Uang Koin

Adara sudah berada di kontrakan kecilnya di Kota Jakarta. Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi. Setelah dirinya baru sampai semalam dari perjalanan panjanganya di kampung dan langsung mencari rumah kontrakan yang cukup nyaman untuknya. Adara sendiri yang telah menyewa kontrakan itu sendiri saat masih berada di Yogjakarta dengan menggunakan uang tabungannya, cukup untuk tinggal di kota itu selama beberapa bulan kedepan. Untung saja Ibu pemilik kontrakan itu sangat ramah dan baik. Adara berharap dirinya akan betah tinggal disana dan bisa belajar sambil mencari pekerjaan sampingan disana.

Pagi itu Adara mulai membersihkan rumah kontrakannya yang hanya berukuran 8 x 7 meter itu. Mencuci baju kotornya, mengepel lantai, mengeringkan kasur dan juga melipat baju miliknya. Seharian Adara disibukkan dengan tugas rumah itu yang susah biasa dia lakukan saat tinggal bersama neneknya. Setelah menyelesaikan semuanya, Adara berniat pergi ke minimarket terdekat untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Adara pergi  ke minimarket menggunakan sepeda kayuh milik Ibu kontrakannya yang diberikan percuma pada Adara untuk transportasi. Adara merasa bersyukur atas pemberian itu dan akan dia gunakan sebaik mungkin.

Didepan minimarket Adara memarkirkan sepedanya dan berjalan masuk. Dengan langkah riang, Adara mulai mencari barang-barang kebutuhannya. Setelah mendapat semuanya, Adara berjalan kearah kasir berniat membayarnya. Saat sampai pada gilirannya, Adara membuka dompet kecilnya berniat membayar pada kasir. Didompetnya hanya ada beberapa uang receh ribuan saja.

“Nona, ini masih kurang 10 ribu.” Ucap Kasir itu yang sudah menghitung uang dari Adara tapi ternyata masih ada kekurangan.

“Ah, maaf. Sebentar aku ambilkan.”

Adara membuka dompetnya yang hanya hanya tersisa 5 ribu dan sisanya hanya uang koin. Sebenarnya Adara masih punya simpanan di kontrakan. Tapi mana mungkin dirinya pulang lebih dulu. Karena setelah ini dia harus pergi ke laundryan untuk mengambil titipan cucian dari ibu kontrakannya.

Adara menghela nafas dan terpaksa mengambil uang koin itu dan mengitungnya di meja kasir.

Saat sibuk menghitung uang koin itu, Adara mendengar ada seseorang yang menertawakannya dari belakang. Dia berbalik dan melihat seorang laki-laki menutupi sebagian wajahnya sedang menahan tawa saat Adara memergokinya.

“Maaf Tuan, apa ada yang salah?” Tanya Adara dengan menyernyitkan dahinya.

“Tidak. Lanjutkan saja.” Jawab laki-laki itu.

Adara kembali focus menghitung uang koin itu sesekali dirinya melirik kebelakang mengawasi laki-laki itu supaya tidak menertawakannya. Kasir didepannya hanya menggelengkan kepala dengan Adara karena gadis itu tidak berpikir secara gampangnya saja. Bukankah lebih baik mengurangi salah satu barangnya itu daripada harus mengeluarkan uang koin yang tidak seberapa dibandingkan harus ditertawakan oleh pembeli lain dibelakangnya.

Setelah selesai Adara mengambil barang belanjaannya dan berniat pergi keluar.

“Nona, awas ada uang koinmu yang jatuh.” Ucap laki-laki tadi.

Adara yang mendengar itu langsung berbalik dan melihat kebawah untuk melihat uang koinnya yang mungkin jatuh seperti apa yang laki-laki itu katakan. Tapi Adara tidak melihat apapun yang jatuh dilantai. Dia mendongak dan menatap laki-laki itu. Dan ternyata bukan hanya laki-laki itu yang kembali tertawa tapi juga kasir dan pembeli lainnya bersama-sama menertawakan kepolosan Adara.

“Maaf Nona. Ternyata aku salah.” Ucap laki-laki itu terus berusaha menahan tawanya tanpa merasa bersalah.

Adara sebenarnya ingin membalas perbuatan usil laki-laki itu tapi niatanya diurungkan dan berbalik meninggalkan tempat itu. Diluar minimarket, Adara menggerutu kesal. “Laki-laki menyebalkan!! Awas saja jika nanti ketemu lagi”

Adara mulai mengayuh sepedanya meninggalkan minimarket. Dari dalam minimarket itu, laki-laki yang tadi berbuat usil pada Adara hanya menepiskan senyum sembari terus memperhatikan Adara yang semakin menjauh. “Unik.”

