Pengkhianat

Aku tidak bisa berpikir jernih, perkataan tetanggaku ini benar-benar mengganggu pikiranku, saai ini juga aku memutuskan untuk kembali ke rumah, aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, sebentar lagi jam makan siang, aku ingin mastikan sendiri, apakah benar kalau suamiku itu selalu pulang tengah hari, ah aku benci dengan semua ini, apa diam-diam Lia sudah menjadi orang ketiga di dalam rumah tanggaku? Kalau semua terbukti maka aku tidak akan melepaskan mereka, benar-benar keterlaluan mereka berkhianat di dalam rumahku sendiri.

Sebentar lagi aku sampai di perumahan, tapi sepertinya yang baru keluar dari gapura itu mobil mas Haris, apa aku salah lihat? Tidak aku yakin itu memang mobil Mas Haris, ternyata benar kalau selama ini dia selalu pulang ke rumah saat aku tidak ada, aku meraih ponsel-ku dan menghubunginya.

"Mas, kamu di mana?"

(Aku lagi di kantor, ada apa kelihatannya kamu panik gitu?)

"Gak kok, Mas. Aku mau ajak kamu makan siang bareng, kamu bisa' kan?"

(Maaf ya sayang, hari ini gak bisa Mas sibuk banget)

"Yasudah, lain kali janji ya kita makan siang di rumah saja, atau jangan-jangan kamu sudah makan siang sama wanita lain?"

Mas Haris mengelak aku pura-pura percaya, padahal saat ini aku benar-benar menahan kesal, sudah jelas aku lihat mobil mas Haris keluar dari perumahan ini, aku sudah sampai di halaman rumah saat panggilan itu berakhir, baiklah aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi di rumah ini.

Dengan kunci duplikat aku masuk ke dalam rumah, kenapa aku seperti maling? Aku mengendap-endap menuju dapur, seakan takut ketauan Lia, jelas saja aku mau tau apa yang dilakukannya kalau aku tidak ada di rumah, sementara Bima anakku masih tidur pulas.

Aku mendengar suara gemercik air dari kamar mandi, suara itu semakin intens, sepertinya Lia sedang mandi, tapi kenapa dia mandi di tengah hari seperti ini?

Ceklek pintu dibuka dari dalam.

"I-ibu...?" Lia terkejut saat melihatku, ia berdiri di depan pintu dengan rambutnya yang basah, sementara tubuhnya hanya dililit handuk.

"Kamu baru siap mandi, Li...?" tanyaku penasaran, dadaku bergemuruh berusaha menyangkal pikiran negatif yang bersarang di kepalaku. Membayangkan Lia dan Mas Haris selingkuh membuatku marah, tapi aku tidak punya bukti, jadi aku harus lebih bersabar.

"Ehmm iya, Bu. Gerah," jawabannya semakin membuatku curiga, gerah dari mana? Padahal rumah ini dilengkapi ac jadi kenapa dia merasa gerah? Aku hanya diam melihat Lia berjalan cepat menuju kamarnya.

****

Sudah jam sembilan malam, tapi mas Haris belum juga sampai di rumah, katanya ada lembur di kantor, dan aku percaya itu. Aku menunggunya sambil bermain dengan anakku di dalam kamar. Perutku sakit sekali setiap datang bulan selalu seperti ini, Bima sudah mulai rewel karena mengantuk, aku memeluknya dan menemaninya tidur.

Aku mengerjapkan mata, kulihat jam di dinding sudah pukul satu malam, aku menoleh dan tidak menemukan mas Haris disampingku, sepertinya mas Haris belum pulang juga. Kerja lembur tapi gaji tidak pernah utuh, iya sudah tiga bulan ini gaji yang diberikan nas Haris berkurang hampir setengahnya. Katanya perusahaan tengah dilanda kesulitan, aku tidak mengerti tentang itu. Perutku semakin tidak nyaman, buru-buru aku ke kamar mandi.

