Adzan shubuh sebentar lagi berkumandang, Salma membangunkan Taufik agar tidak terlambat pergi ke masjid.
''Mas.. bangun, sebentar lagi adzan!'' seru Salma sambil menggoyang - goyangkan sedikit bahu Taufik.
''Hmm...'' lengkuhan Taufik sembari menggeliat kecil.
''Bangun.'' lanjut Salma diiringi dengan senyuman indahnya ketika melihat Taufik mulai membuka matanya.
''Hm.. ya, jam berapa sekarang ?'' tanya Taufik ketika kesadarannya sudah kembali lalu bangkit dari tempat tidurnya.
''Pukul 03.50 pagi.'' sahut Salma, Taufik pun berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan wudhu kemudian bersiap pergi ke masjid.
Setelah beberapa saat, Taufik pun sudah selesai bersiap dan sebelum berlalu pergi Taufik pamit terlebih dahulu pada Salma. Kemudian melenggang pergi dan hilang dibalik pintu, sedangkan Salma melanjutkan kegiatannya tadi yang sempat terpotong sambil menunggu adzan berkumandang.
Aktivitas pagi pun dimulai para pekerja sudah sibukkan kembali dengan tugasnya masing - masing, Salma dan Bi Ati pun sedang memasak di dapur untuk sarapan nanti. Sedangkan Taufik pergi ke tempat gym yang ada dirumahnya lebih tepatnya ruangan samping dekat kolam renang. Itu sudah menjadi kebiasaan Taufik sehabis dari masjid dia akan langsung berolahraga sebelum nanti bersiap berangkat kerja dan sarapan, hal ini sudah diinformasikan Bu Sahidah pada Salma.
Di saat Salma masih disibukkan dengan acara memasaknya, Salma menyiapkan terlebih dahulu secangkir teh hijau untuk ia antar ke tempat suaminya berada. Karena itu yang selalu Taufik minum jika telah selesai dengan kegiatan olahraga paginya.
''Mas ini tehnya.'' seru Salma ketika sudah di ruangan yang sama dengan Taufik.
''Ya, terima kasih.'' sahut Taufik tanpa mengalihkan fokusnya pada latihan yang sedang ia lakukan.
Salma melenggang pergi meninggalkan Taufik dan akan melanjutkan masakannya. Setelah beberapa waktu berlalu Salma sudah selesai dengan masakannya dan sekarang sedang menghidangkannya di meja makan. Usai itu semua Salma pergi ke kamarnya menyiapkan pakaian dan segala keperluan Taufik juga menyiapkan keperluannya karena hari ini Salma akan mulai kembali bekerja di butiknya.
Taufik tiba di kamar ketika Salma masih di ruang ganti, kemudian berlalu ke kamar mandi untuk bersiap pergi kerja. Selesai dengan kegiatannya di kamar mandi Taufik berjalan ke ruang ganti dan disana ternyata sudah ada pakaian yang telah disiapkan oleh Salma. Ketika Taufik sedang memakai kemejanya tiba - tiba Salma muncul dan menghampiri Taufik dengan pakaian yang sudah rapih dan wajah yang dipolesi makeup sederhana.
"Sepertinya dia akan pergi." batin Taufik.
''Mas biar ku bantu, izinkan aku melakukan tugasku sebagai seorang istri.'' tutur Salma lalu mengambil alih mengancingkan kemeja Taufik tanpa menunggu persetujuan dari Taufik. Dan Taufik pun tidak banyak protes, dia hanya diam mengamati setiap pergerakan Salma didepannya.
Memakaikan jas kemudian dasi pada tubuh dan leher suaminya. Salma sangat menikmati tugas barunya ini, begitupun Taufik yang ikut larut dengan setiap sentuhan Salma. Ia bahkan tidak perlu repot - repot lagi mengurus semua keperluannya sendiri.
Di sela - sela memakaikan dasi pada suaminya Salma kembali bersuara.
