Dia Carissa
"Di, perhatikan baik-baik. Wanita ini ingin merebut papa dari kita. Kamu jangan biarkan itu terjadi ya. Dia wanita jahat, namanya Nila. Kamu harus terus mengingat apa yang mama ucapkan ini."
Masih terngiang jelas di benaknya, ucapan sang ibu kandung yang telah berpulang tiga tahun yang lalu. Wanita muda yang bernama Jingga itu, benar-benar memengaruhi putrinya yang kala itu masih berusia sembilan tahun.
Setiap hari Jingga selalu mendoktrin Didi, agar membenci Nila, wanita yang ada di foto itu. Wanita yang selalu dituduhnya sebagi wanita penggoda, perebut suaminya.
Sejak ibunya meninggal tiga tahun yang lalu, ayahnya pun mengajak Nila untuk tinggal bersama mereka. Bukan hanya mendapat ibu baru, empat bulan sejak meninggalnya Jingga, Kevin ayahnya, memperkenalkan Nila sebagai pengganti ibunya dan juga Leon yang saat itu berusia lima tahun sebagai adiknya.
Saat itu hati Didi sangat hancur. Terlebih melihat ayahnya itu membawa Nila dan Leon untuk tidur di kamar ayahnya. Kamar yang penuh kenangan ibunya. Sejak saat itu Didi selalu membangkang. Prestasi sekolahnya pun turun drastis.
Sikap dan sifat Didi, tidak membuat Nila membencinya. Wanita itu sadar, jika anak perempuan di hadapannya itu pasti mengira kalau dirinya dan anak kandungnya telah merebut perhatian ayahnya. Nila tetap bersikap lembut dan terus berusaha membuat Didi memercayai dirinya. Membuat Didi menerima kehadiran dirinya dan anaknya di rumah itu.
Selama tiga tahun ini, Nila terus bersikap baik dan lembut terhadap Didi. Walaupun anak perempuan itu selalu bersikap acuh padanya, Nila tetap berusaha menyayangi Didi seperti anaknya sendiri. Wanita itu tetap sabar terhadap apapun perlakuan Didi terhadapnya.
Hingga akhirnya Nila sudah tidak bisa lagi menolerir kelakuan Didi, ketika anak perempuan itu menyakiti fisik Leon yang saat itu berusia delapan tahun. Melihat Didi yang dengan sengaja mendorong Leon ke kolam renang hingga hampir tenggelam, membuat Nila berang.
Beruntung saat Didi mendorong Leon ke kolam, Nila memang sedang mencari anaknya ke kolam renang itu. Sehingga begitu Leon tercebur, Nila bisa langsung menyelamatkan anaknya yang memang belum bisa berenang. Setelah keluar dari kolam renang itu, Leon terus terbatuk-batuk karena menelan cukup banyak air. Nila pun sibuk menepuk-nepuk punggung anaknya yang tengah terduduk dan menunduk.
Nila lantas memandang sinis ke arah Didi yang hendak beranjak pergi dari area kolam renang itu. Didi berjalan melewati Nila dan Leon, "dasar anak gak tau diri!" ucap Nila.
Didi yang baru saja melewati ibu dan adik tirinya itu pun menoleh, "Tante dan anak tante tuh yang gak tau diri! Tante dan anak tante udah merebut papa aku! Tante dan anak tante juga udah mengambil alih rumah aku!"
"Papa kamu?" ucap Nila sinis.
"Iya! Tante dan anak tante itu udah merebut papa aku ... dasar wanita jahat!" teriak Didi.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Kevin, ayahnya Didi, yang baru saja tiba di sana. "Kenapa Leon?" tanya Kevin khawatir, ketika melihat anak lelakinya sedang terduduk lemas dengan kondisi basah kuyup.
"Tuh, kamu bisa tanya ke orang ini," ucap Nila sambil mengarahkan jarinya kepada Kevin. Dahi Kevin berkerut mendengar pernyataan sang istri. Pasalnya dia baru saja menanyakan mengenai kondisi anak lelakinya, tetapi istrinya itu malah menyuruh Didi menanyakan sesuatu kepada dirinya.
Melihat ekspresi bingung suaminya, Nila pun melanjutkan ucapannya. "Tanya sama orang ini, apa benar dia adalah papa kamu?" Mata Kevin langsung membulat mendengar ucapan sang istri.
"Nil!" sergah Kevin.
"Biar Mas, biar dia tau siapa dia sebenarnya. Bi—"
"Stop Nil! jangan kamu lanjutkan kata-katamu," perintah Kevin.
"Mas ... selama ini aku gak pernah mempermasalahkan sikap Didi yang selalu kurang ajar ke aku. Aku selalu diam saja, Mas. Karena aku tau kalau dia masih anak-anak, dan keadaan kita yang seperti ini bukan kesalahan Didi.
