Benjamin Gumilang melangkah penuh wibawa ke dalam perusahaan yang kini dikendalikan penuh oleh putra tunggalnya. Baru satu tahun Bagas memimpin perusahaan setelah kembali dari Amerika, perusahaan itu semakin maju pesat di bawah kendalinya.
Ben, ia memang tidak menampik bahwa ia sangat bangga pada Bagas atas kinerja putranya yang sangat mumpuni di dunia bisnis. Namun, ada satu hal yang masih membuat ia was-was. Putra tunggalnya itu sangat gemar bermain perempuan.
Meski Ben tahu, Bagas saat ini telah memiliki kekasih yang juga sekarang sedang berada di Amerika dan belum kembali, tapi anaknya itu terkenal playboy. Lagi, ada satu hal yang mengganggu pikiran Ben, sudah satu tahun ini Bagas gonta ganti sekretaris. Ia curiga, sekretaris-sekretaris putranya itu adalah para wanita yang selama ini dekat dengan anaknya itu dan ia menduga bahwa para perempuan itu telah membuat Bagas bosan sehingga ia memecat mereka.
Dan atas usul istrinya, Nyonya Kimberly akhirnya Ben mengutus salah satu orang kepercayaannya di Malang untuk menugaskan seorang perempuan dari cabang perusahaan mereka itu untuk menjadi sekretaris Bagas.
Mata Ben melotot saat melihat Bagas sedang bercumbu mesra dengan seorang perempuan dengan pakaian mini di dalam ruangan anaknya. Si perempuan yang kaget langsung melepaskan diri dan membenahi pakaiannya yang sudah melorot sementara Bagas sendiri hanya menatap ayahnya dengan pandangan jenaka.
"Bagas!" sentak Ben cepat. Ia murka sekali melihat kelakuan anaknya yang tidak berubah itu.
"Apa sih Pa? datang-datang gangguin aku aja. Ini sekretaris baru aku Pa, namanya Dina." ujar Bagas santai sambil memperkenalkan perempuan yang segera menunduk hormat itu.
"Kamu." Ben menunjuk Dina yang segera mengangkat kepalanya. "Mulai hari ini kamu boleh mengundurkan diri, saya akan menggaji kamu dengan hitungan satu bulan." Perempuan itu menunduk, ia tidak menyangka akan secepat ini dipecat. Bahkan ia baru tiga hari menjadi sekretaris Bagas.
"Loh loh kok main pecat aja, Pa?!" protes Bagas cepat.
"Papa sudah siapkan sekretaris pemanen buat kamu. Terserah kamu suka atau enggak, yang jelas hanya Papa yang bisa memecatnya." Ben segera keluar ruangan dengan tatapan kesal pada putranya itu.
Bagas mengacak rambut gondrongnya kesal. Ia kemudian menatap perempuan yang masih berdiri tak jauh darinya itu.
"Kamu pulang aja." ujar Bagas ketus. Ia jadi kesal juga pada perempuan itu.
Perempuan bernama Dina itu menghentakkan kaki dengan kesal lalu berlalu dari ruangan Bagas.
Bagas sendiri memilih untuk masuk ke dalam salah satu ruangan berpintu yang ada di ruang kerjanya itu. Ia menghempaskan tubuh, kesal masih terasa menggelayut di hatinya saat Papa datang dan memecat sekretaris barunya tadi.
Bagas memang tidak bisa membantah bila itu sudah menjadi titah sang ayah. Lagipula, ia sedang dalam masa percobaan. Kalau ia membantah lagi, bisa-bisa ia ditendang jadi gembel di jalanan.
Oh iya, katanya tadi papa sudah menyiapkan sekretaris baru untuknya bukan? Bagas malas memikirkannya. Ia tidak suka bila sekretaris itu bukan pilihannya sendiri. Apalagi, ia belum jelas melihat bentuk perempuan yang akan menjadi sekretarisnya nanti.
Bagas mengerang kesal, mengacak rambut gondrongnya dengan kesepuluh jari. Saat sedang kesal itu ada satu panggilan telepon. Nama sahabatnya tertera di layar ponsel.
"Woi, gila gue telepon dari tadi juga!" suara Doni terdengar kesal saat Bagas mengangkat teleponnya itu.
"Apaan sih lo, gangguin orang aja. Lo tau gak, bokap gue baru aja mecat sekretaris baru gue. Mana gue tadi lagi enak!" sembur Bagas tak kalah kesalnya. Doni sudah tertawa lepas mendengar kesialan temannya yang banyak digilai perempuan itu.
