BSP02. Adinda kenapa?

"Kenapa Adek tidur aja? Sakit parah kah?" tanya Adi yang menyentuh dahi istrinya. Namun ternyata Adinda tak panas. Ini membuat Adi tak habis pikir, dengan tingkah istrinya yang lalai dalam tugasnya.

"Aku pengen tidur, Bang. Aku tak sakit. Cuma memang ngantuk kali." sahut Adinda yang menarik tangan Adi, untuk merebahkan diri di sampingnya.

"Abang lapar, Dek! Ini udah jam makan siang." balas Adi yang menolak tawaran Adinda, yang mengajaknya berbaring bersamanya.

"Adek tak nyapu, tak nyuci, tak masak. Macam mana maunya? Adek lupa udah punya suami? Adek lupain tanggung jawab Adek sama anak suami!" ucap Adi dengan begitu tegas.

"Tinggal beli aja sana tuh. Ini uangnya." jawab Adinda yang memberikan Adi uang lima puluh ribuan dari dalam sakunya.

"Aku mau tidur bentar lagi aja." lanjutnya yang memutar tubuhnya tengkurap.

Otot-otot tangan Adi mengencang, amarahnya begitu memuncak gara-gara istrinya. Namun ia tak mungkin menuntaskan amarahnya pada anak istrinya itu. Meski penyebab amarahnya adalah karena istrinya.

Lalu ia mengambil uang yang istrinya berikan, dan pergi begitu saja meninggalkan Adinda yang melanjutkan tidurnya itu.

"Ayo, Bang. Ikut Papah. Makan di luar yuk." ajak Adi pada Givan yang tengah memakan berbagai macam jajanan, yang sengaja Adi stock sendiri.

"Di mana, Pah?" sahut Givan yang menyambut uluran tangan ayahnya.

"Jalan aja dulu, mana tau ada makanan yang menarik." balas Adi, lalu mereka pergi ke luar rumah dengan memakai motor Adi.

~

Satu jam kemudian, mereka sudah kembali ke rumah. Adi berjalan masuk, dan berniat meminta Adinda untuk mengajak tidur Givan. Karena ia hendak berangkat ke ladang kembali.

"Mana makanan buat aku?" tanya Adinda yang sudah terbangun, dengan piring dan sendok di tangannya.

"Abang tak beli buat Adek." jawab Adi ringan.

"Ajak Givan tidur gih. Abang mau ke ladang sebentar." lanjut Adi kemudian. Namun ia melihat bibir istrinya melengkung ke bawah. Dan mulai menangis tak jelas.

"Abang tega kali sama aku. Makan sendiri aja, kenyang sendiri aja! Abang tak pernah mikirin aku! Abang lupa ya punya istri di rumah? Abang jahat kali, sampai hati Abang tak kasih aku makan." ucap Adinda dengan tangisnya. Adi mengerutkan keningnya, ia tak paham dengan istrinya.

Kenapa hanya karena masalah makanan saja sampai menangis seperti ini? Ia tak mengerti dengan sikap Adinda akhir-akhir ini. Kenapa istrinya begitu menyebalkan? Kenapa istrinya begitu jadi pemalas sekarang? Dan kenapa istrinya begitu emosional? Dengan tingkat sensitifnya yang tiada tandingannya. Selalu memperbesar masalah kecil. Selalu menangis hanya karena hal kecil.

Seharusnya Adi yang berkata pada Adinda tentang masalah makanan. Yang Adinda lalai memasakkannya untuk mereka semua. Tapi malah seolah Adi yang bersalah di sini.

Adi menghela nafas panjang, lalu ia mendekati istrinya dan mendekapnya erat.

"Sebetulnya ada masalah apa? Sampai Abang seolah salah terus di mata Adek? Bahkan Adek lalai untuk ngerjain tugas hari ini. Dan Abang yang ngerjain semua, tapi tetap Abang yang seolah salah di sini." ungkap Adi berkata dengan lembut.

"Aku kesel kali sama Abang! Abang jelek betul! Abang hitam betul! Mana hidung Abang besar kali! Kenapa Abang berubah jadi jelek sekarang?" sahut Adinda di tengah tangisnya. Sebenarnya Adi ingin tertawa kencang, setiap kali istrinya berbicara sambil menangis. Karena terlihat begitu lucu menurutnya. Adinda seperti halnya anak kecil yang mengadu kepada orang tuanya.

