Di hari yang mulai gelap tanpa cahaya rembulan karena tertutup mendung, Rei dan para rombongan pedagang yang hendak menuju ibukota terus melanjutkan perjalanan mereka walau hanya mengandalkan obor dan lentera-lentara sebagai penerang.
Suasana hening di malam hari yang hanya di isi suara-suara serangga-serangga malam hari sedikit membuat Rei ketakutan. Di dalam kereta kuda bersama beberapa penumpang lain, Rei terus melirik kanan dan kiri serta keringat dingin keluar dari badannya.
" Kau takutkah anak muda? " tanya salah seorang penumpang di samping kanan Rei yang.
Rei terkejut dan melirik ke samping kanannya. Ia melihat wanita tua tersenyum kecil kearahnya.
" Maaf mengagetkanmu, " lanjut penumpang itu.
" Maaf nenek, saat aku takut aku selalu terkejut mendengar suara apapun, " jawab Rei.
" Wajar kau takut, malam ini memang entah kenapa suasananya berbeda, " ujar penumpang itu.
" Berbeda? Bukankah setiap malam selalu seperti ini ? " tanya Rei.
" Tidak, jalan menuju ibukota selalu di jaga para tentara Uxolo di setiap 1 kilometer. Bukankah kau lihat juga tadi pagi banyak sekali pos penjagaan yang kita lihat? Tetapi, saat menjelang malam sudah tak ada lagi para tentara Uxolo yang patroli maupun berjaga, " jawab penumpang itu.
" Ya, aku lihat memang tadi, " Rei menundukan kepalanya.
" Ntah kenapa aku merasakan firasat buruk di perjalanan ini. Aku sering bolak-balik ke Ibukota Uxolo, tetapi tak pernah merasakan suasana seperti ini walaupun malam hari, " lanjut penumpang itu.
Rei hanya terdiam karena perkataan penumpang itu membuat Rei semakin ketakutan dan was-was. Tangan kiri Rei terus menggenggam pedangnya dengan erat dan tangan kanannya memegang gagang pedang untuk jaga-jaga jika sesuatu buruk terjadi, ia bisa langsung menarik pedangnya dan bertarung.
Whuuung..., Jrak..., Jraak..., Jraak...,
" Aaaaargh...!! "
Benar saja, firasat buruk penumpang tua itu terjadi. Di tengah perjalanan 3 anak panah melesat cepat menembus badan kusir kereta kuda yang Rei naiki.
" Semuanya berlinduung! Jangan keluar dari kereta kuda! Tetap di dalam dan menunduk! " Teriak salah seorang kusir kereta kuda lain yang turun dari kudanya sambil membawa sebilah pedang.
Rei yang berniat membantu pada akhirnya tak bisa apa-apa. Karena rasa takutnya yang telah mengalahkan keberaniannya membuat seluruh badanya tak bisa bergerak. Rei hanya menunduk menggenggam pedang dan tasnya sambil memejamkanmata dan beberapa air mata menetes dari pipinya.
Sesekali Rei mencoba melirik sedikit kearah luar, dan ia hanya melihat beberapa kusir kereta kuda dan beberapa orang yang memegang pedang terus mencari tahu arah anak panah itu meluncur.
" Kau bawa pedang kenapa kau tak keluar! Tolong lindungi aku dan anakku! Aku mohon! Kami hanya ingin pulang tolong lindungi kami, " teriak seorang wanita muda yang menggendong anaknya yg masih bayi.
Rei terkejut dan mencoba mengalihkan pandangan dari arah teriakan itu, dan ternyata wanita itu ada di depannya. Wanita itu menatap Rei dengan air mata yang terus menetes.
" Tolong! Kumohon! " ucap wanita muda itu lagi.
Rei hanya menatapnya dan tak menjawab apapun. Di dalam hatinya Rei juga ingin sekali menolong tetapi apalah daya, ketakutan sudah mengalahkannya. Jangankan untuk berdiri, menggerakkan badanya saja ia tak bisa karena saking takutnya.
