Valerie menghela napas sembari menyandarkan tubuhnya di kasur, tangannya tengah memegang sesuatu. Valerie kemudian menjauhkannya dan melihat barang yang dipegangny dan tersenyum tipis, mengingat jika ini diberikan oleh Lucas, orang yang perhatian dibandingkan dengan Vincent, suami menyebalkannya.
Cokelat.
Ya, Lucas memberikannya itu.
Cokelat termasuk ke makanan kesukaan Valerie, walau tidak terlalu. Lucas itu memang kriteria laki-laki yang sempurna, siapa yang mendapatkannya pasti akan sangat beruntung.
"Heh kucing!" Ditengah kebahagiaannya mendapat cokelat, pasti ada saja yang menganggunya. Valerie memutar bola mata, tidak mau menoleh karena dia sudah tahu siapa.
Siapa lagi kalau bukan Vincent?
"Kenapa lo senyum-senyum? Kesambet setan ya?" tanya Vincent sembari berjalan ke lemari dan membukanya.
"Suka-suka gue, banyak nanya lo," ketus Valerie.
"Yodah, gak mau gak usah jawab."
Vincent menutup pintu lemarinya, memang tidak berguna jika dia berdebat dengan Valerie karena dia sudah lelah bermain basket. Vincent baru saja hendak keluar karena dia sudah kalah suit lagi tadi pagi sehingga mau tidak mau dia tidur di kamar sebelah.
Tapi dia menghentikan langkahnya ketika menemukan sesuatu yang ada disamping Valerie yang tengah memejamkan matanya sembari berbaring di kasur.
Sticky Note.
Vincent yang penasaran langsung mengambilnya tepat disamping Valerie yang tengah memejamkan mata dan membaca isinya.
Buat lo cokelatnya, semoga suka ya dan kita semoga bisa ke ke kantin bareng :)-- Lucas.
Vincent melebarkan matanya, dia menoleh ke arah Valerie yang tersenyum sembari memejamkan matanya.
Oh, jadi karena ini dia terus tersenyum?
Vincent menjadi sebal seketika. Bukan, bukan karena cemburu, melainkan karena Lucas bisa saja menandinginya, bagaimanapun mau tidak mau, Valerie adalah istrinya. Jika Valerie berpacaran dengan orang lain, setidaknya jangan Lucas, saingannya semenjak SMP.
Vincent melangkah keluar sembari meremas sticky notenya menuju ke kamar sebelah. Tepat saat pintu tertutup, Valerie membuka kedua matanya, menghela napas ketika Vincent sudah pergi.
Valerie duduk, meletakkan cokelat itu di nakas, menoleh kesamping, hendak mengambil sticky note yang tadi dia letakkan disampingnya. Namun keningnya mengerut ketika dia tidak menemukan apapun, dia langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling sembari mengingat-ingat dimana dia meletakkannya. Namun dia mengingat jelas dia meletakkannya disitu, tapi dicari dimana-mana tidak ada.
"Loh? Dimana sih? Ya kali gue ngehalu tentang sticky notenya?" gumam Valerie.
Dia berdiri dan mulai mencari di kolong kasur dan di seluruu sudut kamarnya, tapi dia tetap tidak menemukannya.
Bukan karena dia menyukai Lucas, hanya saja dia harus menghargai setiap pemberian orang, bahkan sticky note itu, tapi karena tidak kunjung menemukannya. Valerie menghela napas kasar.
"Udah ah, maafin gue ya Lucas. Mending gue mandi, mungkin diambil jin," ucap Valerie asal, kemudian masuk ke kamar mandi untuk mandi.
***
Vincent menatap ke arah sticky note yang sudah hancur di tong sampah, setelahnya kembali memandang ke depan dengan wajah sebal.
"Valerie itu, galak banget sama gue. Sama Lucas langsung melted," gerutu Vincent. "Gimana kalau sampai John tahu Valerie suka sama Lucas? Mau ditaruh mana muka gue?" gumam Vincent panik.
Dia tidak bisa membayangkan John yang akan tertawa puas karena bisa dikatakan Vincent kalah dengan Lucas dalam mengambil hati Valerie yang notabennya adalah istrinya, walau Vincent tidak menyukainya sama sekali.
"Ck! Ga-Ga boleh! Gue enggak boleh biarin Valerie suka sama Lucas. Dia istri gue! Gue harus mikirin cara biar Valerie bisa suka sama gue, dengan gitu, dia enggak akan ngelurik Lucas."
Vincent menganggukkan kepalanya sendiri, menyetujui keputusan yang dia buat sendiri. Dia kemydisn mengambil ponsel dan mencari sesuatu di google yang hasilnya langsung keluar.
"Cara membuat seseorang jatuh cinta kepada anda." Vincent membacakan judul artikel yang hendak dibacanya.
Vincent men-scroolnya dan melihat banyak cara disana. Vincent tersenyum tipis, dia akan mulai melakukannya besok.
***
Matahari yang menusuk mata dan suara alarm memaksa Valerie untuk bangun dari tidurnya. Valerie dengan kening berkerut, hendak menganbil ponsel dan mematikan alarm, namun dia merasakan ada yang mengambilnya terlebih dahulu membuat dia langsung menoleh ke arah orang yang barusan mematikannya.
Valerie mengerutkan kening heran. "Vincent?" gumamnya. Apakah dia tidak salah lihat?
