Eps. 3

"Kalau Papa memang kekasihnya wanita itu, kenapa Papa menikahi mama Jingga!"

"Setelah lulus SMA, papa dan Jingga melanjutkan pendidikan kami di universitas yang sama di Singapore. Sedangkan Nila, melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Semua berjalan lancar. Papa dan mama Nila, walaupun melakukan hubungan jarak jauh, tapi hubungan kami berjalan sangat baik. Begitu juga dengan persahabatan kami dengan Jingga.

"Hingga akhirnya, ketika Papa baru saja lulus menempuh pendidikan strata-1, Jingga meminta papa untuk datang ke apartemennya. Kami makan bersama, setelah itu papa tidak ingat apapun. Tau-tau ketika terbangun, papa telah berbaring di ranjang, bersama mama kamu tanpa ada sehelai busana pun yang menempel di tubuh kami."

Kevin menghela napas sambil meremas rambutnya. Rasanya dia tidak tega untuk melanjutkan cerita itu di depan gadis remaja yang baru saja menjadi siswi di sekolah menengah pertama itu.

"Di ... kamu juga anak papa. Papa menyayangi kamu, sama seperti papa menyayangi Leon. Jadi —"

"Lanjutkan ceritanya Pa."

Tatapan tajam Didi, mau tidak mau membuat Kevin melanjutkan kembali ceritanya.

"Setelah kejadian itu, Jingga berjanji untuk tidak memberitahukan hal itu kepada Nila. Papa pun merasa lega. Sekembalinya kami ke Indonesia, setelah satu bulan papa bekerja di perusahaan kakek. Papa dan Nila merancang pernikahan kami. Namun tiba-tiba Jingga datang dan memberikan print out hasil USG kepada kami."

"Berarti Didi benar anak papa 'kan? walaupun Didi baru kelas tujuh, tapi Didi sudah paham Pa. Perbuatan Papa dan mama di Singapore mengakibatkan mama mengandung Didi. Jadi kenapa wanita itu mengatakan kalau Didi bukan anak Papa?!"

Pertanyaan dan pernyataan beruntun Didi, membuat Kevin semakin tidak tega untuk mengatakan kebenarannya. "Jawab Pa!" teriak Didi.

"Papa tidak melakukan apapun kepada mama kamu Di. Papa hanya tertidur. Kemungkinan mama kamu memberikan obat tidur di minuman papa malam itu," jelas Kevin.

"Bisa aja 'kan Papa gak sadar ketika melakukannya."

Lagi-lagi Kevin menghela napas kasar. "Sewaktu kamu lahir, saat itu juga papa melakukan tes DNA, Di." Mata Didi yang tadi menyala pun mendadak redup.

Tubuh gadis remaja itu pun mulai bergetar, "bisa aja hasilnya salah 'kan Pa?" ucapnya pelan. Bahkan ucapan itu hampir tidak terdengar di Indra Kevin.

Kevin menggelengkan kepalanya, "hasilnya akurat, Nak. Bahkan papa sudah melakukan tes ulang, ketika kamu berusia satu tahun."

Didi tidak lagi bisa menahan tangisnya. Kedua pundaknya terlihat naik turun seiring air yang terus menetes di wajahnya. Kevin pun memeluk gadis remajanya itu. Seketika Didi menangis sesenggukan di pelukan ayahnya.

"Trus siapa ayah kandung Didi, Pa? Didi anak siapa?" ucap Didi disela tangisnya. Kevin hanya bisa menggelengkan kepalanya, "sampai akhir hayatnya, mama kamu tidak mau memberitahukannya."

Mendengar itu, tangis Didi pun semakin pecah. Tangisan gadis remaja itu menggema. "Kamu anak papa, Di. Selamanya anak papa," ucap Kevin seraya mengeratkan pelukannya. Ucapan Kevin itu tak lantas membuat Didi tenang.

"Kamu tau Di ... seberapa pun papa membenci mama kamu, bagi papa kamu adalah anugrah terindah yang Tuhan berikan di hidup papa. Papa sudah mulai mencintai kamu, ketika papa mendengar suara detak jantungmu, saat kamu masih di dalam kandungan Jingga."

Kevin tersenyum. Pikirannya melayang ke masa-masa kehamilan Jingga. Seberapa bencinya dia terhadap Jingga yang sudah menggagalkan rencana pernikahannya dengan Nila, hal itu tidak membuatnya lepas dari tanggung jawab terhadap Jingga yang sudah dinikahinya, satu bulan setelah Jingga menyatakan kalau dirinya tengah hamil.

