Tugas Ospek Pertama

“Bagaimana kabarmu nduk?” Tanya ibuk.

“Alhamdulillah baik buk. Besok Adara mau kegiatan ospek kampus. Doain semoga lancar ya buk.” Balas Adara.

Malam itu seperti biasa Adara menelfon ibunya yang berada dikampung. Memberi kabar jika dirinya baik-baik saja. Adara berada di luar rumah kontrakannya sambil mencari udara malam. Susu putih hangat menjadi temannya saat bertelepon dengan ibunya.

“Nanti kalau uangmu habis disana, kabari ibuk ya. Nanti ibuk kirim lagi.”

“Tidak usah buk. Adara masih punya simpanan kok. Uangnya buat sekolah Syahnaz saja.” Tolak Adara lembut.

“Ya udah. Disana tetep jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan yang teratur dan juga tidur tepat waktu. Ibuk disini Cuma bisa mendoakan yang terbaik untukmu nduk.”

Tanpa sadar ucapan ibunya barusan membuat Adara meneteskan air mata. Dengan cepat Adara mengusap matanya tanpa mengeluarkan suara. “Iya buk. Adara akan melakukannya. Ibuk dan Syahnaz juga baik-baik disana. Adara janji segera menyelesaikan kuliah disini. Ibuk jangan khawatir. Adara pasti melakukan apa yang ibuk katakan” Adara berusaha menahan tangisnya.

“Iya nduk. Ya sudah, ibuk matikan telfonnya ya. Besok ada pesanan kue bantal dari tetangga sebelah. Istirahat yang banyak ya nduk.” Ucap Ibu.

“I-iya buk. Ibu juga jaga kesehatan ya.” Balas Adara dengan wajahnya yang sudah memerah dengan ingus sedikit keluar.

“Iya.” Ibuk mematikan panggilannya.

Adara meletakkan ponsel miliknya dan seketika langsung menangis tersedu-sedu. Dia begitu merindukan ibu dan juga adiknya dikampung. Ingin sekali Adara memeluk mereka dan tidur dengan didekap oleh mereka seperti yang sering dilakukannya saat kecil. Adara mengatur nafasnya yang terengah-engah untuk bisa menghentikan tangisannya.

“Aku harus segera menyelesaikan kuliahku disini. Harus.” Ucap Adara penuh keteguhan. Adara segera masuk kedalam rumah dan mengunci pintu untuk tidur.

^^

Adara sudah berada dikampus. Dirinya bersama mahasiswa baru lainnya berkumpul di lapangan. Adara melihat ada ratusan mahasiswa yang sama seperti dirinya sedang menunggu kegiatan ospek dimulai. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.45, matahari sudah mulai memancarkan panasnya yang mengkilat, hampir membakar kulit, tapi belum ada tanda-tanda kegiatan akan dimulai. Entah apa yangs sedang mereka tunggu tidak ada informasi yang bisa mereka dapatkan.

“Panas sekali. Skincareku bisa rusak karena menunggu terlalu lama disini. Bisa-bisa aku jadi gosong.” Keluh mahasiswi disamping Adara. Adara hanya meliriknya dan kembali focus kedepan.

“Adara!!” seseorang terdengar setengah berteriak dari arah samping menyebut namanya.

Adara menoleh dan tersenyum saat melihat Rahel berjalan cepat ditengah banyaknya kerumunan. Adara melambaikan tangan pada Rahel. Setidaknya Adara punya seseorang yang dia kenal disana.

“Hai,” sapa Rahel setelah berhasil mendekat pada Adara. Dia terlihat membenarkan kaca matanya yang terus turun dari tempatnya.

“Hai juga Rahel. Kebetulan kau ada disini.” Ucap Adara menepiskan senyum manisnya.

“Iya. Aku juga sangat beruntung. Sebenarnya disana ada teman-temanku dari SMA tapi aku merasa tidak nyaman saat bersama mereka. Eh, tanpa sengaja aku melihatmu disini.” Jelas Rahel dengan wajah senang.

“Iya. Aku senang ada seseorang yang bisa ku ajak bicara. Jujur saja, aku tidak punya teman disini.” Bisik Adara.

“Benarkah? Wah bagus kalau begitu. Kita bisa berteman mulai sekarang. Bagaimana?” pinta Rahel dengan bersemangat.

