Tidak Terima

“Tunggu! Bawa wanita itu kemari.” Perintah Hardin dengan tegas. Laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya dan mendekat pada mereka. Elvan dan Adara serasa mati akal untuk menghindar dari Hardin.

Elvan berbalik dengan masih memunggungi Adara dibelakangnya. Entah kenapa dirinya ingin sekali melindungi wanita yang baru dikenalnya itu. Sedangkan Adara masih diam dengan menundukkan wajahnya. Dia bisa saja lari dari sana, tapi Adara sadar kesalahannya, dan berjanji untuk lebih bisa menahan rasa penasarannya dari hal apapun.

“Menyingkirlah!” perintah Hardin.

“Hardin, aku bisa menangani ini.” Ujar Elvan.

“Kenapa kau jadi suka mengatur Elvan? Siapa wanita ini?” selidik Hardin menyipitkan matanya penuh curiga.

“D-dia-“

“Kemari kau! Atau aku harus menyeretmu?!” seru Hardin pada wanita dibelakang Elvan.

Elvan ingin sekali menyuruh Adara pergi, tapi melihat Hardin yang menajamkan pandangannya membuat Elvan harus mengalah. Bagaimanapun juga wanita ini bukanlah siapa-siapanya kan. Saat Elvan menyingkirkan tubuhnya, Adara masih menunduk tidak berani menatap laki-laki didepannya itu.

Hardin sejenak melihat Adara, dia baru menyadari jika wanita ini adalah wanita yang kemarin hampir menabraknya. “Bukankah kau wanita kemarin? Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Hardin penuh tanda tanya.

“A-aku hanya mau melihat lantai atas dari kantin ini. Aku tidak tahu jika ada kalian disini. M-maaf” tutur Adara dengan hati-hati saat berbicara. Masih tidak berani menatap Hardin.

“Alasan klasik untuk gadis pembohong sepertimu.” Balas Hardin dengan nada dingin.

Adara mendongak merasa tidak senang dengan perkataan laki-laki itu. Pembohong? Siapa juga yang bicara bohong, pikir Adara. “Aku tidak bohong. Aku memang hanya ingin melihat tempat ini saja. Hanya itu.” Ucap Adara dengan tatapan tegas tidak merasa takut seperti tadi. Karena Adara merasa tidak terima jika dipanggil seorang pembohong. Apalagi oleh seseorang yang belum mengenal dirinya.

“Benarkah? Tapi sayangnya aku tidak percaya begitu saja.” Hardin tersenyum tipis penuh rencana jahat.

“Kau mau percaya atau tidak, itu terserah kau. Aku sudah mengatakan alasanku.” Adara berbalik dan berniat pergi dari tempat itu. Dirinya benar-benar dibuat kesal dengan laki-laki aneh yang baru dua kali bertemu dengannya itu.

“Jika kau pergi, kupastikan besok kau akan dikeluarkan dari kampus ini.” Ucap Hardin dengan tenang. Kedua tangannya bersedekap dengan wajah  penuh keangkuhan.

Adara berhenti melangkah. Elvan melirik tangan Adara yang bergetar, dia yakin wanita itu pasti ketakutan akan ancaman Hardin padanya. Elvan tidak tega jika ada orang lain yang menjadi korban lagi dari niat buruk Hardin. “Hardin, biarkan dia pergi. Kurasa dia benar-benar salah tempat. Ayolah.” Bujuk Elvan.

“Elvan benar, biarkan dia pergi, kasih wanita itu kesempatan. Jika dia melakukannya lagi, kau bisa melakukan apa yang kau mau.” Saut teman laki-laki satunya yang masih anteng duduk disofa dengan seorang wanita. Sedari tadi mereka hanya diam mendengarkan pembicaraan Hardin.

“Raka benar Hardin. Untuk apa kau mengurusi wanita biasa itu. Dia pasti kesini hanya untuk cari perhatian saja. Lebih baik kita lanjutkan urusan penting yang tertunda tadi.” Timpal wanita disamping Raka.

“Mereka juga setuju denganku. Ayolah Hardin, kita lanjutkan pembicaraan kita yang tadi. Biarkan wanita ini pergi.” Bujuk Elvan lagi.

Hardin yang tatapannya sedari tadi hanya focus ke Adara kini dialihkan pada Elvan. Senyuman sinis terpatri diwajah dingin nan menakutkan itu. “Kau begitu membelanya? Ada hubungan apa dia denganmu? Hmm?”