"Mungkin peletnya habis, Dek. Makanya sekarang Abang nampak jelek di mata Adek." balas Adi kemudian. Adinda langsung melepaskan dekapan suaminya, dan menatap tajam padanya.

"Apa?" tanya Adi dengan terkekeh kecil.

"Abang pakek pelet? Pantas aja dulu kok nampak manis kali." tutur Adinda yang membuat Adi tertawa lepas.

"Cepet mau makan apa? Biar Abang belikan." ucap Adi setelah selesai dengan tawanya. Berbeda dengan Adinda yang menatap bingung pada suaminya. Pasalnya, ini tidak lucu menurutnya. Ia tak mengerti bahwa suaminya tadi hanya bercanda.

"Abang tak jelas betul! Tadi bilang pelet, terus tiba-tiba cepet mau makan apa." tukas Adinda, dengan menatap bingung ke arah suaminya.

"Memang Adek jelas? Adek ngerasa tak, kalau Adek akhir-akhir ini emosional, suka marah tak jelas dan sensitif betul. Tadi nangis masalah makanan. Ditanya ada masalah apa, malah jawab Abang jelek betul. Harusnya Adek tak mau dari awal, kalau memang Abang jelek. Buktinya Adek dulu nempel terus sama Abang. Tuh Abang ingetin, kalau Adek lupa." jelas Adi perlahan.

"Aku tak nempel terus sama Abang. Abang yang gatal sama aku!" ucap Adinda, dengan memanyunkan bibirnya.

"Jangan berisik aja tuh! Aku udah ngantuk! Aku mau bobo!" seru Givan yang sudah berbaring di atas sofa ruang keluarga.

Lalu Adi membawa istrinya ke ruangan lain, "Mau cerita? Apa mau ata nyan?" tanya Adi yang tersenyum penuh arti pada Adinda. Ata nyan, bisa diartikan untuk menyebutkan sesuatu yang tak jelas, seperti anu.

"Ihh…" seru Adinda dengan menghempaskan tangan suaminya yang tengah merangkulnya itu.

"Aku mau makan, Bang Adi Riyana bin almarhum Ali Hadiyana. Aku lapar!" lanjutnya dengan delikan tajam.

Adi tertawa geli, "Memang dari tadi belum makan?" tanya Adi yang mengikuti langkah istrinya yang menuju ke dapur.

"Belum! Abang dari pagi tak kasih aku makan." jawab Adinda dengan sewot. Lalu ia berjalan menuju dapur.

Adi tersenyum lebar melihat istrinya yang sedang membuat mie instan, 'Dasar betina!' gumam Adi pelan. Lalu ia pamit untuk pergi ke ladang lagi.

Adi berjalan dengan membawa beberapa perkakas keperluan berladang. Ia melihat anaknya tergeletak di atas sofa ruang keluarga. Sepertinya anaknya itu kelelahan, karena pagi tadi ikut berladang dengannya.

~

Malam harinya, Adi dan Adinda cekcok mulut lagi. Karena masalah Adi yang duduk di kursi makan yang biasa Adinda duduki.

"Dek, jangan sengaja bikin Abang cepat ke alam kubur Dek!" ucap Adi dengan duduk di sofa ruang tamu.

'Ya Allah, kaku betul rasanya ngadepin istri yang emosional macam ini.' gumam Adi meratapi nasibnya akhir-akhir ini.

"Apa? Jangan bilang Abang mau ganti istri!" seru Adinda yang menghampiri suaminya itu.

"Tak! Biar Abang mati perlahan aja, Dek." jawab Adi yang membuat Adinda menyomot mulut Adi, karena ia berkata yang tidak-tidak.

Adi langsung terhenyak kaget, "Apa lagi lah Adek ini? Salah apa lagi Abang, Dek?" ujar Adi yang tak mengerti dengan tindakan Adinda.

"Ngomong tuh jelek aja! Pengen betul aku jadi janda lagi!" tutur Adinda pada suaminya.

"Tak, Dek. Jangan sampai Adek jadi janda. Biar Abang yang cari janda yang lain aja, Dek." tukas Adi yang membuat ia mendapat gigitan di lengannya.

"AWWW! AMPUN DINDA!" seru Adi cukup keras.

