Bagas memperhatikan sekali lagi penampilannya melalui kaca spion mobil. Saat ini ia sedang berada di Bandara untuk menjemput kekasihnya yang akan kembali dari Amerika.
Bagas sudah tidak sabar ingin bertemu kekasihnya itu. Hampir dua jam menunggu akhirnya pesawat penerbangan dari Amerika tiba juga di Bandara.
Bagas menyambut semangat kekasihnya yang sedang berjalan dengan langkah anggun menuju dirinya. Mereka segera melepas kangen setelah kurang lebih satu tahun saling terpisahkan.
"Sayang, satu tahun kita terpisah kamu jadi tambah ganteng." puji Angelica sambil mencium pipi Bagas dengan gemas. Tercium harum parfum mahal Angel masuk melalui indera penciumannya.
"Kamu ganti parfum lagi, Yang?" tanya Bagas sedikit tak suka. Ia memang suka protes pada gadis itu sebab Angel, senang sekali gonta ganti Parfum. Sama seperti dirinya yang suka gonta ganti pasangan, tanpa diketahui Angelica tentunya.
"Emang kenapa sih? kan wanginya beda, Yang. Aku suka cari-cari hal baru sama kayak parfum." balas Angelica.
"Jangan-jangan kamu suka cari yang lain juga waktu aku gak ada?" tuding Bagas yang seketika membuat gadis itu jadi gelagapan.
"Kamu tuh nuduh yang enggak-enggak aja. Kamu kan tahu aku sibuk kuliah." protes Angelica tidak suka.
"Ya udah, aku males berantem. Kita ke kantor aku aja ya." ujar Bagas juga akhirnya.
Angel langsung mengiyakan perkataan Bagas barusan. Ia segera menggamit lengan Bagas mesra hingga mereka tiba di dekat mobil.
"Aku lihat foto kamu di majalah bisnis satu minggu yang lalu." ujar Angel saat mereka telah berada di dalam mobil.
"Terus?"
"Sukses banget kamu sekarang. Aku jadi makin cinta." Goda Angel.
"Aku masih dalam masa percobaan, Ngel."
"Maksudnya?" tanya Angel tidak mengerti.
"Papa ngasih aku kesempatan selama dua tahun buat pegang perusahaan. Jadi kalo aku gagal ikut semua kemauan dia, ya aku gak bakal dapat apa-apa." jelas Bagas santai.
"Ya berarti kamu harus bisa ambil hati Papa kamu dong. Masa entar kalo kita nikah, aku mesti hidup susah." cecar Angelica.
"Kenapa lo jadi gak santai gini sih?" Bagas jadi berkerut kening.
Menyadari ucapannya terlalu menekan itu, Angel akhirnya meraih jemari Bagas mencoba mencairkan suasana.
"Maafin aku ya." pinta gadis itu penuh harap.
"Udahlah, lupain." sahut Bagas malas.
Sepanjang perjalanan menuju kantor keduanya jadi diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Bagas memang seorang playboy, tapi ia hanya mencintai Angel seorang. Setidaknya sampai hari ini ia masih merasakan itu. Tapi, dari perdebatan mereka tadi, Bagas jadi menaruh kecurigaan, kekasihnya ini tidak tulus mencintainya. Apalagi saat ia membahas masalah harta seperti barusan.
Bagas bersama Angel yang telah tiba di besmen perusahaan, segera masuk ke dalam lift. Di sana keduanya mulai berciuman. Sudah lama Bagas tidak merasakan kekasihnya itu. Ia jadi sangat bernafsu. Tapi ia segera menahan diri, melepaskan ciuman serta remahan nakal saat pintu lift telah terbuka.
Secepat mungkin Bagas membawa Angel menuju ruangannya. Diikuti tatapan para staff yang hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah CEO mereka itu.
Saat mereka telah sampai dan mengunci ruangan, keduanya mulai saling berpagutan lagi. Bagas menggiring Angel yang juga sudah dikuasai nafsu itu menuju meja kerjanya. Ia melempar Bra Angel sembarangan. Ia tidak sadar ada seseorang yang sudah menahan kesal sedari tadi karena menyaksikan pemandangan erotis sedari tadi.
Dara menaikkan bola matanya, menatap Bra yang sekarang nangkring dengan manja di kepalanya. Bagas sudah melempar Bra itu sembarangan dan sekarang malah nyangkut di kepala Dara.