Elvan hanya diam dan mengalihkan pandangannya. Perkataan Hardin membuatnya jengah untuk membalasnya. Kediaman Elvan memberi arti lain untuk Hardin. Hardin berpikir jika wanita didepannya ini telah memiliki hubungan khusus dengan Elvan dan itu sangat membuat Hardin tidak suka. Tidak suka karena ada wanita luar dan aneh yang berani mendekati temannya itu.

“Oh, aku paham sekarang. Tidak apa jika kau tidak mau mengatakannya. Kupikir dia memang pantas disebut Jal***mu.” Ucap Hardin dengan gamblangnya.

Elvan dan teman lainnya disana dibuat terkesiap akan perkataan Hardin. Terutama Elvan yang tidak terima dengan ucapan Hardin barusan. Merasa jika ucapan Hardi begitu menjatuhkan imagenya.

“Astaga, masalah baru lagi.” Gumam Raka dengan menghela nafas.

“Hardin, jaga bicara-“

PLAKK !!!

Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di wajah Hardin. Bukan Elvan atau temannya yang melakukan itu. Tapi ADARA!!

Wanita itu baru saja menampar seorang Hardin didepan teman-temannya. Sontak membuat Elvan, Raka dan teman wanita mereka disana terkejut bukan main akan tindakan Adara barusan.

“Kau bilang aku pembohong, aku diam. Tapi saat kau bilang aku wanita Jal***  sampai kapanpun aku tidak akan terima. Aku bukan wanita seperti itu!! Aku masih punya harga diri asal kau tahu itu!” seru Adara dengan meluapkan kemarahannya. Wajahnya yang putih berubah seketika menjadi merah karena emosi yang sekarang menguasainya. Di kampungnya, kata itu sangatlah kasar dan berarti sangat buruk. Bahkan belum ada orang yang berani mengatakan itu padanya. Walaupun dulu neneknya tidak menyukai Adara tapi dia tidak pernah sekalipun ucapan semacam itu terlontar dari mulut neneknya.

“Beraninya kau menampar Hardin!!” seru wanita dibelakang mereka. Dengan langkah cepat sambil menahan rasa emosinya wanita itu mendekati Adara. Setelah sampai didepan Adara, tangan wanita itu langsung terangkat keatas berniat menampar balik Adara.

“Hentikan Gege!” tangan wanita itu langsung dicekal oleh Hardin.

“WHY??” Gege membutuhkan penjelasan dengan menatap heran pada Hardin.

“STOP IT,” ucapan Hardin penuh ketegasan seakan tidak ingin dibantah oleh siapapun. Gege yang menyadari itu meringsut takut dan menurunkan tangannya.

Hardin mengalihkan pandangannya pada Adara. Jelas sekali jika laki-laki itu masih menahan emosinya karena mendapat tamparan Adara. Tatapan Hardin menghujam tajam pada Adara dengan penuh rasa marah, emosi dan keinginan pembalasan. Elvan tahu ekpresi Hardin yang satu ini. Dengan gerakan cepat, Elvan segera menghalangi tatapan Hardin pada Adara. “Aku bilang aku yang akan mengurusnya. Tenangkan dirimu lebih dulu.”

Tanpa menunggu jawaban dari Hardin, Elvan segera membawa Adara turun ke lantai 1. Sepanjang menuruni tangga, Adara berusaha melepas tangannya dari cengkraman Elvan tapi usahanya hanya sia-sia saja. Elvan segera mengajak Adara keluar kantin dan menariknya ke sebuah lorong kampus yang cukup sepi. Merasa aman, Elvan melepas tangan Adara yang masih terus memberontak untuk dilepas.

“Kau sudah gila!!” teriak Adara penuh kemarahan. Mengusap pergelangan tangannya ,yang sudah memerah akibat cengkraman Elvan. Perih.

“Kau yang gila! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada Hardin? Kau sudah bosan dengan hidupmu? Kau mau bunuh diri hah? Kau mau mati?” seru Elvan tak kalah kerasnya.

“Jangan seenaknya bicara! Tentu saja aku masih ingin hidup! Pertanyaan bodoh!”

“Kau yang bodoh! Seharusnya saat aku bilang padamu untuk pergi kau seharusnya pergi. Aku berusaha menyelamatkan hidupmu yang hmpir jatuh ke jurang kematian. Dan sekarang kau sendiri yang membuat dirimu jatuh ke jurang itu!” teriak Elvan.

Sejenak Adara diam karena merasa lelah berdebat dengan Elvan. Tapi tatapannya tidak berpindah dari laki-laki itu.

“Kau takut dengan temanmu itu?” Adara bertanya dengan nada selidik.

“Tidak!”

“Tapi aku bisa melihat ketakutan dalam matamu itu. Sudahlah jangan memperdulikan aku. Temanmu itu tidak akan berani mendepakku dari kampus ini. Kau tenang saja.” Ucap Adara penuh kenyakinan.

