Eps 04

Karna Irene izin tidak masuk beberapa hari, Berarti pekerjaan Zahra bertambah sekarang dia harus berdiri di depan kasir menggantikan bu Irene, Zahra tidak masalah dengan menjadi kasih, toh pekerjaannya sebagai meneger juga tidak terlalu berat. Saat Zahra sibuk melayani pembeli tiba-tiba Kakak tercintanya datang " Assalamualaikum adiku." Ucap Zizah.

Zahra yang mendengar suara yang selama ini dia rindukan menoleh " Waalaikumsalam." Zahra tersenyum lalu berlari kecil keluar dari meja kasir " Teh Zizah." Zahra memeluk Zizah.

" Masyaallah, Teteh apa kabar ?." Zahra sudah melepaskan pelukannya.

" Alhamdulillah teteh baik neng, Neng gimana ? Udah ngisi ?" Zahra hanya menggeleng sambil menunduk. Zizah pun menggenggam tangan Zahra " Sabar ya neng, mungkin belum di kasih kepercayaan, terus berdoa dan terus berusaha ya neng."

" Iya teh" Zahra terseyum " Ayo teh duduk dulu." Zahra dan Zizah pun duduk di salah satu bangku restoran, Sebelumnya Zahra sudah meminta salah satu karyawan untuk menggantikan nya di kasih sementara.

Zahra sudah memesan minum dan cemilan untuk mereka. " Teteh kapan pulang, Kok gak ngabarin ?."

" iya maaf ya, udah dari kemarin teteh pulang."

" tuh kan, umi sama Abi gitu deh sama neng, masa gak bilang teteh udah pulang." Zahra Cemberut.

Zizah terseyum " Gak boleh nyalahin Umi Abi, Teteh yang minta buat jangan bilang sama neng."

" Teteh begitu banget sih."

" iya maaf ya." Mereka berdua terseyum.

" Oh iya, si ndut ikut kan teh ?."

Zizah tersenyum lalu mengangguk.

" kangeun banget sama si ndut, udah bisa apa dia teh ?."

" Besok main aja ke rumah, Biar puas kamu ngajak main Azza."

" he he he oke deh, besok neng ke rumah sama mas Arkhan."

" Neng, tteh gak bisa lama, Azza Teteh tinggal di rumah, takut ngerepotin Umi Abi".

" Ikh teh kok sebentar banget si mampir nya."

" Maaf ya, Soalnya mas Daniel gak ikut."

" Eh, Neng kira ikut." Zahra terseyum.

" Gak, Di Singapore mas Daniel masih banyak kerjaan."

" Oh, tunggu sebentar ya teh." Zahra pergi meninggalkan Zizah, Zahra menuju dapur dan membungkus beberapa ayam goreng selundreng dan Rendang. Zahra kembali dengan dua kotak makanan " " Titip ya teh buat Umi Abi sama buat si ndut."

" Teteh nya mana ?." Goda Zizah sambil tersenyum.

" Udah barengan aja, tapi teteh kebagian nya sedikit ya." Mereka pun tertawa pelan sambil menutup mulut dengan tangan, Umi nya yang mengajari akhlak seperti itu ,Umi nya bilang bahwa tertawa di depan umum termasuk aurat

" Ya udah teteh pulang dulu ya."

" Iya teh, hati hati di jalan." Zahra memeluk Zizah lalu mencium tangannya "Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam."

Zahra mengantar Zizah sampai luar restoran. Pak Warno terus memberi informasi apa saja yang di lakukan Zahra pada bosnya.

Zahra kembali ke meja kasirnya, Restorannya bukan hanya melayani pembeli yang datang, mereka juga melayani pesanan secara online. Saat Zahra mengecek beberapa berkas di atas meja tiba tiba seorang pria tampan memakai jaket warna hitam-hijau berlogo menandakan dia adalah seorang drivers ojek online pun mendekat "Permisi mba." Zahra mendongak dan terseyum " Iya." Sesaat mereka saling adu pandang dan " loh, Kamu Arfan kan ?." Yang di panggil namanya masih fokus memandang wajah cantik Zahra. Zahra mengibaskan tangannya di hadapan Arfan" Permisi.," Ucap Zahra.

