Setelah beberapa saat, Salma keluar dari kamar mandi dan melihat suaminya sudah mengenakan koko dan sarung bersiap untuk melaksanakan sholat magrib karena sebentar lagi akan adzan.
''Saya akan pergi ke masjid dulu untuk sholat magrib dan dilanjut sholat isya. Nanti setelah saya pulang dari masjid, saya akan kembali untuk memberitahumu waktu makan malam sudah siap.'' jelas Taufik setelah melihat Salma keluar dari kamar mandi.
''Iya, baik Mas'' balas Salma yang masih canggung.
Taufik berlalu pergi ke masjid sedangkan Salma melaksanakan sholat di kamar dilanjut dengan membaca ayat suci Al - Qur'an.
Waktu berlalu kini mereka sudah berada di ruang makan, dengan perbincangan hangat ditemani makanan - makanan yang menggugah selera. Bu Sahidah mengambilkan nasi serta lauk ke piring sang suami dan dirinya, begitupun Salma yang mengambilkan dan melayani suaminya.
Tidak ada perbincangan ketika nasi sudah dituang, merekapun makan dalam keheningan hanya meninggalkan suara - suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.
Hal itu sudah menjadi aturan tak tertulis dikeluarga ini dan Salma tidak begitu kaget karena dikeluarganya pun hal ini sudah menjadi kebiasaan.
Makan malam selesai, Salma dan Bu Sahidah membereskan meja makan dan piring - piring kotor. Meski ada asisten rumah tangga tapi Bu Sahidah selalu melakukan sendiri hal - hal mengenai keluarganya, kecuali jika ada halangan dan kesibukan.
''Salma sudah biar Mama saja yang bereskan, kamu bergabunglah dengan Papa dan Taufik disana'' ujar Bu Sahidah.
''Tidak Ma, biarkan aku membantumu aku merasa bosan jika hanya berdiam diri saja.'' tolak Salma.
''Ya sudah kalau begitu. Tapi jika pun kamu memang lelah, jangan terlalu memaksakan diri. Mama gak mau kalau nanti kamu malah sakit.'' ingat Bu Sahidah.
''Tentu Ma." Sahut Salma
Mereka pun membereskan dan menyimpan piring kotor di dapur karena para asisten di rumah inilah yang akan mencucinya. Selesai dengan itu, Bu Sahidah mengajak Salma untuk duduk dan mengobrol sebentar sambil meminum secangkir teh hangat sedangkan para suami sudah kembali ke kamar masing - masing tadi. Bu Sahidah begitu penasaran dan ingin mengenal Salma lebih jauh lagi, pengenalan yang begitu singkat ketika acara perjodohan waktu itu membuat Bu Sahidah sedikit tahu tentang Salma, namun juga menyebabkan ia penasaran akan kehidupan menantuanya tersebut.
"Oh ya Salma, Mama dengar kalau kamu mempunyai butik ya..?" tanya Bu Sahidah.
"Emm.. iya Ma, hanya butik kecil - kecilan saja untuk mengisi waktu luang." timpal Salma.
''Ah.. kamu, suka merendah seperti itu. Nama butikmu 'Butik muslimah' itu kan? Teman - teman Mama juga sering kesana bahkan ada yang jadi langganan disana, katanya koleksinya bagus - bagus dan pelayanannya pun sangat baik. Tapi sayang, Mama belum sempat berkunjung kesana." sesal Bu Sahidah.
''Selain itu, katanya kamu jadi desainernya langsung'kan disana? Kamu tahu, Mama sangat bangga sekali padamu." lanjut Bu Sahidah dengan antusiasnya dan Salma menyahutinya dengan tersenyum dan sesekali mengangguk.
''Tidak Ma, Mama jangan terlalu memujiku. Aku juga masih harus banyak belajar dalam hal itu." sanggah Salma dengan tersenyum manis.
''Iya sayang, kamu memang baik dan rendah hati." bangga Bu Sahidah dengan mengelus punggung tangan Salma.
"Tapi Ma, apa Mas Taufik akan mengizinkan Salma untuk bekerja setelah ini?" akhirnya Salma mengutarakan kekhawatirannya pada Bu Sahidah meski dengan ragu.
Bukan tanpa alasan Salma takut tidak diizinkan bekerja oleh suaminya, mengingat suami dan mertuanya yang bisa dibilang serba ada dan berkecukupan itu sudah menjadi alasan untuk suami dan mertuannya melarang Salma bekerja. Dan karena Salma juga yang belum mengenal baik bagaimana sifat suaminya, sehingga membuat Salma takut menyinggung suaminya saat membicarakan hal ini.
"Untuk itu kamu tanyakan langsung pada Taufik, nak. Tapi kalau menurut Mama Taufik pasti akan mengizinkanmu dan kamu tidak perlu khawatir." ujar Bu Sahidah sedikit membuat Salma lebih tenang.