“Kau belum tahu siapa Hardin.” Ucap Elvan.

“Tahu, dia hanya laki-laki kasar, mulut seperti pisau dan juga payah. Bisanya hanya mengancam saja. Tidak tahu malu. Awas saja jika bertemu dengannya lagi, aku akan buat mulutnya seperti kue susur buatan ibuku” Gerutu Adara tidak jelas.

Elvan hanya memijat pelipisnya merasa pusing dengan sikap Adara. Bukannya takut justru wanita ini malah menantang Hardin? Yang benar saja!

“Adara”

“Sudah cukup! Aku mau kembali melakukan kegiatan ospekku. Aku bisa kena hukuman jika terus bersamamu” Adara dengan acuh melenggang pergi menjauhi Elvan yang masih berdiri mematung melihat kepergiannya.

“Kenapa aku peduli padanya? Shiitt, aku pasti sudah hilang akal!” umpat Elvan meruntukki kebodohannya sendiri.

.

.

.

. Jgn lupa RATE bintang 5, VOTE, LIKE, KOMENT ya….. ^-^

Terpopuler

Comments

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

like

2021-03-30

0

L🌿

L🌿

Mampir bawa boom like 👍
Semangat Thor 💪 Saling Dukung 👀

Ditunggu feedbacknya 😊
"Istri Pilihan Papa"
"Cinta Dan Musuh"

2021-01-24

0

Nukifaljen

Nukifaljen

ih tegang.....tahan nafas aku Thor di buatnya. saat membaca cerita Andara. huufff

