Episode 4 : Pertemuan Dengan Lisa Stun

Setelah bertemu dengan Emilia, akupun berjalan menuju ruang ganti yang ada di sebelah kamar mandi, betapa kagetnya aku melihat banyak baju yang cantik dan terlihat mewah ini.

“Waaw... Cantik – cantik sekali baju – baju ini” gumamku sambil memilih beberapa baju yang cocok untukku.

“Ini ... baju semua ini cocok dengan ukuranku” ucapku kagum lalu aku memilih baju berwarna biru muda dengan rok selutut yang sangat indah.

Setelah berganti baju aku menemui Emilia yang ternyata masih berada di kamarku

“Emilia ...“

“Iya nona”

“Apa aku cocok dengan baju ini?” tanyaku

“Cocok sekali nona... nona terlihat cantik” jawab Emilia

“Kamu juga cantik Emmilia ... ayo menemui tuan muda, Emilia” ucapku

“Baik nona” mengikuti Emilia menuju ruangan Tuan Hasasi, didalam pikiranku orang ini pasti sangat kaya dilihat dari barang – barang yang mahal dan tidak biasa seperti ini, bahkan aku berfikir Tuan Hasasi adalah orang yang sudah tua dan sudah mempunyai cucu yang banyak, aku memikirkan itu sampai tersenyum – senyum sendiri, dan Emilia menyadarinya perilakuku yang aneh.

Nona, apakah ada hal lucu sehingga nona tersenyum – senyum sendiri?” tanyanya

“Em... Tidak ada Emilia, cuma kagum aja rumah ini besar dan seperti dilapisi emas disetiap sudut ruangan bahkan dindingnya juga jadi terkesan mewah dan modern” jawabku sambil melihat – lihat isi yang ada di setiap ruangan.

“Iya ini hasil jerih payah tuan muda, sampai saat ini pun tuan muda lebih suka bekerja dari pada memikirkan wanita”

“Be...Belum menikah? Aku kira dia sudah tua dan sudah mempunyai cucu banyak” kataku sambil ketawa bercanda

“Tuan muda ini anak pertama dalam keluarga jadi tuan muda di angkat jadi CEO PT. Stun ini”

“Anak pertama?... Jadi dia masih punya banyak adik?” tanyaku

“Tidak banyak nona, tuan muda cuma punya satu adik satu – satunya” jawab Emilia

“Dimana adiknya sekarang?” tanyaku penasaran

“Dia di rumah ini juga, dulunya dia periang, ceria, manja, cerewet cuma sekarang dia suka menyendiri, pendiam, suka mengurung diri, jarang suka bersosialisasi dan tidak punya teman”

“Kok bisa mempunyai perubahan sikap seperti itu?”

“Itu karena Nona muda Lisa Stun mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan kakinya harus diamputasi, karena nona muda tidak terima dengan apa yang dia alami sehingga sampai sekarang nona suka menyendiri, pendiam, suka mengurung diri, jarang suka bersosialisasi sehingga dia tidak punya teman” jelas Emilia

“Kalau boleh tahu dimana dia sekarang berada?” tanyaku

Tiba – tiba Emilia berhenti dan tangannya menunjuk keluar jendela kaca yang berbentuk besar dan megah, kaca jendela itu menghadap langsung ke samudera Pasifik. Aku melihat ada seorang wanita yang duduk di kursi roda dengan memakai gaun berwarna hitam kelam, wanita itu tepat di tengah dua kolam renang yang sangat besar dan pandangan wanita itu melihat jauh ke ujung Samudera Pasifik di depannya.

“Itu Nona muda Lisa Stun” kata Emilia

“Aku kesana dulu boleh gak?”

“Boleh”

Kami pun berbelok arah kearah Nona muda Lisa Stun, dan menghampirinya

“Selamat Pagi nona muda” sapa Emilia

5 menit berlalu dan dia tidak membalas sapaan Emilia, Emilia menghela nafas panjang.

“Nona muda, ini ada teman baru yang mau berteman dengan nona muda”

Lisa Stun pun berbalik dan memandang kami penuh dengan tatapan dingin, tatapan itu lebih menakutkan dari pada Kwan Liang yang pada waktu itu mengusirku dari acara pesta ulang tahunnya yang megah dan menurutku dia wanita muda yang cantik, putih dan anak dari keluarga kaya tapi lebih terpuruk dia dari pada hal yang aku alami selama ini, dan dia remaja yang tenggelam kedalam lubang hitam yang kelam sehingga dia merasa tidak kuat dan tidak berguna hidup di dunia ini, dari tatapan mata dan raut wajahnya yang dingin menggambarkan seperti itu. Tetapi aku mencoba untuk seramah mungkin kepada Lisa Stun ini.