Arfan tersadar lalu mengerjapkan mata "i-iya"

" Kamu Arfan kan ? alumni SMA Harapan ?."

" i iya, kok mba kenal saya ?."

" Masyaallah, dunia terlalu sempit ya, sudah lama tidak bertemu." Zahra tersenyum.

" Maaf, Tapi saya tidak kenal mba."

Zahra terseyum " Ya udah gak papa kalau kamu lupa, silakan mau pesan apa ?."

" Sudah saya pesan secara online."

" Baiklah, silahkan tunggu sebentar pak."

Arfan berjalan menjauh dan menunggu pesanannya di luar ruangan, Lewat jendela kaca besar Arfan terus memperhatikan Zahra, tiba-tiba dia mengingatnya Dia Zahra, Yang waktu itu ?." Tanya nya pada diri sendiri.

Sekarang Arfan yakin dia Zahra, Zahra yang memiliki senyum termanis dan sikap yang lembut. Arfan ingat, Dulu zaman dia masih SMA, Arfan pernah menyatakan cinta pada Zahra di lapangan basket sekolah di saksikan banyak siswa di sana tapi Zahra menolaknya Alasannya "Maaf,Allah melarang untuk pacaran sebelum menikah."

Saat pesanannya sudah selesai, Zahra melirik kanan kiri mencari keberadaan Arfan, Zahra melihat Arfan yang juga melihatnya, Zahra terseyum dan melambaikan tangan. Arfan menyadari dirinya di panggil pun mendekat.

"ini pak pesanannya sudah siap, totalnya 254.000.00.-"

Zahra menyerahkan struk pembayaran, Arfan memberi tiga pecahan seratus ribuan.

" Ini pak kembalinya, Trimakasih, sampai datang kembali." Ucap Zahra sambil tersenyum.

" Zahra." Ucap Arfan.

" Iya."

" Maaf tadi gw gak kenal sama loe."

" iya gak papa ." Zahra masih tersenyum.

" Makasih ya pesanannya." Arfan tersenyum lalu pergi meninggalkan restoran.

Waktu makan siang pun tiba, Zahra sudah berganti dengan Karyawan, Zahra akan menyambut suaminya itu depan pintu restoran. Entahlah baru setengah hari berpisah tapi rasanya sudah sangat rindu pada suaminya.

Benar saja, Dua mobil mewah berwana hitam pun terparkir di depan restoran, Dan salah satu dari mereka membukakan pintu untuk bosnya, Keluarlah Arkhan dengan memakai kacamata hitam, sangat menarik perhatian semua pengunjung yang ada apalagi para wanita yang memandang suami Zahra seperti harimau mendapatkan buruannya. Hal itu membuat Zahra terbakar api cemburu, Arkhan dan asistenya Rama berjalan menaiki tangga untuk masuk kedalam restoran istrinya, Para pengawal yang lain tinggal di luar restoran untuk berjaga-jaga, Zahra menghampiri Arkhan sambil tersenyum manis "Assalamualaikum mas." Arkhan yang melihat Zahra mengenakan dress panjang berwarna shoft pink dengan pasmina yang senada mendadak mematung dan fokus memandangi istri cantiknya, Zahra heran dengan tatapan Arkhan padanya " mas" panggil Zahra. Arkhan pun tersadar lalu tersenyum " Iya sayang" Sambil membelai pipi Zahra, Zahra meraih tangan Arkhan lalu mencium punggung tangan suaminya.

" Ayo mas duduk." Mereka berjalan bergandengan tangan, Arkhan baru pertama kali berkunjung ke restoran istrinya, Arkhan melirik sekeliling melihat dekorasi restoran ini tidak terlalu buruk.

Banyak mata yang memandang takjub pasangan ini, mereka merasa kagum karna istrinya cantik dan suaminya sangat tampan.