^

Malam harinya, Adara yang baru saja selesai mandi keluar dengan hanya memakai handuk melilit di tubuhnya. Rambutnya yang panjang masih basah setelah keramas. Kulitnya sangat putih. Rambutnya panjang berwarna hitam kecoklatan, memiliki bulu mata lentik, alis tebal dan juga bibir yang cerah seperti buah cerry. Adara menyukai penampilan biasa, tidak terlalu modis dan sering mengucir rambutnya ke belakang dengan dicepol. Jika orang lain lihat penampilan Adara sehari-hari, maka mereka akan menganggap Adara anak Kudet, cupu dan juga kuper. Ya, karena Adara tidak memiliki banyak teman dan lebih suka menyendiri. Bukan karena sombong atau angkuh, tapi karena Adara merasa jika dirinya tidak pantas menjadi teman mereka. Dirinya selalu merendahkan diri karena kesederhanaanya. Dia selalu berpikir, Orang mana yang mau berteman dengan gadis kampung seperti dirinya?

Adara selesai memakai pakaian santai dan langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Lalu Adara mengambil ponsel jadulnya yang masih bisa dipakai untuk berkomunikasi dengan ibu dan adiknya dikampung. Adara mulai melakukan video call pada nomor adiknya.

Tut Tut Tut….

“Halo?” suara Syahnaz terdengar dari seberang sana.

“Naz, bagaimana kabarmu dan ibuk?” Tanya  Adara.

“Baik kak. Sebentar aku penggilkan ibuk dulu ya.” Tawar Syahnaz.

“Memangnya ibu sedang apa Naz?”

“Sedang mengantar cucian ke tetangga kak.” Jawab Syahnaz terlihat beranjak pergi untuk memberitahu ibunya.

“Naz, tidak usah panggil ibuk. Sampaikan pada ibuk saja jika kakak sudah sampai kemarin malam. Disini kakak baik-baik saja. Besok kakak akan mulai kuliah. Nanti kalau ada waktu luang, kakak akan memberi kabar lagi pada kalian.” Tutur Adara.

“BAiklah kak, bilang pada kami jika kakak ada masalah disana ya. Nanti syahnaz sampaikan pada ibuk. Oh ya, apa kakak tahu? Kakak kelas yang sering ku ceritakan pada kakak dulu, dia sekarang sudah putus dengan pacarnya. Dan sekarang dia mendekatiku kak. Aku tidak suka caranya dan…blab la bla…” celoteh Syahnaz panjang lebar.

Adara mendengarkan dengan baik curahatan hati adik perempuannya itu. Adara tidak pernah mengeluh jika adiknya sering bercerita masalah pribadi atau pun tentang keluarganya. Karena Adara begitu menyanyangi Syahnaz dan selalu memberi nasehat pada adiknya itu.

Mereka saling bercerita banyak hingga sampai tengah malam. Adara yang merasa lelah meminta untuk mengakhiri video call itu dan menyuruh adiknya supaya tidur karena besok mereka akan sama-sama bersekolah. Adara tidak membutuhkan waktu lama untuk tertidur dan langsung terbenam akan mimpi malamnya.

^^

Esok paginya Adara mulai bersiap-siap pergi ke kampus. Hari ini dirinya hanya ke kampus untuk pendaftaran ulang besoknya dirinya akan mengikuti kegiatan ospek kampus. Rumah kontrakan Adara yang dekat dengan kampus sangat mengirit uang sakunya. Hanya lima menit bersepeda dan 10 menit berjalan kaki.

Adara mengayuh sepedanya yang memiliki keranjang didepannya yang dia gunakan untuk menaruh tas sekolahnya. Dengan bersemangat Adara mulai manjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa baru. Adara berharap selama kuliahnya disini, dirinya tidak kena masalah dan segera lulus untuk bisa kembali ke kampung dan mencari bisnis disana dengan ijasah sekolahnya kelak.

Adara mulai memasuki kampus yang memiliki gerbang menjulang tinggi. Kakinya yang mungil terus mengayuh sepeda dengan riang. KAmpus dimana dia akan mengayam pendidikan disana begitu luas dan memiliki lapangan olahraga dan juga taman yang luas. Adara tak henti mengucapkan syukur atas keberuntungan yang dia dapat saat ini. Bersekolah di kampus besar dan salah satu kampus terbaik di kota Jakarta itu.

Adara yang sedari tadi sibuk melihat sekeliling tempat kampus, tanpa sadar dirinya hampir menabrak seseorang yang berjalan ingin menyeberang. Adara segera mengalihkan padangannya saat menyadari akan menabrak seseorang. Dibelokkannya sepeda kayuh itu ke kiri dan langsung menukik dengan tajam mengarah ke semak-semak.