“Hi Nona Lisa, perkenalkan aku Fifiyan shinju, aku berasal dari Australia” kataku dengan ramah dan tersenyum sumringah sambil mengangkat tangan untuk berjabat tangan dengannya. Tetapi dianya cuma diam tanpa kata dan beberapa saat kemudian dia berkata

“Oh... Kamu partner kerja kakakku?... Deketin aku karena ingin bekerjasama dengan kakakku yang super double menyebalkan itu... Dasar para penggila jabatan”

Kata – katanya membuatku agak tersinggung, hello gua kesini gara – gara dibawa kakak lu itu dan gua gak tau cara gua untuk pulang. Sabar, kata sabar yang ada di dalam pikiranku saat ini, bagaimanapun juga kakaknya yang dia bilang super double menyebalkan itu telah menyelamatkan hidupku kemarin.

“Tidak cantik, aku datang kemari bukan karena jabatan yang kamu utarakan itu, aku sengaja datang jauh dari Australia untuk berteman denganmu. Kamu pasti kesepian kan, kakak kamu sibuk bekerja jadi tidak ada waktu buat main denganmu jadi aku kesini pengen main dengan kamu” kata – kata yang secara otomatis keluar dari mulutku entah aku bakal betah tidak berteman dengan dia.

“Yang benar?... Kamu mau jadi temanku walaupun aku tidak sempurna, ini bukan kakak kan yang menyuruhmu dan membayarmu mahal dengan berpura – pura jadi temanku?”

“Tentu saja, ti....”

“Bukan”

“Tu ... Tuan muda Hasasi Stun, kalau begitu saya permisi dahulu untuk menyiapkan sarapan” kata Emilia sambil membungkukan sedikit ke arah depan dan di jawab dengan anggukan kecil dari kepala Hasasi dan Emilia pun pergi ke dapur sehingga ia meninggalkan kami bertiga di belakang halaman rumahnya.

Perkataanku tiba – tiba dipotong oleh suara laki – laki yang seperti suara malaikat tapi tegas dan Emilia berkata dia adalah Tuan muda Hasasi Stun yang tadi tiba – tiba dari arah dalam rumah muncul sesosok laki – laki yang sangat tampan dengan gaya rambut yang agak panjang dipadukan dengan jas bewarna hitam dengan kemeja berwarna putih dan dasi berwarna hitam, tubuhnya tinggi aku saja hanya sekupingnya kalau disandingin dengan dia tetapi kulit dia berwarna putih bersih tanpa komedo bahkan jerawat, dan kalau dilihat dari gestur tubuhnya dia mempunyai perut yang seperti roti sobek, kotak – kotak yang sangat mengagumkan, aku kagum sebenarnya apakah dia beneran menolong wanita yang memakai baju kotor terkena air dan tanah yang berwarna coklat kemarin.

“Dia bukan orang yang aku bayar buat berteman denganmu, dia datang sendiri kemari menawarkan berteman denganmu, apakah aku tega mengusirnya” lanjutnya

 “Benarkah?” tanyanya sekali lagi kepadaku dan kali ini tatapannya dengan penuh harapan yang membuat kedua kelopaknya merekah seperti bunga sakura yang bermekaran di musim semi.

Aku tidak berani menjawab pertanyaannya itu karena aku tidak kuat dengan tatapan yang penuh harapan itu, sehingga kuputuskan untuk mengangguk dan tersenyum kepadanya.

“Benarkah kamu tidak bohong?” tanyanya sekali lagi kepadaku

“Beneran, buat apa aku jauh – jauh ke Jepang Cuma untuk berbohong kepadamu” jawabku sekali lagi untuk meyakinkannya dan akupun memeluknya.

Aku tahu pelukanlah yang membuat seseorang bisa menjadi luruh hatinya, dia seperti aku yang tidak pernah merasakan kehangatan pelukan seseorang yang menyayangi kita sendiri. Tapi tidak lama aku merasakan bajuku basah seperti terkena air yang jatuh dari atas dan meleleh kebawah jurang berdasar benang woll yang lembut.

“Nona Lisa Stun, kenapa kamu menangis?... apakah tidak suka berteman denganku?”

“Ti....Tidak, aku malah bahagia banget ada yang mau jauh – jauh datang ke rumah hanya untuk berteman denganku” air matanya tidak berhentinya mengalir

“Sudah, Nona Lisa jangan menangis lagi ya” hiburku sambil menyeka air mata yang keluar dari matanya

“Jangan panggil aku nona, panggil aku Lisa saja”

“Baiklah Lisa cantik”

“Makasih... aku senang punya teman baik sepertimu”

“Sama – sama, aku juga senang berteman denganmu” kataku sambil memeluk tubuhnya yang mungil tersebut, aku mencoba melihat sosok Hasasi Stun tadi yang berdiri di belakangku dan ternyatta dia sudah tidak ada disana, dia seperti hantu yang berkeliaran di rumah mewah ini.

“Ngomong – ngomong kamu kok tau rumah kakakku, kamu tau rumah kakaku dari mana?” tanyanya.

Aduh kenapa dia tanya seperti itu, bagaimana aku menjelaskan kepadanya, aku gak mau dijatuhkan harga diriku apalagi meluruhkan hati ini bocah susah banget. Apa yang akan aku katakan, apakah aku harus berbohong atau harus mengatakan yang sejujurnya kepadanya? Hatiku berkecamuk bingung memilih antara aku harus berbohong atau tidak, aku Cuma takut kalau aku berbohong nanti Tuan Hasasi marah tapi kalau aku jujur nanti aku di kira gelandangan yang datang ke rumah orang kaya hanya untuk meminta sumbangan.