"Udah, malam ini kita have fun. Lo tau gak, Kevin bakal ngadain party malam ini di apartemennya."
Bagas tentu saja menyambut antusias hal itu. Ia sudah membayangkan akan melihat banyak perempuan cantik berbikini nanti di sana.
"Wah, gue suka nih yang beginian." sambut Bagas dengan wajah sumringah. Kekesalan yang tadi terasa menguap begitu saja.
Bagas kembali bangkit. Ia membuka pintu lalu kembali duduk di ruangannya. Tapi tiba-tiba perutnya sakit, membuat Bagas segera bergegas ke kamar mandi.
Bagas mengutuk makanan pedas yang ia konsumsi malam tadi. Ia memang menyukai makanan dengan cita rasa pedas tapi kalau sudah begitu, pada keesokan harinya perutnya akan kalah dan terasa sakit seperti saat ini.
Cukup lama Bagas berada di dalam kamar mandi akhirnya ia selesai juga. Bagas segera keluar dari kamar mandi. Ia meraih kunci mobil, ia ingin pergi keluar daripada termenung sendirian di dalam ruangannya sendiri tanpa sekretaris.
Bagas keluar dengan langkah penuh wibawa. Hal yang tetap ia jaga ketika telah berada di depan semua staffnya. Bisa Bagas lihat tatapan lapar para staff perempuan yang sedang menatap dirinya itu.
Bagas memang mempesona. Meski gosip tentang ia yang playboy sudah menyebar kemana-mana, tetap saja ia punya tempat di hati para perempuan yang memujanya.
Perawakan Bagas yang tinggi dengan tubuh atletis karena sering Gym itu mampu menarik banyak jenis perempuan. Ceo tampan satu ini juga dikenal karena rambutnya yang gondrong dan sering diikat rapi membuat tampilannya semakin Manly dan menggoda iman.
Tapi saat ini, Bagas tidak mengikat rambut gondrongnya. Ia tampak sedikit acak-acakan meski itu juga tidak mengurangi pesona yang ada pada dirinya.
Saat sedang berjalan sambil melihat ponsel, Bagas tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang membuat orang yang nampak terburu-buru terjatuh ke lantai.
Bagas yang tidak peduli tetap saja berjalan menjauh membuat gadis yang tadi terjatuh itu berdiri dengan tangan sudah menekan pinggang.
"Eh, Gondrong!" panggil gadis itu kesal.
Bagas segera menghentikan langkah. Ia membulatkan matanya. Berani sekali orang itu memanggil CEO di tempat itu dengan panggilan itu.
"Apa kamu bilang?" tanya Bagas dengan langkah cepat. Gadis itu alih-alih takut, ia malah maju juga, membuat Bagas yang tadinya maju sekarang jadi mundur .
"Gondrong tidak berperasaan! kamu kalau jalan itu pake mata dong!" hardik gadis itu sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Eh Betty Lapea! dimana-mana orang jalan itu pake kaki bukan pake mata. Gue beri juga lo." balas Bagas kesal. Gadis berkacamata itu menatapnya penuh kekesalan juga.
Lama mereka saling menatap dengan tatapan sama tajam, Bagas akhirnya berbalik meninggalkan si Betty Lapea yang sudah mencak-mencak di tempatnya.
"Awas ya kamu! aku bakal laporin ke atasan kamu biar kamu di pecat." seru gadis itu.
"Laporin aja, gue gak takut!" balas Bagas sambil berseru pula sebelum ia masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke pintu parkiran besment.
Gadis berkacamata itu mendecak kesal lalu kembali meneruskan langkah menuju ruangan CEO perusahaan itu. Ia benar-benar merasa sial sekali hari pertama kedatangannya ke perusahaan itu malah akan bertemu dengan lelaki menyebalkan berambut gondrong.
"Itu pasti OB di sini. Awas aja kamu aku bakal bikin perhitungan!" desis gadis itu masih dengan wajah tertekuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Nuryati Yati
gondrong itu bosmu Dara😆
2025-04-21
0
devymariani
ya Allah cowok ganteng ituu luu blg ob awas loh ra elu bakalan nyeseuh kalau tau siapa dia😄
2023-08-17
2
Asngadah Baruharjo
dara sembrono😭😭😭😭
2023-08-15
0