Unwanted Marriage Part 2

Valerie dan Vincent akhirnya berangkat bersama ke sekolah.

Merkea hanya mengobrol ketika mereka hendak bertengkar, sebelumnya di sekolah mereka tidak pernah bertengkar, saling mengibrol saja tidak. tapi setelah menikah semuanya mendadak menjadi berubah. Valerie rasanya ingin menenggelamkan Vincent di sungai Amazon.

Hingga mendadak motor Vincent berhenti di halte bus dekat sekolah membuat kening Valerie mengerut.

"Turun," ucap Vincent membuat Valerie terkejut.

"Hah? Belum nyampe," ujar Valerie bingung.

"Gue gak mau ada yang tahu kita udah nikah, kecuali temen-temen terdeket gue dan lo. Kalau gue anterin lo sampao ke sekolah, mereka bisa curiga. Jadi gue anterin lo sampai disini aja, lagipula lo bisa jalan kan? Kan lo gak lumpuh."

Mendengarnya Valerie seketika kesal mendengarnya. "Kalau gitu, lo gak usah antar gue, mending gue naik grab aja sendiri!"

"Lah? Lo kira gue mau? Lo gak lupa kan kalau gue dipaksa sama Kakak gue?!"

Valerie seketika semakin panas mendengarnya, dia tidak bisa membantah karena itu memang benar, Liza yang menyuruh Vincent mengantarkan Valerie, padahal Vincent menolaknya.

"Sialan lo!"

Plok!

"Akh!"

Vincent memegang kepalanya yang dibalut helm itu, dia memandang Valerie yang baru turun dari motornya dengan tatapan kesal. "Kenapa lo malah mukul gue?!" protesnya.

"Bodo amat!" jawabnya, kemudian berjalan pergi menuju ke sekolah.

Vincent hanya menghela napas kasar. "Harus banyak sabar-sabar sama ni cewek."

***

"Ape?! Lo berdua udah nikah?!"

Valerie memnepuk jidatnya saat sahabatnya, Jane Kaila berteriak seperti itu. Dia dan Jane sudah bersahabat sejak SMP. Padahal dia jelas-jelas mengatakannya rahasia, tapi Jane malah berteriak-teriak heboh seperti itu. Valerie meletakkan jari di bibirnya, mengisyaratkan untuk diam.

Jane tersadar akan kesalahannya dan terkekeh kecil. "Oh iye, maaf ya bund. Lupa gue, terlalu bersemangat!"

Mendengarnya Valerie hanya memutar bola mata, Valerie menyadari beberapa pasang mata sudah mengarah ke arahnya, pastinya karena mendengar teriakan Jane. Valerie langsung memutar otak.

Dia juga tidak mau ada yang tahu dia sudah menikah dengan pria menyebalkan itu.

“Iya, gue emang udah nikah sama Jungkook!” Valerie berucap dengan kencang dan semangat.

Jane mengerutkan keningnya, tidk mengerti, padahal dia tahu Valerie tidak menyukai artis manapun. Sampai akhirnya dia menoleh ke belakang dan akhirnya menemukam tujuan Valerie, dia langsung mengerti.

“Dasar halu!” ucap Jane ikut berakting.

Tampaknya rencana Valerie berhasil karena akhirnya pasang mata yang mengarah ke arahnya, perlahan mulai fokus kepada aktivitas masing-masing, Valerie menghela napas lega.

“Eh, suami lo tuh,” bisik Jane.

Namun Valerie hanya diam, mendengarnya, dia malah menjadi malas menoleh. “Gak mau gue lihat dia, lo samperin pacar lo aja sana.”

“Hehe, oke.” Jane memandang pria disamping Vincent sembari tersneyum lebar, dia menarik napas dalam, Valerie sudah menutup kedua telinganya dengan tangannya.

“JOHN!!” Akhirnya Jane berteriak.

Banyak pasnag mata mengarah ke arahnya, namun Jane tidak peduli, dia hanya fokus ke arah pria yang sekarang tersneyum lebar kepadanya, yang dipanggil Jane ‘John’

John Gavriel Angjaya.

Itulah nama lengkap John yang statusnya adalah kekasih Jane semenjak kelas 10 SMA, sudah 1 tahun hubungan mereka berjalan, dan semua baik-baik saja. John juga teman dekat Vincent, namun Valerie cukup dekat dengan John saja, tidak kepada Vincent.

“Jane!”

John langsung berjalan mendekati Jane, berdiri disampinh Jane. Sedangkan Vincent, dia memutar bola matanya malas melihat ada Valerie disamping Jane, walau Valerie tidak melirik ke arahnya sama sekali.

“Kamu gimana sih?! Katanya nungguin aku di kantin, aku sampai narik Valerie kesini,” protes Jane dengan wajah cemberutnya.

John tersneyum dan membelai lembut rambut Jane. “Iya maaf, aku juga gak nyangka gurunya bakal makan waktu istirahat, jadinya aku chat kamu diam-diam, biasanya kan kalau enggak digituin kamu lama ke kantin.”

“Ya tetap aja, jangam gitu dong!”

“Iya sorry, oke?” John mengerutkan kening ketika menatap meja, dia kembali menatap Jane. “Mana makanmu?”

Jane menggeleng. “Enggak mau, aku mau diet.”

Tatapan John langsung berubah seketika. “Gak ada. Kamu enggak harus diet, makan sekarang.”

“Enggak John, aku—“

“Pak! Baksonya dua!” John berteriak kepada Pak Udiin, penjual bakso dikantin.

