedangkan Junko sendiri berada tepat di tengah-tengah aula dimana disana sudah di siapkan panggung kecil. Rei yang pandanganya tertutup oleh banyaknya orang yang juga hendak melihat, tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang dan Rei di bawa ke tempat yang lebih tinggi yaitu di gerbang istana yang tepat menghadap ke aula kerajaan. Sedangkan yang menariknya adalah Yuko, alasan ia menarik Rei karena kasihan melihat Rei yang berjinjit-jinjit ingin melihat eksekusi Junko.
Dari atas benteng, Rei dapat melihat luasnya aula dan melihat banyaknya orang yang datang.
" Sekali lagi terimakasih telah menyelamatkan hidupku dan terimakasih telah membantuku melihat eksekusi Junko, " ucap Rei yang memandang kearah panggung kecil tempat Junko berdiri dan di ikat.
" Iya sama-sama, sudah tugasku membantu ratu Mila untuk menyelamatkan rakyat Uxolo, " jawab Yuko.
" Sa–at di kamar mandi penginapan paman Sigurd, a–apa kau ada disana juga? " tanya Rei malu dan takut.
" Lupakan saja tentang hal itu, dan tenang saja aku tak akan memarahimu maupun menghajarmu, " jawab Yuko.
" Oh ya Yuko, boleh ku tanya sesuatu? " Rei teringat tentang 7 singgasana itu dan langsung menanyakan pada Yuko.
" Ya, silahkan, " jawab Yuko yang menengok kearah Rei.
Rei menoleh kearah Yuko dan bertanya, " Mengapa di bawah singgasana para raja itu, terdapat 7 singgasana lagi? "
" Itu adalah singgasana para permaisuri atau para istri raja, " jawab Yuko.
" Para raja sudah menikah? Aku pernah mendengar bahwa para raja-raja Uxolo umurnya baru 17 sampai 22 tahun, " ujar Rei.
" Sudah biasa jika seorang raja menikah muda, selain itu para raja Uxolo harus segera menikah agar masih ada penerus yang mewarisi kekuatan mereka, " jelas Yuko.
" Lalu mengapa hanya 7? Berarti 2 raja yang lain belum menikah? " tanya Rei lagi,
" Ya, mereka adalah ratu Dian dan ratu Mila. Pendeta tak boleh menikah dan untuk mewariskan kekuatannya, mereka akan berdoa kepada para Dewa dan esoknya para Dewa pasti akan memberikan petunjuk siapakah yang akan menjadi penerus mereka, lalu 2 calon penerus akan di latih di kuil 3 Dewi sampai siap mewarisi kekuatan hebat 2 raja itu, " jawab Yuko kembali.
" Begitukah? Banyak yang ku tidak ketahui ternyata, " ucap Rei menghela nafas panjang.
Tak berselang lama, dari dalam istana keluar 9 raja Uxolo, 4 diantaranya memakai jubah hitam dan tak terlihat wajahnya karena tertutup penutup kepala jubah. Selain itu, di belakang 9 raja juga ada 7 permaisuri yang cantik-cantik memakai gaun putih.
16 orang terhormat itu duduk di singgasananya masing-masing, kecuali 2 orang raja yang duduk di tengah. Mereka maju menghampiri Junko.
" Nona Yuko, apakah permaisuri itu bisa di sebut ratu? Lalu apakah para permaisuri juga orang terpilih? " tanya Rei saat terpesona melihat para permaisuri kerajaan.
" Yang pantas menyandang gelar ratu hanyalah pewaris kekuatan dari raja ke-8 dan ke-9. Para istri raja tidak bisa di panggil ratu dan mereka akan terus di panggil permaisuri. Dan para permaisuri itu bukan orang sembarangan, 4 diantara mereka adalah penyihir tingkat 4 dan 3 diantaranya ksatria pedang tingkat 4, " jawab Yuko.
Mendengar jawaban Yuko, Rei begitu terkesan karena para permaisuri ternyata juga orang-orang hebat.
***
Dari atas singgasana, raja Nano dan raja Shu langsung menghampiri Junko yang berkeringat dingin melihat kehadiran 2 raja ini.
" Akhirnya setelah sekian lama, raja bandit licik ini tertangkap, " ucap raja Nano yang berjalan beriringan dengan raja Shu menghampiri Junko.
" Ke–kenapa kau ada disini? Bukankah kalian ada di kota sebelah? " tanya Junko gugup.
" Kami baru sampai tadi pagi dan tak sia-sia kepulangan kami ternyata di hadiahkan dengan tertangkapnya sang raja bandit yang meresahkan penduduk Uxolo, " jawab raja Nano.
" RATU MILA SIALAAAN! KAU MENUPUKUUU! " teriak Junko yang marah besar karena sebelumnya ratu Mila berkata bahwa 4 raja yang di benci dan di takuti Junko tidak ada di ibukota.
ratu Mila yang mendengar teriakan itu langsung mengalihkan pandanganya dan tertawa kecil seolah-olah tak tau apa-apa.
" Dengan terbunuhnya kau, sekarang Uxolo sudah damai kembali, " ucap raja Shu.
" Heh, jangan senang dulu kau. Beberapa hari lagi Axis knight akan segera menyerang kalian, " ucap Junko dengan nada meremehkan.
" Ya, kami tau itu semua. Aku tau juga kau sudah bersekongkol dengan mereka, " jawab raja Nano.
" Waktumu sudah habis Junko, aku akan memenggal kepalamu sekarang. Ada kata-kata terakhir? " ujar raja Shu.
" Heh, waspadalah dengan salah satu orang istana Uxolo raja Shu. Selain Axis knight, orang itu jug–, "
Jraaaaak...!
