Suamiku Perhitungan

Suamiku Perhitungan

Eps 01

Fathimah Az-Zahra seorang istri baik hati dan penyabar, Dia selalu taat beribadah dan selalu menerima semua perlakuan bahkan kata kata kasar dan merendahkan dari suaminya. Zahra sangat menuruti perkataan Akhan suaminya itu. Dia tidak pernah sedikitpun memberontak perkataan Arkhan.

Zahra sadar ini adalah keputusannya untuk mau menikah dengan Arkhan, Padahal jelas jelas orang tua Zahra tidak menyetujuinya. Tapi Zahra sudah terlalu yakin dan cinta pada Arkhan sehingga dia memaksa orang tuanya untuk memberinya restu.

Setelah menjadi istri sah Arkhan, Zahra tetap diperbolehkan mengelola restoran milik ibunya yang sudah lama dia kelola dari sebelum menikah dengan Arkhan. Walau tak sebanding dengan penghasilan Arkhan tiap bulannya, Setidaknya Zahra masih bersyukur bisa membantu uang dapur dan membantu Arkan agar tidak terlalu terbebani dengan pernikahan ini. Karna yang Zahra tahu, Menikah bukan untuk hidup bahagia tapi untuk berjuang dan susah sama-sama.

Arkan adalah seorang pengusaha muda, Dia Seorang CEO dari perusahaan property yang cukup terkenal. Arkan selalu bersikap mesra pada Zahra, selalu romantis dan selalu menunjukkan rasa cinta pada istrinya di depan halayak umum. Sangat berbanding terbalik dengan sikapnya di dalam rumah, Tekadang Zahra berfikir apa aku salah memilih pasangan ?.

Zahra tak mengeri dengan sikap Arkhan yang sangat berbeda dengan yang dia kenal dulu sebelum menikah.

"ra, buatkan kopi, ingat ! dengan gula setengah sendok teh." perimy Arkhan yang masih sibuk dengan layar ponselnya.

Zahra hanya berlalu dan pergi kedapur membitkan kopi sesuai perintah suaminya "mas, ini kopi nya." Zahra menyimpan kopi di atas meja jauh dari tumpukan kertas-kertas penting suaminya. Zahra duduk di samping Arkhan dan bersandar pada pundak suaminya itu " mas, lagi liatin apa sih, Serius banget, sampe istrimu ini gak di lirik."

Arkhan membelai rambut panjang Zahra, Kebetulan dia tidak memakai jilbab karna Zahra merasa tidak akan ada siapaun yang bertamu malam-malam begini.

" ini loh, Mas lagi liatin model mobil terbaru."

" Wahh jadi kita mau beli mobil baru mas ?." tanya Zahra dengan binar matanya. Dia senang suaminya mau membeli sesuatu untuk aset hidup.

" Iya, Mas mau beli mobil baru, Mas bosan dengan yang lama."

" Oh, Yang penting ada uangnya mas." Zahra tesenyum.

" Ya jelas saya punya uang bahkan saya banyak uang, memangnya kamu berpenghasilan rendah." Ucap Arkhan tanpa rasa bersalah dan masih melihat isi ponselnya. Zahra terdiam dan merasa sesak di dadanya hingga dia meneteskan air mata, Zahra menggeser duduknya menjauh dari Arkhan lalu berdiri" Mas, Aku sholat isya dulu." Zahra pergi menjauhi Arkhan menuju kamar mandi untuk berwudhu dan menenangkan hatinya Ya Allah, Hatiku sakit sekali. Batin Zahra sambil memegangi dadanya.

Tempat sholat dan kamar tidur mereka terpisah, Sengaja Zahra meminta Arkhan untuk membuat mushola mini di dalam rumah agar lebih khusu dan rapih menyimpan alat sholatnya.

Zahra melaksanakan sholat isya masih dengan berlinang airmata, Meskipun Zahra mencoba untul tetap khusu dan tidak mengingat perkataan Arkhan barusan, tetap saja air matanya tidak mau berhenti.

selesai sholat, Zahra menenangkan hatinya dengan lantunan ayat suci Al-Quran setelannya dia berdoa Ya Allah, Sabar dan lapangkanlah hati hamba, jadikan pernikahan kami saqinah, mawadah, warohmah till jannah. Amiin (Doa Zahra)

Zahra masuk kedalam kamarnya.Dan dia tidak menemukan suaminya di sana, Zahra mendekati pintu kamar mandi "Mas, Mas Arkhan ?." Tidak ada jawaban.

Kemana mas Arkhan ? Apa di ruang kerja?."

Zahra pun berjalan menuju ruang kerja, Mengetuknya pelan.

Tok.. tok.. tok..

" mas..?"

" Iya ra, sini masuk." Ucap Arkhan di ruang kerjanya.

