Orang ketiga

Apa salahku? Pesan siapa yang ada di ponsel suamiku? Aku tidak bisa tidur masih terus menerka apa yang sebenarnya terjadi, selama ini tidak ada yang salah, mas Haris selalu baik dan romantis, mas Haris juga tidak pernah mengeluh, aku selalu melayaninya dengan baik, pakaiannya, makananya meskipun saat siang kami jarang bertemu, ya mas Haris sibuk dengan kantornya, mas Haris juga tidak pernah keluar malam, lalu siapa wanita itu?

Mungkinkah itu rekan kerja Mas Haris di kantor? Mungkinkah mereka cuma bercanda? Kenapa Mas Haris tidak menghapus pesan ini? Apa mas Haris gak takut kalau aku membaca pesan ini? Aku benci pikiranku ini, iya sudah pasti mas Haris hanya bercanda dengan teman kantornya, aku harus berpikir positif.

Aku terbangun karena mendengar suara Bima anakku, kulihat jam masih pukul satu pagi. Aku tidak menemukan mas Haris disampingku, ada di mana dia? Apa sedari tadi belum masuk ke kamar? Aku membuka pintu penghubung antara kamarku dan juga kamar Bima, aku nenangkannya, melihat wajah anakku yang teduh, hatiku menjadi tenang, aku sadar Bima adalah bukti dari cintaku dan mas Haris, sudah pasti mas Haris tidak mungkin mengkhianati pernikahan kami.

Setelah Bima kembali terlelap, aku menuju ruang tv tidak ada siapapun di sini, mendadak tenggorokanku menjadi kering, aku berjalan menuju dapur, saat aku melewati kamar Lia yang letaknya diujung lorong, aku seperti mendengar suara orang yang sedang ngobrol, siapa mereka? Aku mendekatinya tapi suara ini mendadak hilang, apa yang aku lakukan di depan pintu kamar Lia? Aku memutuskan kembali ke dalam kamar, beberapa saat kemudian, mas Haris masuk ke dalam kamar.

"Dari mana, Mas?" tanyaku kepada Mas Haris yang baru saja menutup pintu, dari wajahnya mas Haris terlihat gugup, tapi ia tersenyum kepadaku.

"Dari kamar mandi, Dek," jawabnya kepadaku, lalu mas Haris berbaring disampingku.

"Lihatin apa?" tanya Mas Haris, ia menghadapku dan memegang suir rambutku, apa aku bilang mas Haris selalu manis, jadi tidak mungkin mas Haris mengkhianatiku.

"Udah malam kamu gak ngantuk? Muka kamu kelihatan segar gitu."

"Oh, ini mas habis basuh muka, Mas baru aja lembur di ruang kerja, menghilangkan ngantuk jadi mas ke kamar mandi," jawabnya dengan cepat, lalu mas Haris memejamkan mata, aku lega mendengarnya, berarti bukan mas Haris yang ngobrol di kamar Lia tadi, akupun ikut memejamkan mata.

Sudah pagi lagi, seperti biasa aku berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk mas Haris, dibantu Lia yang juga sudah biasa menemaniku di dapur.

"Lia, setiap malam kamu tidur jam berapa, sih?" tanyaku kepada Lia yang saat itu sedang mengiris bawang.

"Gak tentu, Bu. Tapi tadi malam aku tidur lebih cepat dari yang biasa, jam 9 sudah tidur," jawbnya tanpa melihatku, lalu apa tadi malam aku salah dengar?

"Tapi tadi malam ... Ibu lewat kamar kamu, dan sepertinya Ibu dengar suara orang ngobrol," Lia terlihat gugup bahkan tangannya teriris pisau.

"Auu," rintihnya cepat-cepat aku membuka laci dan mengambil plaster dari sana, dan kubalut luka ringan dijari telunjuk Lia.

"Hati-hati, Li. Lagian kamu kenapa terkejut sih?"

"Gak, kok Bu. Biasa aja saya kurang hati-hati, emmm tadi malam itu, aku nelpon Ibu di kampung," jawab Lia setelah aku selesai mengobati lukanya.