Belum selesai Junko bicara tiba-tiba sebuah anak panah melesat dengan cepat dan menembus leher Junko hingga terlihat lubang besar di lehernya. Sedangkan anak panah itu menancap di samping kanan gerbang hingga membuat tembok di samping gerbang retak. Dan Rei serta para penduduk hanya terdiam melihat Junko jatuh dengan darah bercucuran.
" Kalian lama sekali hanya membunuh manusia seperti ini, kita tak punya waktu untuk ini, " jawab seorang raja yang memanah Junko yang ternyata raja Alam. Setelah memanahn Junko ia menghampiri raja Shu dan raja Nano.
Raja Shu dan raja Nano hanya menatap sinis ke raja Alam tapi mereka berdua membiarkan tindakan raja Alam.
Setelah melihat Junko tergeletak, raja Nano langsung memotong kepala Junko dan menunjukkan ke seluruh penduduk yang datang.
" PARA RAKYAT UXOLO! HARI INI, SEORANG PENJAHAT YANG MERESAHKAN DAN MENEROR KITA TELAH TERBUNUH! PENJAHAT YANG TELAH MEMBUNUH RIBUAN PRAJURIT KITA DAN JUGA RIBUAN RAKYAT UXOLO SUDAH TAK BERDAYA SEKARANG! AKU AKAN MENGAWETKAN KEPALA SANG RAJA BANDIT JUNKO DAN AKAN KU TANCAPKAN DI TAMAN KOTA SEBAGAI SIMBOL KEMENANGAN KITA! DAN SEBAGAI PEMBELAJARAN BAGI SIAPAPUN YANG INGIN MELAKUKAN KEJAHATAN, BEGINILAH NASIB KALIAN SELANJUTNYA! " teriak raja Nano yang mengangkat kepala Junko.
Rakyat bersorak senang melihat Junko sang raja bandit terbunuh. Mereka lega karena tak perlu takut dan cemas lagi jika ingin bepergian jauh.
" RAKYATKU SEKALIAN! SELAIN UPACARA EKSEKUSI JUNKO, AKU INGIN MENYAMPAIKAN SESUATU! 2 HARI YANG LALU PERDAMAIAN YANG KITA BANGUN SEJAK RATUSAN TAHUN TELAH TERNODAI OLEH TERBUNUHNYA 1000 PASUKAN UXOLO OLEH KERAJAAN SCARO DAN DI BANTU OLEH ORGANISASI AXIS KNIGHT! DAN HARI INI, DENGAN AMARAH YANG TINGGI, DENGAN RASA SEDIH YANG TINGGI KARENA TERNODAINYA AJARAN KASIH SAYANG 3 DEWI, SAYA RAJA KE-2 KERAJAAN UXOLO MENYATAKAN PERANG TERHADAP KERAJAAN SCARO DAN JUGA AXIS KNIGHT! SAYA MEMINTA DOA DAN DUKUNGAN SELURUH RAKYAT UXOLO AGAR KITA DI MENANGKAN OLEH PARA DEWA DEWI KITA KARENA KITA AKAN BERJUANG MENEGAKKAN PERDAMAIAN DAN KASIH SAYANG LAGI! " sambung raja Nano.
Deklarasi perang yang di nyatakan raja Nano, membuat seluruh penduduk terkejut. Tetapi bukanya takut, para penduduk malah bersorak semangat dan memberi dukungan kepada para raja. Dan selain itu raja Nano juga berpidato panjang sekali untuk memberi semangat kepada penduduk Uxolo di kota Sofya bahwa perdamaian dan kasih sayang pasti akan terwujud kembali.
***
" Hhhhh padahal besok aku baru akan tes untuk memasuki akademi ksatria, tapi kenapa sekarang sudah mulai perang? " keluh Rei setelah mendengar pidato raja Nano.
" Di zaman ini, mau tidak mau perang akan tetap terjadi karena ulah dari Axis knight. Sebenarnya para raja juga tak menginginkan ini, tapi inilah jalan terakhirnya. 2 bulan yang lalu para raja mengutus ratusan prajurit untuk berpencar dan pergi ke seluruh kerajaan-kerajaan. Para raja Uxolo memberikan surat. Dalam surat itu, para raja Uxolo menginginkan seluruh kerajaan berdamai dan tetap setia dengan ajaran 3 Dewi. Tetapi dari ratusan prajurit yang di kirim, hanya 40 prajurit yang pulang hidup-hidup. Sisanya di bunuh di kerajaan-kerajaan yang mereka tuju. Karena itulah tak ada jalan lain untuk menciptakan perdamaian kecuali lewat perang, " jelas Yuko.
" Apa kau juga akan ikut berperang? " tanya Rei menatap tajam Yuko.
" Tentu saja, selain itu para permaisuri saja juga pasti akan turun berperang karena mereka adalah komandan pasukan, " jawab Yuko.
" Apa ini ada hubunganya tentang rumor bahwa Axis knight ingin melepaskan segel raja iblis? " Rei menundukan kepalanya.
" Aku juga tidak tau, kita hanya perlu ikuti jalan para raja Uxolo karena itulah jalan yang terbaik di era kekacauan ini, " Yuko menghela nafas panjang sambi memandang para raja Uxolo.
" Ya, kau benar, " ujar Rei.
To be Continue ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Mikulala 12
aaaaaa tombol next ny ilanggggg
2021-01-14
3
IBNU LHO IKI!!!!
raja edi favoritku :v
2021-01-13
3
Krisantia Helena
lanjutkan ku suka( ;∀;)
2021-01-13
3