“kakak kenapa diam?” tanyanya lagi

“Emmm... Ya aku tahu lah, aku kan teman kakakmu waktu sekolah, aku pernah kesini sebelumnya” jawabku dengan terbata – bata, ya udah lah berbohong saja lah kalau diusir sama Tuan Hasasi pun aku siap menggelandang kok.

“Oh ya... tapi aku kok belum pernah tau kamu, dan lagi ini rumah baru dibangun pas kakakku menjadi CEO menggantikan ayahku” jelasnya

"Emmm... Bu... Bukan gitu maksudku, aku temannya kakakmu waktu sekolah, aku pernah main kesini sekali cuma gak pernah masuk ke dalam rumah cuma mengantarkan undangan saja” tipuku untuk meyakinkan dia

“Oh ya... Pantas aku belum pernah liat kamu... Ngomong – ngomong kamu kesini ngasih undangan apa, kamu udah nikah?... Sayang sekali kakakku kalah dengan temannya dia malah betah untuk sendiri” sindirnya sampai dia ketawa kencang sekali, sepertinya dia suka menggoda kakaknya ini.

“Oh bukan... Aku belum nikah juga Lisa, itu undangan teman kami yang menikah, teman kami meminta untuk mengantarkan undangan ke kakakmu karena dia tidak tau tempat tinggalnya, apalagi Australia dan Jepang jauh loh jadi kemarin pas aku ke Jepang memberikan undangan itu” jelasku

“Kan kakakku asli orang Jepang kok bisa kenal kamu orang Australia?” tanyanya

“Aku juga orang Jepang, cuma merantau ke Australia untuk belajar di universitas di Australia karena kemarin dapat beasiswa” jawabku

“Benarkah?... Wah kakak pandai juga ya”

“Enggak juga tapi kan lebih pandai kakakmu kan sudah menjadi CEO perusahaan terbesar di dunia” jawabku sambil tersenyum

“Hahaha...Enggak juga kok kak”

Kami berbincang – bincang lama sekali dan tiba – tiba terdengar suara Emilia dari dalam rumah.

“Nona muda, sarapan sudah siap” teriak Emilia

“Iya, nanti saja. Masih asik ngobrol sama kakak Fifiyan” jawabnya

“Ayo makan Lisa, aku temenin makan deh. Aku enggak mau kamu sakit” kataku untuk menawarinya

“Mmmm baiklah, tapi kamu makan juga ya”

“Iya” jawabku dengan senyuman dan mendorong kursi rodanya menuju dapur untuk makan.

Terpopuler

Comments

litz_be

litz_be

fifiyan dan lisa berteman, semoga saja kedepannya fifiyan bisa jujur ttg dirinya sendiri kpd lisa

2020-01-31

4

LolNime 463

LolNime 463

seru jg..