Sejak dia menikahi Jingga, sejak itu pula setiap bulannya Kevin selalu menemani istrinya itu memeriksakan kandungan. Dia masih ingat, saat-saat pertama kali dokter memperdengarkan suara detak jantung janin di kandungan Jingga. Mulutnya sampai menganga, takjub.

Karena selalu melihat perkembangan janin yang dikandung jingga dari waktu ke waktu, merasakan tendangan kecil janin itu ketika dia mengelus perut Jingga, hal itu menumbuhkan rasa sayang Kelvin terhadap janin yang ada di perut Jingga. Walaupun begitu, dia tetap abai terhadap Jingga. Rasa sayangnya terhadap calon buah hatinya itu, tidak bisa mengubur rasa kesalnya kepada Jingga.

Kevin masih memeluk dan membelai rambut anaknya, "kamu tau siapa yang memberikan nama kamu, Di?" tanya Kevin.

Didi pun mengangguk, "Papa," jawabnya pelan. Senyum Kevin pun terulas mendengarnya. "Kamu tau arti nama kamu apa?" tanya Kevin lagi. Kali ini Didi menggelengkan kepalanya.

"Dia Carissa. Dia yang dicintai."

Mendengar itu, Didi pun mengangkat kepalanya menatap sang ayah. Gadis itu menatap lekat mata sang ayah yang ternyata sembab.

Kevin pun melepaskan pelukannya. Kini dia memegang kedua tangan anaknya sambil membalas tatapan gadis itu. "Dia Carissa, papa sangat menyayangi kamu, Nak. Sangat. Kamu selamanya anak papa, Di. Gak ada satu manusia pun di muka bumi ini yang boleh menyangkalnya. Kamu anak papa. Kamu bagian dari Keluarga Indrajaya. Dia Carissa Indrajaya."

Didi mengangguk dengan air mata yang sedari tadi belum berhenti mengalir, "terim- terimakasih ... Pa," ucapnya tersengal. Kevin pun tersenyum dan mengangguk.

"Didi boleh sendiri dulu gak Pa?"

Kevin tersenyum mendengar permintaan gadis kecilnya itu, "kalau kamu sudah tenang. Papa harap kamu mau meminta maaf sama Leon," ucap Kevin. Gadis itu pun mengangguk. Setelah itu, Kevin meninggalkan Didi di ruangan itu.

Didi kembali menangis tersedu-sedu setelah ayahnya meninggalkan ruang kerja itu. Dia menatap barang-barang peninggalan ibunya. "Ma ... Didi anak siapa ma ...," ucapnya sambil memeluk pigura yang berisikan foto sang ibu.

"Didi sekarang sebatang kara ma ... Didi sendiri di sini. Didi mau ikut mama aja ... Didi malu ma ...."

Tanpa diketahui Didi, ternyata Kevin masih berada di depan pintu ruangan itu. Dia mendengar ratapan anak gadisnya itu. Kevin pun ikut merasa sakit mendengarnya.

"Mas," ucap Nila yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Kevin hingga pria itu menoleh, "Leon gimana?" tanya Kevin.

"Udah baik-baik aja."

Kevin mengangguk pelan, "syukurlah," jawabnya.

"Maafin aku ya Mas. Aku udah gagal jadi ibu yang baik untuk Didi."

"Aku tau kamu sudah menahan diri selama tiga tahun ini. Mau tidak mau, suatu saat Didi memang harus tau kebenarannya. Tapi yang aku sesali, dia harus tau di kondisi yang seperti ini."

"Maaf," ucap Nila. "Gak apa-apa sayang. Aku ngerti. Tapi aku mohon agar kamu terus merawat dan mendidik Didi," pinta Kevin.

"Aku menyayangi Didi, Mas. Dia juga anakku," tegas Nila. Kevin pun tersenyum dan memeluk istrinya. "Terimakasih Nil."

...* * * * *...

...Jangan lupa untuk selalu tekan LIKE 👍, tuliskan KOMENTAR ✍️ kamu dan beri VOTE 🟡 yaaa .......

...Jangan lupa juga untuk memberikan RATE...

...⭐⭐⭐⭐⭐ di sampul halaman depan....

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

hmmm entah g suka aja ama. ikan nila sok baik dia kayaknya

2024-05-14

0

fhayy

fhayy

cara jingga memang salah tapi kesalahan jingga juga dari Kevin dan nila sendiri...