Tanpa bisa dikontrol, Adara dan sepedanya langsung nyungsep di semak-semak itu dan membuat pakaian dan rambutnya kotor terkena daun-daun kering. Adara mencoba berdiri. Dirinya dibuat kaget saat beberapa mahasiswa disana malah menonton dirinya bahkan ada yang menertawakannya cukup keras. Adara merasa gemetar dan juga malu apalagi penampilannya yang jelek saat ini. Adara mencoba menutupi wajahnya dengan tas miliknya.

Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak keras menghentikan tawa mereka semua. Orang itu berjalan mendekati Adara yang masih menunduk malu. Adara tidak berani melihat siapa orang itu, dia hanya bisa melihat sepatunya yang dia yakini seorang laki-laki.

“Jika bersepeda pakai otak bukan pakai kaki!” Ucap orang itu dengan suara dingin nan menusuk hati.

Adara merasa kesal akan ucapan laki-laki itu. Dia memberanikan diri mendongak untuk melihat wajah orang itu. Adara sejenak terbius dengan ketampanan laki-laki itu. Tubuhnya yang atletis, proposional dan juga kekar, bermata hitam dengan tatapan matanya setajam elang menghujam bola mata Adara. Baru kali ini Adara melihat laki-laki yang begitu membuatnya terpesona. Dan baru kali ini dia melihat laki-laki didepannya ini.

Tapi sejenak pandangan Adara teralihkan pada seseorang laki-laki yang mendekati mereka berdua. Laki-laki itu tersenyum jahil pada Adara dan berjalan santai ke arahnya. Adara sangat terkejut melihat laki-laki itu yang ternyata adalah laki-laki kemarin yang berbuat usil padanya di minimarket. Dan Adara merasa sial bertemu lagi dengan laki-laki itu di kampusnya. Laki-laki itu berdiri diantara dirinya dan laki-laki yang bermata elang itu.

.

.

.

.

.