" Mas tadi sebelum mas kesini, Aku masak dulu loh, jadi ini semua masakan aku mas."

" Memang harus seperti itu, Mas gak mau teracuni oleh makanan yang dibuat chef di sini."

" Mas gak boleh begitu, Chef disini cukup handal kok."

Arkhan hanya manggut-manggut " Lihat, Dari jumlah pengunjung dan daftar menu di sini, pasti penghasilanmu sedikit."

Zahra hanya menghela nafas, Lalu tersenyum menahan rasa sesak atas apa yang diucapkan suaminya di depan asisten pribadi suaminya " Lebih baik kita makan ya mas, Pak Rama silahkan duduk."

" Rama, Kau makan bersama Pak Warno." Cegah Arkhan.

" Baik tuan."

Zahra hanya tersenyum dengan sikap posesif suaminya, Di tengah tengah makan bersama Zahra celetuk bicara " Aku cemburu." Arkhan yang sedang menyantap makanan nya pun terhenti dan menatap istrinya yang sedang cemberut melirik sekitar. Arkhan menggenggam tangan Zahra " Kenapa kok cemburu ?."

Zahra masih cemberut " Lihat itu, Para betina itu terus menatap suamiku." Arkhan senang istrinya cemburu lalu dia mendekatkan kursinya pada zahra dan

cupp

Arkhan mengecup bibir Zahra sekilas. Hal mendadak seperti itu membuat pipi Zahra merona, Zahra senang sekaligus malu " Mas, malu tau."

" Kenapa harus malu ? Katanya tadi cemburu." Goda Arkhan, Zahra hanya tersenyum sambil menunduk.

" Masuk ke ruanganmu dulu yuk."

Zahra menurut, Zahra dan Arkhan berjalan bergandengan tangan menuju ruangan meneger, hanya tempat itu yang paling sepi.

Sesampainya di dalam ruangan meneger, Arkhan mengunci pintu dan langsung menyerang Zahra dengan ciuman yang bertubi-tubi di setiap inci wajah istrinya, Awalnya hanya ciuman sekilas lama kelamaan ciuman itu meningkat menjadi lebih panas dan lebih bergairah, Zahra berusaha mengikuti ciuman Arkhan meskipun Zahra sedikit kewalahan. Dres panjang Zahra memiliki resleting di bagian dada memudahkan Arkhan mere**s gundukan kecil yang kenyal dan sangat pas di tangannya "Akh.." Zahra melengkuh, membuat hasrat Arkhan semakin naik. Arkhan beralih menghi*** gundukan kecil itu, Zahra semakin tak karuan dia memnginginkan lebih tapi akal sehatnya masih berfungsi karna bila melakukannya disini belum tentu setengah jam selesai mengingat stamina suaminya sangatlah besar " Mas lanjut di rumah aja ya, ini tempat umum mas." Arkhan menatap Zahra yang sudah berantakan lalu menghela nafas " Ok , aku mau 5 rounde di rumah."

"hah." Zahra kaget.

" Kenapa gak mau ?." Tanya Arkan.

" Tapi mas masa lima rounde, Ntr aku gak bisa bangun dong."

" Terserah, pokoknya ntr pulang mas yang jemput, sampe rumah mas bakalan nagih."

Arkhan merapihkan pakaiannya, Zahra masih terdiam" Kenapa gak beresin baju ?mau lagi ya ?." Goda Arkhan sambil mengusap dada Zahra.

" Ish, apa si mas." Zahra pun memperbaiki penampilannya. mereka pun keluar ruangan, Zahra mengantar Arkhan sampai pintu Restoran

" Hati hati ya mas, cepet pulang dan jemput aku." Goda Zahra sambil mengedipkan satu matanya.

" ha ha ha awas ya nanti di rumah."

Arkhan meninggalkan restoran, menyisakan rasa berbunga-bunga di hati Zahra.

Visual Arfan, kang ojol ganteng ....

maaf ya biasnya author jadiin kang ojol dulu..🙏🤭

happy reading dears..

bantu vote author ya...❤️❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!