" Tolong anak muda, kau membawa senjata dan dari badanmu yang besar itu, aku yakin kau bisa bertarung, " ujar wanita tua yang duduk di samping Rei dan sebelumnya berbincang dengannya.
Rei tetap tak bisa menjawab. Ia tetap sama seperti tadi, tak bisa bergerak sama sekali.
Craaak...!
" Arghhh...! Tooloo–, "
Terdengar suara seperti orang tertebas dan suara seorang yang minta tolong. Suara itu membuat penumpang semakin panik dan menangis.
Rei yang terus bertarung dengan rasa takutnya akhirnya berhasil mengalahkannya. Rei langsung melepas tasnya dan berlari keluar dari kereta kuda sambil membawa pedangnya.
Sampai diluar, ia melihat kusir kereta kuda yang ia naiki telah terbujur kaku dengan 3 panah menancap di dadanya. Dan ia juga melihat seorang lagi yang badanya tertebas menjadi 2 bagian.
Melihat pemandangan seperti itu, Rei seketika syok hingga ingin muntah. Tetapi, ia masih bisa mengontrol tubuhnya. Rei lalu berlari ke depan dan bergabung dengan para kusir kereta kuda lain bersama beberapa orang yang mencoba melindungi penumpang.
" Darimana mereka datang? " tanya Rei ke salah satu orang disana.
" Kami tidak tau, mereka bergerak cepat. Saat kami alihkan pandangan beberapa detik saja, tiba-tiba teman kami tertebas, " jawab salah satu kusir sambil membawa pedang.
Rei terdiam dan mencoba mencari tau keberadaan musuh. Dan ia langsung teringat sihir pelacak yang sudah ia kuasai sejak dulu.
Rei langsung menancapkan pedangnya dan menyalurkan energi sihirnya ke tempat di sekitarnya. Sihir pelacak adalah sihir yang bisa mengetahui keberadaan makhluk hidup dalam radius 500meter.
" A-apa yang kau lakukan? " tanya kusir kereta kuda lain yang penasaran melihat Rei yang sedang menggunakan sihir.
" Diamlah dan waspada saja, aku mau konsentrasi untuk menggunakan sihir pelacak, " jawab Rei sambil memejamkan mata.
Saat Rei mengaktifkan sihir pelacak, terdeteksi lah ada sekitar 301 orang bersembunyi di balik semak-semak yang berjarak 50 meter dari tempat Rei dan yang lain berada.
Mendeteksi orang sebanyak itu, tubuh Rei gemetar dan langsung menghentikan sihirnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya.
" Mu–mustahil, " ujar Rei lirih.
Kusir yang dekat dengan Rei tak sengaja mendengar ucapannya itu dan ia langsung bertanya, " A–apa yang kau lihat? "
" Di–dibalik semak-semak itu, ada 300 orang yang mengincar kita, " Rei dengan gugup dan gemetar menunjuk kearah semak-semak.
Seketika para kusir dan orang-orang yang hendak bertarung langsung ciut nyalinya. Sama seperti Rei, tubuh mereka gemetar dan keringat membasahi tubuh mereka.
" Hahahaha..., " terdengar suara tertawa keras dari dalam semak-semak yang membuat Rei dan lainya terkejut.
Setelah suara tertawa itu, tiba-tiba dari dalam semak-semak keluar 300 orang yang di pimpin oleh seorang bertubuh besar, berkepala botak dan membawa pedang yang besar.
" Tak kusangka diantara kalian ada yang bisa memakai sihir pelacak, " ucap pemimpin orang-orang itu.
" Si-siapa kalian? " tanya Kusir yang berdirinya dekat dengan Rei.
" Kami adalah bandit hutan, seharusnya kalian sudah mendengar tentang kami. Karena kami terkenal loh, " jawab pria besar itu yang ternyata dia adalah pemimpin bandit.
" I–ini bohongkan? Tak mungkin ka–kau Jinko pemimpin bandit para bandit, " ujar kusir itu dengan nada ketakutan.
" Coba kau lihat temanmu yang menjadi 2 bagian itu, kau pikir siapa yang melakukanya? " tanya Jinko sang pemimpin bandit.
