Saat sudah berada dalam kamar hotel, Angga membaringkan tubuh Amalia di ranjang. Kemudian, ditutupi tubuh Amalia dengan selimut. Angga beranjak ke kamar mandi, kepalanya sangat pusing. Dengan sempoyongan Angga kembali ke ranjangnya.
Angga menoleh ke Arah Amalia, wajah ayu Amalia, membuat Angga tertegun. Kecantikan Amalia masih alami, tanpa make-up yang berlebihan. Samar-samar pandangan Angga mulai kabur, saat dia merebahkan tubuhnya di sisi ranjangnya. Tiba-tiba, tangan Angga tidak sengaja, menyenggol gunung kembar milik Amalia. Sontak membuat tubuh Angga menjadi aneh, seperti terkena sengatan listrik. Dengan perlahan, Angga mendekati Amalia. Ditatapnya wajah Amalia lekat-lekat. Rasa kantuk yang tadi menyerangnya, hilang, kala Angga melihat pemandangan gunung kembar yang sangat indah. Tanpa dia sadari, ada yang berdiri di bagian tubuhnya yang lain. Angga berusaha menahan hasratnya. Namun karena pengaruh alkohol, membuat dia hilang kendali. Angga yang sudah pernah merasakan sensasi berhubungan, tak dapat dipungkiri, ia tak bisa membiarkan mahluk indah tak berdaya di depannya.
Angga membuka satu persatu kancing sweater yang dikenakan oleh Amalia. Dia semakin terpesona melihat sesuatu yang indah, milik Amalia. Dia mulai memainkan perannya dengan lihai. Hembusan kenikmatan, membuat darahnya mendidih. Angga sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Dia ingin mendapatkan lebih dari yang ia rasakan saat itu. Dibukanya lagi penghalang terakhir yang masih melekat menutupi gunung kembar Amalia. Angga pun membuka selimut yang menutupi sesuatu keindahan yang dimiliki oleh Amalia. Celana berbahan kain yang digunakan Amalia, akhirnya ia tanggalkan juga. Yang tersisa tinggal penghalang terakhirnya saja. Nafas Angga semakin memburu, melihat ke arah Amalia. Tanpa ragu-ragu lagi, Angga menyatukan tubuhnya dengan tubuh Amalia. Sensasi yang tak pernah dia rasakan selama berhubungan dengan wanitanya. Segera Angga tuntaskan permainannya. Saat hasratnya sudah tersalurkan, tanpa sadar Angga mencium kening Amalia. Walaupun Amalia tak sadarkan diri. Namun mampu membuat Angga puas. Lelah melakukan aktivitasnya, tubuh Angga terkulai lemah mendekap Amalia. Tanpa disadari oleh Amalia, harga dirinya direnggut oleh Bos nya sendiri.
Flashback off.
Usai membersihkan diri, Angga yang hanya memakai handuk, yang dililitkan di pinggangnya. Diam-diam menghampiri Amalia, yang masih menangis diatasi ranjangnya. Amalia yang mendapati Angga tanpa memakai bajunya, sontak membuat dia ketakutan. Amalia kemudian menggeser mundur tubuhnya, ditariknya selimut, kemudian dililitkan sempurna hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Bersihkan tubuhmu dulu, kemudian saya antar kamu pulang," Ujar Angga merasa bersalah. Sejujurnya yang ia lakukan dalam keadaan setengah sadar.
Amalia beranjak dari ranjangnya, dengan tertatih, ia masuk ke kamar mandi. Lama dia menatap dirinya di cermin. Ada rasa jijik dalam dirinya. Kehormatan nya hilang seketika, direnggut paksa oleh bosnya. Amalia menangis histeris, menyesali apa yang terjadi padanya. Jika dia tidak menuruti kemauan Angga, untuk menemani nya ke club'. Mungkin, saat ini dirinya masih suci.
Dengan air yang mengalir dari shower kamar mandi, diiringi pula dengan air matanya yang tak henti menetes. Untuk saat ini, Amalia benar-benar hancur. Mahkota yang ia jaga, untuk suaminya kelak, harus di rebut oleh bosnya.
Lama berada di kamar mandi, membuat Angga mengkhawatirkan keadaan Amalia. Diketuknya pintu kamar mandi, namun tak ada tanggapan dari dalamnya. Angga hanya bisa membuang nafasnya kasar, bagaimana pun juga, ini adalah kesalahannya.
Dengan rambut yang masih basah, Amalia keluar dari kamar mandi. Dia berjalan menuju tempat tidur, dicarinya tasnya. Setelah menemukan tasnya, Amalia hendak beranjak. Namun tangannya ditarik oleh Angga.
"Saya akan mengantar kamu pulang, dan untuk kejadian tadi malam, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa," Tegas Angga dengan nada mengancam.
Ucapan Angga membuat hati Amalia hancur, diperlakukan seenaknya oleh Angga. Setelah di ambil keperawanannya, Angga membuangnya bagaikan sampah. Dan menyuruh Amalia, untuk melupakan kejadian yang ia alami.
"Sebagai gantinya, saya akan kasih kamu yang kompensasi nya. Lima ratus juta, saya rasa itu harga yang cocok untuk kenikmatan yang kamu berikan." Angga memberikan selembar cek yang sudah ia tanda tangani. Disitu tertulis nominal lima ratus juta.
Amalia menatap tajam kearah Angga. Dia sangat kecewa dengan perlakuan Angga. Dia disamakan dengan wanita penghibur oleh Angga. Amalia mengambil cek yang diberikan Angga, kemudian menyobeknya.
