Pagi hari yang cerah di hari sabtu. Semua kantor libur bekerja. Di sebuah kontrakan kecil, Putri sedang menyajikan sarapan pagi.
"Mau kemana kau tumben rapi?" Tanya Putri melihat suaminya dengan baju formal.
"Mau cari kembang desa." Jawab Risal asal.
"Halah sok-sokan laku. Mana ada yang mau deketin kamu yang pemalas gak ketulungan kayak gitu." Ucap Putri terkekeh dan mulai melahap sarapannya.
"Oh gitu yah. Ku pastikan kamu akan termehek-mehek sama aku." Ucap Risal dan juga mulai melahap sarapan paginya.
"Sudah lah kau cari uang yang benar, jangan kebanyakan keinginan tanpa usaha." Ucap Putri untuk menyudahi adu argumen di pagi hari.
Risal pun beranjak dari duduknya. "Oh iya malam ini aku pulangnya malam. Jadi kau tidurlah lebih awal dan jangan mengkhawatirkan ku." Ucap Risal terkesan ingin di pedulikan.
"Cih siapa juga yang akan mengkhawatirkan mu bambang!" Jawab Putri sewot.
"Aku pergi dulu Maimunah." Ucap Risal berlalu dan pergi menggunakan motornya.
Di rumah, Putri menghabiskan waktunya membaca buku dan menonton televisi.
Tok, tok, tok.
Suara ketukan pintu membuyarkan keseriusan Putri membaca buku. Ia pun segera membukakan pintu.
"Selamat siang." Ucap Ratna sang pemilik kontrakan. Hari ini ia akan menagih uang kontrakan pada setiap orang yang mengontrak.
"Saya hari ini mau menagih uang kontrakan bulan ini." Ratna mengatakan maksudnya.
"Tunggu bentar yah bu." Ucap Putri masuk ke dalam untuk mengambil uang kontrakan. Ia sudah menyiapkan uang tersebut pada celengannya.
Putri pun mengorek uang tersebut pada celengannya yang memiliki lubang cukup untuk celah uangnya keluar.
"Loh ko gak ada satu pun uang yang keluar yah?" Ucap Putri bingung. Kemudian ia mengintip celengannya dan ternyata tak ada satu lembar uang pun yang ada di sana.
"Kemana uangnya? bukannya aku tiap hari mengisinya?" Bingung Putri.
Putri pun menemui Bu Ratna sang pemilik kontrakan. "Maaf ya bu, uangnya gak ada." Ucap Putri yang malu.
"Ya sudah gak papa, tapi bulan depan harus bayar yah." Ucap Bu Ratna ramah.
"Iya pasti." Jawab Putri bernafas lega.
Ia mengira Bu Ratna akan marah nyatanya pemilik kontrakan sangat mengerti. Bu Ratna pun pergi untuk menagih ke kontrakan lain.
"Syukur lah." Ucap Putri sambil menutup pintu.
"Kemana yah uang yang setiap hari ku tabung? apa ada tuyul yah di rumah ini?" Ucap Putri menerka-nerka.
"Ooh tidak salah dan tidak bukan pasti si kampret itu." Ucap Putri yang sudah pasti Risal lah pelakunya.
"Emang dasar jelmaan tuyul! awas kau kampret! Dasar tangan panjang!" Ucap Putri dan mengambil ponselnya yang ada di meja untuk menelpon Risal.
"Aku kan gak punya nomornya? gimana mau nelpon." Ucap Putri yang baru menyadarinya.
Malam pun telah tiba. Putri masih setia menunggu kedatangan Risal. Bukan merindukan nya, tapi ia ingin memarahinya.
Pintu pun telah di buka. Terlihat lah Risal yang masuk ke dalam rumah.
"Aku kan udah bilang, jangan mengkhawatirkan ku." Ucap Risal yang belum tahu maksud dari Putri
"Heh kamu yah yang ngambil uangku yang ada di celengan?" Kesal Putri sambil berkacak pinggang.
"Iya." Jawab Risal tanpa ada rasa bersalah. Ia malah heran dengan sikap Putri yang selalu marah-marah.
"Ko gak ijin sama aku?" Geram Putri.
"Uangmu berati uangku juga Put. Jadi untuk apa aku harus ijin sama kamu?" Jawab Risal.
"Kamu tahu uang itu buat apa heh!" Bentak Putri.
Risal menaikan bahunya tidak tahu.
"Uang itu buat bayar kontrakan! dan sekarang kau mengambilnya!" Ucap Putri menepuk-nepuk dada bidang Risal sambil menangis karena kesal dengan sikap Risal yang semaunya terus.
"Hai sudah lah, yang berlalu biarlah berlalu." Ucap Risal.
Putri tak menggubrisnya. Ia langsung masuk kamar dan membaringkan tubuhnya.
LIKE, KOMEN, DAN VOTE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Imaroh
suami males
2021-04-15
0
Ani
dasar suami anjing kli kyak gtu g butuh pux suami klo gtu biar pun dia kaya raya klo g mau bantu percuma aja
2021-02-16
0
Ani
mls bacax
2021-02-14
0