Kusir itu langsung melihat rekannya yang tergeletak dengan tubuh terbagi dua. Dan seketika emosi sang kusir tak terkontrol dan ia langsung menyerang Jinko tanpa pikir panjang.
" Kaaaaauuuuu!! Hyaaaaaa...! " teriak kusir itu yang berlari maju hendak menyerang Jinko.
Jraaaak...!
Hanya dengan 1 tebasan pedang besarnya, Jinko berhasil memenggal kepala sang kusir.
Darah dari leher kusir muncrat keatas bagaikan saluran air yang di sumbat dan sumbatanya di lepas. Rei yang melihatnya langsung muntah dan seluruh badanya lemas seketika. Sedangkan yang lainya tak bisa bergerak saking takutnya.
" Hahahaha..., Tak sia-sia kita sejak sore tadi membunuh para prajurit Uxolo yang berjaga. Sekarang kita mendapatkan banyak sekali barang yang bisa kita jual. Selain itu di kereta kuda sebelah sana sepertinya ada wanita muda. Hahahaha..., Kita bisa nikmati dia nanti, " ucap Jinko yang menunjuk keraha kereta kuda tempat Rei menumpang tadi.
Ucapan Jinko membuat seluruh pasukanya tertawa dan merasa bahagia karena mereka akan pesta malam ini.
" Kalian semua, arahkan panah kalian ke orang-orang yang membawa pedang itu dan terutama kebocah yang muntah-muntah itu hahahaha..., " teriak Junko sambil tertawa lepas.
100 pemanah bandit hutang yang berada di belakang Junko langsung menyiapkan anak panah mereka dan mengarahkan ke orang-orang yang membawa pedang termasuk Rei.
" Tembak!! " teriak Junko.
Rei yang mendengar teriakan itu langsung menutup matanya sambil air matanya terus menetes.
" SHIELD!! "
Tiba-tiba terdengar suara wanita dan seketika tempat Rei dan para rombongan yang hendak menuju ibukota langsung terlindungi oleh sihir perisai berwarna hijau transparan dan membentuk kubah.
Panah para banditpun terpental kemana-mana dan beberapa ada yang mengenai para bandit itu.
" FIRE ARROW!! " lagi-lagi suara keras seorang wanita terdengar. Dan tiba-tiba dari atas ribuan api-api kecil berbentuk panah dengan cepat melesat menghantam para bandit.
Para bandit seketika terbakar dan mereka melarikan dirik kearah manapun, tetapi percuma. Karena panah-panah api itu mengejar mereka dan pada akhirnya mengenai mereka. 300 pasukan bandit hutan terbunuh serta terbakar dan hanya menyisakan pemimpin mereka yaitu Junko. Junko sendiri berhasil bertahan karena memang tingkat dia berbeda.
" Siapa kau! Beraninya kau membunuh pasukanku! " teriak Junko sambil menodongkan pedangnya.
" Bukankah kau dulu yang memulai? Kau membunuh pasukanku dan sekarang kau membunuh rakyatku, " suara wanita terdengar dari balik gelapnya malam.
" Tunjukan dirimu! Aku Junko sang raja bandit menantangmu bertarung! " teriak Junko dengan sombongnya.
Dari kegelapan malam terlihat seorang wanita memakai jubah hitam yang membawa tongkat sihir sedang berdiri 60 meter dari tempat Junko.
" Majulah, " ucap wanita itu.
" Akan kubunuh kau dalam sekali tebas!! " teriak Junko.
Dan setelah teriakan itu, tiba-tiba Junko menghilang. Dan tak di sangka tiba-tiba Junko berada tepat di belakang wanita berjubah itu. Tetapi wanita itu hanya diam saja bahkan tak terkejut sedikitpun.
" Awas belakangmuuu...! " teriak Rei melihat Junko yang hendak menebas wanita itu dari belakang.
Triiiiing...! Baak!
Dan tiba-tiba seorang laki-laki memakai zirah putih muncul tepat di belakang wanita itu dan berhasil menahan serangan Junko. Laki-laki itu juga langsung menendang Junko hingga ia terpental.
