[Yusuf, I'm home today. Can we meet up?] pesan dari Cindy.
Namun, Yusuf mengabaikan begitu saja. Ia sibuk dengan Fatur yang hendak membuka bisnis bersamanya itu. Sampai akhirnya gadis mata biru itu kembali menemuinya, masih dengan seragam yang melekatnya.
"Kak, aku...." ucap lirih gadis itu.
Melihat ada noda darah di tangannya, Yusuf langsung menyeret gadis itu ke ruangan yang nantinya akan Yusuf gunakan untuk menyimpan stok bahan makanan.
"Kamu menghabisi orang lagi?" tanya Yusuf panik.
"Ini yang terakhir, aku meninggalkan semuanya demi dirimu," ucap gadis itu.
"Apa yang kamu mau? Aku sudah menjaga barang berhargamu, aku tidak ingin masuk lagi ke dalam hidupmu lebih jauh lagi, cukup sampai di sini!" tegas Yusuf, bahkan mencengkeram erat pergelangan tangan gadis itu tanpa sengaja.
"Tapi aku sudah melaksanakan janjiku tujuh tahun lalu. Kau ingin aku menghafal, aku sudah hafal, kau ingin aku masuk ke Islam, aku sudah jadi orang Islam. Tapi semua nggak gampang, Kak. Karena kamu tidak menarikku dengan benar," gadis itu selalu memakai kata-kata yang sulit Yusuf pahami.
"Dengar, aku.. keseharianku memang memegang pisau. Tapi perlu kamu ingat, belatimu dan pisau dapurku, tak akan pernah bisa menyatu. Sekarang, pergilah!" usir Yusuf.
Air mata gadis itu menetes, ia tak tahu harus bagaimana lagi menyakinkan Yusuf jika dirinya kembali hanya untuk dirinya. Neneknya memberikan waktu selama 3 bulan untuk gadis itu membuktikan bahwa Yusuf akan menjadi perisainya dan jalan hidupnya. Jika tidak, gadis itu harus meminum racun untuk mengakhiri hidupnya, agar posisinya bisa diambil alih oleh adik lelakinya.
"Aku tidak ingin mati. Satu bulan sudah aku habiskan di sini, jadi.. tinggal dia bulan lagi, aku harus bisa membuat Kak Yusuf mencintaiku. Aku akan dekati Tuhannya, maka umatNya.. otomatis akan dekat sendiri kepadaku," batin gadis itu meninggalkan tempat itu.
Yusuf merasa gelisah ketika gadis itu pergi. Gadis bermata biru itu bernama Rebecca Anastasya, saat ini usianya akan menginjak 18 tahun dan beberapa bulan lagi lulus dari sekolahnya. Selama hidupnya, ia sering kali melakukan hal yang di luar nalar di luar negri sana. Tangannya selalu di kotori oleh darah dan uang tak halal.
Meski begitu, selama ia masuk muslim, Rebecca mengisi perutnya dari hasil bekerja di tokoserba. Mungkin, gajinya sangat minim karena ia juga harus sekolah, tapi demi menjaga ke-islaman-nya, Rebecca tak ingin mengotori perutnya dengan uang haram yang ia dapatkan saat dirinya berubah di sisi cucu seorang ketua geng Mafia.
"Hey, siapa cewek tadi? Cantik juga, seperti bule ya, tapi manis kek orang Korea. Calon?" tanya Fatur.
"Terkadang, ketidaktahuan dan diam itu akan jauh lebih baik. Itu lebih membantuku!" seru Yusuf menggebrak meja.
"Wah, parah nih anak. Semenjak tinggal di Korea tempramennya jadi menyeramkan. Harus dimasakin makanan lokal ini," batin Fatur.
"Tak janganke, jangan lompong wae karo gorengke gerih wae ben mathuk!" imbuh Fatur dalam pikirannya. (Tak masakan, sayur daun talas saja dengan menggoreng ikan asin biar mantap)
Yusuf memanggil taksi dan kembali ke pesantren untuk bertemu dengan keluarga di sana. Ketika macet, tak sengaja Yusuf melihat Rebecca berlari ke arah gang sempit di samping gedung kosong yang sudah lama tak berpenghuni.
Tak ingin melihat dan ingin pura-pura tidak peduli. Namun, itu tak bisa Yusuf lakukan. Ia meminta supir untuk menurunkannya di depan, lalu berlari ke arah yang sama dengan larinya Rebecca. Sangat jelas jika jalanan itu nampak tak pernah ada yang menginjaknya. Lumut-lumut di pavingan itu juga sangat licin, apalagi jika selepas hujan pasti akan membuat orang jatuh jika mengambah pavingan itu.