2022-03-18

2

awanbiru95

awanbiru95

belum belum uda nangis 😭😭

2021-12-31

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1
2 Eps. 2
3 Eps. 3
4 Eps. 4
5 Eps. 5
6 Eps. 6
7 Eps. 7
8 Eps. 8
9 Eps. 9
10 Eps. 10
11 Eps. 11
12 Eps. 12
13 Eps. 13
14 Eps. 14
15 Eps. 15
16 Eps. 16
17 Eps. 17
18 Eps. 18
19 Eps. 19
20 Eps. 20
21 Eps. 21
22 Perkenalan Tokoh Utama
23 Eps. 22
24 Eps. 23
25 Eps. 24
26 Eps. 25
27 Eps. 26
28 Eps. 27
29 Eps. 28
30 Eps. 29
31 Eps. 30
32 Eps. 31
33 Eps. 32
34 Eps. 33
35 Eps. 34
36 Eps. 35
37 Eps. 36
38 Eps. 37
39 Eps. 38
40 Eps. 39
41 Eps. 40
42 Eps. 41
43 Eps. 42
44 Eps. 43
45 Eps. 44
46 Eps. 45
47 Eps. 46
48 Eps. 47
49 Eps. 48
50 Eps. 49
51 Eps. 50
52 Eps. 51
53 Eps. 52
54 Eps. 53
55 Eps. 54
56 Eps. 55
57 Eps. 56
58 Eps. 57
59 Eps. 58
60 Eps. 59
61 Eps. 60
62 Eps. 61
63 Eps. 62
64 Eps. 63
65 Eps. 64
66 Eps. 65
67 Eps. 66
68 Eps. 67
69 Eps. 68
70 Eps. 69
71 Eps. 70
72 Eps. 71
73 Eps. 72
74 Eps. 73
75 Eps. 74
76 Eps. 75
77 Eps. 76
78 Eps. 77
79 Eps. 78
80 Eps. 79
81 Eps. 80
82 Eps. 81
83 Eps. 82
84 Eps. 83
85 Eps. 84
86 Eps. 85
87 Eps. 86
88 Eps. 87
89 Eps. 88
90 Eps. 89
91 Eps. 90
92 Eps. 91
93 Eps. 92
94 Eps. 93
95 DIA CARISSA
96 NAMAKU, AYA.
97 KARYAKU YANG LAIN
98 NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Eps. 1
2
Eps. 2
3
Eps. 3
4
Eps. 4
5
Eps. 5
6
Eps. 6
7
Eps. 7
8
Eps. 8
9
Eps. 9
10
Eps. 10
11
Eps. 11
12
Eps. 12
13
Eps. 13
14
Eps. 14
15
Eps. 15
16
Eps. 16
17
Eps. 17
18
Eps. 18
19
Eps. 19
20
Eps. 20
21
Eps. 21
22
Perkenalan Tokoh Utama
23
Eps. 22
24
Eps. 23
25
Eps. 24
26
Eps. 25
27
Eps. 26
28
Eps. 27
29
Eps. 28
30
Eps. 29
31
Eps. 30
32
Eps. 31
33
Eps. 32
34
Eps. 33
35
Eps. 34
36
Eps. 35
37
Eps. 36
38
Eps. 37
39
Eps. 38
40
Eps. 39
41
Eps. 40
42
Eps. 41
43
Eps. 42
44
Eps. 43
45
Eps. 44
46
Eps. 45
47
Eps. 46
48
Eps. 47
49
Eps. 48
50
Eps. 49
51
Eps. 50
52
Eps. 51
53
Eps. 52
54
Eps. 53
55
Eps. 54
56
Eps. 55
57
Eps. 56
58
Eps. 57
59
Eps. 58
60
Eps. 59
61
Eps. 60
62
Eps. 61
63
Eps. 62
64
Eps. 63
65
Eps. 64
66
Eps. 65
67
Eps. 66
68
Eps. 67
69
Eps. 68
70
Eps. 69
71
Eps. 70
72
Eps. 71
73
Eps. 72
74
Eps. 73
75
Eps. 74
76
Eps. 75
77
Eps. 76
78
Eps. 77
79
Eps. 78
80
Eps. 79
81
Eps. 80
82
Eps. 81
83
Eps. 82
84
Eps. 83
85
Eps. 84
86
Eps. 85
87
Eps. 86
88
Eps. 87
89
Eps. 88
90
Eps. 89
91
Eps. 90
92
Eps. 91
93
Eps. 92
94
Eps. 93
95
DIA CARISSA
96
NAMAKU, AYA.
97
KARYAKU YANG LAIN
98
NOVEL BARU MAMAK_A TIBAAAAAA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!