" Hhhhh kenapa yang mulia bertindak sendirian begini!? " ucap laki-laki itu dengan nada kesal ke wanita berjubah.
" Lagipula siapa yang menyuruhmu datang kesini? Aku tadi sempat memanggilmu tetapi kau malah menggoda gadis-gadis kota, " jawab wanita berjubah.
" Yang muli– " belum selesai laki-laki itu berkata, tiba-tiba muncul seorang wanita memakai kostum kelinci yang membawa tongkat sihir dari samping kanan.
" Hooo, kau mengulanginya lagi ternyata. Selama 1 Minggu ini kau tidur diluar dan seluruh uangmu akan kubawa! " ujar wanita kelinci itu dengan nada emosi.
" Hhhhhh kena juga akhirnya, " ucap laki-laki itu.
" Setelah ini pergilah ke kuil 3 Dewi untuk bertaubat, " ujar wanita berjubah sambil mengetuk pelan kepala laki-laki itu dengan tongkat sihir.
Junko yang terpental lumayan jauh, langsung bangkit berdiri dan ia lagi-lagi menghilang. Dia dia tiba-tiba berada di depan Rei. Ia hendak menyerang dengan pedangnya dan menjadikan Rei sebagai sandranya.
Tetapi sekali lagi, datang seorang wanita memakai zirah putih merah yang langsung membelokan serangan pedang Junko dan langsung memotong kedua tanganya.
Triiing...! Jrak! Jrak!
" Aaaaargh...! Tangaaaankuuuuuu...! Aaaaaaaa..., " teriak Junko sambil menangis.
Dan wanita yang menebas tangan Junko tadi berdiri tepat di depan Rei yang terlihat kacau sekali.
" Kau tidak apa-apa? " tanya wanita di depan Rei.
" I–iya, aku baik-baik saja, " jawab Rei dengan wajah melas dan bekas air mata masih terlihat jelas di mata dan pipinya.
Wanita itu langsung mengambil sebuah sapu tangan di tas kecil yang berada di belakang pinggangnya.
" Ambil ini, bersihkan wajahmu dengan itu, " wanita itu memberikan sapu tangan kepada Rei.
" Te–terimakasih, " jawab Rei.
Setelah melihat Junko yang tak bisa apa-apa, wanita berjubah tadi melepaskan sihir pelindungnya dan langsung menghampiri Junko.
" HEAL, " wanita berjubah itu mengucapkan mantra penyembuh pada Junko dengan maksud mengentikan pendarahan di tangan Junko.
" Ke–kenapa kau menghentikan pendarahannya? " tanya Junko.
" Tempatmu mati bukan disini, tetapi di aula istana besok, " ucap wanita berjubah itu.
" Aku benci bertemu 4 raja itu terutama yang memakai panah, lebih baik kau bunuh aku saja disini, " ucap Junko.
" Sudah kubilang kan, kau akan mati besok di aula istana. Lagi pula kau tenang saja, 4 raja yang kau maksud sedang berada di kota sebelah. Kau bisa mati dengan tenang, " jawab wanita berjubah itu.
Rei yang telah membersihkan wajahnya, langsung berdiri dan menghampiri wanita berjubah itu dan 3 orang lain.
" Te–terimakasih sudah menolong kami nona, " ujar Rei sambil membungkukkan badan.
Plaaak!
Laki-laki berzirah putih langsung menggeplak kepala Rei dan berkata, " Berani sekali kau memanggilnya nona, dia itu adalah ratu Uxolo! "
Rei terkejut mendengar kata laki-laki itu dan langsung memandang wanita berjubah itu. Dan wanita berjubah itu membuka penutup kepalanya hingga terlihat wajah wanita itu yang cantik dengan rambut merah muda yang tergulung rapi.
" Ryuro jangan seenaknya memukul orang, " ucap wanita itu.
" Aku hanya menggeplaknya, lagipula dia tidak sopan memanggil yang mulai, " jawab laki-laki itu.
" Setelah ini, kau yang akan ku geplak! " teriak wanita memakai kostum kelinci.