2019-10-27

1

natasya rachel

natasya rachel

lanjut

2019-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 : Prolog
2 Episode 2 : Kenangan
3 Episode 3 : Pertemuan
4 Episode 4 : Pertemuan Dengan Lisa Stun
5 Episode 5 : Pertemuan Dengan Tuan Muda
6 Episode 6 : Memulai Yang Baru
7 Episode 7 Perjuangan Tanpa Akhir
8 Episode 8 Perubahan
9 Episode 9 : Ulang Tahun Lisa Stun
10 Episode 10 : Kejadian tidak terduga
11 Episode 11 : Rencana Awal
12 Episode 12 : Cemburu
13 Episode 13 : Hukuman Yang Pantas
14 Episode 14 : Fakta Yang Tidak Terduga
15 Episode 15 : Ketakutan Yang Nyata
16 Episode 16 : Fakta Yang Terungkap
17 Episode 17 : Kencan Pertama
18 Episode 18 : will You Merry Me?
19 Episode 19 : Penolakan Kerjasama
20 Episode 20 : Rindu Rumah Kontrakan
21 Episode 21 : Pelelangan
22 Episode 22 : Bertemu kakak
23 Episode 23 : Kebenaran Yang Sesungguhnya
24 Episode 24 : Markas Cabang
25 Episode 25 : Senja Di Pantai
26 Episode 26 : Mencari Fakta
27 Episode 27 : Kesaksian Hansol
28 Episode 28 : Hasasi Bertemu mantan
29 Episode 29 : Sakit Hati
30 Episode 30 : Pulang Ke Rumah
31 Episode 31 : Cinta?
32 Episode 32 : Penenang Hati
33 Episode 33 : Ke Australia
34 Episode 34 : Markas Hansol
35 Episode 35 : Penyesalan Hasasi
36 Episode 36 : Love You, Hasasi
37 Episode 37 : Terulang Lagi
38 Episode 38 : Bertemu Naian
39 Episode 39 : Rumah Naian
40 Episode 40 : Berita Mengejutkan
41 Episode 41 : Janji Hasasi
42 Episode 42 : Kecemburuan
43 Episode 43 : Malaikat Penyelamat
44 Episode 44 : Dengan Hasasi
45 Episode 45 : Villa Hasasi
46 Episode 46 : Isi Hati Hasasi
47 Episode 47 : Aku Dan Kamu
48 Episode 48 : Bertemu Mutiara Tia
49 Episode 49 : Malam Indah
50 Episode 50 : Rencana
51 Episode 51 : Bucin
52 Episode 52 : Malam
53 Episode 53 : Sedih
54 Episode 54 : Hidup Yang Baru
55 Episode 55 : Salah Paham
56 Episode 56 : Senja
57 Episode 57 : Pulang Rumah
58 Episode 58 : Curahan Hati
59 Episode 59 : Perjalanan Bisnis
60 Episode 60 : Menikmati Senja
61 Episode 61 : Kerjasama Michel
62 Episode 62 :Pertemuan Kedua
63 Episode 63 : Kesedihan
64 Episode 64 : Tidak Rela
65 Episode 65 : Sedih
66 Episode 66 : Ketakutan
67 Episode 67 : Kekecewaan
68 Episode 68 : Penyesalan
69 Episode 69 : Tersadar
70 Episode 70 : Penasaran
71 Episode 71 : Pulang Ke Rumah
72 Episode 72 : Lisa Pulang
73 Episode 73 : Taman Bermain
74 Episode 74 : Malam Panjang
75 Episode 75 : Curhatan Hasasi
76 Episode 76 : Berangkat Ke Pertemuan
77 Episode 77 : Rencana
78 Episode 78 : Makan Siang
79 Episode 79 : Pergi ke Mall
80 Episode 80 : Hari Berbelanja
81 Episode 81 : Bertemu Putra Mahkota
82 Episode 82 : Kebetulan Atau Kebenaran?
83 Episode 83 : Mengikuti Pesta
84 Episode 84 : Pesta Min Xiying
85 Episode 85 : Ucapan Serius Min Xiying
86 Episode 86 : Min Xiying Atau Hasasi
87 Episode 87 : Ketakutan Hasasi
88 Episode 88 : Ada Masalah Apa?
89 Episode 89 : Telepon dari Almira
90 Episode 90 : Bertemu Almira dan Xiao Xi
91 Episode 91 : Ada Apa Dengan Amelia Dan Hasasi?
92 Episode 92 : Kebenaran Yang Sesungguhnya
93 Episode 93 : Bertemu Direktur PT. Guan
94 Episode 94 : Selamat Tinggal Hasasi
95 Episode 95 : Masih Terasa Sakit
96 Episode 96 : Tetap Semangat