"Ya Allah, sakit kali. Sampai hati Adek gigit suamimu sendiri. Abang diperlakukan macam suami tiri." ucap Adi dengan wajah begitu memelas.

"Abang ngeselin betul. Sana masuk kamar! Tidur sana! Orang tuh bikin kesel aja!" sahut Adinda dengan menunjuk kamar tidur yang biasa mereka tempati.

Adi mengangguk, dan berjalan lunglai menuju kamar yang sementara mereka tempati.

"Ada apa sih? Tiap hari ribut terus." tanya Ayu yang muncul dari balik pintu depan. Dan langsung berjalan masuk.

Adi menghentikan langkah kakinya, dan menoleh pada sumber suara itu.

"Itu Kak, Dek Dinda nyebelin betul. Adi salah terus tiap hari. Masalah duduk di kursinya aja, udah jadi masalah besar. Ada aja yang ia ributkan." sahut Adi yang berbalik melangkah lagi menuju ke ruang tamu.

"Emang Abang yang ngeselin betul. Mana jelek, hitam, sering bikin kesel pulak!" balas Adinda menyahutiku perkataan suaminya.

"Jangan-jangan kau tengah…

TBC.

Wah, dek Dinda kenapa nih?

Kok sikapnya beda betul.

Jangan-jangan dia….. 🤔

Ayo ikuti terus kisah mereka 😁

Terpopuler

Comments

Isma Aji

Isma Aji

like bintang lima 🤗

2021-06-10

1

coni

coni

like back ya

2021-04-06

3

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

yuhuuuu..😉

cinta pak bos hadir lagi

mampir juga yuk

2021-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 BSP01. Mengulas kembali
2 BSP02. Adinda kenapa?
3 BSP03. Badai terlalu dini
4 BSP04. Tak percaya
5 BSP05. Adinda menelepon
6 BSP06. Ke dokter
7 BSP07. Jefri sialan
8 BSP08. Rumah mertua
9 BSP09. Terungkap
10 BSP10. Tragedi
11 BSP11. Adi dan perjuangannya
12 BSP12. Berseteru
13 BSP13. Pulang dari rumah sakit
14 BSP14. Kabar buruk
15 BSP15. Kecambah
16 BSP16. Menjemput Givan
17 BSP17. Fantasi Adinda
18 BSP18. Adinda pulang
19 BSP19. Hampir ketahuan
20 BSP20. Nasehat umi
21 BSP21. Rencana liburan
22 BSP22. Penginapan
23 BSP25. Gempa lokal
24 BSP26. Malam yang panjang
25 BSP27. Uang bulanan
26 BSP28. Penolakan Adi
27 BSP29. Amukan Adi
28 BSP30. Syukuran
29 BSP31. Alasan
30 BSP32. Aksi Maya
31 BSP33. Keterkejutan Maya
32 BSP34. Berlian
33 BSP35. Morning sick
34 BSP36. Kunjungan Seila
35 BSP37. Kunjungan Seila 2
36 BSP38. Uang bulanan (lagi)
37 BSP39. Teman lama
38 BSP40. Tentang Haris
39 BSP41. Kotak perhiasan
40 BSP42. Pelukan penenang
41 BSP43. Rasa syukur
42 BSP44. Givan dan rumah sakit
43 BSP45. Ayah Jefri dan abi Haris
44 BSP46. Candaan sederhana
45 BSP47. Larinya keuangan Adi
46 BSP48. Pola pikir Adi
47 BSP49. Tagihan Adinda untuk Adi
48 BSP50. Kekacauan pikiran Adi
49 BSP51. Ejekan mantan
50 BSP52. Mencari hutang
51 BSP53. Amarah Adinda
52 BSP54. Amarah Adinda 2
