Sesampainya di kantor, Amalia langsung melakukan pekerjaannya. Amalia datang sedikit terlambat, karena kejadian semalam. Amalia mulai membersihkan ruangan-ruangan di tempat ia bekerja. Meskipun keadaannya yang tak baik-baik saja, Amalia masih bekerja dengan baik. Hari ini dia akan meminjam uang kantor, dengan menemui bagian keuangan kantor. Bukan pertama kalinya, Amalia meminta gajiannya di awal bulan. Hampir setiap bulan malahan. Untung saja Bu Niken mau mengerti.
Saat jam makan siang, Amalia tak lantas pergi ke kantin. Seperti karyawan lainnya, Amalia memilih duduk di pantri kantor. Secangkir teh hangat, rasanya cukup untuk mengganjal perutnya. Dari kemarin siang, Amalia belum makan apapun. Yang ia makan hanya kentang goreng, saat dia menemani Angga di Club'. Perutnya sangat lapar, tadi, dia juga lupa tidak sarapan. Ya, memang karena buru-buru pergi ke kantor. Seraya mengaduk tehnya, Amalia melamun. Meratapi nasibnya yang malang.
"Am, kenapa kok disini?" Tanya Siska, teman kerjanya.
"Iya, kamu kenapa kok disini," jawab Amalia lemas.
"Kamu belum makan ya, kok lemas gitu?" Siska memperhatikan Amalia, wajahnya pucat, tak seperti biasanya.
"Mata kamu juga sembab, kamu habis nangis ya, Am?" Tanyanya lagi, karena Amalia hanya diam.
"Am, cerita sama aku, apa yang terjadi?" Siska, memang sangat dekat dengan Amalia. Mereka berdua bekerja sudah hampir empat tahunan. Mereka juga sering curhat bareng, karena nasib mereka memang hampir sama.
"Aku, gak apa kok! cuma badanku terasa gak enak saja," Jawab Amalia bohong.
"Kalau sakit, kenapa berangkat kerja, Am?" Cetus Siska memegangi dahi Amalia.
"Badan kamu gak anget kok, emang sakit apa sih kamu?" Siska mulai curiga dengan Amalia, seperti ada yang disembunyikan dari dirinya.
"Aku cuma lapar kok, beneran, hehehe"
"Ya udah kita makan bekalku sama-sama, ya?."
Siska membuka kotak bekalnya, hari ini dia membawa bekalnya agak banyak. Entah, mungkin karena filling nya saja. Dan ternyata benar, sahabatnya memang sangat membutuhkan. Mereka makan bersama-sama, mereka saling bergurau. Membuat Amalia sedikit melupakan masalahnya. Saat mereka sedang asyik menyantap makanannya. Dewa, menghampiri Amalia dan Siska.
"Hai Am, apa kabar kamu kari ini?" Dewa mencomot makanan Amalia dan Siska.
"Ih apaan sih, sana pergi..ganggu aja sih kamu!," Celetuk Siska yang tidak terlalu suka dengan Dewa.
"Ini masakan siapa?, enak banget, hehehe," puji Dewa.
"Siska, Wa..enak ya?." Amalia mengedipkan matanya pada Dewa.
"Iya enak, kamu kenapa Am, kok matanya sembab gitu?,"
"Emang kelihatan banget ya?." Amalia memperhatikan wajahnya di depan layar handphonenya.
"Banget" Jawab Dewa dan Siska bersamaan.
"Kamu cerita Am, ada apa sebenarnya, aku lihat kemarin kamu naik mobil Pak Angga. Kamu kemana dengan Pak Angga?" Tanya Dewa menyelidik. Dewa memang sempat melihat Amalia masuk kedalam mobil Angga, saat dia berada diparkiran.
"Kamu..beneran, lihat aku sama Pak Angga?," jawab Amalia gelagapan.
"Iya"
"Aku diminta untuk menemani Pak Angga, di Club"
"Apa!" seru Siska terkejut.
"Kamu gak diapa-apain kan, sama dia" Siska berpindah duduknya, lebih dekat dari Amalia.
"En-nggak kok, tenang aja, aku bisa jaga diri, hehehe." Amalia lebih memilih untuk menyembunyikan apa yang terjadi sebenarnya. Dia tak mau membuat reputasi bosnya hancur, didepan karyawan nya.
"Syukurlah!" Siska menghela nafas lega. Dia sangat tahu siapa bosnya, yang suka bergonta-ganti pasangan.
Obrolan mereka harus terpotong, karena jam makan siang sudah berakhir. Mereka bertiga kembali ke tugas mereka masing-masing. Amalia yang masih harus membersihkan toilet, Siska yang masih harus membersihkan dapur, dan Dewa yang kembali keruangan administrasi.
Angga POV
Sejak kejadian semalam, aku merasa tidak enak dengan official girl itu. Bahkan aku lupa siapa namanya. Namun, aku tak lupa betapa menggemaskannya dia saat berhubungan denganku. Aku pikir, hari ini dia tidak akan masuk kerja. Karena kondisinya yang tak memungkinkan. Tapi, ternyata dugaan ku salah, dia tetap berangkat kerja.
Aku melihat dia saat akan masuk ke ruangan HRD, untuk membersihkan ruangan itu. Ada perasaan bersalah, saat melihat kondisinya yang sekarang. Mata yang sembab, karena banyak menangis tadi pagi. Belum lagi, wajahnya yang pucat, seperti mayat hidup. Wanita itu, benar-benar luar biasa. Saat kondisinya yang tak memungkinkan untuk bekerja, dia tetap konsisten dengan pekerjaannya. Pantaslah, dia masih bertahan di perusahaan ini.