Jangan lupa VOTE, LIKE , KOMENT yaaa…^-^

Terpopuler

Comments

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

lanjut

2021-03-30

0

Niko Erlin

Niko Erlin

lanjuttt

2021-01-23

0

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

likes

2021-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Uang Koin
3 Tak Sengaja Menabrak
4 Tugas Ospek Pertama
5 Tidak Terima
6 Meminta Data
7 Permainan Dimulai
8 Main-main Sebentar
9 Hukuman
10 Tak Sadarkan diri
11 Mengantar Pulang
12 Siapa?
13 Balas Dendam
14 Rencana Hardin
15 Tolong Aku
16 Permainan Masa Kecil
17 Berkeliling Kampus
18 Tidak Butuh Bantuanmu!
19 Apa salahku?
20 Butuh Pekerjaan
21 Berbagi Makanan
22 Mulai Bekerja
23 Bertemu Kembali
24 Bertemu Tuan
25 Rencana Makan Malam
26 Kepergok
27 Membaca Buku
28 Penghinaan
29 Memberitahu Rektor
30 Arena Balapan
31 Apartemen Hardin
32 Aku Menyukainya
33 Jauhi Aku
34 Bertemu Saudara Jauh
35 Pengakuan Elvan
36 Kegiatan Bhakti Sosial
37 Malam Camping
38 Rumah Pohon
39 Tersesat
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Sepertinya Aku Harus Menghukummu
42 Jangan Berpikir Macam-macam
43 Isi Hati Hardin Bramantio Damian
44 Mencari Jalan Keluar
45 Kenapa Menciumku?
46 Tidak sesuai dengan Ucapan
47 Permintaan Tian
48 Aku Berhak Atas Privasimu
49 Ayah Tiri
50 Bekerja Kembali Di rumah keluarga Damian
51 Ban Bocor
52 Pergi Denganku?
53 Kenapa Melihatku Seperti Itu?
54 Pesta Ulang Tahun
55 Jujurlah
56 Kau sedang jatuh cinta
57 Tuduhan
58 Bertemu Nenek
59 Dia Kekasihku!
60 Milikku
61 Perjanjian Aneh
62 Berhenti Menggangguku!
63 Maaf
64 Apa kau merindukannya?
65 Sunset
66 Aku Bahagia
67 Curhatan Adara
68 Menginap di Rumah Rahel
69 Laki-laki Lemah
70 Kekhawatiran Adara
71 Pemaksaan dari Nenek
72 Membawa Gadis Itu
73 Ke Luar Negeri
74 Mempersiapkan Malam Bersama
75 Kenapa Tidak Memberitahuku?
76 Wahana Malam
77 Marah
78 Cari Kesempatan Ya?
79 Sayur Becek
80 Siapa Sih Dia?
81 Pingit?
82 Masa Lalu yang Menyakitkan
83 Tragedi Audrey
84 Kabar dari Ibuk
85 Kereta Api
86 Keluarga Adara
87 Tawaran Ibuk
88 Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas
89 Aku Bisa Menurut Padamu
90 Kantor Polisi
91 Pov Hardin 1 (Mengikutimu)
92 Pov Hardin 2 (Kebusukan Satya)
93 Pov Hardin 3 (Berubah Pikiran)
94 Kekecewaan Sofia
95 Liburan
96 Menyatakan Perasaan
97 Mencintaimu Dengan Caraku
98 Kembali Ke Jakarta
99 Pertemuan Dua Orang
100 Masa Lalu Rega
101 Bertemu Kekasih Hardin
102 Pertarungan Kedua Musuh
103 Menghilang Lagi
104 Syndrome Borderline personality disorder (BPD)
105 Kedatangan Satya
106 Bertemu Denganmu
107 Kau Milikku Selamanya
108 Aku Pergi
109 Melepasmu (END)
110 Prolog Season 2 (Scene cut)
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU !!
112 PENGUMUMAN NOVEL BARUUU!!! (Again)
113 PENGUMUMAN NOVEL My Grumpy Love Season 2 SUDAH TERBIT CETAK!!
114 Pengumuman Novel Baru !
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
Uang Koin
3
Tak Sengaja Menabrak
4
Tugas Ospek Pertama
5
Tidak Terima
6
Meminta Data
7
Permainan Dimulai
8
Main-main Sebentar
9
Hukuman
10
Tak Sadarkan diri
11
Mengantar Pulang
12
Siapa?
13
Balas Dendam
14
Rencana Hardin
15
Tolong Aku
16
Permainan Masa Kecil
17
Berkeliling Kampus
18
Tidak Butuh Bantuanmu!
19
Apa salahku?
20
Butuh Pekerjaan
21
Berbagi Makanan
22
Mulai Bekerja
23
Bertemu Kembali
24
Bertemu Tuan
25
Rencana Makan Malam
26
Kepergok
27
Membaca Buku
28
Penghinaan
29
Memberitahu Rektor
30
Arena Balapan
31
Apartemen Hardin
32
Aku Menyukainya
33
Jauhi Aku
34
Bertemu Saudara Jauh
35
Pengakuan Elvan
36
Kegiatan Bhakti Sosial
37
Malam Camping
38
Rumah Pohon
39
Tersesat
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Sepertinya Aku Harus Menghukummu
42
Jangan Berpikir Macam-macam
43
Isi Hati Hardin Bramantio Damian
44
Mencari Jalan Keluar
45
Kenapa Menciumku?
46
Tidak sesuai dengan Ucapan
47
Permintaan Tian
48
Aku Berhak Atas Privasimu
49
Ayah Tiri
50
Bekerja Kembali Di rumah keluarga Damian
51
Ban Bocor
52
Pergi Denganku?
53
Kenapa Melihatku Seperti Itu?
54
Pesta Ulang Tahun
55
Jujurlah
56
Kau sedang jatuh cinta
57
Tuduhan
58
Bertemu Nenek
59
Dia Kekasihku!
60
Milikku
61
Perjanjian Aneh
62
Berhenti Menggangguku!
63
Maaf
64
Apa kau merindukannya?
65
Sunset
66
Aku Bahagia
67
Curhatan Adara
68
Menginap di Rumah Rahel
69
Laki-laki Lemah
70
Kekhawatiran Adara
71
Pemaksaan dari Nenek
72
Membawa Gadis Itu
73
Ke Luar Negeri
74
Mempersiapkan Malam Bersama
75
Kenapa Tidak Memberitahuku?
76
Wahana Malam
77
Marah
78
Cari Kesempatan Ya?
79
Sayur Becek
80
Siapa Sih Dia?
81
Pingit?
82
Masa Lalu yang Menyakitkan
83
Tragedi Audrey
84
Kabar dari Ibuk
85
Kereta Api
86
Keluarga Adara
87
Tawaran Ibuk
88
Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas
89
Aku Bisa Menurut Padamu
90
Kantor Polisi
91
Pov Hardin 1 (Mengikutimu)
92
Pov Hardin 2 (Kebusukan Satya)
93
Pov Hardin 3 (Berubah Pikiran)
94
Kekecewaan Sofia
95
Liburan
96
Menyatakan Perasaan
97
Mencintaimu Dengan Caraku
98
Kembali Ke Jakarta
99
Pertemuan Dua Orang
100
Masa Lalu Rega
101
Bertemu Kekasih Hardin
102
Pertarungan Kedua Musuh
103
Menghilang Lagi
104
Syndrome Borderline personality disorder (BPD)
105
Kedatangan Satya
106
Bertemu Denganmu
107
Kau Milikku Selamanya
108
Aku Pergi
109
Melepasmu (END)
110
Prolog Season 2 (Scene cut)
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU !!
112
PENGUMUMAN NOVEL BARUUU!!! (Again)
113
PENGUMUMAN NOVEL My Grumpy Love Season 2 SUDAH TERBIT CETAK!!
114
Pengumuman Novel Baru !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!