97 Episode 97 : Berita Menyakitkan
98 Episode 98 : Menjauh Lebih Baik
99 Episode 99 : Harus Kuat Dan Sabar
100 Episode 100 : Pernikahan Bisnis
101 Episode 101 : Datang Ke Pesta Hasasi
102 Episode 102 : Hasasi Dan Perasaannya
103 Episode 103 : Kejadian yang menyakitkan
104 Episode 104 : Kebenaran kejadian 20 tahun yang lalu
105 Episode 105 : Diantara Pilihan Yang Rumit
106 Episode 106 : Firasat Mimpi
107 Episode 107 : Membingungkan
108 Episode 108 : Awal Permainan
109 Episode 109 : Berakting dimulai
110 Episode 110 : Butuh Liburan
111 Episode 111 : Kejadian Aneh
112 Episode 112 : Identitas Alex
113 Episode 113 : Masalah Yang Terkuak
114 Episode 114 : Liburan Ke Jepang
115 Episode 115 : Jepang
116 Episode 116 : Rahasia Ayah
117 episode 117 : Penjelasan Steven
118 Episode 118 : Rumah Steven
119 Episode 119 : Pertolongan Naian
120 Episode 120 : Keyakinan
121 Episode 121 : Dibelikan Restoran Oleh Steven
122 Episode 122 : Akhirnya Aku Memilih Hasasi
123 Episode 123 : Maukah Kamu Menikah Denganku?
124 Episode 124 : Aku Percaya Pilihanku
125 Episode 125 : Bertemu Ayah Dan Ibu Lagi
126 Episode 126 : Pesta Di Pantai Sarang
127 Episode 127 : Nyaman
128 Episode 128 : Ada apa sebenarnya?
129 Episode 129 : Keputusan Yang Menyakitkan
130 Episode 130: Hasasi Jatuh Hati Kepadaku
131 Episode 131 : Malam Indah
132 Episode 132 : Rapat Dengan PT. Huan
133 Episode 133 : Kerjasama Liao Huan Dan Hasasi
134 Episode 134 : Pulang Ke Rumah Orang Tua Hasasi
135 Episode 135 : Bertemu Orang Tua Hasasi
136 Episode 136: Tidur Dengan Hasasi
137 Episode 137 : Mendapat Restu Ibu Mertua
138 Episode 138: Berbincang Dengan Nyonya Stun
139 Episode 139 : Pengakuan Hasasi Tentang Cindy
140 Episode 140 : Sesi Akhir Curhat
141 Episode 141 : Berdiskusi Dengan Keluarga Stun
142 Episode 142 : Berbincang - Bincang
143 Episode 143 : Berbelanja Bahan
144 Episode 144 : Belanja Bahan Makan Malam
145 Episode 145 : Memasak bersama Hasasi
146 Epiaode 146 : Meyakinkan Lisa
147 Episode 147 : Makan Malam Bersama
148 Episode 148 : Bercerita Dengan Hasasi
149 Episode 149 : Pergi Ke Mall
150 Episode 150 : Berbelanja Di Mall
151 Episode 151 : Mencoba Gaun Pengantin
152 Episode 152 : Kaburnya Dua Tahanan
153 Episode 153 : Mengobati Hasasi
154 Episode 154 : Kata Hati
155 Episode 155 : Perkataan Menyakitkan
156 Episode 156 : Bertemu Kakek Dan Nenek Hasasi
157 Episode 157 : Nasehat Kakek Dan Nenek
158 Episode 158 : Berdiskusi
159 Episode 159 : Pesta Barbeque
160 Episode 160: Terbukanya Buku Milik Ayah
161 Episode 161 : Berbincang - Bincang Santai
162 Episode 162 : Pergi Ke Paris
163 Episode 163 : Tiba Di Paris
164 Episode 164 : Rasa Penasaran Yang Tinggi
165 Episode 165 : Teringat Masa Itu
166 Episode 166 : Mencari Informasi
167 Episode 167 : Berbincang Dengan Hansol
168 Episode 168 : Malam Paris
169 Episode 169 : Berangkat Kembali
170 Episode 170 : Identitas Yang Sebenarnya
171 Episode 171 : Kapal Pesiar
172 Episode 172 : Mengerjakan Laporan Hasasi
173 Episode 173 : Bertemu Anak Tertua Hann
174 Episode 174 : Keributan Di Aula
175 Episode 175 : Pesta Di Aula
176 Episode 176 : Makan Bersama
177 Episode 177 : Dimarahi Hansol
178 Episode 178 : Menikmati Senja
179 Episode 179 : Makan Malam
