Selama renovasi, Cindy juga tidak mau kalah dengan Rebecca. Ia terus hadir ke restoran untuk mendekatkan diri kepda Yusuf. Sayang, Rebecca tak selalu bisa di sana karena ia asih harus menyelesaikan misi tertunda dari Neneknya. Yakni menyelidiki musuh bebuyutannya yang selalu menunggunya di Pelabuhan Tanjung Mas.
"Mainku jauh banget, bukan? Dari Jogja sampai Semarang. Besok di mana lagi?" gumam Rebecca turun dari mobilnya.
Tanpa Rebecca ketahui, Yusuf telah mengikutinya sejak keberangkatannya pagi tadi. Rebecca turun dan masuk ke salah kapal yang ada di sana, entah kapal apa itu Yusuf juga tidak tahu. Yang ia tahu, ia harus mengikuti Rebecca begitu saja.
Perlahan secara perlahan agar tidak ketahuan oleh Rebecca maupun anak buahnya. Di sana, sampailah dimana Rebecca menemui seseorang yang ternyata masih muda. Mereka membicarakan masalah petisi yang akan diberikan kepada pihak keluarga Rebecca sebelum melakukan pertunangan antar Geng besar di dunia Mafia.
"Kurang ajar! Aku sudah menolak perjodohan konyol ini. Jika kamu ingin menikah, sebaiknya kau menikahlah dengan Robert. Dia calon penguasa Geng Naga Emas generasi selanjutnya!" ketus Rebecca menolak perjodohan itu.
Perjodohan di dunia ini banyak ragamnya. Ada perjodohan ala pesantren, ada pula di dunia perbisnisan dengan dalih memperbesar kekuasaan atau bisa menambah dana usaha. Ada juga perjodohan terpaksa karena pihak gadis berasal dari kawasan bawah yang memiliki banyak hutang. Dan Rebecca ada di dalam perjodohan dalam bisnis dan kekuasaan.
"Jadi.. Rere sudah dijodohkan? Dengan pria itu?" batin Yusuf.
"Siapa kamu!" teriak salah satu awak kepal mempergoki keberadan Yusuf.
"Allahumma Solli'ala Sayyidina Muhammad.. Astaghfirullah hal'adzim. Pakai acara ketahuan pula," dengus Yusuf menepuk jidatnya.
Karena tidak ingin di sentuh oleh suruhan Robert, Yusuf melawan dengan sekali tangkasan. Pesuruh itu hendak memukul wajah Yusuf, namun berhasil Yusuf tahan, perlahan pergelangan tangan dari anak awak kapal itu di tekuk dan di putar. Dengan sekali hentakan di perut anak awak kapal itu, Yusuf berhasil menjeburkan anak awak kapal ke laut.
"Astaghfirullah, maaf ya.. sengaja!" teriak Yusuf.
"Habisnya kamu ngelawan, sih!" seru Yusuf.
"Woy, siapa kamu? Kenapa kamu dorong teman kami?" teriak salah satu dari mereka lagi.
"Ya Allah muncul satu lagi. Waduh, mana bawa temen lagi?" gumam Yusuf.
Terpaksa Yusuf melawan dan berkelahi dengan mereka. Pukulan di leher, pukulan di perut, tendangan demi tendangan juga di lontarkan kepada mereka. Yusuf hanya melindungi dirinya sendiri. Sayang, semakin Yusuf menang dan lolos, semakin banyak pula pria berjaz hitam dan celana hitam itu.
Karena terlalu banyak lawannya, Yusuf mulai kewalahan. Hampir saja ia terluka dengan pisau yang sudah siap menembus perutnya. Namun, Rebecca berhasil menahan pisau itu dengan melukai tangannya.
"Rebecca!"
Teriak Robert mengehentikan perkelahian itu. Total ada lima belas orang yang berhasil Yusuf kalahkan dan dijeburkan ke laut. Sementara yang lainnya asih beradu nafas saat Robert datang.
"Kenapa masih diam saja! Cepat bawa orang ini ke tahanan!" teriak Robert kepada anak buahnya.
"Jangan!"
"Aku mengenalnya, dia… dia calon suamiku," jawab Rebecca.
"Ayo ikut denganku!" Yusuf menarik lengan Rebecca sedikit dengan kekuatan yang membuat tangan Rebecca semakin sakit.
Bodohnya, Rebecca hanya tersenyum ketika Yusuf datang dan mengacaukan semuanya. Padahal, Rebecca datang ke pelabuhan ingin menangkap Robert dan membuat Geng Robert tunduk kepada Geng miliknya. Semua keresahan sirna ketika melihat Yusuf datang menarik tangannya, meski sedikit kasar menyuruhnya masuk ke mobil, namun Rebecca sangat gembira karena Yusuf mau menjemputnya jauh-jauh dari rumahnya ke luar kota.