Pak Udin langsung mengacungkan jempolnya dan mulai membuat. Jane seketika memasang wajah cemberut. “John!” protesnya.

John tersenyum. “Kamu gak bisa nolak, udah dibeli. Lagipula itu makanan kesukaan kamu kan?”

“Ih!”

“Udah jangan marah-marah lagi, oke?”

John mengacak pelan rambut Jane yang kesal itu samapi akhirnya John menemukan Valerie yang sedang duduk. Seketika John baru menyadari kehadiran Valerie. “Hai Valerie! Maaf gue lupa nyapa.”

Valerie hanya membalas malas. “Udah sering gue jadi nyamuk.”

John dan Jane tertawa mendengarnya. “Lo bahkan udah ada suami kan? Akh!”

John memekik di akhir karena ada yang memukul kepalanya dan itu adalah Vincent yang menatapnya tajam. Valerie yakin, Vincent sudah mengatakan semuanya kepada John yang merupakan sahabat terdekatnya.

“Lo ngomong macem-macem lagi, awas aja!”

“Lah? Emang kan?” potes John.

“Siapa yang nikah?”

Semua terkejut ketika ada yang berbicara, ternyata itu adalah Pak Udin yang membawa dua mangkok bakso dan meletakkannya di meja. Valerie menelan ludah, dia hendak menjawab seperti tadi, namin sudah ada yang menyelanya.

“Saya sama Jane Pak Udin, bentar lagi kan?!” ucap John sembari tersenyum lebar.

Mendengarnya, Pak Udin hanya tertawa sebari geleng-geleng kepala. Jane hendak protes, tapi dia tahu itu hanya ucapan agar Pak Udin tidak curiga. “Belajar dulu yang bener, udah nikah-nikah aja.”

“Udah pasti Pak ini mah!”

“Halah. Nanti kalau Jane suka sama yang lain?”

“Enggak akan Pak. Siapa emang yang berani deketin dia?”

Pak Udin hanya tertawa, kemudian kembali ke tempatnya. Semuapun menghela napas lega, John duduk dideoan Jane, memberikan semangkok bakso kepada Jane. “Makan. Oh ya, Valerie belum ya?”

Valerie menggeleng. “Gue beli—“

“Vincent! Pesenin dong!”

Vincent yang baru saja ingin duduk disamping John, mengerutkan kening, terkejut mendenganrya. “Apaan sih lo? Enak aja, gak mau gue!”

“Enggak, mending gue gak usah makan, daripada dia yang beliin.”

Mendengarnya, Jane dan John terdiam terlebih Vincent dan Valerie saling bertatap tajam. Jane dan John memilih memakan makanan mereka, sampai akhirnya Valerie berdiri dan memesan makanannya sendiri, Vincent hanya memakn mie instan yang sudah dia siapkan.

***

Pulang sekolah tiba.

Valerie berdiri didepan gerbang sekolah, dia tengah mencari taksi yang biasanya lewat didepan sekolah. Vincent tidak mau mengantarkannya, lagipula Valerie tidak mau dan tidak butuh Vincent mengantarkannya. Jane sudah pulang terlebih dahulu bersama John memakai motornya.

“Valerie.”

Valerie menoleh ketika ada yang memanggilnya, Valerie tersenyum. “Hai Lucas.”

Lucas Winston.

Itu adalah nama lengkap pria yang tersenyum lebar ke arahnya. Lucas adalah anak IPA. Ah, Valerie, Vincent, John, dan Jane mengambil jurusan IPS, sedangkan Lucas anak IPA, kelas 11 juga. Lucas memang cukup terkenal setelah Vincent karena memang dia sangat tampan, pintar, dia juga sering ikut olimpiade.

Menurut Valerie, Lucas jauh lebih baik dari Vincent. Lucas ramah, baik, seirng ikut olimpiade, perlombaan. Sedangkan Vincent terkenal karena memang nakal di sekolahnya bisa dibilang bad boy, dan juga karena wajah tampannya.

“Hai. Belum pulang?” tanya Lucas, dia sedang duduk di motornya dan memakai helmnya.

Valerie menggeleng. “Nunggu taksi.”

“Mau gue anter?”

Valerie melebarkan matanya dan langsung menggeleng cepat. “Enggak! Gak usah Lucas,” tolaknya keras, tentu saja.

“Kenapa? Nanti lama nunggunya. Tenang, gue enggak akan apa-apain kok.”

“Aku percaya kamu enggak akan ngapa-ngapain, tapi aku naik taksi aja.”

“Serius, taksi aja eng—“

“Nah itu dia!”

Valerie menyela dan melambaikan tangan ke arah taksi yang ibgin lewat dan langsung berhenti. Valerie menatap Lucas. “Makasih ya tawarannya, tapi aku naik taksi aja.”

Lucas mengangguk. “Iya gapapa. Lo hati-hati.”

“Iya.”

“Oke, gue duluan ya,” ucapnya dibalas anggukan kepala Valerie.

Lucas langsung pergi darisana, menggunakan motornya. Valerie menghela napas lega, kemduian langsung masuk ke taksi itu dan pergi darisnaa, dia tidak sadar ada yang melihatnya sejak tadi sembari duduk di motor.

Vincent.

.

.

.

.

.

--To Be Continue--

Nah udah party kedua gimana ni menurut kalian? Boleh like dan komennya. Aku akan buat cerita baru Foolish Love Season 2, jadi updatenya ******" ya, oke sekian terima kasih..

Terpopuler

Comments

Barcelona Almahira

Barcelona Almahira

sebenarnya ortu valery kemana

2021-12-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!