"Tengah malam, loh. Apa Ibumu gak tidur?"

"Baru ada waktu, Bu. Biasa kalau siang Ibuku kerja jarang ada waktu ngobrol," jawabnya, aku mengangguk mungkin mmemang seperti itu, aku semakin lega, dugaanku semakin salah, tidak mungkin Mas Haris yang ada di kamar Lia.

****

"Pagi!" Mas Haris sudah rapi dengan pakaian kerjanya, ia duduk disampingku dan aku menyiapkan sarapan untuknya, saat itu Lia sedang memangku anakku, jadi dia tidak bisa ikut sarapan bersama.

"Pagi, Mas. Seperti biasa suamiku selalu tampan dan rupawan, gayanya dikurangi dong mas, aku takut ada perempuan lain yang tergoda sama kamu," ucapku bercanda, tapi wajah Mas Haris mendadak terlihat kaku.

"Mana ada perempuan lain yang tertarik sama bapak-bapak," jawabnya seraya mengunyah nasi goreng.

"Bisa aja mas, apa lagi kalau digoda sama kamu, perempuan mana yang bisa menolak pesona kamu, Mas," aku benci ucapanku ini, tapi aku ingin melihat reaksi Mas Haris.

"Aku gak mungkin godain perempuan lain, cuma kamu yang ada di hati dan hidupku," gimana aku gak meleleh? Mas Haris sudah gombalin aku dipagi hari, ia mencium tanganku dengan mesra.

Tiba-tiba di dalam gendongan Lia, anakku Bima menangis, aku menoleh kearahnya.

"Kenapa, Lia...?" Lia kelihatan gugup ia menepuk halus punggung Bima berusaha menenangkannya sampai Bima berhenti menangis.

"Ti-tidak apa-apa, Bu. Bima digigit nyamuk. Aku gak sengaja menepuknya, mungkin karena itu Bima kaget ... maaf gak bermaksud mengganggu Ibu sama Bapak," jawabnya terlihat gugup.

"Ya sudah, sayang aku pergi kerja dulu ya, mungkin pulang tengah malam, aku ada lembur, kamu makan malam ditemani Lia saja ya." Tiba-tiba Mas Haris buka suara padahal makanan dipiringnya masih utuh.

"Iya, Mas," aku mengambilkan tas Mas Haris dan mengantarnya sampai di depan pintu, setelah puas menghabiskan waktu dengan Bima yang sudah kembali tidur, aku pergi ke Butik.

****

"Bu Wati, mau yang mana?" Ibu Wati tetangga di kompleks rumahku, setiap hari aku melewati rumahnya yang ada di ujung lorong.

"Gaun ini cantik, aku mau yang ini, ya Ma," ucap anaknya menunjuk sebuah gaun, "yang ini aja, Mbak Sera," jawabnya.

Aku mengambil gaun itu dan mengemasnya, saat ini kami sudah ada di meja kasir, sementara anaknya sedang melihat koleksi yang lain.

"Mbak, Sera beruntung ya, setiap hari bisa makan siang berdua sama pak Haris, tidak seperti suami saya yang selalu sibuk," ucapannya mengejutkanku, perasaan kami jarang makan siang di rumah. Aku pergi ke butik jam 10 pagi dan biasanya akan kembali ke rumah jam dua siang.

"Kapan Ibu melihatnya? Maksud saya kenapa Ibu bisa perpikir seperti itu?"

"Lah, setiap hari saya lihat mobil pak Haris keluar masuk, memang saya gak lihat mobil Mbak Sera, karena sudah pasti Mbak Sera duduk di samping pak Haris, kan?"

Ya Tuhan, apa lagi ini? Kata-kata tetangga ini benar-benar membuatku bingung, mas Haris dan Lia tidak pernah bicara soal ini, untuk apa mas Haris pulang ke rumah di jam makan siang saat aku tidak ada di rumah?

"Mbak, kalau boleh saya kasih saran, sebaiknya jangan ada orang ketiga di dalam rumah kita, Mbak."

"Maksudnya orang ketiga itu apa, Bu?" aku benar-benar tidak tau.