53 BSP55. Rencana terselubung
54 BSP56. Bungkamnya Adinda
55 BSP57. Berbaikan
56 BSP58. Melobi Adinda
57 BSP59. Adi memaksa
58 BSP60. Cerita persalinan
59 BSP61. Adinda USG
60 BSP62. Adinda ngambek
61 BSP63. Peliharaan
62 BSP64. Bukan baby sitter
63 BSP65. Tujuh bulanan
64 BSP66. Keseruan bersama
65 BSP67. Jalan-jalan ke luar
66 BSP68. Nomor tak dikenal
67 BSP69. Tentang Adinda
68 BSP70. Tangisan Adi
69 BSP71. Rencana Adi pulang
70 BSP72. Kediaman umi
71 BSP73. Tanda merah
72 BSP74. Tidak disangka
73 BSP75. Ada sesuatu
74 BSP76. Perdebatan
75 BSP77. Kereta api
76 BSP78. Amukan Adi (lagi)
77 BSP79. Magnet rezeki
78 BSP80. Kerang hijau
79 BSP81. Mengambil mobil
80 BSP82. Toko perlengkapan bayi
81 BSP83. Untuk kebaikan Zulfa
82 BSP84. Ucapan Haris
83 BSP85. Diintrogasi mertua
84 BSP86. Diintrogasi mertua 2
85 BSP87. Operasi sesar
86 BSP88. Bayi perempuan
87 BSP89. Cut Naya Maulida
88 BSP90. Tawaran untuk Jefri
89 BSP91. Rencana yang gagal
90 BSP92. Mobil siapa?
91 BSP93. Nasehat ayah
92 BSP94. Psikiater atau psikolog?
93 BSP95. Akan pulang
94 BSP96. Keluh kesah Maya
95 BSP97. "Pertahankan aku"
96 BSP98. Masalah ayah
97 BSP99. Usulan Adi
98 BSP100. Salah paham
99 BSP101. Keresahan Adinda
100 BSP102. Adinda kecewa
101 BSP103. Tamu dadakan
102 BSP104. Peusijuek lueng
103 BSP105. Serangan fajar
104 BSP106. Syukuran kecil-kecilan
105 BSP107. Tawaran usaha baru
106 BSP108. Ladang baru (lagi)
107 BSP109. Tentang Adi dan Nurul
108 BSP110. Surat yang mengejutkan
109 BSP111. Diperiksa polisi
110 BSP112. Bertemu dengan penuntut
111 BSP113. Cara Adinda
112 BSP114. Ngerumpi
113 BSP115. Bebas
114 BSP116. Ketergantungan Zuhra
115 BSP117. Tak dapat pintu
116 BSP118. Rasa penasaran
117 BSP119. Penjelasan Adinda
118 BSP120. Menelepon Haris
119 BSP121. Kabar duka
120 BSP122. Tawaran untuk Jefri (lagi)
121 BSP123. Hana peng, Hana inong
122 BSP124. Menuruti keinginan
123 BSP125. Menanti
124 BSP126. Pembukaan
125 BSP127. Komplit
126 BSP128. Adinda pulih
127 BSP129. Merangkai nama
128 BSP130. Teuku Ghifar
129 BSP131. Safar dan Sukma
130 BSP132. Serangan fajar (lagi)
131 BSP133. Keputusan Adi
132 BSP134. Ibu Risa pulang
133 BSP135. Pertahanan Adi
134 BSP136. 31 hari
135 BSP137. Ada apa dengan Zulfa?
136 BSP138. Saran untuk Jefri
137 BSP139. Saran untuk Jefri 2
138 BSP140. Papah, bukan Daddy
139 BSP141. Daster midi
140 BSP142. Prasangka Adi
141 BSP143. Zulfa pulih
142 BSP144. Undangan Haris
143 BSP145. Surprise
144 BSP146. Hantaman
145 BSP147. Penjelasan Jefri
146 BSP148. Sebelum penerbangan
147 BSP149. ASIP untuk Ghifar
148 BSP150. Kedatangan Adi
149 BSP151. Membujuk Adinda
150 BSP152. Bertemu Ghifar
