BSP04. Tak percaya

Ia merasa melayang, dengan mata terpejam dan bibir yang melengkung ke atas. Ia merasa begitu bahagia bisa terpuaskan dengan pemberian suaminya.

Adi memperhatikan wajah puas istrinya itu. Ia amat ketakutan tak bisa melihat ekspresi demikian dari istrinya. Ia begitu takut Adinda berubah menjadi dingin, saat badai yang datang itu sampai ke tepian pantai cinta mereka. Ia begitu takut dengan pudarnya cinta dari istrinya.

~

~

Adi baru sampai di kediaman orang tuanya saat adzan isya berkumandang. Adi di sini hanya bertemu dengan Zuhra saja. Sungguh ia merasa begitu kacau. Bagaimana ini? Apa Adi harus mengatakannya pada orang tuanya, tentang rumah tangganya dengan Dinda.

Tapi Adi khawatir akan memperburuk kondisi mereka, yang tengah bolak balik ke rumah sakit terus. Adi tak bisa menemukan jalan keluarnya. Adi harus bagaimana? Ia merasa begitu buntu. Rasanya seisi dunia tak memberi sedikit pun jawaban untuk mengatasi masalahnya.

Setelah membersihkan diri, Adi langsung bergegas ke rumah sakit tempat pak Dodi dirawat.

Ia melihat kondisi ayahnya begitu kurus, dengan selang infus yang terpasang pada tangannya.

"Maaf Ayah, Abang baru bisa jenguk." ucap Adi dengan duduk di kursi yang dekat dengan ranjang pak Dodi.

Adi dan pak Dodi berbicara hanya sebatas membahas tentang sakitnya dan ladang Adi saja. Adi ingin berkeluh kesah pada siapa? Ia ingin bercerita pada siapa? Rasanya Haris ataupun Jefri pasti akan memintanya untuk menceraikan Dinda, jika mereka mengetahui yang sebenarnya.

Tapi ia pun tak merasa yakin dengan anak yang dikandung Maya. Apa seperti ini yang Edi rasakan waktu dulu? Pertanyaan yang muncul di benak Adi.

Ia harus memastikannya sendiri nanti. Ia harus cerdas. Ia tak mau pernikahannya dengan Dinda dipertaruhkan di sini.

Saat pak Dodi sudah tertidur, Adi memainkan ponselnya. Mencari tahu tentang apa pun yang mengenai kehamilan.

Jika memang pengaman yang ia pakai bisa bocor. Harusnya, menurut hitungannya sekarang. Maya sudah hamil empat belas minggu. Tapi Maya mengatakannya ia hamil tiga bulan. Semestinya dia sekarang hamil tiga bulan lebih dua minggu.

Adi akan mengeceknya langsung ke dokter kandungan saja, dan meminta langsung hasil USGnya. Karena menurut artikel yang ia baca. USG bisa mengetahui juga berapa usia dari janin tersebut.

Setelah ia selesai membaca artikel. Adi memperhatikan foto istri dan anaknya yang menjadi wallpaper ponselnya.

Bagaimana nasib mereka nanti? Jika ia terpaksa harus meninggalkannya. Tapi sungguh, Adi tak ingin berpisah dengan mereka. Apa ia harus egois di sini? Meski ia tahu, ia tak mungkin bisa adil pada istri-istrinya nanti.

Belum lagi nanti, jika keluarga Dinda mengetahui hal ini. Pasti dengan paksa, mereka akan memisahkannya dengan Dinda dan juga Givan.

Kenapa bisa serunyam ini. Kenapa Adi bisa seceroboh itu. Padahal waktu ia bermain dengan Maya, ia sudah sangat hati-hati sekali.

~

Pagi-pagi sekali, Adi sudah melajukan kendaraan yang terpakir di kediaman orang tuanya.

Ia begitu tak sabar, ingin segera menuntaskan masalah ini.

Empat jam kemudian, Adi telah sampai di rumah yang berjarak dari rumah orang tua Maya.

Ia mengucapkan salam pada rumah yang ia tempati dulu. Rumah yang memberikan pelajaran berharga, untuk bisa berperilaku baik pada sesama manusia. Rumah yang yang dulunya terdapat sumber penyakit di dalamnya.