"Orang ketiga yang bukan muhrim suami kita, ya untuk jaga-jaga," apa selama ini aku sudah kecolongan orang ketiga?

Terpopuler

Comments

Ilhara mirai

Ilhara mirai

apa lagi baby susternya cantik dan seksi

2022-02-27

0

Juliezaskia

Juliezaskia

dadaku berdebar..emosi😀😀😡😡

2021-12-12

0

Mini_eL gaozhan

Mini_eL gaozhan

yaAllah kok nyesek ak baca dr bab 1

2021-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Pesan mesra di ponsel suamiku.
2 Orang ketiga
3 Pengkhianat
4 Main Cantik
5 Main Belakang
6 Eko
7 Terbongkar
8 Skandal
9 Drama Lia
10 Dika Hakim. SH
11 Hakim Vs Haris
12 Datang ke Nikahan Mantan
13 Dibaca ya
14 Mama mertua
15 Menyaksikan Pernikahan Mas Haris Dan Lia
16 Resmi Bercerai
17 Mantan Istriku Semakin Cantik (Haris)
18 Kita Bertemu Disaat Yang Tepat
19 Hakim, Kamu Ada Di Mana?
20 Tes DNA Bayi Lia
21 Mencari Kesenangan Diri (Lia)
22 Lamaran untuk Sera
23 "Sera ... aku mencintaimu!" teriak Hakim.
24 Akhirnya Takdir Menyatukan Kita Lagi
25 Kedatangan Mama Mas Haris.
26 "Dasar Pelakor!"
27 Talak Tiga
28 Hanya Tinggal Kenangan
29 Mengertilah Jalan Kita Sudah Berbeda
30 Meminta Restu
31 Menuju Hari Bahagia
32 Aku Suka Kalau Kamu Cemburu
33 Aku Mencintaimu Dengan Semua Kekuranganmu
34 Selamat Menempuh Hidup Baru
35 Tidak Baik Membuat Suami Menunggu Lama
36 Kembalikan Anakku
37 Dunia Milik Berdua
38 Lupakan Semua Kita Mulai Hidup Yang Baru
39 Tetaplah Bersamaku
40 Aku Merindukannya
41 Karena Aku Cemburu
42 Yang Ada Sayapnya.
43 Lia Mulai Beraksi
44 Lia Berhasil Melukai Sera
45 Psikopat, Gila, Atau Waras
46 Gara-gara Melakor
47 Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan.
48 Tanpa Judul
49 Aku Pasti Kembali
50 Kejutan Yang Mengejutkan
51 Apa Arti Ikhlas?
52 Bangunlah...aku mengandung anakmu.
53 Do'a Anak Panti
54 PERINGATAN
55 Obsesi Membuat Lia Menjadi Gila
56 Do'a Dibayar Tunai
57 Hasil Kedua Operasi
58 Aku Melihat Bidadari Surga
59 You Will Become A Father
60 Mau mencobanya? Aku Sudah Sembuh
61 Aku Tidak Sebaik Itu (Haris)
62 Jantungnya Ada Di Tubuhku?
63 Permintaan Terakhir Lia
64 Papa kangen Sayang
65 Saling Memaafkan
66 Semua Tentang Kita
67 Perpisahan Termanis
68 Wanita Berkerudung Biru
69 Season 2. Damai Itu Indah
70 Season 2-Dua Istri
71 SINOBSIS SEASON DUA
72 Masih Tentang Ingatan Yang Lalu Season 2 Inpoh : Lanjut di sini saja.
73 "Apa artinya ibu kandung, Pa?"(Davy)
74 Wanita Asing
75 Orang Ketiga
76 Identitas yang mulai terkuak
77 Jantung Papa
78 Papaku Pahlawanku
79 Maafkan Aku
80 Menunggu sesuatu yang tidak pasti
81 Mau Sampai Kapan?
82 Cinta Yang Salah
83 Aku Tunggu Jandamu.
84 Menggugat Cerai
85 Ku Lepas Dengan Ikhlas
86 Fakta Yang Mengejutkan
87 Calon Istri?