151 BSP153. Musyawarah
152 BSP154. Hari H
153 BSP155. Perasaan Adinda
154 BSP156. Foto bersama
155 BSP157. Ayam boiler
156 BSP158. Mengejar Adinda
157 BSP159. Roti bakar
158 BSP160. Zuhra sakit
159 BSP161. Surprise 2
160 BSP162. Cek Kandungan si adik
161 BSP163. Menjemput Adinda
162 BSP164. Mengikhlaskan
163 BSP165. Hancurnya hati
164 BSP166. Tak berguna
165 BSP167. Adinda dijemput
166 BSP168. Mencoba menjelaskan
167 BSP169. Penjelasan Adi
168 BSP170. Keputusan akhir
169 BSP171. Kontrol lagi
170 BSP172. Sukma berkunjung
171 BSP173. Kenangan masa lalu
172 BSP174. Kesediaan Zuhra
173 BSP175. Resepsi Safar
174 BSP176. Prosedur
175 BSP177. Perjuangan persalinan
176 BSP178. Keadaan Adinda
177 BSP179. Adinda pulih 2
178 BSP180. Makan bakso
179 BSP181. Tentang keluarga umi
180 BSP182. Kejutan untuk Adinda
181 BSP183. Fokus untuk Adinda
182 BSP184. Tak memiliki mertua
183 BSP185. Musibah kecil
184 BSP186. Kebutuhan Adinda
185 BSP187. Surprise 3
186 BSP188. Reaksi keluarga
187 BSP189. Adi dan anaknya
188 BSP190. Musyawarah 2
189 BSP191. Keputusan akhir 2
190 BSP192. Tamu-tamu Adinda
191 BSP193. Garaga
192 BSP194. Naya sakit
193 BSP195. Keinginan Maya
194 BSP196. Tuntutan Maya
195 BSP197. Siapa yang mengurus Naya?
196 BSP198. Tak betah
197 BSP199. Perawatan Adinda
198 BSP200. Adi cemburu
199 BSP201. Ada apa dengan Naya?
200 BSP202. Kondisi Naya
201 BSP203. Bank darah
202 BSP204. Penantian Salma
203 BSP205. Keisengan Salma
204 BSP206. Drama keluarga kecil Adi
205 BSP207. Akak bukan Mamah
206 BSP208. Pemahaman sederhana
207 BSP209. Seharga motor
208 BSP210. Tentang Fanji
209 BSP211. Siasat
210 BSP212. Keputusan Adinda
211 BSP213. Obrolan keluarga
212 BSP214. Masalah tengah malam
213 BSP215. Pihak WO
214 BSP216. Saran Haris
215 BSP217. Tersinggung
216 BSP218. Dibicarakan kembali
217 BSP219. Bukan tak perhatian
218 BSP220. Berkunjung
219 BSP221. Rumah Adinda
220 BSP222. Berbelanja
221 BSP223. Rumah Haris
222 BSP224. Suami terbaik
223 BSP225. Kawan lama Adinda
224 BSP226. Adi merajuk
225 BSP227. Masalah hadiah
226 BSP228. Bertolak kembali
227 BSP229. Mabuk kendaraan
228 BSP230. Hasil yang mengejutkan
229 BSP231. Permintaan Zuhra
230 BSP231. Angan-angan Zuhra
231 BSP232. Angan-angan Zuhra
232 BSP233. Sunting
233 BSP234. Rumah sakit atau hotel?
234 BSP235. Bandara T A M A T
235 PENGUMUMAN!!!
236 PENGUMUMAN!
237 PENGUMUMAN!
238 PROMOSI!
239 PROMOSI!
240 PROMOSI
241 PROMOSI
242 PROMOSI!
243 PROMOSI!
244 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
245 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
246 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 246 Episodes