180 Episode 180 : Pelelangan
181 Episode 181 : Memecahkan Misteri
182 Episode 182 : Mencari Jalan Keluar
183 Episode 183 : Akhirnya Aku bertemu Denganmu ... Hasasi
184 Episode 184 : Hasasi Yang Sebenarnya
185 Episode 185 : Ada Apa Kakak?
186 Episode 186 : Ternyata....
187 Episode 187 : Pulang ke Rumah
188 Episode 188 : Membahas Pesta Pernikahan
189 Episode 189 : Bertemu Candra Chan
190 Episode 190 : Memasak Makanan Untuk Hasasi
191 Episode 191 : Berbelanja
192 Episode 192 : Bersama Lisa
193 Episode 193 : Kebingungan Lisa
194 Episode 194 : Taman Bermain
195 Episode 195 : Menikah Dengan Hasasi
196 Part II, Episode 1 : Prolog
197 Part II, Episode 2 : Perjalanan Bersama
198 Part II, Episode 3 : Kemarahan Hansol Dan Dennis
199 Part II, Episode 4 : Berbincang Santai
200 Part II, Episode 5 : Awal Survival
201 Part II, Episode 6 : Beristirahat Di Gua
202 Part II, Episode 7 : Bertarung melawan Cindy
203 Part II, Episode 8 : Menang Dari Pertarungan
204 Part II, Episode 9 : Berangkat Ke Taman Bermain
205 Part II, Episode 10 : Taman Bermain
206 Part II, Episode 11 : Fiyoni Khun hidup?
207 Part II, Episode 12 : Makan Malam...
208 Part II, Episode 13 : Lisa Bertemu Fiyoni
209 Part II, Episode 14 : Bertemu Dengan Fiyoni
210 Part II, Episode 15 : Banyak Yang Menginginkanku dan Hasasi?
211 Part II, Episode 16 : Belajar Berkepribadian Seperti Nyonya Stun
212 Part II, Episode 17 : Makan Bersama
213 Part II, Episode 18 : Hasasi Yang Lumpuh
214 Part II, Episode 19 : Penjelasan Angel
215 Part II, Episode 20 : Meminta Pendapat Steven
216 Part II, Episode 21 : Cerita Dari Lisa
217 Part II, Episode 22 : Meredam Amarah Hasasi
218 Part II, Episode 23 : Makan Bersama Di Pesta Lisa
219 Part II, Episode 24 : Kemarahan Hasasi
220 Part II, Episode 25 : Luapan Kekecewaan Hasasi
221 Part II, Episode 26 : Kumpul Dengan Keluarga Kecil
222 Part II, Episode 27 : Kembali Hidup
223 Part II, Episode 28 : Cerita Steven
224 Part II, Episode 29 : Berbincang Dengan Hasasi
225 Part II, Episode 30 : Cerita Lauren
226 Part II, Episode 31 : Tidak Bisa Merawat Anak Lisa
227 Part II, Episode 32 : Pergi Ke Pesta Tahunan
228 Part II, Episode 33 : Sampai Di Paris
229 Part II, Episode 34 : Pesta Tahunan
230 Part II, Episode 35 : Hukuman Hasasi
231 Part II, Episode 36 : Menyelamatkan Hasasi Dari Hukuman
232 Part II, Episode 37 : Dimulainya Perang
233 Part II, Episode 38 : Kematian
234 Part II, Episode 39 : Hidup Lagi
235 Part II, Episode 40 : Ke Markas Baru
236 Part II, Episode 41 : Akademi Lanjutan Terkemuka
237 Part II, Episode 42 : Mendapatkan Lencana
238 Pert II, Episode 43 : Bertemu Hasasi Dan Steven
239 Part II, Episode 44 : Pesta Mafia
240 Part II, Episode 45 : Menjatuhkan Hasasi
241 Part II, Episode 46 : Menantang Hasasi
242 Part II, Episode 47 : Terikat Dengan Hasasi
243 Part II, Epidose 48 : Mimpi
244 Part II, Episode 49 : Berlatih
245 Part II, Episode 50 : Pertemuan Penting
246 Part II, Episode 51 : Permainan Pria Tampan
247 Part II, Episode 52 : Mempermainkan Fafiyon
248 Part II, Episode 53 : Kehangatan Fafiyon
249 Part II, Episode 54 : Kehamilan
250 Part II, Episode 55 : Kejadian Tidak Terduga
251 Part II, Episode 56 : Bersama Fafiyon
Episodes