“Oke. Aku setuju.” Balas Adara sembari tersenyum.

“BERHENTI BERCANDA!!!” Teriak seseorang dari arah depan dengan membawa Toa Megaphone ditangannya. Seorang laki-laki dengan jas almameter berwarna biru laut sedang berbicara kepada seluruh mahasiswa baru.

Adara dan Rahel focus pada seseorang yang ada didepannya itu. Berusaha mendengar setiap kata yang terlontar. Para mahasiswa baru sontak terdiam semua saat mendengar laki-laki itu berbicara. Mereka semua juga memperhatikan setiap penjelasan yang akan diberikan.

“Selamat Pagi menjelang siang. Salam manis untuk juniao-junior kami semua. Aku adalah perwakilan dari senior dan Aktivis BEM kampus dalam kegiatan Ospek ini! Namaku adalah Satrio Manis Dewantara!”

Sontak para mahasiswa baru meledakkan tawanya saat mendengar nama tengah dari seniornya itu. Sangat menggelikan untuk mereka. Begitupun bagi Rahel dan juga Adara.

“Pasti ibunya ngidam brownis banyak saat mengandungnya.” Bisik Rahel ditelinga Adara dengan menahan tawanya.

Adara hanya diam dan menginstruksikan dengan jari telunjuknya meminta Rahel untuk diam, karena takut suaranya bisa terdengar sampai depan.

Melihat junior-juniornya menertawakannya, Satrio segera angkat bicara. “Lucu ya??? Tertawalah sepuas kalian. Tapi jangan salahkan aku jika itu adalah tertawa kalian untuk terakhir kali.” Ucapnya dengan tenang tapi penuh dengan nada ancam. Sontak semua mahasiswa terdiam.

“Nah, sekarang dengarkan aku baik-baik! Setelah ini ada tugas dari kami untuk kalian semua. Kalian sudah punya NIMTEK sendiri bukan? Jadi kami bisa mudah mengenali kalian nantinya.”

“Baiklah. Lebih baik kita tidak usah berlama-lama menunggu lagi. Kegiatan pertama kita akan dilakukan dengan lari mengelililingi lingkungan kampus sebanyak 100 kali!! Persiapkan diri kalian!”

Perintah Satrio membuat para mahasiswa memprotes keras. Mereka banyak yang tidak setuju dengan keputusan itu. Padahal ini sudah hampir siang hari, terik matahari lagi  panas-panasnya. Jika dilakukan mereka takut pingsan.

“Jika ada yang menolak, kami terpaksa menghukum mereka yang membangkang! Dan hukumannya akan lebih berat lagi. Ini untuk melatih ketangkasan dan juga rasa disiplin kalian. Mengerti!”

“Sudah kuduga, pasti akan berjalan seperti ini. Ternyata memang benar jika ospek tidaklah menyenangkan.” Keluh Rahel pelan.

“Sudah jangan sedih, kita lakukan bersama-sama. Pasti akan menyenangkan.” Balas Adara dengan menepiskan senyum.

Adara dan Rahel dan juga mahasiswa baru lainnya kembali melanjutkan kegiatan ospek dengan berlari mengelilingi lingkungan kampus. Banyak diantara mereka yang kewalahan dan harus berhenti dijalan karena daya tahan tubuh yang semakin melemah.

Setelah satu setengah jam lamanya mereka berhasil menyelesaikan tugas itu. Dengan nafas ngos-ngosan Adara dan Rahel duduk berselonjor dibawah pohon mengatur nafas mereka yang memburu cepat. “Adara, aku haus.” Ucap Rahel dengan memejamkan matanya.

Adara membenarkan duduknya dengan sedikit mengusap keringatnya yang jatuh di dahi dan juga pelipisnya. “Mau kubelikan minuman?” tawar Adara.

Rahel menoleh pada Adara dengan melebarkan senyum. “Mauu. Tolong belikan di kantin yah?”

“Baiklah. Kau tunggu disini, aku akan belikan.” Adara bangkit dan berjalan menuju kantin.

Adara masuk ke kantin yang begitu sepi. Hanya ada dua orang disana yang Adara yakini adalah penjual makanan disana. Tidak ada mahasiswa lain, karena memang dirinya dan Rahel menyelesaikan lari lebih cepat dari mahasiswa lainnya.