''Mas.. hari ini aku akan mulai kembali kerja, Mas tidak apa 'kan?'' tanya Salma masih dengan fokus pada simpulan dasi ditangannya.
''Tidak, tidak masalah. Jam berapa kamu akan pergi?'' tanya Taufik dengan memperhatikan wajah Salma didepannya.
''Emm.. mungkin aku akan pergi lebih pagi, sekitar jam 07.30. Karena ada beberapa pesanan yang harus segera aku selesaikan disana.'' papar Salma
Biasanya Salma pergi bekerja pukul 09.00 atau 09.30 akan tetapi karena sudah seminggu Salma cuti dan banyak pesanan yang dia tunda baik pesanan sebelum Salma cuti maupun saat Salma sedang cuti. Karena menurut laporan Karin, asisten Salma di butik. Butik saat ini sedang banyak - banyaknya pengunjung. Bahkan Karin sempat meminta izin untuk menambah dua karyawan baru pada Salma, melihat semakin banyaknya pengunjung sedangkan karyawan yang saat itu hanya berjumlah lima orang termasuk Karin sendiri sudah dibuat kewalahan.
''Baiklah, kamu nanti berangkat bersama saya karena saat ini belum ada supir untukmu.'' tukas Taufik.
''Tidak usah Mas, aku akan pergi dengan taksi saja. Tidak perlu repot - repot nanti Mas terlambat tiba di kantor.'' tolak Salma.
''Tidak, saya tidak merasa direpotkan. Itu sudah menjadi tanggung jawab saya, untuk memastikan keselamatan kamu.'' putus Taufik tak ingin Salma kembali menolaknya.
''Sudah, lebih baik sekarang kita turun untuk sarapan.'' ujar Taufik sambil berlalu.
Salma mengambil tas kerja Taufik dan handbag miliknya kemudian pergi menyusul Taufik.
Sarapan sudah selesai, kini Salma sudah berada didalam mobil duduk berdampingan dengan Taufik. Hening, hanya itu yang terjadi didalam mobil yang terdengar hanya suara deru mobil dan klakson dari pengendara mobil yang lain pagi hari ini.
''Maaf nona, di jalan manakah butik nona?'' tanya Pak Aji supir pribadi Taufik bingung karena sejak tadi tak ada yang memberi tahu lokasi yang akan mereka tuju.
''Eh.. iya maaf Pak, saya lupa. Di jalan xxx no.09 ya Pak '' sahut Salma yang baru tersadar, sedangkan Taufik sedang fokus membaca email dilaptopnya.
''Baik non.'' balas Pak Aji, mobil pun melaju dengan kecepatan sedang menuju butik milik Salma.
Tak terasa kini Salma sudah sampai di butiknya, mobil berhenti tepat dipintu masuk butik tersebut.
''Mas, Salma pamit.'' ucap Salma memecah keheningan diantara mereka, kemudian menarik tangan Taufik lalu mengecupnya.
"Ya.." sahut Taufik.
''Assalamu'alaikum.'' imbuh Salma kemudian turun dari mobil setelah Taufik membalas salamnya, Salma masih berdiri didepan pintu butiknya hingga mobil Taufik menghilang ditikungan jalan.
Masuk kedalam butik Salma disambut oleh para karyawannya dengan antusias.
''Assalamu'alaikum apa kabar semuanya?'' sapa Salma sungguh ia sangat merindukan suasana seperti ini.
''Wa'alaikumsalam Bu, kabar baik bagaimana dengan Ibu ?'' jawab mereka serempak.
''Alhamdulillah saya baik, bagaimana pekerjaan kalian apakah ada kendala selama saya cuti?'' tanya Salma kepada para karyawannya.
''Uuh.. sangat melelahkan Bu, pengunjung membeludak setiap harinya. Tapi untuk masalah yang lain sepertinya tidak ada, Alhamdulillah semua lancar dan masih dapat kami atasi iya kan Mbak Karin?'' sahut salah satu karyawan yang dibalas anggukan oleh Salma.