"Iya Ma, semoga saja." timpal Salma dengan tersenyum.
Mereka terus bercerita tentang hal lainnya, sampai Bu Sahidah tersadar bahwa hari sudah beranjak semakin malam. Pasti sekarang suaminya sedang menunggunya, apalagi Taufik anaknya yang menunggu Salma karena ini adalah malam pengantin bagi mereka dan Bu Sahidah tanpa sadar telah mengganggu malam Taufik dan Salma. Bu Sahidah pun terkikik didalam hati.
''Sekarang lebih baik kamu susul Taufik, pasti dia sudah menunggumu di kamar.'' lanjut Bu Sahidah sambil tersenyum penuh arti, padahal belum tentu apa yang ia pikirkan akan terjadi😅.
''Iya Ma, kalau begitu Salma permisi.'' ucap Salma kemudian pergi berlalu dan menaiki anak tangga.
Salma sampai di kamar bertepatan dengan Taufik yang keluar dari ruang ganti yang telah berganti pakaian dengan pakaian tidurnya, kemudian berjalan menuju sofa dan memangku laptopnya. Salma memperhatikan setiap gerak tubuh suaminya, kemudian berjalan dan duduk ditepi ranjang dengan mata masih mengamati suaminya.
''Mas...'' panggil Salma setelah sebelumnya berusaha memberanikan diri. Taufik pun mengangkat kepalanya menatap Salma.
''Ya'' sahut Taufik.
''Mm.. boleh kita bicara ?'' tanya Salma.
''Hmm'' Taufik sambil mengangguk masih dengan menatap Salma.
''Begini.. ap.. apakah aku masih boleh bekerja setelah ini ?.'' ucap Salma dengan ragu dan gugup.
''Aku.. mempunyai usaha butik, memang hanya toko kecil tapi aku sangat menyukai pekerjaan ini. Mempunyai sebuah butik adalah impianku sejak dulu, maka dari itu apa aku.. boleh melanjutkan usahaku itu ?.'' tanya Salma kemudian menggigit bibir bawahnya, melihat suaminya tak mengubah ekspresinya membuat Salma sedikit gemetar. Lalu melanjutkan katanya.
''Jika Mas tak mengizinkannya aku tidak papa, aku ikhlas melepasnya.'' kemudiam mengulas senyum lembut khasnya.
Hening.
''Jika kamu menyukainya ya.. lakukan saja. Saya tak masalah selama kamu nyaman dengan hal itu.'' sahut Taufik setelah beberapa saat tadi terdiam, hal itu benar - benar diluar dugaan Salma dan membuat Salma senang sekali mendengarnya.
''Iya Mas terima kasih, aku janji tidak akan melupakan kewajibanku sebagai seorang istri. Aku juga janji akan mengesampingkan pekerjaaku, jika aku belum selesai melakukan kewajibanku sebagai seorang istri, aku juga akan pulang sebelum Mas pulang dari kantor.'' papar Salma dengan gembira yang dibalas anggukan oleh Taufik.
''Kalau begitu baiklah, aku permisi akan mengganti pakaian terlebih dahulu.'' pamit Salma kemudian mengambil piyama di ruang ganti lalu berlalu ke kamar mandi.
Setelah berganti pakaian, mencuci muka dan menggosok giginya Salma pun keluar dari kamar mandi. Dilihatnya sang suami sudah berada diatas tempat tidur dengan selimut menutupi sebagian tubuhnya. Salma melangkah mendekati ranjang dengan ragu ia mendudukkan tubuhnya ditepi ranjang, sungguh dia sangat gugup dan takut. Ini adalah kali pertamanya berada sangat dekat dengan seorang laki - laki selain ayah dan adiknya, belum lagi kini ia harus berbagi ruangan bahkan ranjang dengan laki - laki yang belum terlalu ia kenal.
Mengetahui kegugupan istrinya Taufik pun akhirnya buka suara.
''Tidurlah ini sudah malam, kamu pasti lelah setelah melalui hari ini.'' ucap Taufik berusaha mengusir kecanggungan pada dirinya.
Karena bagi Taufik pun ini kali pertama untuknya berdekatan dengan seorang gadis. Sungguh ia tak tahu harus bersikap seperti apa.
Dengan perlahan Salma pun membaringkan tubuhnya, dengan gerakan sangat kaku ia menarik selimut menutupi sebagian tubuhnya hingga batas perut. Berusaha memejamkan matanya supaya segera tertidur, namun entah kenapa seakan rasa kantuknya menghilang entah kemana. Begitu seterusnya hingga tak terasa kini ia sudah terlelap masuk kedalam
mimpinya.
Bersambung...
Mohon kritik dan sarannya, juga jangan lupa dukung dengan cara like, coment dan vote ya..
Terima kasih😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sokhibah El-Jannata
semangat 👍👍
2021-02-07
1
Naay
Semangat up kak:)
2021-01-11
1