BAB 5

Karena terlalu lama menunggu akhirnya Adinda memutuskan untuk jalan jalan sendiri di rumah sakit itu. Karena Adinda tipe orang yang cepat bosan jika di suruh menunggu terlalu lama.

"Aldi... Lala... Aku mau jalan jalan dulu yah... nanti kalau dokter Reno kembali ke sini kalian bilang aja kalau aku ingin mencari udara segar" ucap Adinda pada Aldi dan Lala

"Tapi Din... kami tidak tahu kapan dokter Reno kembali soalnya kami juga ingin pulang, karena ini sudah waktunya anak magang untuk pulang" ucap Lala

"Ohhh begitu, yah sudah deh tidak apa apa kalian balik aja duluan. pasti nanti dia akan telfon aku kalau dia tahu aku tidak ada di sini" ucap Adinda

"Yah sudah kami pulang dulu yah din, kamu kalau jalan jalan jangan terlalu jauh." ucap Lala

"Iya beres... yah sudah kalian hati hati yah... " jawab Adinda

"Oke" jawab Lala dan Aldi

Setelah Aldi dan Lala pulang, Adinda membawa tas dia dan pergi jalan jalan keliling rumah sakit, namun dia sebelum pwrgi mengirim pesan pada Reno, dan minta ijin sekalian ngasih tahu kalau dia akan pergi jalan jalan .

"Kak Reno.... aku jalan jalan dulu yah... tenang aja, aku masih ada di sekitar rumah sakit kok. jadi nanti kalau kakak mau pulang. kakak telfon aku aja yah... " pesan yang di kirim Adinda untuk reno

Tapi Reno tidak membalas pesan yang di kirim Adinda karena dia tidak melihat ponselnya sama sekali. Karena Reno masih sibuk dengan pasien pasien nya.

"Yah sudah deh... nanti juga dia tahu sendiri saat melihat ponselnya nanti. aku jalan jalan aja, siapa tahu ada hal yang menarik di rumah sakit ini, aku kan calon dokter, jadi itung itung aku ingin mempelajari cara dokter di sini untuk ngobati pasien nya" ucap Adinda pada dirinya sendiri

Adinda berjalan jalan melihat keadaan rumah sakit, ada yang menangis ada yang tersenyum semuanya campur aduk di dalam rumah sakit ini, pasien dengan keadaan parah juga sering sekali lewat. Adinda juga melihat banyak sekali dokter dan perawat yang kelelahan tapi mereka harus tetap bekerja dengan sepenuh hati.

"Apa saat aku lulus nanti... bisa seperti mereka yah... yang sangat cekatan dalam menangani pasien di sini" ucap Adinda pada dirinya sendiri

Saat Adinda jalan berkeliling. Dia melihat ada anak kecil yang duduk di kursi roda, dan di samping nya ada suster dan juga dokter yang sedang membujuk anak itu untuk di bawa ke ruangan nya kembali.

Adinda tergerak hatinya untuk ikut membantu suster dan dokter tersebut, buat membujuk anak itu, karena siapa tahu anak itu bisa nurut dengan Adinda.

"Ada apa ini sus... dok... " tanya Adinda pada mereka

"Ini mbak... kami ingin membawa dia untuk melakukan pengobatan, tapi anak ini terus menolak dan marah marah saat di ajak kembal ok ke ruangannya" penjelasan suster

"Ohhhh begitu, saya bantu boleh? " tanya Adinda

"Iya mbak... silahkan, siapa tahu dia mau nurut" jawab dokter itu

"Hai anak manis... kalau boleh tahu, nama kamu siapa? " tanya Adinda tapi anak iti hanya diam dan mengacuhkan Adinda

"Nama kakak adinda... kasih tahu dong nama akusiapa, jadi kini tinggal siapa nama kamu.... Biar kita bisa berman, " ucap Adinda lagi tapi anak itu malah marah marah sama Adinda

"Kakak siapa sih... jangan ikut campur, aku itu tidak kenal sama kakak jadi jangan pernah ngomong sama aku lagi... lagian kalak itu tidak tahu apa yang aku rasakan, aku itu bosen dengan obat obat yang mereka berikan sama aku... " ucap anak itu dengan nada teriak