Suara apa itu? Kenapa terdengar seperti orang yang sedang dimabuk asmara? Tapi siapa? Aku jadi merinding saat suara itu terdengar semakin nyata, itu seperti suara Lia apa dia menelpon Ibunya lagi? Tapi kenapa aneh? Jiwa penasaranku meronta, aku menempelkan telingaku tepat di pintu kamar Lia.

"Terima kasih, Mas."

Suara Lia terdengar manja, tapi siapa yang dipanggilnya mas?

"Sama-sama sayang."

Deg!!!

Itu suara Mas Haris, aku gak mungkin salah dengar, apa yang dilakukan mas Haris tengah malam begini di dalam kamar Lia? Sejak kapan panggilan mereka berubah? Istri mana yang tidak sakit hati mendengar semua ini? Tanpa terasa air mataku mengalir, jadi ternyata benar kalau aku sudah kecolongan, Lia pengasuh anakku yang aku anggap seperti adik sendiri, ternyata orang ketiga di dalam rumah tanggaku, tega kamu Lia, tega kamu, Mas. Kalian pandai bersandiwara benar-benar menjijikan. Aku benar-benar sudah tidak tahan saat suara itu mulai terdengar lagi, aku memutuskan kembali ke dalam kamarku.

Inikah balasanmu, Mas? Kamu tega mengkhianati pernikahan kita? Kamu selingkuh sama pengasuh itu? Ingin sekali aku mendobrak pintu itu, tapi aku harus bersabar, kalian harus membayar lunas apa yang sudah kalian lakukan kepadaku. Aku tidak bisa tidur, aku menangis sampai terdengar pintu kamar dibuka, aku pura-pura tidur benar saja mas Haris berbaring disampingku, dasar suami jahat, dia masih bisa sesantai ini, setelah berduaan dengan selingkuhannya itu.

Pagi sudah datang lagi, aku bersikap seperti biasa, ck sepagi ini Lia sudah mandi, aku muak melihat wajahnya yang sok polos itu. Apa aku salah dengar lagi? Lia mual? Kenapa dia?

"Kamu kenapa Li...? Kamu sakit?" tanyaku saat Lia baru keluar dari kamar mandi, wajahnya terlihat pucat, tubuhnya seakan lemas, mungkin Lia kena ajab karena sudah merebut suami orang, majikannya pula.

"Gak apa-apa, Bu. Mungkin masuk angin," jawabnya sembari memegang perutnya.

"Jangan-jangan kamu hamil...?"

Spontan aku mengatakan itu, Lia terlihat gugup dan terkejut, ia tidak mau melihatku, sebentar lagi aku bongkar sandiwara kalian, aku tidak akan melepaskan kalian berdua.

"Ibu bisa aja, mana mungkin aku hamil, aku masih gadis Bu," elaknya aku hanya tersenyum.

"Yasudah, kamu istrahat saja, Ibu sudah memindahkan Bima di kamarnya, jadi kamu temeni Bima ya, biar Ibu yang masak," titahku kepada Lia.

Lia masuk ke dalam kamar, tanpa sengaja aku melihat sekelebet bayangan mas Haris diam-diam mengikutinya, tanpa buang waktu aku menguping mereka.

"Gimana ini Mas, aku sudah telat datang bulan, gimana kalau aku hamil, Mas. Kamu harus bisa adil dong, Mas. Bagaimana 'pun juga aku berhak atas kamu, aku lelah kalau kita terus main kucing-kucingan, cepat nikahi aku."

"Sabar sayang, aku masih nunggu waktu yang tepat untuk bicara dengan Sera, kamu tidak perlu khawatir, aku yakin Sera pasti mau menerima kamu sebagai istriku yag kedua."

"Kapan Mas, kapan? Aku harus menunggu sampai kapan? Kamu gak adil, Mas hiks hiks hiks."

Apa aku tidak salah dengar? Kenapa aku tidak tahu semua ini? Tega sekali kalian kepadaku, kurang baik apa aku selama ini? Ternyata di balik wajah Lia yang polos itu, tersimpan sifat yang jahat, Lia sudah merebut suamiku, dan Mas Haris kamu benar-benar keterlaluan, dari cela pintu aku melihat mas Haris memeluk dan menenangkan Lia. Tunggu saja pembalasanku.