"Tapi kali anakku disakiti seperti ini ... aku gak bisa sabar lagi Mas! anak ini dengan sengaja mendorong Leon ke kolam, dan dia akan terus bersikap begini. Padahal dia juga bukan siapa-siapa di sini. Padahal dia gak lebih berhak tinggal di rumah ini dibandingkan Leon!" ucap Nila meluapkan amarahnya.
Kevin pun terperanjat ketika mendengar kalau Didi ingin menyakiti Leon. "Kenapa kamu begitu Di? Leon ini adik kamu, anak papa juga. Harusnya kamu sayangi dia," ucap Kevin sambil membelai rambut anak perempuannya itu.
"Dia bukan adik aku Pa," ucap Didi yang sudah terisak.
"Leon itu a—"
"Iya benar! Leon memang bukan adik kamu. Karena kamu bukan anak kandung pa—"
"Stop Nil!"
Didi langsung mengangkat wajahnya yang sudah menunduk sejak kehadiran ayahnya di sana. "Bu- bukan, bukan anak kandung siapa, Pa?" tanya Didi dengan bibir bergetar. Netra kecoklatannya terlihat penuh tanda tanya dan kekhawatiran. Didi menatap lekat netra sang ayah.
"Sudahlah, kamu jangan hiraukan ucapan mama Nila. Kamu hanya perlu meminta maaf ke Leon dan berjanji gak akan mengulanginya lagi." Kevin pun menggiring anak perempuannya itu, hingga Didi berdiri di depan Nila dan Leon. "Ayo minta maaf ke adik kamu," ucap Kevin.
"Leon, kakak minta maaf," ucap Didi sembari menunduk. Mata gadis itu bahkan tidak menatap adiknya. Hal itu membuat Nila yang masih merasa kesal, kembali melontarkan kata-kata yang dilarang oleh suaminya.
"Kamu itu bukan anak kandung Kevin Indrajaya, Di. Kamu itu bukan kakaknya Leon!" tegas Nila.
Kevin hanya bisa memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. Dia menyesali perkataan yang terlontar dari bibir istrinya itu. Tetapi dia tidak mampu menyalahkan istrinya. Karena dia tau, jika istrinya sudah sangat bersabar dalam mengasuh dan menghadapi sikap pembangkang Didi selama tiga tahun belakangan. Sejak Didi berusia sembilan tahun, hingga kini Didi sudah berusia dua belas tahun, dan baru saja terdaftar sebagai murid sekolah menengah pertama.
"Mama kok gitu. Kak Didi itu kakaknya Leon. Kak Didi pasti gak sengaja menyenggol Leon hingga jatuh ke kolam," ucap Leon yang memang sangat menyayangi kakaknya itu sejak pertama kali mereka bertemu.
"Leon ... Didi itu bukan kakak kamu," ucap Nila. Lagi-lagi Kevin hanya bisa menghela kasar napasnya.
Sedangkan Didi terus terisak mendengar ucapan wanita yang selalu dianggapnya sebagai perebut ayahnya itu.
"Sudah saatnya kamu menjelaskan semuanya ke Didi, Mas. Dia juga sudah besar sekarang."
Kevin hanya bisa mengangguk pelan. Dirangkulnya anak perempuan yang selalu dijaganya sejak lahir itu. Pria itu membawa putrinya menuju ruang kerja. Sesampainya di ruang kerja itu, Kevin memberikan sebuah kotak yang ternyata berisi benda-benda peninggalan Jingga, ibu kandung Didi.
Didi menerima kotak kenangan itu di pangkuannya. Dengan masih terisak, dia membuka tutup kotak itu. Hal yang pertama dilihatnya adalah sebuah foto, dan ada tiga orang yang sangat dikenalinya di dalam foto itu.
"Ibu kandung kamu, Jingga, papa dan mama Nila ... kami bertiga tadinya bersahabat," ucap Kevin. Pria itu pun mulai menceritakan kisahnya.
...* * * * *...
...Annyeong .... 👋...
...Terimakasih yang sudah mampir di novel ketiga-ku yang berjudul 'Dia Carissa'...
...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE, tuliskan KOMENTAR kamu dan beri VOTE yaaa ......
...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...
...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan....
Semoga kalian juga menyukai kisah si 'Didi' ini 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
fhayy
mampir aku mulai dari sini maakk 🤩🤩
2022-03-18
1
NaMika
selesai baca cerita JuNa aku langsung mampir ksini... mumpung anak bungsuku bobo..hehehe
2021-07-05
2
Sholichah Clamanya
bru mampir mak...☺️☺️
2021-05-21
2