1
BSP01. Mengulas kembali
2
BSP02. Adinda kenapa?
3
BSP03. Badai terlalu dini
4
BSP04. Tak percaya
5
BSP05. Adinda menelepon
6
BSP06. Ke dokter
7
BSP07. Jefri sialan
8
BSP08. Rumah mertua
9
BSP09. Terungkap
10
BSP10. Tragedi
11
BSP11. Adi dan perjuangannya
12
BSP12. Berseteru
13
BSP13. Pulang dari rumah sakit
14
BSP14. Kabar buruk
15
BSP15. Kecambah
16
BSP16. Menjemput Givan
17
BSP17. Fantasi Adinda
18
BSP18. Adinda pulang
19
BSP19. Hampir ketahuan
20
BSP20. Nasehat umi
21
BSP21. Rencana liburan
22
BSP22. Penginapan
23
BSP25. Gempa lokal
24
BSP26. Malam yang panjang
25
BSP27. Uang bulanan
26
BSP28. Penolakan Adi
27
BSP29. Amukan Adi
28
BSP30. Syukuran
29
BSP31. Alasan
30
BSP32. Aksi Maya
31
BSP33. Keterkejutan Maya
32
BSP34. Berlian
33
BSP35. Morning sick
34
BSP36. Kunjungan Seila
35
BSP37. Kunjungan Seila 2
36
BSP38. Uang bulanan (lagi)
37
BSP39. Teman lama
38
BSP40. Tentang Haris
39
BSP41. Kotak perhiasan
40
BSP42. Pelukan penenang
41
BSP43. Rasa syukur
42
BSP44. Givan dan rumah sakit
43
BSP45. Ayah Jefri dan abi Haris
44
BSP46. Candaan sederhana
45
BSP47. Larinya keuangan Adi
46
BSP48. Pola pikir Adi
47
BSP49. Tagihan Adinda untuk Adi
48
BSP50. Kekacauan pikiran Adi
49
BSP51. Ejekan mantan
50
BSP52. Mencari hutang
51
BSP53. Amarah Adinda
52
BSP54. Amarah Adinda 2
53
BSP55. Rencana terselubung
54
BSP56. Bungkamnya Adinda
55
BSP57. Berbaikan
56
BSP58. Melobi Adinda
57
BSP59. Adi memaksa
58
BSP60. Cerita persalinan
59
BSP61. Adinda USG
60
BSP62. Adinda ngambek
61
BSP63. Peliharaan
62
BSP64. Bukan baby sitter
63
BSP65. Tujuh bulanan
64
BSP66. Keseruan bersama
65
BSP67. Jalan-jalan ke luar
66
BSP68. Nomor tak dikenal
67
BSP69. Tentang Adinda
68
BSP70. Tangisan Adi
69
BSP71. Rencana Adi pulang
70
BSP72. Kediaman umi
71
BSP73. Tanda merah
72
BSP74. Tidak disangka
73
BSP75. Ada sesuatu
74
BSP76. Perdebatan
75
BSP77. Kereta api
76
BSP78. Amukan Adi (lagi)
77
BSP79. Magnet rezeki
78
BSP80. Kerang hijau
79
BSP81. Mengambil mobil
80
BSP82. Toko perlengkapan bayi
81
BSP83. Untuk kebaikan Zulfa
82
BSP84. Ucapan Haris
83
BSP85. Diintrogasi mertua
84
BSP86. Diintrogasi mertua 2
85
BSP87. Operasi sesar
86
BSP88. Bayi perempuan
87
BSP89. Cut Naya Maulida
88
BSP90. Tawaran untuk Jefri
89
BSP91. Rencana yang gagal
90
BSP92. Mobil siapa?
91
BSP93. Nasehat ayah
92
BSP94. Psikiater atau psikolog?
93
BSP95. Akan pulang
94
BSP96. Keluh kesah Maya
95
BSP97. "Pertahankan aku"
96
BSP98. Masalah ayah
97
BSP99. Usulan Adi
98
BSP100. Salah paham
99
BSP101. Keresahan Adinda
100
BSP102. Adinda kecewa
101
BSP103. Tamu dadakan
102
BSP104. Peusijuek lueng
103
BSP105. Serangan fajar
104
BSP106. Syukuran kecil-kecilan
105
BSP107. Tawaran usaha baru
106
BSP108. Ladang baru (lagi)
107
BSP109. Tentang Adi dan Nurul
108
BSP110. Surat yang mengejutkan
109
BSP111. Diperiksa polisi
110
BSP112. Bertemu dengan penuntut
111
BSP113. Cara Adinda
112
BSP114. Ngerumpi
113
BSP115. Bebas
114
BSP116. Ketergantungan Zuhra
115
BSP117. Tak dapat pintu
116
BSP118. Rasa penasaran
117
BSP119. Penjelasan Adinda
118
BSP120. Menelepon Haris
119
BSP121. Kabar duka
120
BSP122. Tawaran untuk Jefri (lagi)
121
BSP123. Hana peng, Hana inong
122
BSP124. Menuruti keinginan
123
BSP125. Menanti
124
BSP126. Pembukaan
125
BSP127. Komplit
126
BSP128. Adinda pulih
127