Penyakit yang sengaja Devi siramkan di tanah yang sering Adi pijak. Devi menyiramkan air sihir itu, saat Adi tengah berada di kediaman orang tuanya. Saat itu Devi melancarkan aksinya, dengan memastikan rumah tersebut betul milik Adi atau bukan. Dengan bertanya pada ibu Rokhayah, ibunda dari Maya.

"Zulfa… Zulfa…" panggil Adi berulang. Ia khawatir, ia menemukan adiknya tengah melakukan aktifitas fisik dengan temannya lagi. Teman yang selalu ada untuknya, namun malah merusak adik kandungnya. Dengan alibi cinta, Jefri mendapatkan apa yang Zulfa jaga selama dua puluh tahun itu.

"Kenapa kau tak berangkat kerja?" tanya Adi yang melihat Zulfa tengah berkutat dengan alat dapur.

"Orang tuanya Bang Jef mau main ke sini. Aku sengaja masak buat nyambut kedatangan mereka." jawab Zulfa yang tersenyum manis pada abangnya.

"Memang mereka mau ngapain ke sini?" sahut Adi yang menuangkan air pada gelas.

"Ya aku… mau dikenalin sama mereka gitu, Bang." balas Zulfa, dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.

"Jefri mau serius?" ujar Adi yang langsung diangguki oleh Zulfa.

Lalu Adi berjalan menuju rumah Maya. Ia merasa ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah ini.

"Assalamualaikum, Bu…" ucap Adi dengan mengetuk pintu rumah orang tua Maya, berulang kali.

"Wa'alaikum salam." sahut ibu Rokhayah yang membukakan pintu untuk Adi.

Lalu Adi tersenyum lebar, dan mencium tangan ibu Rokhayah.

"Mayanya ada, Bu?" tanya Adi langsung.

"Ada, duduk aja dulu. Biar Ibu panggilkan." jawab ibu Rokhayah dengan mempersilahkan Adi untuk masuk, dan menduduki sofa yang tersedia.

Adi masuk dan langsung duduk di sofa terdekat.

"Datang kapan, Di?" ibu Rokhayah berbasa-basi.

"Barusan." jawab Adi ringkas.

Lalu ibu Rokhayah pergi, untuk memanggilkan Maya.

Tak lama Maya datang dengan kopi ditangannya. Terlihat kopi itu masih panas, dengan asap yang mengepul di atasnya.

"Sini, May." ujar Adi dengan menepuk tempat kosong di sebelahnya. Maya mengangguk mengerti. Lalu ia menaruh gelas yang berisi kopi itu di atas meja. Dengan ia langsung menduduki tempat di sebelah Adi.

"Ibu udah tau?" ucap Adi membuat Maya langsung menoleh pada Adi.

"Belum, Bang." sahut Maya kemudian.

"Kita pergi periksa sekarang, ok?" ajak Adi dengan memperhatikan perut Maya yang terlihat masih datar.

"Aku udah periksa sendiri, Bang." sangga Maya yang terlihat begitu enggan.

"Kau jangan bikin aku tambah tak percaya sama kau, May! Periksa sekarang, atau aku tak mau tanggung jawab atas anak kau." peringatan dari Adi yang membuat Maya terhenyak.

"Tapi, Bang. Aku udah periksa. Biar aku ambilkan hasil USGnya." ucap Maya cepat.

"Kau tau, dengan kau macam ini. Aku makin tak percaya sama kau. Mau, bagaimana mungkin kon*om bisa bocor? Rasanya aku betul-betul tak habis pikir." ungkap Adi terlihat begitu frustasi. Dengan memijat pangkal hidungnya.

"Mungkin karena tergores gigi aku, Bang. Biasanya Abang ganti dengan pengaman yang lain, kalau mau masuk. Itu kan Abang pakai satu itu." jelas Maya membuat Adi berhenti dari aktifitas pijatannya. Lalu ia menoleh dan mendelik tajam pada Maya.

"Kalau kau ingat, ini bukan kali pertamanya aku pakai satu pengaman!" tegas Adi.