88 SELENA
89 Pengumuman
90 Pertemuan Pertama
91 Menjadi Istri Simpanan
92 Lupa Ingatan
93 Kisah Yang Rumit
94 Pengumuman
95 Berbagi Cinta Dengan Maduku
96 Pengumuman
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pesan mesra di ponsel suamiku.
2
Orang ketiga
3
Pengkhianat
4
Main Cantik
5
Main Belakang
6
Eko
7
Terbongkar
8
Skandal
9
Drama Lia
10
Dika Hakim. SH
11
Hakim Vs Haris
12
Datang ke Nikahan Mantan
13
Dibaca ya
14
Mama mertua
15
Menyaksikan Pernikahan Mas Haris Dan Lia
16
Resmi Bercerai
17
Mantan Istriku Semakin Cantik (Haris)
18
Kita Bertemu Disaat Yang Tepat
19
Hakim, Kamu Ada Di Mana?
20
Tes DNA Bayi Lia
21
Mencari Kesenangan Diri (Lia)
22
Lamaran untuk Sera
23
"Sera ... aku mencintaimu!" teriak Hakim.
24
Akhirnya Takdir Menyatukan Kita Lagi
25
Kedatangan Mama Mas Haris.
26
"Dasar Pelakor!"
27
Talak Tiga
28
Hanya Tinggal Kenangan
29
Mengertilah Jalan Kita Sudah Berbeda
30
Meminta Restu
31
Menuju Hari Bahagia
32
Aku Suka Kalau Kamu Cemburu
33
Aku Mencintaimu Dengan Semua Kekuranganmu
34
Selamat Menempuh Hidup Baru
35
Tidak Baik Membuat Suami Menunggu Lama
36
Kembalikan Anakku
37
Dunia Milik Berdua
38
Lupakan Semua Kita Mulai Hidup Yang Baru
39
Tetaplah Bersamaku
40
Aku Merindukannya
41
Karena Aku Cemburu
42
Yang Ada Sayapnya.
43
Lia Mulai Beraksi
44
Lia Berhasil Melukai Sera
45
Psikopat, Gila, Atau Waras
46
Gara-gara Melakor
47
Perasaan Yang Tidak Bisa Digambarkan.
48
Tanpa Judul
49
Aku Pasti Kembali
50
Kejutan Yang Mengejutkan
51
Apa Arti Ikhlas?
52
Bangunlah...aku mengandung anakmu.
53
Do'a Anak Panti
54
PERINGATAN
55
Obsesi Membuat Lia Menjadi Gila
56
Do'a Dibayar Tunai
57
Hasil Kedua Operasi
58
Aku Melihat Bidadari Surga
59
You Will Become A Father
60
Mau mencobanya? Aku Sudah Sembuh
61
Aku Tidak Sebaik Itu (Haris)
62
Jantungnya Ada Di Tubuhku?
63
Permintaan Terakhir Lia
64
Papa kangen Sayang
65
Saling Memaafkan
66
Semua Tentang Kita
67
Perpisahan Termanis
68
Wanita Berkerudung Biru
69
Season 2. Damai Itu Indah
70
Season 2-Dua Istri
71
SINOBSIS SEASON DUA
72
Masih Tentang Ingatan Yang Lalu Season 2 Inpoh : Lanjut di sini saja.
73
"Apa artinya ibu kandung, Pa?"(Davy)
74
Wanita Asing
75
Orang Ketiga
76
Identitas yang mulai terkuak
77
Jantung Papa
78
Papaku Pahlawanku
79
Maafkan Aku
80
Menunggu sesuatu yang tidak pasti
81
Mau Sampai Kapan?
82
Cinta Yang Salah
83
Aku Tunggu Jandamu.
84
Menggugat Cerai
85
Ku Lepas Dengan Ikhlas
86
Fakta Yang Mengejutkan
87
Calon Istri?
88
SELENA
89
Pengumuman
90
Pertemuan Pertama
91
Menjadi Istri Simpanan
92
Lupa Ingatan
93
Kisah Yang Rumit
94
Pengumuman
95
Berbagi Cinta Dengan Maduku
96
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!