"Kamu tahu tidak.... Kakak dulu... juga pernah ada di posisi kamu, kakak pernah bosen untuk berobat. bahkan kakak dulu paling benci sama dokter, perawat ataupum rumah sakit. " ucap Adinda sambil duduk di lantai, di depan anak yang sedang duduk di kursi roda itu

"Emangnya kakak sakit apa? " tanya anak itu pada Adinda

"Kakak dulu pernah sakit kangker darah, bahkan dokter memvonis kakak tidak bisa hidup lama, karena kangker itu sudah sangat parah. Kalau kakak mau tetap hidup kakak harus melakukan pengobatan seperti kemo... suntikan, obat obatan dan masih banyak yang lainnya. "

"Kakak pernah berada di titik terlemah kakak, kakak tidak mau berobat lagi, dan sama seperti kamu kakak suka sekali marah marah saat di paksa untuk berobat ke rumah sakit "

"Yang bisa kakak ucapkan dulu adalah... biarkan aku di sini, biarkan aku meninggal.... aku bosen, aku capek, dengan sakit ini, aku ingin mati saja... kata kata itu selalu keluar dari mulut kakak"

"Yang hasilnya, kakak membuat semua orang sedih, termasuk orang tua kakak dan juga semua orang yang kakak sayang. Air mata mereka tidak pernah berhenti mengalir saat melihat kakak hanya bisa terlentang di tempat tidur"

"karena Kakak tidak mau di obatin, jadi... Sakit itu makin parah dan kakak sampai kehilangan kesadaran dan juga kritis. sampai kakak mendapatkan donor sumsum tulang belakang yang ternyata itu dari kakek kakak sendiri yang harus meninggal karena kecelakaan saat ingin menjenguk kakak di rumah sakit"

"Saat kakak sadar, kakak nyesel banget, kalau kakak dulu mau untuk berobat, dan sedikit bersabar... pasti kakek kakak tidak meninggal, kakek kakak akan tetap hidup. kakak sangat terpuruk waktu itu, kakak selalu menyalakan diri kakak sendiri, karena ke egoisan kakak itu kakak membunuh orang yang kakak sayangi. mangkanya kakak sekarang tidak mau mengulangi kesalahan itu lagi, dan kakak mohon sama kamu, jangan menjadi kakak yang dulu, agar kamu tidak kehilangan orang yang kamu sayang" ucao Adinda sambil meneteskan air matanya

"Lalu.... apa kakak sudah sembuh sekarang, atau kakak masih terus berobat? " tanya anak itu

"Kakak sekarang sudah sembuh, tapi kakak masih tidak bisa kelelahan. dan masih terus minum obat agar kangker itu tidak tumbuh lagi di dalam tubuh kakak" jawab Adinda

"Iya kak..... aku mau berobat lagi, aku tidak mau kalau mama dan papa aku jadi sedih dan aku juga tidak mau kehilangan mereka" ucap anak itu

"Bagus... pilihan yang terbaik... kakak akan doa kan kamu semoga kamu bisa cepat sembuh dan bisa jalan jalan lagi" jawab adinda

"Iya kak... terima kasih. nama aku Farel, kakak mau kan jadi teman aku" ucap farel

"Iya dong Farel... kakak akan jadi teman kamu, nanti kakak akan sering sering datang menjenguk kamu di sini. kalau boleh tahu ruangan kamu ada di mana? " tanya Adinda

"Ruangan aku ada di sana kak... anggrek nomer 8, aku akan tunggu kakak yah" jawab farel

"Yah sudah kamu.... ikut suster dan dokter ini yah... biar kamu bisa di obati sama mereka" ucap Adinda

"Iya kak.... dadah... terima kasih yah... " ucap Farel dan Adinda langsung bangun dan ngelus kepala Farel

Adinda melihat Farel dengan senyum yang penuh semangat, dan dokter yang merawat farel juga mengucapkan terima kasih pada Adinda karena ucapan Adinda Farel mau di ajak berobat lagi.

Terpopuler

Comments

Shanti

Shanti

😁Nanti d masa depan farel jadi menantunya adinda wkwkw

2021-02-23

0

Misha Syah

Misha Syah

adinda penyayang

2021-02-05

2

Aristi Tantri

Aristi Tantri

udahh cocok nich adinda jd dokter..😊😊

2021-01-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!