"Jadi Abang tak percaya sama Aku? Abang kira aku bohongin Abang?" tutur Maya membasahi pipinya dengan air mata.

TBC.

Wajar ya Adi bersikap demikian.

Tapi memang tak jarang kasus KB pun bisa jebol. Karena memang alat kontrasepsi itu tak ada yang menjamin 100%.

Terpopuler

Comments

Elis

Elis

Aduh bang Adi🙄

2021-05-07

1

coni

coni

Semangat up-nya

2021-04-06

4

R_armylove ❤❤❤❤

R_armylove ❤❤❤❤

apa hamil

2021-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 BSP01. Mengulas kembali
2 BSP02. Adinda kenapa?
3 BSP03. Badai terlalu dini
4 BSP04. Tak percaya
5 BSP05. Adinda menelepon
6 BSP06. Ke dokter
7 BSP07. Jefri sialan
8 BSP08. Rumah mertua
9 BSP09. Terungkap
10 BSP10. Tragedi
11 BSP11. Adi dan perjuangannya
12 BSP12. Berseteru
13 BSP13. Pulang dari rumah sakit
14 BSP14. Kabar buruk
15 BSP15. Kecambah
16 BSP16. Menjemput Givan
17 BSP17. Fantasi Adinda
18 BSP18. Adinda pulang
19 BSP19. Hampir ketahuan
20 BSP20. Nasehat umi
21 BSP21. Rencana liburan
22 BSP22. Penginapan
23 BSP25. Gempa lokal
24 BSP26. Malam yang panjang
25 BSP27. Uang bulanan
26 BSP28. Penolakan Adi
27 BSP29. Amukan Adi
28 BSP30. Syukuran
29 BSP31. Alasan
30 BSP32. Aksi Maya
31 BSP33. Keterkejutan Maya
32 BSP34. Berlian
33 BSP35. Morning sick
34 BSP36. Kunjungan Seila
35 BSP37. Kunjungan Seila 2
36 BSP38. Uang bulanan (lagi)
37 BSP39. Teman lama
38 BSP40. Tentang Haris
39 BSP41. Kotak perhiasan
40 BSP42. Pelukan penenang
41 BSP43. Rasa syukur
42 BSP44. Givan dan rumah sakit
43 BSP45. Ayah Jefri dan abi Haris
44 BSP46. Candaan sederhana
45 BSP47. Larinya keuangan Adi
46 BSP48. Pola pikir Adi
47 BSP49. Tagihan Adinda untuk Adi
48 BSP50. Kekacauan pikiran Adi
49 BSP51. Ejekan mantan
50 BSP52. Mencari hutang
51 BSP53. Amarah Adinda
52 BSP54. Amarah Adinda 2
53 BSP55. Rencana terselubung
54 BSP56. Bungkamnya Adinda
55 BSP57. Berbaikan
56 BSP58. Melobi Adinda
57 BSP59. Adi memaksa
58 BSP60. Cerita persalinan
59 BSP61. Adinda USG
60 BSP62. Adinda ngambek
61 BSP63. Peliharaan
62 BSP64. Bukan baby sitter
63 BSP65. Tujuh bulanan
64 BSP66. Keseruan bersama
65 BSP67. Jalan-jalan ke luar
66 BSP68. Nomor tak dikenal
67 BSP69. Tentang Adinda
68 BSP70. Tangisan Adi
69 BSP71. Rencana Adi pulang
70 BSP72. Kediaman umi
71 BSP73. Tanda merah
72 BSP74. Tidak disangka
73 BSP75. Ada sesuatu
74 BSP76. Perdebatan
75 BSP77. Kereta api