"Saya tidak butuh uang anda Pak, saya bukan wanita murahan, yang seperti Bapak kira." Amalia melempar sobekan cek itu ke arah Angga, kemudian, pergi meninggalkan Angga.
Angga hanya mematung melihat kepergian Amalia, dia tidak menyangka, kalau Amelia akan menolak cek pemberiannya. Di zaman yang sekarang ini, ternyata masih ada seorang wanita yang menjaga kehormatannya. Angga terlalu memandang rendah Amalia, dia samakan dengan teman kencannya.
Dengan langkah gontai, dan tangis yang tak terbendung. Amalia berjalan menyusuri bahu jalanan Ibukota. Dia tak pernah menyangka, kalau nasibnya akan seburuk ini. Setelah orang tuanya bangkrut, hidupnya dan keluarganya seketika berubah. Amalia yang dulu hidup berkecukupan, karena kebodohan Ayahnya, membuat keluarganya terlunta-lunta. Belum lagi kakak kandungnya harus di penjara, karena dituduh membunuh anak dari musuh papanya
Sekarang ayah Amalia, bekerja di perkebunan teh di kota Bogor. Sementara ibunya, bekerja sebagai buruh cuci di desanya. Orang tua Amalia masih harus membayar hutang-hutangnya di Bank. Sementara adik-adiknya, yang membiayai hidupnya adalah Amalia. Setelah lulus SMA, Amalia tak melanjutkan pendidikannya. Karena keadaan orang tuanya yang tak berada. Di Sekolahnya dulu, dia di ejek teman-temannya. Bahkan semua sahabatnya, meninggalkan Amalia. Karena dia jatuh miskin dan orang tuanya banyak hutang. Dari situlah penderitaan Amalia berasal.
Amalia bekerja sebagai office girl sudah hampir empat tahun. Dia bekerja di perusahaan keluarga Angga. Sebelum Angga menjabat sebagai direktur utama di perusahaan itu, Amalia sudah lebih dulu bekerja disana. Karena kerajinan dan kedisiplinannya, membuat Amalia dipertahankan di perusahaan keluarga Angga.
********
Amalia terus berjalan, sampai ia menemukan angkot yang searah dengan kost-kostan nya. Amalia naik angkot tersebut, membuat orang-orang disekelilingnya memperhatikan penampilan nya. Mata bengkak, dan jalan seperti pinguin. Membuat Amalia di pandang sebelah mata. Bahkan salah satu penumpang berbisik-bisik seraya melirik Amalia. Amalia hanya diam, tak ingin mengambil pusing dengan orang disekitarnya.
Sampai di kost-kostan nya, Amalia langsung masuk kedalam. Dibuangnya tas yang ia selempang kan. Amalia menuju dapur, untuk mengambil air minum. Seperti orang yang tidak minum satu bulan, dengan cepat ia habiskan beberapa gelas air minumnya. Amalia merasa tubuhnya sangat panas, sejujurnya, dia ingin marah. Namun, kepada siapa dia marah, siapa yang akan dia salahkan. Atas apa yang menimpa dirinya. Saat sedang duduk melamun, ponsel Amalia berdering. Dilihatnya dilayar ponselnya, ada nama mama disana. Amalia ragu untuk mengangkat telpon dari Mamanya. Dengan keadaannya, mata bengkak, dan muka kusut. Akan membuat mamanya curiga.
"Assalamualaikum Ma." Amalia tersenyum paksa.
"Waalaikumussalam Am, Mama kangen, kamu sekarang gak pernah telpon Mama," Ucap mama di seberang sana.
"Maaf Ma, Am lagi sibuk belakangan ini. Jadi, Am jarang telpon Mama. Mama gimana, sehat kan?" Amalia tak berani menatap layar telponnya.
"Alhamdulillah sehat Am, ini adikmu udah dibolehkan pulang. Tapi, mama belum bisa membayar administrasi nya. Ayah mu, juga gak dapat pinjaman dari juragan Darman," Keluh mama, membuat Amalia semakin bersedih.
"Iya Ma, besok Am transfer ya, sekarang Am lagi gak bisa keluar. Soalnya...Am lagi ada urusan di kost-an. Mama yang sabar ya, Am, pasti akan menanfers uangnya segera." Amelia berusaha menguatkan Mamanya. Untuk saat ini, Amalia lah yang menjadi tulang punggung keluarganya.
Setelah menutup telponnya dari mamanya, Amalia menangis pilu. Darimana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu, dalam waktu satu hari. Sementara tanggal gajiannya, juga masih lama. Amalia berfikir, mencari jalan keluar masalahnya. Ada rasa menyesal, saat dia menolak uang pemberian Angga. Namun, pilihannya dirasa sudah tepat. Jika ia menerima uang itu, sama halnya dia menjual dirinya.
Amalia segera bangkit dari duduknya, dia akan masuk kerja hari ini. Meskipun keadaannya, tidak mendukung. Tapi, Amalia harus masuk kerja hari ini. Dia berencana akan meminjam uang kantor. Setelah yakin dengan tekadnya, Amalia mengganti pakaian kerjanya. Kemudian ia segera berangkat ke kantor. Amalia hari ini naik angkot, karena sepedanya tertinggal di kantor. Semalam dia pulang dengan Angga. Jadi, sepedanya dititipkan di kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sukses
2023-03-08
0
Maria Binawati
semoga angga org kaya dpt karma yg senerat beratnya
2021-08-02
0
Maria Binawati
kasihan amelia sdh susah hifupnya diperkosa gimana kl hamil
2021-08-02
0