Terpopuler

Comments

Wahdawaty

Wahdawaty

seperti cerita mawar AFI thor

2022-03-07

1

noby

noby

kenapa gak di grebek dan di Vidio kan

2022-01-26

0

Juliezaskia

Juliezaskia

dadaku panas.
thor😀😀

2021-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pesan mesra di ponsel suamiku.
2 Orang ketiga
3 Pengkhianat
4 Main Cantik
5 Main Belakang
6 Eko
7 Terbongkar
8 Skandal
9 Drama Lia
10 Dika Hakim. SH
11 Hakim Vs Haris
12 Datang ke Nikahan Mantan
13 Dibaca ya
14 Mama mertua
15 Menyaksikan Pernikahan Mas Haris Dan Lia
16 Resmi Bercerai
17 Mantan Istriku Semakin Cantik (Haris)
18 Kita Bertemu Disaat Yang Tepat
19 Hakim, Kamu Ada Di Mana?
20 Tes DNA Bayi Lia
21 Mencari Kesenangan Diri (Lia)
22 Lamaran untuk Sera
23 "Sera ... aku mencintaimu!" teriak Hakim.
24 Akhirnya Takdir Menyatukan Kita Lagi
25 Kedatangan Mama Mas Haris.
26 "Dasar Pelakor!"
27 Talak Tiga
28 Hanya Tinggal Kenangan
29 Mengertilah Jalan Kita Sudah Berbeda
30 Meminta Restu
31 Menuju Hari Bahagia
32 Aku Suka Kalau Kamu Cemburu
33 Aku Mencintaimu Dengan Semua Kekuranganmu
34 Selamat Menempuh Hidup Baru
35 Tidak Baik Membuat Suami Menunggu Lama
36 Kembalikan Anakku
37 Dunia Milik Berdua
38 Lupakan Semua Kita Mulai Hidup Yang Baru
39 Tetaplah Bersamaku
40 Aku Merindukannya
41 Karena Aku Cemburu
42 Yang Ada Sayapnya.
43 Lia Mulai Beraksi
44 Lia Berhasil Melukai Sera
45 Psikopat, Gila, Atau Waras
46 Gara-gara Melakor
47 Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan.
48 Tanpa Judul
49 Aku Pasti Kembali
50 Kejutan Yang Mengejutkan
51 Apa Arti Ikhlas?
52 Bangunlah...aku mengandung anakmu.
53 Do'a Anak Panti
54 PERINGATAN
55 Obsesi Membuat Lia Menjadi Gila
56 Do'a Dibayar Tunai
57 Hasil Kedua Operasi
58 Aku Melihat Bidadari Surga
59 You Will Become A Father
60 Mau mencobanya? Aku Sudah Sembuh
61 Aku Tidak Sebaik Itu (Haris)
62 Jantungnya Ada Di Tubuhku?
63 Permintaan Terakhir Lia
64 Papa kangen Sayang
65 Saling Memaafkan
66 Semua Tentang Kita
67 Perpisahan Termanis
68 Wanita Berkerudung Biru
69 Season 2. Damai Itu Indah
70 Season 2-Dua Istri
71 SINOBSIS SEASON DUA
72 Masih Tentang Ingatan Yang Lalu Season 2 Inpoh : Lanjut di sini saja.
73 "Apa artinya ibu kandung, Pa?"(Davy)
74 Wanita Asing
75 Orang Ketiga
76 Identitas yang mulai terkuak
77 Jantung Papa
78 Papaku Pahlawanku
79 Maafkan Aku
80 Menunggu sesuatu yang tidak pasti
81 Mau Sampai Kapan?
82 Cinta Yang Salah
83 Aku Tunggu Jandamu.
84 Menggugat Cerai
85 Ku Lepas Dengan Ikhlas
86 Fakta Yang Mengejutkan
87 Calon Istri?
88 SELENA
89 Pengumuman
90 Pertemuan Pertama
91 Menjadi Istri Simpanan
92 Lupa Ingatan