76 BSP78. Amukan Adi (lagi)
77 BSP79. Magnet rezeki
78 BSP80. Kerang hijau
79 BSP81. Mengambil mobil
80 BSP82. Toko perlengkapan bayi
81 BSP83. Untuk kebaikan Zulfa
82 BSP84. Ucapan Haris
83 BSP85. Diintrogasi mertua
84 BSP86. Diintrogasi mertua 2
85 BSP87. Operasi sesar
86 BSP88. Bayi perempuan
87 BSP89. Cut Naya Maulida
88 BSP90. Tawaran untuk Jefri
89 BSP91. Rencana yang gagal
90 BSP92. Mobil siapa?
91 BSP93. Nasehat ayah
92 BSP94. Psikiater atau psikolog?
93 BSP95. Akan pulang
94 BSP96. Keluh kesah Maya
95 BSP97. "Pertahankan aku"
96 BSP98. Masalah ayah
97 BSP99. Usulan Adi
98 BSP100. Salah paham
99 BSP101. Keresahan Adinda
100 BSP102. Adinda kecewa
101 BSP103. Tamu dadakan
102 BSP104. Peusijuek lueng
103 BSP105. Serangan fajar
104 BSP106. Syukuran kecil-kecilan
105 BSP107. Tawaran usaha baru
106 BSP108. Ladang baru (lagi)
107 BSP109. Tentang Adi dan Nurul
108 BSP110. Surat yang mengejutkan
109 BSP111. Diperiksa polisi
110 BSP112. Bertemu dengan penuntut
111 BSP113. Cara Adinda
112 BSP114. Ngerumpi
113 BSP115. Bebas
114 BSP116. Ketergantungan Zuhra
115 BSP117. Tak dapat pintu
116 BSP118. Rasa penasaran
117 BSP119. Penjelasan Adinda
118 BSP120. Menelepon Haris
119 BSP121. Kabar duka
120 BSP122. Tawaran untuk Jefri (lagi)
121 BSP123. Hana peng, Hana inong
122 BSP124. Menuruti keinginan
123 BSP125. Menanti
124 BSP126. Pembukaan
125 BSP127. Komplit
126 BSP128. Adinda pulih
127 BSP129. Merangkai nama
128 BSP130. Teuku Ghifar
129 BSP131. Safar dan Sukma
130 BSP132. Serangan fajar (lagi)
131 BSP133. Keputusan Adi
132 BSP134. Ibu Risa pulang
133 BSP135. Pertahanan Adi
134 BSP136. 31 hari
135 BSP137. Ada apa dengan Zulfa?
136 BSP138. Saran untuk Jefri
137 BSP139. Saran untuk Jefri 2
138 BSP140. Papah, bukan Daddy
139 BSP141. Daster midi
140 BSP142. Prasangka Adi
141 BSP143. Zulfa pulih
142 BSP144. Undangan Haris
143 BSP145. Surprise
144 BSP146. Hantaman
145 BSP147. Penjelasan Jefri
146 BSP148. Sebelum penerbangan
147 BSP149. ASIP untuk Ghifar
148 BSP150. Kedatangan Adi
149 BSP151. Membujuk Adinda
150 BSP152. Bertemu Ghifar
151 BSP153. Musyawarah
152 BSP154. Hari H
153 BSP155. Perasaan Adinda
154 BSP156. Foto bersama
155 BSP157. Ayam boiler
156 BSP158. Mengejar Adinda
157 BSP159. Roti bakar
158 BSP160. Zuhra sakit
159 BSP161. Surprise 2
160 BSP162. Cek Kandungan si adik
161 BSP163. Menjemput Adinda