" Mas kok masih kerja si ? ini udah malem loh, bobo yuk." Ajak Zahra sambil duduk di pangkuan suaminya dan mengalungkan lengan ke leher Arkhan.

" Iya ini sebentar lagi." Arkhan masih sibuk menghitung angka angka yang angka nol nya sangat banyak itu.

" Mas, jumblah uang segitu banyak untuk apa?."

" Beli mobil." Jawab singkat Arkhan.

Zahra hanya diam. Dan berusaha menggoda suaminya dengan menciumi pipi dan mengigit kecil lehernya.

"Akh..." Lengkuh Arkan mulai terang**ng.

" Pindah ke kamar yuk mas." Pinta Zahra dengan manja dan menyandarkan kepala di dada bidang Arkhan.

" Tunggu sebentar, Mas mau nelpon sekertaris mas dulu." Arkhan mengambil ponselnya di meja dan menelpon.

tutt..tut... tut..

" Hallo tuan, " Jawab sekretaris Arkhan.

"Ram, Percepat proses membelian mobil itu, Sudah ku kirimkan detailnya padamu."

"baik tuan."

" Ingat atas namaku Arkhan Adithama Syahputra."

" Baik tuan."

sambungan telepon pun terputus. Arkhan meletakan kembali ponselnya di meja kerjanya. Dan sekarang Arkhan memilih fokus pada Zahra yang membuat hasratnya naik. Arkhan membelai rambut Zahra dan mencium pucuk kepalanya.

" udah selesai mas nelponnya ?."

" Iya udah, mungkin lusa mobilku sudah di kirim" Sambil terus membelai rambut Zahra. Zahra hanya tersenyum dan mencium bibir Arkhan, Arkhan membalas ciuman sekilas Zahra dan lama lama Arkhan meminta lebih dari sekedar ciuman sekilas, Arkhan mel****t bibir kecil Zahra dengan liar dan penuh nafsu hingga Zahra susah bernafas, Zahra memukul mukul dada Arkhan agar dia melepas ciumannya.

haah... haah... haah..

Zahra berusaha mengatur nafas selagi Arkhan melepaskan ciumannya " Mas, mau bikin aku mati ya." Omel Zahra masih mengatur nafas.

"Maaf sayang, Abisnya kamu ngegemesin banget, bikin mas ketagihan" Ucap Arkhan sambil mengedipkan satu matanya. Zahra hanya tersenyum.

"Oh iya, bagaimana restoranmu ?." Tanya Arkhan tiba tiba di sela sela adegan panas mereka.

"Biasa lah mas, Mungkin karna sekarang tanggal tua jadi restoran juga kena imbasnya."

" Sudah mas duga, Memang kamu tidak bisa memajukan restoran itu."

Zahra hanya terdiam, Lagi dan lagi suaminya merendahkannya.

" Sekarang mana lihat tabunganmu ?." Zahra bangkit dari pangkuan Arkhan dan mengambil ponselnya, Zahra mengetik sesuatu pada layar ponselnya lalu muncul nominal isi tabungan Zahra. Zahra memberikan ponselnya pada Arkhan.

" ha ha ha ha apa ini ? tabungaanmu hanya segini ?."

Zahra hanya menunduk berusaha menahan rasa sakit di hatinya. Suaminya ini sangat pandai membuat hati Zahra terluka, Ingin rasanya Zahra menangis, Tapi Zahra tahan sekuat yang dia bisa, Bahkan genangan air mata itu sudah penuh ampir jatuh dari matanya kalau tidak buru buru dia menyekanya.

" ha ha ha ha pendapatan ku sehari saja melebihi tabunganmu selama tiga bulan ini ra." Arkhan masih saja meledek istrinya, Entah terbuat dari apa hatinya sampai tega bicara seperti itu pada Zahra, istrinya sendiri. Arkhan mengembalikan ponsel Zahra pada nya dan menarik Zahra kepangkuanya, Melanjutkan aksinya tadi "Ke kamar aja yuk." Ajak Arkhan.

Sungguh sangat sesak hati Zahra, Hati seorang istri yang selalu harus sabar mengahadapi suami seperti Arkhan. Ditambah lagi dengan harus melayani suaminya meski hati dan jiwanya menolak , Terlalu sakit perasaan yang Arkhan hancurkan begitu saja, Tanpa merasa bersalah. Tapi Zahra beusaha ikhlas, Dia hanya bisa bersabar dalam diam.

Terpopuler

Comments

teti kurniawati

teti kurniawati

sudah ditambahkan ke favorit

2023-02-08

0

teti kurniawati

teti kurniawati

emang nyebelin. paket komplit pelit sama licik dan satu lagi.. pedas...

2023-02-08

0

Sunarti

Sunarti

wong lanang sek golek menang e dewe

2022-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!