Setelah ujian semester 1, saatnya datang liburan yang dinanti - nantikan semua anak. Sama halnya dengan Andin dan Gilang. Mereka sangat senang sekali ketika libur datang.
Libur sekolah adalah masa yang sangat menyenangkan untuk anak-anak karena terbebas dari tugas sekolah. Andin dan Gilang sangat antusias bermain.
"Andin... Andin... " ucap Gilang memanggil di depan rumah Andin.
Saat itu suasana rumah Andin sangat sepi.
"Kok sepi banget ya di rumah Andin. Apakah tidak ada orang? ," ucap Gilang.
Gilang pun mencoba mengetuk pintu rumah Andin.
"Andin... Andin..., " ucap Gilang sambil mengetuk rumah Andin.
Tak lama kemudian, ibunya Andin keluar.
"Oh ada Nak Gilang, maaf ibu tadi di dapur jadi tidak dengar kalau Nak Gilang memanggil. Ada apa ya Nak... Apakah mau cari Andin?, " ucap ibunya Andin.
"Iya bu. Apakah Andin ada bu?, " tanya Gilang.
"Oh Andin ada di sawah Nak Gilang. Tadi pagi dia ikut ayahnya ke sawah. Coba Nak Gilang cari di sawah ya," jelas ibunya Andin pada Gilang.
"Oh ya bu. Kalau begitu saya cari Andin langsung ke sawah saja bu, " ucap Gilang.
"Iya Nak Gilang, " ucap ibunya Andin.
"Kalau begitu Gilang pamit dulu ya bu, " ucap Gilang.
"Iya nak, " jawab ibunya Andin.
Gilang pun pergi meninggalkan rumah Andin dan jalan menuju sawah tempat ayah Andin kerja. Sesampainya di sawah, Gilang mencari Andin. Dan akhirnya....
"Andin.... Andin..." teriak Gilang memanggil Andin yang berada di tengah sawah.
Andin mendengar suara yang memanggilnya dan dia pun mencari dari mana asal suaranya. Ternyata dia melihat Gilang yang sedang memanggilnya di pinggir sawah.
"Hai Gilang.... " teriak Andin.
Gilang melambaikan tangannya ke arah Andin. Lalu Andin pun juga membalas dengan melambaikan tangannya.
"Andin ayo kesini, " teriak Gilang.
"Iya bentar Lang, " teriak Andin.
Andin pun jalan menuju Gilang yang ada di pinggir sawah.
"Hai Lang, ada apa datang kemari?, tanya Andin.
"Ndin, ayo main ke lapangan ya !! mumpung libur nih," ajak Gilang.
"Hmmm.... bentar ya Lang. Aku pamit sama ayah dulu, " jawab Andin.
"Iya Ndin," jawab Gilang.
Andin pun menemui ayahnya yang sedang bekerja di sawah untuk meminta ijin.
"Yah, Andin mau bermain sama Gilang dulu ya, " ucap Andin meminta ijin pada ayahnya.
"Iya Nak. Jangan terlalu lama bermain, kalau sudah segera pulang ya Ndin," ucap Ayah Andin.
"Terima kasih ayah. Andin berangkat main dulu, " ucap Andin.
Andin pun segera berjalan menuju ke Gilang yang sudah menunggunya.
"Ayo Lang, kita berangkat." ucap Andin.
"Ayo Ndin, " jawab Gilang.
Andin dan Gilang menoleh ke arah ayahnya Andin dan melambaikan tangan.
"Da... da.. ayah," teriak Andin.
Andin dan Gilang berjalan meninggalkan sawah tempat ayahnya Andin bekerja. Mereka sangat senang ketika bisa main bersama.
"Lang, kita mau main dimana?. " tanya Andin.
"Di lapangan Ndin," jawab Gilang.
"Kita mau main apa?, " lanjut tanya Andin.
"Gimana kalau kita main layang -layang? Pasti seru deh Ndin, " ucap Gilang.
"Wah betul Lang. Tapi aku kan tidak punya layang-layang, " ucap Andin.
"Oh iya ya Ndin. Hmmm.... gimana kalau kita buat layang-layang sendiri pasti bisa lebih bagus daripada kita beli jadi, " ucap Gilang.
"Oke Lang. Kalau begitu kita buat sama-sama, " ucap Andin.
"Siap Ndin. Kita buat di rumahku saja ya. Kebetulan aku sudah ada bahan-bahannya, " ucap Gilang.
"Iya Lang. Kita sekarang ke rumahmu dulu ya, " jawab Andin.
"Ayo Ndin!!, " ajak Gilang.
Gilang dan Andin pun berjalan menuju rumah Gilang. Dan sesampainya di rumah Gilang.
"Ayo masuk Ndin!, " ajak Gilang.
Andin masuk di dalam rumah Gilang. Ibunya Gilang pun menyapa Andin.
"Andin, gimana kabarnya? Tante kangen sama kamu, lama tidak pernah ketemu, " ucap ibunya Gilang.