162 BSP164. Mengikhlaskan
163 BSP165. Hancurnya hati
164 BSP166. Tak berguna
165 BSP167. Adinda dijemput
166 BSP168. Mencoba menjelaskan
167 BSP169. Penjelasan Adi
168 BSP170. Keputusan akhir
169 BSP171. Kontrol lagi
170 BSP172. Sukma berkunjung
171 BSP173. Kenangan masa lalu
172 BSP174. Kesediaan Zuhra
173 BSP175. Resepsi Safar
174 BSP176. Prosedur
175 BSP177. Perjuangan persalinan
176 BSP178. Keadaan Adinda
177 BSP179. Adinda pulih 2
178 BSP180. Makan bakso
179 BSP181. Tentang keluarga umi
180 BSP182. Kejutan untuk Adinda
181 BSP183. Fokus untuk Adinda
182 BSP184. Tak memiliki mertua
183 BSP185. Musibah kecil
184 BSP186. Kebutuhan Adinda
185 BSP187. Surprise 3
186 BSP188. Reaksi keluarga
187 BSP189. Adi dan anaknya
188 BSP190. Musyawarah 2
189 BSP191. Keputusan akhir 2
190 BSP192. Tamu-tamu Adinda
191 BSP193. Garaga
192 BSP194. Naya sakit
193 BSP195. Keinginan Maya
194 BSP196. Tuntutan Maya
195 BSP197. Siapa yang mengurus Naya?
196 BSP198. Tak betah
197 BSP199. Perawatan Adinda
198 BSP200. Adi cemburu
199 BSP201. Ada apa dengan Naya?
200 BSP202. Kondisi Naya
201 BSP203. Bank darah
202 BSP204. Penantian Salma
203 BSP205. Keisengan Salma
204 BSP206. Drama keluarga kecil Adi
205 BSP207. Akak bukan Mamah
206 BSP208. Pemahaman sederhana
207 BSP209. Seharga motor
208 BSP210. Tentang Fanji
209 BSP211. Siasat
210 BSP212. Keputusan Adinda
211 BSP213. Obrolan keluarga
212 BSP214. Masalah tengah malam
213 BSP215. Pihak WO
214 BSP216. Saran Haris
215 BSP217. Tersinggung
216 BSP218. Dibicarakan kembali
217 BSP219. Bukan tak perhatian
218 BSP220. Berkunjung
219 BSP221. Rumah Adinda
220 BSP222. Berbelanja
221 BSP223. Rumah Haris
222 BSP224. Suami terbaik
223 BSP225. Kawan lama Adinda
224 BSP226. Adi merajuk
225 BSP227. Masalah hadiah
226 BSP228. Bertolak kembali
227 BSP229. Mabuk kendaraan
228 BSP230. Hasil yang mengejutkan
229 BSP231. Permintaan Zuhra
230 BSP231. Angan-angan Zuhra
231 BSP232. Angan-angan Zuhra
232 BSP233. Sunting
233 BSP234. Rumah sakit atau hotel?
234 BSP235. Bandara T A M A T
235 PENGUMUMAN!!!
236 PENGUMUMAN!
237 PENGUMUMAN!
238 PROMOSI!
239 PROMOSI!
240 PROMOSI
241 PROMOSI
242 PROMOSI!
243 PROMOSI!
244 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
245 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
246 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 246 Episodes