Vincent sendiri hanya tersenyum, kemudian jongkok disamping Valerie yang masih terkejut. "Pagi, gue baru mau bangunin, takutnya lo gak bangun karena alarm." Vincent mengucapkannya dengan nada riang.
Valerie sampai heran dan takut sendiri. "Lo kira gue kebo?" Valerie masih memakai nada ketusnya sembari duduk di kasurnya.
Vincent sendiri ikut berdiri, Valerie sempat menoleh dan Vincent masih tersenyum kepadanya membuatnya langsung menghadap ke depan.
Senyuman Vincent seperti senyuman kuyang.
"Suit dulu, habis itu gue mau mandi," ucap Valerie dengan suara serak sembari bersiap suit.
Ritual mereka setiap pagi.
"No."
Valerie terkejut ketika Vincent mendorong pelan tangannya, masih memberikan senyuman hangatnya. "Oh, jadi elo gak mau suit lagi karena mau tidur disini? Takut kalah lo?" tantang Valerie.
Vincent yang berdiri disana sempat melunturkan senyumnya sebentar, tapi tak lama, dia tersenyum kembali. Rasanya dia panas mendengar ucapan Valerie dan ingin membalasnya, tapi dia berusaha menahannya sekuat yang dia bisa. "Tahan Vin, tahan," ucapnya berkali-kali dalam hati.
Vincent menggeleng. "Enggak, mulai hari ini kita enggak usah suit-suit. Lo bisa tidur disini, selama yang lo mau."
"Hah?!" Entah sudah keberapa kalinya Valerie terkejut karena ulah Vincent.
Valerie menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Valerie malah bergidik ngeri, apa ini Vincent? Valerie bahkan sampai berdiri dari kasurnya, kemudian langsung memegang dahi Vincent membuat Vincent melebarkan mata terkejut.
"Ini cewek ngapain megang-megang dahi. Modus apa gimana?! Tahan Vin, lo harus bersikap baik, bersikap baik!!" teriak Vincent dalam hati. Tentu saja dia hanya bisa meredamnya.
"Gak demam," gumam Valerie sembari menurunkan tangannya.
Vincent kembali berusaha memberikan senyuman tipis. "Sa-Sakit?" gumamnya.
"Hm, lo tiba-tiba gini, gimana gue mikir lo gak sakit?" Valerie melipat kedua tangan di dadanya, menatap Vincent dengan tatapan penuh selidik. "Lo bersikap baik ke gue karena apa? Disuruh sama Kak Liza, dapat taruhan atau gimana?"
Vincent melebarkan mata mendengar tuduhan itu. Dia buru-buru menggeleng. "Enggak astaga, gue tulus kok. Gue emang mau bersikap baik sama lo," ucapnya sembari tersenyum hangat. ""Tunggu aje lo suka sama gue, HEM rasain lo!" sambungnya dalam hati.
Valerie yang tidak mudah dibohongi, tentu saja tidak percaya, terlebih ini Vincent. Vincent adalah musuh bebuyutannya setelah kecoa, bagaimana bisa dia mempercayai Vincent?
"Serah lo walau gue jijik lo tiba-tiba baik begini."
"Ini cewek maunya apa sih?!" Vincent merutuk dalam hati, berusaha keras meredam kekesalannya dan tetap tersenyum.
Valerie sendiri berjalan ke lemari dan mengambil baju sekolahnya, Vincent dari belakang mulai menggerutu kesal sembari menendang-nendang angin yang mengarah ke arah Valerie dan memasang wajah kesal sembari mencibir ke arah Valerie, memasang wajah julidnya.
Tapi saat Valerie berbalik, Vincent langsung memasang senyumannya, sangat berbeda dengan yang tadi.
"Keluar sana, ini jadi kamar gue mulai sekarang! Ini buat gue selamanya kan?"
"GIGI LO!!" Teriak Vincent, tentu saja dalam hati.
Hampir saja dia kehilangan kesabarannya, namun ketika wajah Lucas melintas di kepalanya, Vincent berusaha tetap sabar. Dia kemudian mengangguk dengan senyuman hangat dan hati terpaksa.
"Ya udah, sana keluar, tutup pintu."
Setelah mengucapkan dengan nada ketus, Valerie langsung pergi, masuk ke kamar mandi meninggalkan Vincent yang meruutk dengan wajah julid.
"Lihat aja, nanti sampai lo suka sama gue, habis lo," gumamnya sembari memandang pintu kamar mandi.
.
.
.
.
.
.
--To Be Continue--
Hai, hai.. Up lagi. Gimana chapter ini? Mengesalkan sekaligus lucu ya? Ya gak tahu si, bisa aja garing hehe. Sesuai dengan yang kubilang, kalau ini pernikahan perjodohan, tapi enggak ada kekbapa ya, yang suami kasar ke istri dan lain sebagainya. Jadi disini dua"nya ya berantem, tapi berantem lucu gitu.
Sadnya nanti lah belakangan👀
Silahkan ya dukungannya dengan like dan comment biar aku semakin semangat buat up chapter berikutnya. Boleh vote dan follow juga ya, makasih Dadah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
cerita nya sih bagus cuman aku lagi suka aja kalo nama peran nya itu nama-nama orang kita (indo)..Tp kayaknya ini cerita orang bule ya..🙏🙏
2022-10-05
0
Barcelona Almahira
pinginnya valery ,jangan jatuh cinta sama vincent
2021-12-13
0
redvelvet
ntar si vincent bucin... awas aja lo Vincent.... 🤪🤪🤪
2021-07-31
2