Adara mendekati salah satu penjual disana. “Permisi, boleh saya minta dua air mineral dingin dan beberapa cemilan.” Pinta Adara dengan sopan.

“Baiklah. Tunggu sebentar.”

Adara mendudukkan tubuhnya di kursi disampingnya sambil menunggu pesanannya. Kantin itu memiliki dua lantai, lantai pertama saja sudah cukup luas apalagi jika dilantai dua. Pasti dilantai dua lebih bagus lagi tempatnya karena kantin ini berbatasan langsung dengan kebun milik kampus. Adara begitu penasaran ingin melihat apa saja yang ada diatas sana. Dia melirik kearah penjual itu yang masih sibuk mengambilkan cemilan untuknya. Dengan perlahan, Adara mulai menaiki tangga kecil penghubung antara lantai satu dan lantai dua. Hanya ada satu tangga dan itu sedikit sempit jika dilewati dua orang. Tapi rasa penasaran Adara lebih besar untuk segera melihatnya.

Adara terus menaiki tangga dengan sesekali matanya mengedarkan ke sekeliling tempat itu. Klasik dan juga berciri tempo doloe mengisi setiap sudut dekorasi di lantai dua. Apalagi saat Adara semakin naik keatas, lampu penerangan semakin redup. Tapi masih sedikit sinar matahari yang bisa masuk kedalam.

Saat sampai diatas, Adara mendengar suara orang sedang berbicara, bukan hanya satu tapi lebih. Adara mengedarkan pandangannya mencari asal suara itu. Tatapannya dibuat terheran saat melihat 3 orang laki-laki sedang duduk di sofa dengan ditemani satu orang wanita cantik. Setelah diamati lebih dekat, 2 laki-laki diantara mereka dikenali oleh Adara. Daripada dirinya kena masalah  dengan mereka, Adara memilih untuk pergi turun kebawah. Tapi saat berbalik, dirinya tak sengaja menjatuhnya sebuah patung rusa kecil hingga mengeluarkan suara cukup keras.

“Aduh mati aku!” umpat Adara pelan.

“Siapa?!!” teriak salah seorang dari mereka.

Mendengar suara benda terjatuh membuat salah satu dari mereka mendekati Adara. “ Siapa kau? Jawab!!”

Elvan, ya itu suara Elvan, laki-laki menyebalkan bagi Adara. Elvan yang hanya melihat belakang tubuh Adara tidak mengenali siapa sosok wanita didepannya itu. Dia kembali bertanya dengan menaikkan nada suaranya saat melihat wanita itu hanya diam memunggunginya. “Kau punya telinga kan? Cepat jawab perkataanku!!”

Adara begitu tersentak kaget mendengar suara Elvan menggelegar dibelakangnya. Dengan susah payah, Adara menelen salivanya dan berniat berbalik badan. Adara menundukkan wajahnya dengan takut. Elvan yang langsung menyadari jika wanita itu adalah Adara langsung menarik tangan wanita itu.

“Kau!! Apa yang kau lakukan disini?!” seru Elvan dengan wajah tak kalah terkejutnya. Tapi bukannya membalas perkataan Elvan, Adara hanya diam saja.

“Siapa Van?” suara laki-laki lain terdengar dibelakang Elvan. Karena tubuh Elvan yang tinggi dan besar itu mampu menutupi seluruh tubuh mungil Adara membuat ketiga temannya disana tidak bisa melihat Adara.

“Emb, sepertinya dia salah masuk tempat, Hardin. A-aku akan membawanya turun lebih dulu.” Ucap Elvan.

“Salah tempat? Mana mungkin? Dia pasti sengaja datang kemari untuk mendengar pembicaraan kita. Sudah jelas bukan jika dibawah tertulis dilarang kemari.” Balas Hardin.

“Emb, sepertinya wanita ini tidak tahu. B-biar aku yang urus ini.” Ucap Elvan kemudian. Dirinya berniat membawa Adara tanpa memperlihatkan wajah wanita itu. “Ayo cepat turun” bisiknya pada Adara. Adara hanya bisa diam dan menuruti perintah Elvan. Mereka berdua ingin pergi, tapi suara Hardin kembali menghentikan mereka.