1
BSP01. Mengulas kembali
2
BSP02. Adinda kenapa?
3
BSP03. Badai terlalu dini
4
BSP04. Tak percaya
5
BSP05. Adinda menelepon
6
BSP06. Ke dokter
7
BSP07. Jefri sialan
8
BSP08. Rumah mertua
9
BSP09. Terungkap
10
BSP10. Tragedi
11
BSP11. Adi dan perjuangannya
12
BSP12. Berseteru
13
BSP13. Pulang dari rumah sakit
14
BSP14. Kabar buruk
15
BSP15. Kecambah
16
BSP16. Menjemput Givan
17
BSP17. Fantasi Adinda
18
BSP18. Adinda pulang
19
BSP19. Hampir ketahuan
20
BSP20. Nasehat umi
21
BSP21. Rencana liburan
22
BSP22. Penginapan
23
BSP25. Gempa lokal
24
BSP26. Malam yang panjang
25
BSP27. Uang bulanan
26
BSP28. Penolakan Adi
27
BSP29. Amukan Adi
28
BSP30. Syukuran
29
BSP31. Alasan
30
BSP32. Aksi Maya
31
BSP33. Keterkejutan Maya
32
BSP34. Berlian
33
BSP35. Morning sick
34
BSP36. Kunjungan Seila
35
BSP37. Kunjungan Seila 2
36
BSP38. Uang bulanan (lagi)
37
BSP39. Teman lama
38
BSP40. Tentang Haris
39
BSP41. Kotak perhiasan
40
BSP42. Pelukan penenang
41
BSP43. Rasa syukur
42
BSP44. Givan dan rumah sakit
43
BSP45. Ayah Jefri dan abi Haris
44
BSP46. Candaan sederhana
45
BSP47. Larinya keuangan Adi
46
BSP48. Pola pikir Adi
47
BSP49. Tagihan Adinda untuk Adi
48
BSP50. Kekacauan pikiran Adi
49
BSP51. Ejekan mantan
50
BSP52. Mencari hutang
51
BSP53. Amarah Adinda
52
BSP54. Amarah Adinda 2
53
BSP55. Rencana terselubung
54
BSP56. Bungkamnya Adinda
55
BSP57. Berbaikan
56
BSP58. Melobi Adinda
57
BSP59. Adi memaksa
58
BSP60. Cerita persalinan
59
BSP61. Adinda USG
60
BSP62. Adinda ngambek
61
BSP63. Peliharaan
62
BSP64. Bukan baby sitter
63
BSP65. Tujuh bulanan
64
BSP66. Keseruan bersama
65
BSP67. Jalan-jalan ke luar
66
BSP68. Nomor tak dikenal
67
BSP69. Tentang Adinda
68
BSP70. Tangisan Adi
69
BSP71. Rencana Adi pulang
70
BSP72. Kediaman umi
71
BSP73. Tanda merah
72
BSP74. Tidak disangka
73
BSP75. Ada sesuatu
74
BSP76. Perdebatan
75
BSP77. Kereta api
76
BSP78. Amukan Adi (lagi)
77
BSP79. Magnet rezeki
78
BSP80. Kerang hijau
79
BSP81. Mengambil mobil
80
BSP82. Toko perlengkapan bayi
81
BSP83. Untuk kebaikan Zulfa
82
BSP84. Ucapan Haris
83
BSP85. Diintrogasi mertua
84
BSP86. Diintrogasi mertua 2
85
BSP87. Operasi sesar
86
BSP88. Bayi perempuan
87
BSP89. Cut Naya Maulida
88
BSP90. Tawaran untuk Jefri
89
BSP91. Rencana yang gagal
90
BSP92. Mobil siapa?
91
BSP93. Nasehat ayah
92
BSP94. Psikiater atau psikolog?
93
BSP95. Akan pulang
94
BSP96. Keluh kesah Maya
95
BSP97. "Pertahankan aku"
96
BSP98. Masalah ayah
97
BSP99. Usulan Adi
98
BSP100. Salah paham
99
BSP101. Keresahan Adinda
100
BSP102. Adinda kecewa
101
BSP103. Tamu dadakan
102
BSP104. Peusijuek lueng
103
BSP105. Serangan fajar
104
BSP106. Syukuran kecil-kecilan
105
BSP107. Tawaran usaha baru
106
BSP108. Ladang baru (lagi)
107
BSP109. Tentang Adi dan Nurul
108
BSP110. Surat yang mengejutkan
109
BSP111. Diperiksa polisi
110
BSP112. Bertemu dengan penuntut
111
BSP113. Cara Adinda
112
BSP114. Ngerumpi
113
BSP115. Bebas
114
BSP116. Ketergantungan Zuhra
115
BSP117. Tak dapat pintu
116
BSP118. Rasa penasaran
117
BSP119. Penjelasan Adinda
118
BSP120. Menelepon Haris
119
BSP121. Kabar duka
120
BSP122. Tawaran untuk Jefri (lagi)
121
BSP123. Hana peng, Hana inong
122
BSP124. Menuruti keinginan
123
BSP125. Menanti
124
BSP126. Pembukaan
125
BSP127. Komplit
126
BSP128. Adinda pulih
127