2021-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Uang Koin
3 Tak Sengaja Menabrak
4 Tugas Ospek Pertama
5 Tidak Terima
6 Meminta Data
7 Permainan Dimulai
8 Main-main Sebentar
9 Hukuman
10 Tak Sadarkan diri
11 Mengantar Pulang
12 Siapa?
13 Balas Dendam
14 Rencana Hardin
15 Tolong Aku
16 Permainan Masa Kecil
17 Berkeliling Kampus
18 Tidak Butuh Bantuanmu!
19 Apa salahku?
20 Butuh Pekerjaan
21 Berbagi Makanan
22 Mulai Bekerja
23 Bertemu Kembali
24 Bertemu Tuan
25 Rencana Makan Malam
26 Kepergok
27 Membaca Buku
28 Penghinaan
29 Memberitahu Rektor
30 Arena Balapan
31 Apartemen Hardin
32 Aku Menyukainya
33 Jauhi Aku
34 Bertemu Saudara Jauh
35 Pengakuan Elvan
36 Kegiatan Bhakti Sosial
37 Malam Camping
38 Rumah Pohon
39 Tersesat
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Sepertinya Aku Harus Menghukummu
42 Jangan Berpikir Macam-macam
43 Isi Hati Hardin Bramantio Damian
44 Mencari Jalan Keluar
45 Kenapa Menciumku?
46 Tidak sesuai dengan Ucapan
47 Permintaan Tian
48 Aku Berhak Atas Privasimu
49 Ayah Tiri
50 Bekerja Kembali Di rumah keluarga Damian
51 Ban Bocor
52 Pergi Denganku?
53 Kenapa Melihatku Seperti Itu?
54 Pesta Ulang Tahun
55 Jujurlah
56 Kau sedang jatuh cinta
57 Tuduhan
58 Bertemu Nenek
59 Dia Kekasihku!
60 Milikku
61 Perjanjian Aneh
62 Berhenti Menggangguku!
63 Maaf
64 Apa kau merindukannya?
65 Sunset
66 Aku Bahagia
67 Curhatan Adara
68 Menginap di Rumah Rahel
69 Laki-laki Lemah
70 Kekhawatiran Adara
71 Pemaksaan dari Nenek
72 Membawa Gadis Itu
73 Ke Luar Negeri
74 Mempersiapkan Malam Bersama
75 Kenapa Tidak Memberitahuku?
76 Wahana Malam
77 Marah
78 Cari Kesempatan Ya?
79 Sayur Becek
80 Siapa Sih Dia?
81 Pingit?
82 Masa Lalu yang Menyakitkan
83 Tragedi Audrey
84 Kabar dari Ibuk
85 Kereta Api
86 Keluarga Adara
87 Tawaran Ibuk
88 Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas
89 Aku Bisa Menurut Padamu
90 Kantor Polisi
91 Pov Hardin 1 (Mengikutimu)
92 Pov Hardin 2 (Kebusukan Satya)
93 Pov Hardin 3 (Berubah Pikiran)
94 Kekecewaan Sofia
95 Liburan
96 Menyatakan Perasaan
97 Mencintaimu Dengan Caraku
98 Kembali Ke Jakarta
99 Pertemuan Dua Orang
100 Masa Lalu Rega
101 Bertemu Kekasih Hardin
102 Pertarungan Kedua Musuh
103 Menghilang Lagi
104 Syndrome Borderline personality disorder (BPD)
105 Kedatangan Satya
106 Bertemu Denganmu
107 Kau Milikku Selamanya
108 Aku Pergi
109 Melepasmu (END)
110 Prolog Season 2 (Scene cut)
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU !!
112 PENGUMUMAN NOVEL BARUUU!!! (Again)
113 PENGUMUMAN NOVEL My Grumpy Love Season 2 SUDAH TERBIT CETAK!!
114 Pengumuman Novel Baru !
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
Uang Koin
3
Tak Sengaja Menabrak
4
Tugas Ospek Pertama
5
Tidak Terima
6
Meminta Data
7
Permainan Dimulai
8
Main-main Sebentar
9
Hukuman
10
Tak Sadarkan diri
11
Mengantar Pulang
12
Siapa?
13
Balas Dendam
14
Rencana Hardin
15
Tolong Aku
16
Permainan Masa Kecil
17
Berkeliling Kampus
18
Tidak Butuh Bantuanmu!
19
Apa salahku?
20
Butuh Pekerjaan
21
Berbagi Makanan
22
Mulai Bekerja
23
Bertemu Kembali
24
Bertemu Tuan
25
Rencana Makan Malam
26
Kepergok
27
Membaca Buku
28
Penghinaan
29
Memberitahu Rektor
30
Arena Balapan
31
Apartemen Hardin
32
Aku Menyukainya
33
Jauhi Aku
34
Bertemu Saudara Jauh
35
Pengakuan Elvan
36
Kegiatan Bhakti Sosial
37
Malam Camping
38
Rumah Pohon
39
Tersesat
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Sepertinya Aku Harus Menghukummu
42
Jangan Berpikir Macam-macam
43
Isi Hati Hardin Bramantio Damian
44
Mencari Jalan Keluar
45
Kenapa Menciumku?
46
Tidak sesuai dengan Ucapan
47
Permintaan Tian
48
Aku Berhak Atas Privasimu
49
Ayah Tiri
50
Bekerja Kembali Di rumah keluarga Damian
51
Ban Bocor
52
Pergi Denganku?
53
Kenapa Melihatku Seperti Itu?
54
Pesta Ulang Tahun
55
Jujurlah
56
Kau sedang jatuh cinta
57
Tuduhan
58
Bertemu Nenek
59
Dia Kekasihku!
60
Milikku
61
Perjanjian Aneh
62
Berhenti Menggangguku!
63
Maaf
64
Apa kau merindukannya?
65
Sunset
66
Aku Bahagia
67
Curhatan Adara
68
Menginap di Rumah Rahel
69
Laki-laki Lemah
70
Kekhawatiran Adara
71
Pemaksaan dari Nenek
72
Membawa Gadis Itu
73
Ke Luar Negeri
74
Mempersiapkan Malam Bersama
75
Kenapa Tidak Memberitahuku?
76
Wahana Malam
77
Marah
78
Cari Kesempatan Ya?
79
Sayur Becek
80
Siapa Sih Dia?
81
Pingit?
82
Masa Lalu yang Menyakitkan
83
Tragedi Audrey
84
Kabar dari Ibuk
85
Kereta Api
86
Keluarga Adara
87
Tawaran Ibuk
88
Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas
89
Aku Bisa Menurut Padamu
90
Kantor Polisi
91
Pov Hardin 1 (Mengikutimu)
92
Pov Hardin 2 (Kebusukan Satya)
93
Pov Hardin 3 (Berubah Pikiran)
94
Kekecewaan Sofia
95
Liburan
96
Menyatakan Perasaan
97
Mencintaimu Dengan Caraku
98
Kembali Ke Jakarta
99
Pertemuan Dua Orang
100
Masa Lalu Rega
101
Bertemu Kekasih Hardin
102
Pertarungan Kedua Musuh
103
Menghilang Lagi
104
Syndrome Borderline personality disorder (BPD)
105
Kedatangan Satya
106
Bertemu Denganmu
107
Kau Milikku Selamanya
108
Aku Pergi
109
Melepasmu (END)
110
Prolog Season 2 (Scene cut)
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU !!
112
PENGUMUMAN NOVEL BARUUU!!! (Again)
113
PENGUMUMAN NOVEL My Grumpy Love Season 2 SUDAH TERBIT CETAK!!
114
Pengumuman Novel Baru !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!