Di belakang gedung kosong itu juga ada sebuah gedung kecil yang sangat kotor karena tidak terawat. Tumbuhan liar juga tumbuh menjulang sampai ke atap dan terlihat cat dinding yang terkelupas karena termakan usia.
Brakkkk!
Suara hentakan barang yang terdengar sengaja di dorong atau dibuang. Yusuf semakin penasaran dengan suara itu. Ia mengikuti asal suara itu dan menemukan Rebecca sedang berbincang dengan tiga lelaki bertubuh besar dan sangat menyeramkan wajahnya.
"Mata biru? Apakah dia belum bertaubat? Kenapa dia melakukan kegiatan hitam ini lagi?" batin Yusuf.
Ah elah Mas Yusuf, seseorang akan butuh proses untuk menjadi yang lebih baik. Ternyata Yusuf tidak sabar menunggu Rebecca menjadi wanita yang ia inginkan.
"Kalian ingin uang, 'kan? Maka akan aku berikan nanti, aku juga sudah katakan, bukan? Ini baru bulan pertama, kenapa kalian ngotot ingin aku kembali?" tanya Rebecca, Yusuf mendengar bentakan Rebecca itu.
"Nona, untuk apa Nona lakukan ini. Ayolah, kembali bersama kami," desak salah satu dari ketiga pria itu.
"Aku tidak mau!" bentak Rebecca.
"Tolong pikirkan kembali, Nona. Kami lakukan ini hanya untuk kebaikanmu saja, tolong pikirkan…." ketiga pria itu pergi meninggalkan Rebecca,
Setelah ketiga pria berbadan besar itu pergi, Rebecca terjatuh bersimpuh di lantai yang sangat kotor. Ia menundukkan kepalanya dan mulai menangis. Reflek, ketika Rebecca terjatuh, Yusuf mengulurkan tangannya dan merasa sakit di hatinya melihat air mata Rebecca membasahi pipinya.
"Kenapa aku di sini? Kenapa gadis itu terus menarikku ya Allah. Astaghfirullah hal'adzim, apa maksud semua ini ya Allah…." batin Yusuf.
"Kenapa? Kenapa harus aku yang mengalami ini? Kenapa aku yang ahrus lahir di keluarga itu? Berapa banyak lagi nyawa seseorang harus melayang dari tanganku? Aku bukan malaikat penyabut nyawa, aku benci dengan tangan ini!" kehampaan melanda hati Rebecca.
"Kakak, kamu kenapa tidak mau meraih tanganku. Setelah meninggalnya pamanmu itu.. aku selalu mencari cara untuk tetap berkomunikasi denganmu. Tapi kenapa.. kenapa sekarang kamu malah melepaskan tangan yang sebelumnya sudah kau raih sedikit? Aku kembali terjatuh, Kakak…." imbuhnya. Tentu saja yang ia maksud Kakak, adalah Yusuf.
Perlahan Yusuf melangkah lebih jauh meninggalkan Rebecca. Ia tidka menyangka jika pertolongannya dianggap sebagai uluran tangan dari kegelapan hidupnya. Yusuf terus berjalan keluar dengan menggenggam dadanya yang terasa sebak nan sakit. Seolah ia merasakan apa yang dirasakan Rebecca saat itu.
"Aku tidak percaya ini!"
"Mata biru, kau kembali menyeretku dalam duniamu. Aku kesal karena ini, sungguh membuatku tidak nyaman!"
Yusuf berjalan sempoyongan karena kelelahan dan harus melihat Rebecca menangis. Ia bahkan sampai akan terjatuh ke jalan raya, untung saja ada Cindy yang menangkapnya. Melihat bahwa itu tangan Cindy, Yusuf langsung melepas dan mendorong kecil menghindari Cindy.
"Maaf," ucap Cindy mengangkat tangannya.
"Kamu sakit? Kenapa kamu keluar dari dalam sana?"
"Kamu pucat sekali, sebaiknya aku mengantarmu pulang sekarang juga. Ayo masuk ke mobilku!" ucap Cindy memapah Yusuf ke dalam mobilnya.
Meski tidak bersentuhan kulit secara langsung, Rebecca yang melihat itu menjadi kesal dan cemburu. Beruntung, Rebecca tidak melihat Yusuf saat mengintainya, itu akan aman bagi harga diri Yusuf. Apa yang hendak dilakukan Rebecca ketika melihat Yusuf dekat dengan wanita lain?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Fany Lili
I SEE YOU and I'll kill you mampir lagi nih,,,😀
2021-01-28
1
Isvi Kailainsy
semangat kaka🔥🔥
2021-01-03
3
Sity Azzahrah
wahh.. tambah seru ceritanya
lanjut terus kak, semangat💪❤️
2021-01-03
1