“Tunggu! Bawa wanita itu kemari.” Perintah Hardin dengan tegas. Laki-laki itu beranjak dari tempat duduknya dan mendekat pada mereka. Elvan dan Adara serasa mati akal untuk menghindar dari Hardin.

.

.

.

.

Jgn lupa RATE bintang 5, VOTE, LIKE, KOMENT Syantik ^-^…………..

Terpopuler

Comments

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

CR⃟7Naikenz *🎯Hs

terciduk 😀😀

2021-03-30

0

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹

💪💪💪💪

2021-01-09

0

Isu💟THY

Isu💟THY

lanjut

2021-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Uang Koin
3 Tak Sengaja Menabrak
4 Tugas Ospek Pertama
5 Tidak Terima
6 Meminta Data
7 Permainan Dimulai
8 Main-main Sebentar
9 Hukuman
10 Tak Sadarkan diri
11 Mengantar Pulang
12 Siapa?
13 Balas Dendam
14 Rencana Hardin
15 Tolong Aku
16 Permainan Masa Kecil
17 Berkeliling Kampus
18 Tidak Butuh Bantuanmu!
19 Apa salahku?
20 Butuh Pekerjaan
21 Berbagi Makanan
22 Mulai Bekerja
23 Bertemu Kembali
24 Bertemu Tuan
25 Rencana Makan Malam
26 Kepergok
27 Membaca Buku
28 Penghinaan
29 Memberitahu Rektor
30 Arena Balapan
31 Apartemen Hardin
32 Aku Menyukainya
33 Jauhi Aku
34 Bertemu Saudara Jauh
35 Pengakuan Elvan
36 Kegiatan Bhakti Sosial
37 Malam Camping
38 Rumah Pohon
39 Tersesat
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Sepertinya Aku Harus Menghukummu
42 Jangan Berpikir Macam-macam
43 Isi Hati Hardin Bramantio Damian
44 Mencari Jalan Keluar
45 Kenapa Menciumku?
46 Tidak sesuai dengan Ucapan
47 Permintaan Tian
48 Aku Berhak Atas Privasimu
49 Ayah Tiri
50 Bekerja Kembali Di rumah keluarga Damian
51 Ban Bocor
52 Pergi Denganku?
53 Kenapa Melihatku Seperti Itu?
54 Pesta Ulang Tahun
55 Jujurlah
56 Kau sedang jatuh cinta
57 Tuduhan
58 Bertemu Nenek
59 Dia Kekasihku!
60 Milikku
61 Perjanjian Aneh
62 Berhenti Menggangguku!
63 Maaf
64 Apa kau merindukannya?
65 Sunset
66 Aku Bahagia
67 Curhatan Adara
68 Menginap di Rumah Rahel
69 Laki-laki Lemah
70 Kekhawatiran Adara
71 Pemaksaan dari Nenek
72 Membawa Gadis Itu
73 Ke Luar Negeri
74 Mempersiapkan Malam Bersama
75 Kenapa Tidak Memberitahuku?
76 Wahana Malam
77 Marah
78 Cari Kesempatan Ya?
79 Sayur Becek
80 Siapa Sih Dia?
81 Pingit?
82 Masa Lalu yang Menyakitkan
83 Tragedi Audrey
84 Kabar dari Ibuk
85 Kereta Api
86 Keluarga Adara
87 Tawaran Ibuk
88 Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas
89 Aku Bisa Menurut Padamu
90 Kantor Polisi
91 Pov Hardin 1 (Mengikutimu)
92 Pov Hardin 2 (Kebusukan Satya)
93 Pov Hardin 3 (Berubah Pikiran)
94 Kekecewaan Sofia
95 Liburan
96 Menyatakan Perasaan
97 Mencintaimu Dengan Caraku
98 Kembali Ke Jakarta
99 Pertemuan Dua Orang
100 Masa Lalu Rega
101 Bertemu Kekasih Hardin
102 Pertarungan Kedua Musuh
103 Menghilang Lagi
104 Syndrome Borderline personality disorder (BPD)
105 Kedatangan Satya
106 Bertemu Denganmu
107 Kau Milikku Selamanya