"Kalian!" sentak Dara penuh amarah.
Sontak Angel dan Bagas yang masih tidak menyadari kehadirannya langsung menoleh kaget. Bertambah kaget saat melihat Bra berwarna hitam itu sudah menghiasi kepala Dara yang masih perawan ting ting itu.
Bagas menepuk jidatnya, ia lupa bahwa ia sudah memiliki sekretaris mulai kemarin. Dan sekarang, ia semakin dibuat tercengang tak kala Dara mendekat lalu menarik paksa Angel yang masih berada di pangkuan Bagas.
Dara menarik Bra itu lalu memasangkannya kembali di tubuh Angel dengan geram. Tak lupa ia juga menaikkan kembali dress kemben Angel yang sudah melorot hingga ke paha. Setelah itu ia segera berkacak pinggang.
"Kamu, aku minta kamu keluar dari ruangan ini!" pekik Dara.
Bagas yang masih tercengang segera meminta Angel keluar juga.
"Ngel, kamu pulang aja dulu. Tunggu aku di apartement." perintah Bagas cepat.
"Apaan sih Bagas, lagian ini siapa? kenapa dia ada di sini?" tunjuk Angel pada Dara yang sudah duduk dengan manis di meja kerjanya.
"Dia sekretaris baru aku. Udah sekarang kamu pulang aja dulu."
"Gak mau! kenapa aku yang harus pergi?! kenapa gak dia aja?!" protes Angel.
"Gak bisa, dia orang kepercayaan Papa." balas Bagas jengah.
Angel akhirnya melangkah penuh kemarahan sambil menatap Dara. Dara hanya menata gadis itu dengan pandangan sama sebalnya.
"Ngapain sih lo gangguin orang aja?!" Bagas berdecak kesal, menahan konak yang masih terasa di ujung pusakanya.
"Kamu itu gak malu? kamu CEO kelakuan begitu. Pantes aja Papa kamu gak percaya lagi sama kamu." ujar Dara santai.
"Gue mau pulang, males gue ada lo di sini." sahut Bagas sambil meraih kunci mobil.
"Kamu gak bisa kemana-mana karena lima menit lagi, jadwal meeting sama perusahan Eropa. Orangnya udah dalam perjalanan. Aku gak tau nanti apa yang bakal dilakuin Papa kamu kalo aku lapor kamu mangkir lagi dari meeting hari ini." kata Dara lagi masih dengan sikap santainya.
Bagas mengernyitkan dahi. Nampaknya, sekretaris barunya itu sudah mencari tahu banyak tentang dirinya dan reputasinya di perusahaan.
"Kamu mau hancurin reputasi kamu yang udah bagus satu tahun ini hanya karena kamu suka bawa perempuan ke sini?" Dara berdecak sebal, ingin sekali ia menjitak kepala CEO gondrong itu.
"Siapin aja berkasnya, gue siap-siap meeting sekarang." balas Bagas jengah. Entah mengapa ia jadi malas sekali berdebat dengan Dara. Ia merasa tidak punya kata-kata yang pas untuk melawan gadis itu.
Dara tersenyum lebar. Ia segera menyiapkan kepentingan Bagas untuk memulai meeting penting hari ini dengan baik.
Saat Dara sedang menyiapkan berkas, ia tidak sengaja menemukan sesuatu yang tergeletak di lantai. Nampaknya benda itu jatuh dari tas Angel tadi saat ia mengeluarkan handphone.
Dara meraih benda itu dan cukup terkejut saat melihatnya. Sebuah amplop berisi foto Angel dan juga seorang lelaki Indonesia juga. Tapi itu bukan Bagas. Dan, ada tiket keberangkatan ke Bali juga di sana.
Dara tersenyum kecil.
"Dasar sama-sama player memang cocok. Semoga kalian jodoh." Dara memasukkan kembali benda itu lalu menyimpannya di dalam tasnya sendiri. Rencananya ia sendiri yang akan memberikan benda itu langsung pada Angel nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Nuryati Yati
bisa2 nya bra hitam nangkring di kepala 🤣🤣
2025-04-21
0
NFC
waduh!! 🤦♀️🤣🤣🤣
2023-01-15
1
Aden Boy
Hahaha...apes bnr jdi sekertaris CEO gondrong playboy y Dar...🤣🤣🤣🤣🙈
2022-11-20
0