BSP129. Merangkai nama
128
BSP130. Teuku Ghifar
129
BSP131. Safar dan Sukma
130
BSP132. Serangan fajar (lagi)
131
BSP133. Keputusan Adi
132
BSP134. Ibu Risa pulang
133
BSP135. Pertahanan Adi
134
BSP136. 31 hari
135
BSP137. Ada apa dengan Zulfa?
136
BSP138. Saran untuk Jefri
137
BSP139. Saran untuk Jefri 2
138
BSP140. Papah, bukan Daddy
139
BSP141. Daster midi
140
BSP142. Prasangka Adi
141
BSP143. Zulfa pulih
142
BSP144. Undangan Haris
143
BSP145. Surprise
144
BSP146. Hantaman
145
BSP147. Penjelasan Jefri
146
BSP148. Sebelum penerbangan
147
BSP149. ASIP untuk Ghifar
148
BSP150. Kedatangan Adi
149
BSP151. Membujuk Adinda
150
BSP152. Bertemu Ghifar
151
BSP153. Musyawarah
152
BSP154. Hari H
153
BSP155. Perasaan Adinda
154
BSP156. Foto bersama
155
BSP157. Ayam boiler
156
BSP158. Mengejar Adinda
157
BSP159. Roti bakar
158
BSP160. Zuhra sakit
159
BSP161. Surprise 2
160
BSP162. Cek Kandungan si adik
161
BSP163. Menjemput Adinda
162
BSP164. Mengikhlaskan
163
BSP165. Hancurnya hati
164
BSP166. Tak berguna
165
BSP167. Adinda dijemput
166
BSP168. Mencoba menjelaskan
167
BSP169. Penjelasan Adi
168
BSP170. Keputusan akhir
169
BSP171. Kontrol lagi
170
BSP172. Sukma berkunjung
171
BSP173. Kenangan masa lalu
172
BSP174. Kesediaan Zuhra
173
BSP175. Resepsi Safar
174
BSP176. Prosedur
175
BSP177. Perjuangan persalinan
176
BSP178. Keadaan Adinda
177
BSP179. Adinda pulih 2
178
BSP180. Makan bakso
179
BSP181. Tentang keluarga umi
180
BSP182. Kejutan untuk Adinda
181
BSP183. Fokus untuk Adinda
182
BSP184. Tak memiliki mertua
183
BSP185. Musibah kecil
184
BSP186. Kebutuhan Adinda
185
BSP187. Surprise 3
186
BSP188. Reaksi keluarga
187
BSP189. Adi dan anaknya
188
BSP190. Musyawarah 2
189
BSP191. Keputusan akhir 2
190
BSP192. Tamu-tamu Adinda
191
BSP193. Garaga
192
BSP194. Naya sakit
193
BSP195. Keinginan Maya
194
BSP196. Tuntutan Maya
195
BSP197. Siapa yang mengurus Naya?
196
BSP198. Tak betah
197
BSP199. Perawatan Adinda
198
BSP200. Adi cemburu
199
BSP201. Ada apa dengan Naya?
200
BSP202. Kondisi Naya
201
BSP203. Bank darah
202
BSP204. Penantian Salma
203
BSP205. Keisengan Salma
204
BSP206. Drama keluarga kecil Adi
205
BSP207. Akak bukan Mamah
206
BSP208. Pemahaman sederhana
207
BSP209. Seharga motor
208
BSP210. Tentang Fanji
209
BSP211. Siasat
210
BSP212. Keputusan Adinda
211
BSP213. Obrolan keluarga
212
BSP214. Masalah tengah malam
213
BSP215. Pihak WO
214
BSP216. Saran Haris
215
BSP217. Tersinggung
216
BSP218. Dibicarakan kembali
217
BSP219. Bukan tak perhatian
218
BSP220. Berkunjung
219
BSP221. Rumah Adinda
220
BSP222. Berbelanja
221
BSP223. Rumah Haris
222
BSP224. Suami terbaik
223
BSP225. Kawan lama Adinda
224
BSP226. Adi merajuk
225
BSP227. Masalah hadiah
226
BSP228. Bertolak kembali
227
BSP229. Mabuk kendaraan
228
BSP230. Hasil yang mengejutkan
229
BSP231. Permintaan Zuhra
230
BSP231. Angan-angan Zuhra
231
BSP232. Angan-angan Zuhra
232
BSP233. Sunting
233
BSP234. Rumah sakit atau hotel?
234
BSP235. Bandara T A M A T
235
PENGUMUMAN!!!
236
PENGUMUMAN!
237
PENGUMUMAN!
238
PROMOSI!
239
PROMOSI!
240
PROMOSI
241
PROMOSI
242
PROMOSI!
243
PROMOSI!
244
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
245
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
246
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!