108 Aku Pergi
109 Melepasmu (END)
110 Prolog Season 2 (Scene cut)
111 PENGUMUMAN NOVEL BARU !!
112 PENGUMUMAN NOVEL BARUUU!!! (Again)
113 PENGUMUMAN NOVEL My Grumpy Love Season 2 SUDAH TERBIT CETAK!!
114 Pengumuman Novel Baru !
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
Uang Koin
3
Tak Sengaja Menabrak
4
Tugas Ospek Pertama
5
Tidak Terima
6
Meminta Data
7
Permainan Dimulai
8
Main-main Sebentar
9
Hukuman
10
Tak Sadarkan diri
11
Mengantar Pulang
12
Siapa?
13
Balas Dendam
14
Rencana Hardin
15
Tolong Aku
16
Permainan Masa Kecil
17
Berkeliling Kampus
18
Tidak Butuh Bantuanmu!
19
Apa salahku?
20
Butuh Pekerjaan
21
Berbagi Makanan
22
Mulai Bekerja
23
Bertemu Kembali
24
Bertemu Tuan
25
Rencana Makan Malam
26
Kepergok
27
Membaca Buku
28
Penghinaan
29
Memberitahu Rektor
30
Arena Balapan
31
Apartemen Hardin
32
Aku Menyukainya
33
Jauhi Aku
34
Bertemu Saudara Jauh
35
Pengakuan Elvan
36
Kegiatan Bhakti Sosial
37
Malam Camping
38
Rumah Pohon
39
Tersesat
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Sepertinya Aku Harus Menghukummu
42
Jangan Berpikir Macam-macam
43
Isi Hati Hardin Bramantio Damian
44
Mencari Jalan Keluar
45
Kenapa Menciumku?
46
Tidak sesuai dengan Ucapan
47
Permintaan Tian
48
Aku Berhak Atas Privasimu
49
Ayah Tiri
50
Bekerja Kembali Di rumah keluarga Damian
51
Ban Bocor
52
Pergi Denganku?
53
Kenapa Melihatku Seperti Itu?
54
Pesta Ulang Tahun
55
Jujurlah
56
Kau sedang jatuh cinta
57
Tuduhan
58
Bertemu Nenek
59
Dia Kekasihku!
60
Milikku
61
Perjanjian Aneh
62
Berhenti Menggangguku!
63
Maaf
64
Apa kau merindukannya?
65
Sunset
66
Aku Bahagia
67
Curhatan Adara
68
Menginap di Rumah Rahel
69
Laki-laki Lemah
70
Kekhawatiran Adara
71
Pemaksaan dari Nenek
72
Membawa Gadis Itu
73
Ke Luar Negeri
74
Mempersiapkan Malam Bersama
75
Kenapa Tidak Memberitahuku?
76
Wahana Malam
77
Marah
78
Cari Kesempatan Ya?
79
Sayur Becek
80
Siapa Sih Dia?
81
Pingit?
82
Masa Lalu yang Menyakitkan
83
Tragedi Audrey
84
Kabar dari Ibuk
85
Kereta Api
86
Keluarga Adara
87
Tawaran Ibuk
88
Putri Berambut Merah dan Burung Berwarna Emas
89
Aku Bisa Menurut Padamu
90
Kantor Polisi
91
Pov Hardin 1 (Mengikutimu)
92
Pov Hardin 2 (Kebusukan Satya)
93
Pov Hardin 3 (Berubah Pikiran)
94
Kekecewaan Sofia
95
Liburan
96
Menyatakan Perasaan
97
Mencintaimu Dengan Caraku
98
Kembali Ke Jakarta
99
Pertemuan Dua Orang
100
Masa Lalu Rega
101
Bertemu Kekasih Hardin
102
Pertarungan Kedua Musuh
103
Menghilang Lagi
104
Syndrome Borderline personality disorder (BPD)
105
Kedatangan Satya
106
Bertemu Denganmu
107
Kau Milikku Selamanya
108
Aku Pergi
109
Melepasmu (END)
110
Prolog Season 2 (Scene cut)
111
PENGUMUMAN NOVEL BARU !!
112
PENGUMUMAN NOVEL BARUUU!!! (Again)
113
PENGUMUMAN NOVEL My Grumpy Love Season 2 SUDAH TERBIT CETAK!!
114
Pengumuman Novel Baru !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!