"Alhamdulillah baik, Te. Maaf te, kemarin Andin masih ujian jadi tidak bisa main kemana-mana," jawab Andin.
"Oh iya betul Ndin. Tante juga pasti marah kalau Gilang main ketika masih ujian, " ucap ibunya Gilang.
"Iya, Te. " jawab Andin.
"Kalian mau bikin apa?," tanya ibunya Gilang.
"Kita mau bikin layang-layang bu, " jawab Gilang.
"Apa kamu bisa potong bambunya Lang?, " tanya ibunya Gilang.
"Hmmm... tidak bisa bu, " jawab Gilang sambil tersenyum pada ibunya.
"Ya sudah, ibu panggilkan ayahmu dulu. Kebetulan ayahmu kan hari ini libur jadi bisa bantu kalian membuat layang-layang, " ucap ibunya Gilang.
Ibu memanggil ayah Gilang yang ada di belakang. Dan tak lama kemudian ayah Gilang pun keluar dan menemui Gilang dan Andin yang ada di depan.
"Kalian mau buat apa?, " tanya ayahnya Gilang.
"Kita mau buat layang-layang yah. Bisakah ayah membantu kami memotongkan bambunya? , " ucap Gilang.
"Bisa. Sini ayah bantu potongkan bambunya, " jawab ayahnya Gilang.
"Terima kasih ayah," ucap Gilang.
"Kalian nanti mau buat layangan yang ukuran berapa?, " tanya ayahnya Gilang.
"Kalau bisa ukuran besar yah. Biar kelihatan bagus ketika di atas langit yah, " jawab Gilang.
"Berarti buat ukuran besar ya. Ayah akan potong bambunya panjang, " ucap ayah.
Ayah Gilang pun memotong bambu itu untuk dibuat rangka layangan. Bambu yang dipotong ayahnya Gilang berukuran besar karena mereka akan membuat layangan yang besar jadi memerlukan bambu yang panjang.
Setelah bambu terpotong panjang, ayahnya Gilang menghaluskan hasil potongan bambu itu dengan ampelas. Gilang dan dan Andin pun membantu ayahnya Gilang untuk menghaluskan bambunya.
Setelah bambu sebagai rangka layangan sudah siap. Andin dan Gilang menyiapkan kertas warna-warni yang akan dipasang untuk layang-layang mereka.
Andin dan Gilang mengukur kertas yang akan digunakan. Lalu mengguntingnya sesuai ukurannya. Andin menyiapkan lem untuk perekat kertas pada bambu.
Kemudian kertas yang sudah dipotong tadi ditempelkan pada rangka bambu yang sudah dipotong ayah tadi dengan menggunakan lem.
Mereka menempel kertasnya dengan hati-hati. Setelah kertas tertempel, saatnya untuk menghias layangan dengan kertas warna-warni.
Ayahnya Gilang melihat Andin dan Gilang yang sangat semangat membuat layangan. Gilang dan Andin sangat terampil memotong dan menghias layangan mereka.
Setelah semua hiasan sudah selesai tertempel. Mereka tersenyum bahagia karena hasilnya yang bagus.
"Wah, bagus sekali layangan kalian!, " ucap ayahnya Gilang.
"Terima kasih ayah. Tapi semua juga karena bantuan ayah yang memotong kayunya dengan benar, " ucap Gilang.
"Terima kasih ya om atas bantuannya, " ucap Andin.
"Sama-sama Ndin, " jawab ayahnya Gilang.
"Lang, sebaiknya kamu main layangannya besok saja karena sekarang sudah hampir jam 5 sore," ucap ayahnya Gilang.
"Iya nak. Sebaiknya mainnya besok karena besok kan hari minggu jadi kalian bisa bermain waktu pagi, " sahut ibunya Gilang.
"Iya bu. Kami bermainnya besok saja." jawab Gilang.
"Lang karena sekarang sudah menjelang malam. Aku pamit pulang dulu ya. Nanti ayah dan ibuku mencariku, " ucap Andin.
"Iya Ndin, " jawab Gilang.
"Om dan tante, Andin pamit pulang dulu ya. Besok Andin kesini lagi, " ucap Andin.
"Iya nak. Hati-hati di jalan dan salam buat ayah dan ibumu ya, " ucap ibunya Gilang.
"Iya bu. Nanti salamnya akan Andin sampaikan pada ayah dan ibu. " jawab Andin.
"Andin pulang dulu ya om tante dan Gilang. Assalamualaikum... " ucap Andin.
"Walaikumsalam.., " jawab ayah, ibu dan Gilang.
Andin pun pulang dan meninggalkan rumah Gilang. Andin jalan menuju ke rumahnya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Cello
Aku suka banget sama andin dan gilang
apakah kedekatan mereka sampai besar ya?
2021-01-26
1
Derika Isnaini
Semangat 🔥lanjut ceritanya ya thor🙂
2021-01-16
1