" Maafkan atas perlakuan para bawahanku. Sepertinya kau dari daerah yang jauh ya? Perkenalkan namaku Kurumila. Aku adalah Raja atau Ratu ke-9 Uxolo, " wanita yang merupakan ratu Uxolo sedikit menundukan kepalanya.
" A–anda ratu Mila? Tak kusangka aku di selamatkan langsung oleh salah satu raja Uxolo, " Rei begitu senang karena yang ia lihat adalah sang raja atau ratu ke-9 Uxolo yaitu ratu Mila.
" Lalu siapa namamu? Dan apa tujuanmu ke ibukota ini? " tanya ratu Mila.
" Namaku Rei, aku datang ke ibukota untuk ikut mendaftar di akademi ksatria besok pagi, " jawab Rei.
Mendengar jawaban Rei, laki-laki berzirah putih itu tertawa kecil. karena laki-laki itu berfikiran dengan sifat Rei yang cengeng begitu, tak mungkin ia masuk akademi ksatria.
" Bunni pukul kepala suamimu itu, kuizinkan sekarang, " ujar ratu Mila yang matanya melirik kearah laki-laki berzirah putih. Dan wanita kelinci itu langsung memukul kepala laki-laki zirah putih berkali-kali.
" Yang mulia kalau boleh saya tau, siapa mereka bertiga? " tanya Rei yang melihat kearah 3 orang bawahan ratu Mila.
" Kalian bertiga, perkenalkan diri kalian! " ucap ratu Mila.
" Aku Ryuro. Ksatria pedang tingkat 3 dan pengawal khusus ratu Mila, " jawab laki-laki berzirah putih dengan wajah yang sudah lebam bekas pukulan istrinya.
" Aku Bunni. Ksatria sihir tingkat 3 dan pengawal khusus ratu Mila, " jawab wanita berkostum kelinci.
" Aku Gyas D'yuko. Panggil saja aku Yuko. Ksatria pedang tingkat 4 dan ketua pengawal khusus ratu Mila dengan kata lain aku adalah kapten 2 pasangan itu walaupun aku masih muda, " jawab wanita berzirah putih merah.
" Tak perlu memperkenalkan diri sedetail itu kan juga bisa kapten Yuko, " ujar Ryuro.
" Kak Bunni, kakak kuizinkan memukul Ryuro 10 kali, " jawab Yuko dan langsung di kerjakan oleh Bunni.
Rei dan yang lain tersenyum melihat tingkah konyol suami istri itu.
" Rei ada berapa orang yang selamat dari rombongan yang kau ikuti? " tanya ratu Mila pada Rei.
" Hanya 3 orang yang gugur yang mulia, " Rei menundukan kepalanya.
" Baiklah, Ryuro kuburkan 3 orang itu di pinggir jalan ini. Dan yang lain akan kami kawal menuju ke ibukota jadi tak perlu takut lagi karena aku sudah berada bersama kalian! " ujar ratu Mila.
" Hhhh kenapa selalu aku yang bagian seperti ini, " keluh Ryuro sambil mulai mengerjakan tugasnya.
Rei begitu bahagia karena nyawanya tertolong dan yang lebih membahagiakan yang menolongnya adalah ratu Uxolo. Rei yang sejak dulu hanya berfikir bahwa para raja Uxolo adalah orang yang sibuk dan sinis serta tak bisa tertawa, pada akhirnya pikiran itu terpecah setelah melihat saat ratu Mila menggendong bayi milik penumpang yang tadinya satu kereta dengan Rei.
Selain itu, Rei juga kagum melihat ratu Mila yang ikut naik kereta kuda penumpang bersama para penumpang lainya.
Rei, ratu Mila dan 2 pengawalnya bersama para rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju kota yang jaraknya sudah tak jauh lagi. Sedangkan Junko, badanya diikat erat dan ditaruh diatas atap kereta kuda.
To be Continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Mikulala 12
ya ampun ngakakxD
ahahahah suka bat liat ryuro tersiksa
2021-01-12
4
Krisantia Helena
astaga ngakak, kasian juga dipukul😂
2021-01-12
7