Kuamati dia dari kejauhan, dengan lemas tetap mengerjakan pekerjaannya. Saat jam makan siang tiba, aku berjalan menuju kantin. Namun dari kejauhan, aku melihat gadis itu sedang duduk lesu dengan secangkir tehnya. Ada terbesit pertanyaan dalam pikiran ku, kenapa dia tidak ke kantin? untuk makan siang. Aku masih saja berdiri mematung ditempat ku, kemudian aku melihat, temannya datang mendekat. Awalnya aku pikir, dia akan menceritakan kejadian tadi malam.Ternyata aku salah, dia tetap merahasiakannya dari teman-temannya.
Aku kembali lagi keruangan ku, ku urungkan niatku pergi ke kantin. Rasanya aku terlalu kejam pada gadis itu, dia benar-benar gadis yang menjaga harga dirinya. Bahkan menolak uang yang aku berikan. Sungguh aku merasa bersalah, jika mengingat kejadian malam itu.
Usai rapat, aku berjalan menuju lobi kantor, sayu-sayu aku mendengar suara gadis itu, di ruang bagian keuangan. Aku mengintip dari balik pintu, ternyata benar. Gadis itu sedang bicara dengan Bu Niken, selaku orang yang bertanggung jawab menggaji semua karyawan ku. Ternyata gadis itu sedang meminjam uang, dengan alasan untuk membayar biaya rumah sakit adiknya. Aku sempat berpikir, kenapa dia tidak menerima saja uang pemberianku. Alih-alih meminjam uang kantor.
Author POV
"Niko ke ruangan saya sebentar!"Perintah Angga, pada asistennya.
Niko yang sedang berkutik dilayar labtobnya, menghentikan aktivitas nya dan bergegas ke ruangan Angga.
"Iya Pak, maaf, apa ada tugas lagi untuk saya?" Niko tertunduk dihadapan Angga.
"Tolong cari tahu, office girl yang bon hari ini. Kamu cari tahu dimana alamatnya sekarang!" titah Angga pada Assisten nya, untuk mencari tahu tempat tinggal Amalia.
"Baik Pak!" Seru Niko bergegas mengerjakan perintah dari atasannya tadi. Setelah mendapatkan informasi lengkap tentang keberadaan keluarga Amalia. Niko, kembali lagi keruangan Angga.
"Apa kamu sudah menjalankan pirantah saya, Nik, Dimana tempat tinggal orang tua gadis itu?" Angga yang melihat Niko datang, langsung mencecar pertanyaan.
"Sudah Pak, nama gadis itu adalah Amalia. Dia tinggal ngekost di daerah dekat sini. Orang tuanya tinggal di Bogor. Sekarang adiknya tengah berada di rumah sakit. Jadi, dia membutuhkan uang untuk membayar biaya rumah sakit adiknya." Niko menyampaikan secara detail tentang Amalia. Angga hanya mengangguk kepalanya, mendengar informasi yang disampaikan Niko.
"Sekarang kamu suruh anak buah kita di Bogor, untuk menemui keluarga Amalia. Beri mereka uang sepuluh juta."Angga memberikan perintah lagi pada Niko.
Niko yang diperintahkan kembali oleh Angga, segera beranjak untuk melaksanakan tugasnya. Dia menelpon beberapa anak buahnya di Bogor, Untuk memberikan uang sepuluh juta pada keluarga Amalia. Niko tidak tahu, alasan Angga memberi uang sebanyak itu pada keluarga Amalia. Dan tak ingin tahu urusan atasannya.
Amalia yang sudah akan bersiap-siap untuk pulang, dipanggil oleh Bu Rahma.
"Am, kamu lembur ya hari ini, Dewi belum bisa masuk kerja!" perintah nya.
"Tapi Bu"
"Tapi apa, bukankah kamu sangat membutuhkan uang tambahan. Jadi, dengan lembur kamu bisa mendapatkan uang tambahan" Bu Rahma tidak ingin di bantah, lantas pergi meninggalkan Amalia, usai memberikan perintah pada Amalia.
Sebenarnya Amalia sudah tidak tahan, badannya masih terasa lemas. Dan belum lagi, dia harus menanfers uang untuk ibunya di kampung. Dengan berat hati, Amalia melaksanakan perintah dari atasannya itu.
Amalia masih takut, untuk masuk kedalam ruangan Angga. Dia masih terauma, dengan kejadian yang menimpa dirinya, malam itu. Tapi mau bagaimana lagi, peraturan sudah menjadi peraturan. Kalau tak ingin dipecat dari pekerjaannya, Amalia mau tak mau harus mengerjakan pekerjaannya.
Dengan langkah gugup, takut, mendera jadi satu dalam diri Amalia. Dia mencoba menetralkan dirinya, sebelum masuk kedalam ruangan Angga. Saat sedang akan membuka pintu, Amalia dikejutkan dengan Angga yang sudah berdiri di ambang pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Ayu Andira Jhie
😭😭👍👍❤❤
2021-06-21
0
Eri Kushaeri
doorrr....
2021-04-01
0
Rahmawaty❣️
ko dkit amat angga ngsih nya cuma 10jt.. kn awalnya ngsih cek 500jt thor😆
2021-03-29
0