''Iya'' ucap Karin menjawab rekannya diiringi anggukan kepala.
''Oh ya.. Nita, Beti kemarilah.'' lanjut Karin memanggil dua rekan barunya.
''Bu, ini mereka yang tempo hari sudah saya laporkan pada Ibu. Nita, Beti ini Bu Salma pemilik sekaligus desainer di butik ini.'' papar Karin.
''Selamat pagi Bu, senang bisa berjumpa dengan Ibu.'' Sapa keduanya kepada Salma.
Tersenyum. '' Ya, selamat pagi kembali. Semoga kalian kerasan bekerja disini, jika ada kesulitan jangan ragu untuk bertanya atau bahkan meminta bantuan kepada yang lain. Dan untuk yang lainnya mohon bimbing mereka ya..'' pesan Salma pada seluruh karyawannya.
''Iya Bu''
''Siap Bu'' jawab mereka serempak dengan penuh semangat.
Mereka sangat senang dan bersyukur bisa bekerja di butik ini, selain bekerja dengan nyaman dan memiliki rekan - rekan yang baik mereka juga sangat beruntung karena memiliki atasan yang ramah, baik dan sangat pengertian terhadap mereka. Bahkan terkadang mereka merasa seperti bukan sedang berbicara dengan bosnya akan tetapi seperti dengan teman karibnya.
''Kalau begitu saya permisi ke ruangan saya dulu.'' Pamit Salma berlalu setelah mereka mengiyakan. Dengan diikuti oleh Karin Salma masuk kedalam ruangannya, tujuannya Karin ingin melaporkan data keuangan juga menyampaikan keinginan klien dan deadline pesanan yang mereka inginkan.
Selesai dengan itu Karin keluar dari ruangan Salma, sedangkan Salma mulai disibukkan dengan mendesain pakaian sesuai yang diinginkan para kliennya yang memiliki permintaan yang berbeda - beda bahkan tidak sedikit yang menginginkan desain - desain yang rumit dan menyita waktu. Namun Salma mengerjakannya dengan sabar dan senang hati karena menjadi desainer adalah mimpinya dan pekerjaan ini adalah passionnya, tantangan dan kesulitan apapun sudah Salma lalui untuk sampai pada titik ini.
Bahkan mendesain sudah menjadi bagian dari diri Salma, sehingga tak perlu menunggu waktu lama Salma sudah bisa merampungkan hasil desainnya. Salma sudah memulai karirnya ini selama kurang lebih dua tahun, lebih tepatnya ketika usia Salma baru menginjak 22 tahun. Walau pada saat itu Salma belum memiliki sebuah butik, namun Salma tak patah arang dia memulainya dengan memperkerjakan dua orang penjahit yang siap untuk menjahit semua hasil desainnya. Setelah berhasil dijahit Salma menjual pakaian hasil desainnya sendiri, ia mulai menawarkan pakaian - pakaian tersebut pada teman - teman kampusnya, tetangga - tetangganya, saudara bahkan ia juga menjualnya via online.
Hingga satu tahun setelahnya ia bisa membeli sebuah ruko untuk dijadikan sebuah butik impiannya dari hasil penjualannya tersebut, tentu hal itu menjadi hal yang membanggakan bagi kedua orang tua Salma. Tak puas sampai disitu Salma terus belajar dan memperluas pengetahuannya dalam bidang fashion, bahkan Salma sempat beberapa kali mengikuti fashion show untuk karyanya dibeberapa negara karena karya - karya Salma yang terhitung unik dan memberi warna baru dalam bidang fashion. Dan sampai saat ini butik Salma terus beroperasi hingga menjadi salah satu butik yang diperhitungkan dikalangan menengah ke atas.
.
.
Bersambung...
Mohon kritik dan sarannya, jangan lupa untuk terus dukung dengan cara like, coment dan vote ya..
Terima kasih😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sovita Sari
jgn dingin2 Taufik🤭next thorr, semangat
2021-01-14
1