BSP129. Merangkai nama
128
BSP130. Teuku Ghifar
129
BSP131. Safar dan Sukma
130
BSP132. Serangan fajar (lagi)
131
BSP133. Keputusan Adi
132
BSP134. Ibu Risa pulang
133
BSP135. Pertahanan Adi
134
BSP136. 31 hari
135
BSP137. Ada apa dengan Zulfa?
136
BSP138. Saran untuk Jefri
137
BSP139. Saran untuk Jefri 2
138
BSP140. Papah, bukan Daddy
139
BSP141. Daster midi
140
BSP142. Prasangka Adi
141
BSP143. Zulfa pulih
142
BSP144. Undangan Haris
143
BSP145. Surprise
144
BSP146. Hantaman
145
BSP147. Penjelasan Jefri
146
BSP148. Sebelum penerbangan
147
BSP149. ASIP untuk Ghifar
148
BSP150. Kedatangan Adi
149
BSP151. Membujuk Adinda
150
BSP152. Bertemu Ghifar
151
BSP153. Musyawarah
152
BSP154. Hari H
153
BSP155. Perasaan Adinda
154
BSP156. Foto bersama
155
BSP157. Ayam boiler
156
BSP158. Mengejar Adinda
157
BSP159. Roti bakar
158
BSP160. Zuhra sakit
159
BSP161. Surprise 2
160
BSP162. Cek Kandungan si adik
161
BSP163. Menjemput Adinda
162
BSP164. Mengikhlaskan
163
BSP165. Hancurnya hati
164
BSP166. Tak berguna
165
BSP167. Adinda dijemput
166
BSP168. Mencoba menjelaskan
167
BSP169. Penjelasan Adi
168
BSP170. Keputusan akhir
169
BSP171. Kontrol lagi
170
BSP172. Sukma berkunjung
171
BSP173. Kenangan masa lalu
172
BSP174. Kesediaan Zuhra
173
BSP175. Resepsi Safar
174
BSP176. Prosedur
175
BSP177. Perjuangan persalinan
176
BSP178. Keadaan Adinda
177
BSP179. Adinda pulih 2
178
BSP180. Makan bakso
179
BSP181. Tentang keluarga umi
180
BSP182. Kejutan untuk Adinda
181
BSP183. Fokus untuk Adinda
182
BSP184. Tak memiliki mertua
183
BSP185. Musibah kecil
184
BSP186. Kebutuhan Adinda
185
BSP187. Surprise 3
186
BSP188. Reaksi keluarga
187
BSP189. Adi dan anaknya
188
BSP190. Musyawarah 2
189
BSP191. Keputusan akhir 2
190
BSP192. Tamu-tamu Adinda
191
BSP193. Garaga
192
BSP194. Naya sakit
193
BSP195. Keinginan Maya
194
BSP196. Tuntutan Maya
195
BSP197. Siapa yang mengurus Naya?
196
BSP198. Tak betah
197
BSP199. Perawatan Adinda
198
BSP200. Adi cemburu
199
BSP201. Ada apa dengan Naya?
200
BSP202. Kondisi Naya
201
BSP203. Bank darah
202
BSP204. Penantian Salma
203
BSP205. Keisengan Salma
204
BSP206. Drama keluarga kecil Adi
205
BSP207. Akak bukan Mamah
206
BSP208. Pemahaman sederhana
207
BSP209. Seharga motor
208
BSP210. Tentang Fanji
209
BSP211. Siasat
210
BSP212. Keputusan Adinda
211
BSP213. Obrolan keluarga
212
BSP214. Masalah tengah malam
213
BSP215. Pihak WO
214
BSP216. Saran Haris
215
BSP217. Tersinggung
216
BSP218. Dibicarakan kembali
217
BSP219. Bukan tak perhatian
218
BSP220. Berkunjung
219
BSP221. Rumah Adinda
220
BSP222. Berbelanja
221
BSP223. Rumah Haris
222
BSP224. Suami terbaik
223
BSP225. Kawan lama Adinda
224
BSP226. Adi merajuk
225
BSP227. Masalah hadiah
226
BSP228. Bertolak kembali
227
BSP229. Mabuk kendaraan
228
BSP230. Hasil yang mengejutkan
229
BSP231. Permintaan Zuhra
230
BSP231. Angan-angan Zuhra
231
BSP232. Angan-angan Zuhra
232
BSP233. Sunting
233
BSP234. Rumah sakit atau hotel?
234
BSP235. Bandara T A M A T
235
PENGUMUMAN!!!
236
PENGUMUMAN!
237
PENGUMUMAN!
238
PROMOSI!
239
PROMOSI!
240
PROMOSI
241
PROMOSI
242
PROMOSI!
243
PROMOSI!
244
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
245
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
246
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!