Updated 251 Episodes

1
Episode 1 : Prolog
2
Episode 2 : Kenangan
3
Episode 3 : Pertemuan
4
Episode 4 : Pertemuan Dengan Lisa Stun
5
Episode 5 : Pertemuan Dengan Tuan Muda
6
Episode 6 : Memulai Yang Baru
7
Episode 7 Perjuangan Tanpa Akhir
8
Episode 8 Perubahan
9
Episode 9 : Ulang Tahun Lisa Stun
10
Episode 10 : Kejadian tidak terduga
11
Episode 11 : Rencana Awal
12
Episode 12 : Cemburu
13
Episode 13 : Hukuman Yang Pantas
14
Episode 14 : Fakta Yang Tidak Terduga
15
Episode 15 : Ketakutan Yang Nyata
16
Episode 16 : Fakta Yang Terungkap
17
Episode 17 : Kencan Pertama
18
Episode 18 : will You Merry Me?
19
Episode 19 : Penolakan Kerjasama
20
Episode 20 : Rindu Rumah Kontrakan
21
Episode 21 : Pelelangan
22
Episode 22 : Bertemu kakak
23
Episode 23 : Kebenaran Yang Sesungguhnya
24
Episode 24 : Markas Cabang
25
Episode 25 : Senja Di Pantai
26
Episode 26 : Mencari Fakta
27
Episode 27 : Kesaksian Hansol
28
Episode 28 : Hasasi Bertemu mantan
29
Episode 29 : Sakit Hati
30
Episode 30 : Pulang Ke Rumah
31
Episode 31 : Cinta?
32
Episode 32 : Penenang Hati
33
Episode 33 : Ke Australia
34
Episode 34 : Markas Hansol
35
Episode 35 : Penyesalan Hasasi
36
Episode 36 : Love You, Hasasi
37
Episode 37 : Terulang Lagi
38
Episode 38 : Bertemu Naian
39
Episode 39 : Rumah Naian
40
Episode 40 : Berita Mengejutkan
41
Episode 41 : Janji Hasasi
42
Episode 42 : Kecemburuan
43
Episode 43 : Malaikat Penyelamat
44
Episode 44 : Dengan Hasasi
45
Episode 45 : Villa Hasasi
46
Episode 46 : Isi Hati Hasasi
47
Episode 47 : Aku Dan Kamu
48
Episode 48 : Bertemu Mutiara Tia
49
Episode 49 : Malam Indah
50
Episode 50 : Rencana
51
Episode 51 : Bucin
52
Episode 52 : Malam
53
Episode 53 : Sedih
54
Episode 54 : Hidup Yang Baru
55
Episode 55 : Salah Paham
56
Episode 56 : Senja
57
Episode 57 : Pulang Rumah
58
Episode 58 : Curahan Hati
59
Episode 59 : Perjalanan Bisnis
60
Episode 60 : Menikmati Senja
61
Episode 61 : Kerjasama Michel
62
Episode 62 :Pertemuan Kedua
63
Episode 63 : Kesedihan
64
Episode 64 : Tidak Rela
65
Episode 65 : Sedih
66
Episode 66 : Ketakutan
67
Episode 67 : Kekecewaan
68
Episode 68 : Penyesalan
69
Episode 69 : Tersadar
70
Episode 70 : Penasaran
71
Episode 71 : Pulang Ke Rumah
72
Episode 72 : Lisa Pulang
73
Episode 73 : Taman Bermain
74
Episode 74 : Malam Panjang
75
Episode 75 : Curhatan Hasasi
76
Episode 76 : Berangkat Ke Pertemuan
77
Episode 77 : Rencana
78
Episode 78 : Makan Siang
79
Episode 79 : Pergi ke Mall
80
Episode 80 : Hari Berbelanja
81
Episode 81 : Bertemu Putra Mahkota
82
Episode 82 : Kebetulan Atau Kebenaran?
83
Episode 83 : Mengikuti Pesta
84
Episode 84 : Pesta Min Xiying
85
Episode 85 : Ucapan Serius Min Xiying
86
Episode 86 : Min Xiying Atau Hasasi
87
Episode 87 : Ketakutan Hasasi
88
Episode 88 : Ada Masalah Apa?
89
Episode 89 : Telepon dari Almira
90
Episode 90 : Bertemu Almira dan Xiao Xi
91
Episode 91 : Ada Apa Dengan Amelia Dan Hasasi?
92
Episode 92 : Kebenaran Yang Sesungguhnya
93
Episode 93 : Bertemu Direktur PT. Guan
94
Episode 94 : Selamat Tinggal Hasasi
95
Episode 95 : Masih Terasa Sakit
96
Episode 96 : Tetap Semangat
97
Episode 97 : Berita Menyakitkan
98
Episode 98 : Menjauh Lebih Baik
99
Episode 99 : Harus Kuat Dan Sabar
100
Episode 100 : Pernikahan Bisnis
101
Episode 101 : Datang Ke Pesta Hasasi
102
Episode 102 : Hasasi Dan Perasaannya
103
Episode 103 : Kejadian yang menyakitkan
104
Episode 104 : Kebenaran kejadian 20 tahun yang lalu
105
Episode 105 : Diantara Pilihan Yang Rumit
106
Episode 106 : Firasat Mimpi
107
Episode 107 : Membingungkan
108
Episode 108 : Awal Permainan
109
Episode 109 : Berakting dimulai
110
Episode 110 : Butuh Liburan
111
Episode 111 : Kejadian Aneh
112
Episode 112 : Identitas Alex
113
Episode 113 : Masalah Yang Terkuak
114
Episode 114 : Liburan Ke Jepang
115
Episode 115 : Jepang
116
Episode 116 : Rahasia Ayah
117
episode 117 : Penjelasan Steven
118
Episode 118 : Rumah Steven
119
Episode 119 : Pertolongan Naian
120
Episode 120 : Keyakinan
121
Episode 121 : Dibelikan Restoran Oleh Steven
122
Episode 122 : Akhirnya Aku Memilih Hasasi
123
Episode 123 : Maukah Kamu Menikah Denganku?
124
Episode 124 : Aku Percaya Pilihanku
125
Episode 125 : Bertemu Ayah Dan Ibu Lagi
126
Episode 126 : Pesta Di Pantai Sarang
127
Episode 127 : Nyaman
128
Episode 128 : Ada apa sebenarnya?
129
Episode 129 : Keputusan Yang Menyakitkan
130
Episode 130: Hasasi Jatuh Hati Kepadaku
131
Episode 131 : Malam Indah
132
Episode 132 : Rapat Dengan PT. Huan
133
Episode 133 : Kerjasama Liao Huan Dan Hasasi
134
Episode 134 : Pulang Ke Rumah Orang Tua Hasasi
135
Episode 135 : Bertemu Orang Tua Hasasi
136
Episode 136: Tidur Dengan Hasasi
137
Episode 137 : Mendapat Restu Ibu Mertua
138
Episode 138: Berbincang Dengan Nyonya Stun
139
Episode 139 : Pengakuan Hasasi Tentang Cindy