93 Kisah Yang Rumit
94 Pengumuman
95 Berbagi Cinta Dengan Maduku
96 Pengumuman
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pesan mesra di ponsel suamiku.
2
Orang ketiga
3
Pengkhianat
4
Main Cantik
5
Main Belakang
6
Eko
7
Terbongkar
8
Skandal
9
Drama Lia
10
Dika Hakim. SH
11
Hakim Vs Haris
12
Datang ke Nikahan Mantan
13
Dibaca ya
14
Mama mertua
15
Menyaksikan Pernikahan Mas Haris Dan Lia
16
Resmi Bercerai
17
Mantan Istriku Semakin Cantik (Haris)
18
Kita Bertemu Disaat Yang Tepat
19
Hakim, Kamu Ada Di Mana?
20
Tes DNA Bayi Lia
21
Mencari Kesenangan Diri (Lia)
22
Lamaran untuk Sera
23
"Sera ... aku mencintaimu!" teriak Hakim.
24
Akhirnya Takdir Menyatukan Kita Lagi
25
Kedatangan Mama Mas Haris.
26
"Dasar Pelakor!"
27
Talak Tiga
28
Hanya Tinggal Kenangan
29
Mengertilah Jalan Kita Sudah Berbeda
30
Meminta Restu
31
Menuju Hari Bahagia
32
Aku Suka Kalau Kamu Cemburu
33
Aku Mencintaimu Dengan Semua Kekuranganmu
34
Selamat Menempuh Hidup Baru
35
Tidak Baik Membuat Suami Menunggu Lama
36
Kembalikan Anakku
37
Dunia Milik Berdua
38
Lupakan Semua Kita Mulai Hidup Yang Baru
39
Tetaplah Bersamaku
40
Aku Merindukannya
41
Karena Aku Cemburu
42
Yang Ada Sayapnya.
43
Lia Mulai Beraksi
44
Lia Berhasil Melukai Sera
45
Psikopat, Gila, Atau Waras
46
Gara-gara Melakor
47
Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan.
48
Tanpa Judul
49
Aku Pasti Kembali
50
Kejutan Yang Mengejutkan
51
Apa Arti Ikhlas?
52
Bangunlah...aku mengandung anakmu.
53
Do'a Anak Panti
54
PERINGATAN
55
Obsesi Membuat Lia Menjadi Gila
56
Do'a Dibayar Tunai
57
Hasil Kedua Operasi
58
Aku Melihat Bidadari Surga
59
You Will Become A Father
60
Mau mencobanya? Aku Sudah Sembuh
61
Aku Tidak Sebaik Itu (Haris)
62
Jantungnya Ada Di Tubuhku?
63
Permintaan Terakhir Lia
64
Papa kangen Sayang
65
Saling Memaafkan
66
Semua Tentang Kita
67
Perpisahan Termanis
68
Wanita Berkerudung Biru
69
Season 2. Damai Itu Indah
70
Season 2-Dua Istri
71
SINOBSIS SEASON DUA
72
Masih Tentang Ingatan Yang Lalu Season 2 Inpoh : Lanjut di sini saja.
73
"Apa artinya ibu kandung, Pa?"(Davy)
74
Wanita Asing
75
Orang Ketiga
76
Identitas yang mulai terkuak
77
Jantung Papa
78
Papaku Pahlawanku
79
Maafkan Aku
80
Menunggu sesuatu yang tidak pasti
81
Mau Sampai Kapan?
82
Cinta Yang Salah
83
Aku Tunggu Jandamu.
84
Menggugat Cerai
85
Ku Lepas Dengan Ikhlas
86
Fakta Yang Mengejutkan
87
Calon Istri?
88
SELENA
89
Pengumuman
90
Pertemuan Pertama
91
Menjadi Istri Simpanan
92
Lupa Ingatan
93
Kisah Yang Rumit
94
Pengumuman
95
Berbagi Cinta Dengan Maduku
96
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!