Diamnya Yusuf ini penuh dengan makna. Yusuf membersihkan luka pisau di telapak tangan Rebecca menggunakan alkohol dan membalutnya dengan lembut.
"Kau menjemputku?" tanya Rebecca berharap.
"Tidak!"
"Lalu, mengapa kau di sini dan berkelahi dengan anak buah Robert?" tanya Rebecca lagi.
"Tidak ada apa-apa!"
"Kamu mengkhawatirkanku, Bos?" lanjut Rebecca.
"Tidak!"
Rebecca hanya tersenyum, ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Robert mengajaknya bertemu. Sebulan lalu, perjodohan Rebecca dan Robert sudah ditentukan oleh kedua pihak keluarga. Mereka akan melangsungkan pertunangan setelah Rebecca lulus sekolah SMA. Mendengar itu, Yusuf menjadi marah. Ia mengomel tidak jelas kepada Rebecca dengan alasan hijrahnya Rebecca yang masih tanggung-tanggung.
"Kan aku cuma nemuin dia, terus bilang kalau aku masih butuh waktu untuk menerima perjodohan itu, kenapa marah, sih?" ungkap Rebecca.
"Kamu besok sekolah, 'kan? Ini memang duniamu, tapi kamu masih dalam kontrak kerja denganku. Kalau kamu kenapa-kenapa, aku yang rugi. Di kontrak sudah tertulis jelas kalau ada biaya kompensasi," ucap Yusuf
"Hanya itu? Bos.. hanya peduli dengan kompensasi? Bukan sama aku?" tanya Rebecca.
Yusuf menggeleng, ia masih sibuk membalut luka yang ada di telapak tangan Rebecca. Setelah itu, Yusuf mengajak Rebecca pulang. Takdir memang selalu ingin mereka berdua, entah itu cobaan untuk Yusuf agar kuat iman atau memang sebuah takdir. Ban mobil yang mereka kendarai kempes di sore hari. Padahal mereka masih harus berjalan jauh agar bisa menemukan tambal ban.
"Yah, kenapa berhenti?" tanya Rebecca.
Yusuf turun dan mendapati bannya bocor. Ia membawa ban cadangan, namun tak bisa menggantinya karena dongkraknya tertinggal saat servis mobil. Saat Yusuf kebingungan cari tambal ban online karena terhalang sinyal, Rebecca mencari cara menghentikan truk untuk meminjam dongkrak.
"Kamu ngapain pakai acara lepas jaket gitu?" tanya Yusuf.
"Nyetop truk, biar kita bisa pinjam dongkraknya. Mau cepat pulang, 'kan?" jawab Rebecca melambaikan jaket milik Yusuf.
Tak lama setelah itu, satu truk menepi dan berhenti. Dengan centilnya, Rebecca mengatakan jika ban mobil suaminya bocor, hendak mengganti dengan ban cadangan tidak memiliki dongkrak. Yusuf hanya tersenyum saja melihat melakukan Rebecca.
Sementara Yusuf membantu kernet truk mengganti ban mobilnya, terlihat Rebecca sedang bercengkrama dengan supir truk dengan ketawa-ketawa. Entah mengapa Yusuf tidak bisa marah dengan Rebecca, berbeda ketika dekat dengan Cindy, hawanya ingin tenang dan menjauh saja.
"Selesai, Kang. Ayo berangkat!" teriak kernet truk.
"Alhamdulillah, makasih ya, Pak. Bersyukur sudah mau membantu kami," ucap Yusuf.
"Bersyukur-lah memiliki istri seperti istrimu ini. Dia sangat pintar sekali dalam berpikir. Kudoakan semoga kalian hidup langgeng bahagia ya, sakinah, mawadah dan warahmah, aamiin... Kami permisi, assalamu'alaikum...." ucapan Supir truk membuat Yusuf malu sendiri.
Entah apa yang dikatakan oleh Rebecca, namun itu sangat membuatnya malu. Karena doa mereka bisa jadi kenyataan dan bisa jadi malapetaka bagi hubungan keduanya yang belum terbentuk. Segera Yusuf meminta Rebecca masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanannya yang masih terbilang jauh.
Alasan Yusuf mengikuti Rebecca sampai ke luar kota juga tak beralasan. Itu hanya gerakan dari hatinya saja, namun Yusuf sadar.. ia hanya bersimpati kepada Rebecca dan belum memiliki perasaan apapun yang mendalam. Hanya saja, ia percaya akan takdir dan kuasa Allah, jika memang mereka jodoh, Yusuf akan pertahankan itu. Namun, Yusuf akan terima dengan lapang dada jika Rebecca bukanlah jodohnya. Karena itu semua sudah rahasia Sang Pemberi Hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Aidil
seru ceritanya kakak,,aku banget ini🤭🤭✊
2021-01-11
1
Mika Framita
mantap...😍😍😘😘
2021-01-04
1
lily🍊
aahhhhhh sukses kak dhewdew😍😍😍😍😍
2021-01-04
2