140
Episode 140 : Sesi Akhir Curhat
141
Episode 141 : Berdiskusi Dengan Keluarga Stun
142
Episode 142 : Berbincang - Bincang
143
Episode 143 : Berbelanja Bahan
144
Episode 144 : Belanja Bahan Makan Malam
145
Episode 145 : Memasak bersama Hasasi
146
Epiaode 146 : Meyakinkan Lisa
147
Episode 147 : Makan Malam Bersama
148
Episode 148 : Bercerita Dengan Hasasi
149
Episode 149 : Pergi Ke Mall
150
Episode 150 : Berbelanja Di Mall
151
Episode 151 : Mencoba Gaun Pengantin
152
Episode 152 : Kaburnya Dua Tahanan
153
Episode 153 : Mengobati Hasasi
154
Episode 154 : Kata Hati
155
Episode 155 : Perkataan Menyakitkan
156
Episode 156 : Bertemu Kakek Dan Nenek Hasasi
157
Episode 157 : Nasehat Kakek Dan Nenek
158
Episode 158 : Berdiskusi
159
Episode 159 : Pesta Barbeque
160
Episode 160: Terbukanya Buku Milik Ayah
161
Episode 161 : Berbincang - Bincang Santai
162
Episode 162 : Pergi Ke Paris
163
Episode 163 : Tiba Di Paris
164
Episode 164 : Rasa Penasaran Yang Tinggi
165
Episode 165 : Teringat Masa Itu
166
Episode 166 : Mencari Informasi
167
Episode 167 : Berbincang Dengan Hansol
168
Episode 168 : Malam Paris
169
Episode 169 : Berangkat Kembali
170
Episode 170 : Identitas Yang Sebenarnya
171
Episode 171 : Kapal Pesiar
172
Episode 172 : Mengerjakan Laporan Hasasi
173
Episode 173 : Bertemu Anak Tertua Hann
174
Episode 174 : Keributan Di Aula
175
Episode 175 : Pesta Di Aula
176
Episode 176 : Makan Bersama
177
Episode 177 : Dimarahi Hansol
178
Episode 178 : Menikmati Senja
179
Episode 179 : Makan Malam
180
Episode 180 : Pelelangan
181
Episode 181 : Memecahkan Misteri
182
Episode 182 : Mencari Jalan Keluar
183
Episode 183 : Akhirnya Aku bertemu Denganmu ... Hasasi
184
Episode 184 : Hasasi Yang Sebenarnya
185
Episode 185 : Ada Apa Kakak?
186
Episode 186 : Ternyata....
187
Episode 187 : Pulang ke Rumah
188
Episode 188 : Membahas Pesta Pernikahan
189
Episode 189 : Bertemu Candra Chan
190
Episode 190 : Memasak Makanan Untuk Hasasi
191
Episode 191 : Berbelanja
192
Episode 192 : Bersama Lisa
193
Episode 193 : Kebingungan Lisa
194
Episode 194 : Taman Bermain
195
Episode 195 : Menikah Dengan Hasasi
196
Part II, Episode 1 : Prolog
197
Part II, Episode 2 : Perjalanan Bersama
198
Part II, Episode 3 : Kemarahan Hansol Dan Dennis
199
Part II, Episode 4 : Berbincang Santai
200
Part II, Episode 5 : Awal Survival
201
Part II, Episode 6 : Beristirahat Di Gua
202
Part II, Episode 7 : Bertarung melawan Cindy
203
Part II, Episode 8 : Menang Dari Pertarungan
204
Part II, Episode 9 : Berangkat Ke Taman Bermain
205
Part II, Episode 10 : Taman Bermain
206
Part II, Episode 11 : Fiyoni Khun hidup?
207
Part II, Episode 12 : Makan Malam...
208
Part II, Episode 13 : Lisa Bertemu Fiyoni
209
Part II, Episode 14 : Bertemu Dengan Fiyoni
210
Part II, Episode 15 : Banyak Yang Menginginkanku dan Hasasi?
211
Part II, Episode 16 : Belajar Berkepribadian Seperti Nyonya Stun
212
Part II, Episode 17 : Makan Bersama
213
Part II, Episode 18 : Hasasi Yang Lumpuh
214
Part II, Episode 19 : Penjelasan Angel
215
Part II, Episode 20 : Meminta Pendapat Steven
216
Part II, Episode 21 : Cerita Dari Lisa
217
Part II, Episode 22 : Meredam Amarah Hasasi
218
Part II, Episode 23 : Makan Bersama Di Pesta Lisa
219
Part II, Episode 24 : Kemarahan Hasasi
220
Part II, Episode 25 : Luapan Kekecewaan Hasasi
221
Part II, Episode 26 : Kumpul Dengan Keluarga Kecil
222
Part II, Episode 27 : Kembali Hidup
223
Part II, Episode 28 : Cerita Steven
224
Part II, Episode 29 : Berbincang Dengan Hasasi
225
Part II, Episode 30 : Cerita Lauren
226
Part II, Episode 31 : Tidak Bisa Merawat Anak Lisa
227
Part II, Episode 32 : Pergi Ke Pesta Tahunan
228
Part II, Episode 33 : Sampai Di Paris
229
Part II, Episode 34 : Pesta Tahunan
230
Part II, Episode 35 : Hukuman Hasasi
231
Part II, Episode 36 : Menyelamatkan Hasasi Dari Hukuman
232
Part II, Episode 37 : Dimulainya Perang
233
Part II, Episode 38 : Kematian
234
Part II, Episode 39 : Hidup Lagi
235
Part II, Episode 40 : Ke Markas Baru
236
Part II, Episode 41 : Akademi Lanjutan Terkemuka
237
Part II, Episode 42 : Mendapatkan Lencana
238
Pert II, Episode 43 : Bertemu Hasasi Dan Steven
239
Part II, Episode 44 : Pesta Mafia
240
Part II, Episode 45 : Menjatuhkan Hasasi
241
Part II, Episode 46 : Menantang Hasasi
242
Part II, Episode 47 : Terikat Dengan Hasasi
243
Part II, Epidose 48 : Mimpi
244
Part II, Episode 49 : Berlatih
245
Part II, Episode 50 : Pertemuan Penting
246
Part II, Episode 51 : Permainan Pria Tampan
247
Part II, Episode 52 : Mempermainkan Fafiyon
248
Part II, Episode 53 : Kehangatan Fafiyon
249
Part II, Episode 54 : Kehamilan
250
Part II, Episode 55 : Kejadian Tidak Terduga
251
Part II, Episode 56 : Bersama Fafiyon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!