#2

*Vote, like n komen nya jangan lupa ya

Sayang😘😘

***

"Triingg, , tringg, , ." Terdengar bunyi telepon di ruangannya.

"Ya,,oh baiklah, saya segera ke sana."

Sinara yang di telpon skretaris bosnya

itu, , sesegera mungkin beranjak dari tempat duduknya.

"Uhh hahh, ," Sinara sesekali menarik ulurkan napasnya, agar menetralkan exspresi wajahnya yang sedikit menegang itu. Ia membetulkan dan mengebas-ngebaskan pakaian yang ia kenakkan agar terlihat rapi.

Sinara mengenakkan kemeja dan rok span di atas lutut, agak sedikit sexi, apa lagi

kancing baju atasnya terbuka dua kancing. jika ia tertunduk maka dua gudukan yang mengelembung itu sedikit terlihat. Pakaian Sinara memang terlihat modis, sexi. Bukan karna ia keganjenan, tapi itu sudah seleranya yang melekat dari dulu. ia tak peduli tentang orang lain menilainya seperti apa.

Asal orang lain tahu saja ia masih p***wan, walau pun terlihat sexi. Karena ibunyalah yang selalu mengingatkannya dan menasihatinya, jika nanti ada laki-laki sudah menyentuhnya itu lah laki-laki yang akan menjadi suaminya seumur hidup. Terlihat kuno memang, tapi itulah kenyataannya. Sinara sangat mendengar, dengan petuah ibunya.

Di zaman modern saat ini, jarang sekali ada perempuan dewasa seperti Sinara yang masih p***wan, apa lagi Sinara yang sudah berumur 24 tahun itu. Bukan munafik, ia juga pernah ingin melakukannya dengan mantan-mantannya, tapi ia selalu teringat akan nasehat ibunya.

"Tok tok tok, , , "

Dari dalam ruangan yang sudah Sinara ketukkan pintunya terdengar menyuruh masuk

"Masuk."

Ia pun sesegera mungkin membukakan pintunya.

Terlihat, pandangan pertamanya setelah masuk ke dalam ruangan bosnya itu

Lelaki itu tengah memandang ke luar jendela, tempat lalu lalang orang berkendara.

"Maaf pak, ada apa bapak memanggil saya, .??"

Erik pun memutar kursi kebesarannya. Pandangannya langsung tertuju ke arah Sinara yang masih berdiri di depannya. Tangan kanan dan tangan kirinya menopang dagunya.

"Duduk " Ia mempersilahkan Sinara untuk duduk. Sinara pun mengikutinya. Erik mengambilkan kertas yang menggambarkan siapa yang berada di depannya ini.

"Sinara, , !?" Tanyanya.

"Iya pak!? "

"Saya tidak melihat kamu tadi pagi??" Matanya sesekali melihat Sinara.

"Iya pak, saya saya sedikit terlambat tadi."

Erik tidak mengubris ucapan Sinara. Ia masih pokus ke kertas yang ia pegang.

"Kamu ya yang bekerja sebagai menejer pemasaran di perusahaan ini,!? "

"Iya pak," Sinara mengangguk.

"Lalu, bagaimana perkembangan syuting produknya, ,!?"

"Berjalan dengan lancar, sesuai jadwal. Siang ini akan di serahkan ke pihak stasiun televisi."

"Sudah kamu lihat dengan benar.?? Apa boleh saya mempercayainya??!"

"Sudah pak, bo, boleh, boleh pak,." Kepalanya mengangguk dengan sangat yakin, agar bisa di percayai bosnya.

"Ohhh bagus. Ya sudah kerjakan dengan benar. Skarang kamu boleh keluar."

"Baik pak. , saya permisi." Sinara mengangguk tanda hormat, lalu Sinara pun keluar.

"Hahhh, , " Mata Sinara membulat, ketika keluar dari ruangan bosnya itu.

Baru pertama kali ini degup jantungnya terasa mau perang. Lelaki yang baru ia lihat tadi sungguh megguncang perasaannya yang teramat mendalam. Bagaimana tidak, selama ini baru pertama kali ini Sinara melihat lelaki dewasa setampan Erik, melebihi rata-rata laki-laki di luaran sana yang pernah ia temui.

Walupun Sinara banyak di dekati laki-laki

tampan, tapi tidak dengan yang ini.

"Mungkin di saat tuhan menciptakan

Pak Erik, di saat bahagia kali ya. Hampir sempurna, alisnya yang tebal, hidung mancung, maniknya yang indah,

rahangnya yang tajam, menggambarkan sekali bahwa dia adalah lelaki yang tegas. Apa lagi tubuhnya yang berotot. Aku yakin bentuk tubuh kotak-kotaknya sedang bersembunyi di dalam jas hitamnya itu, terlihat jelas. Apa lagi yang bersarang di bawahnya, Ooohhh tuhann." Hatinya menari-nari mengigatkan benda tumpul itu.

"Aaa, , ada apa dengan ku ini,." Sinara menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan pikirannya sendiri. Menjijikkan, ia tak menyangka di dalam celana dalamnya sudah berdenyut, dengan dia membayangkan saja, apa lagi melihatnya langsung.

"Aaa mikirin apa aku ini."

Walau Sinara memang menginginkan Erik sebenarnya, tapi ia sadar, lelaki yang ia sukai suami orang.

Sinara berlari menuju toilet, untuk membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran yang bersarang di otak dan celana dalamannya. Miris memang.

Like😘😘

Terpopuler

Comments

Mariana Frutty

Mariana Frutty

✔️

2022-10-30

0

Fhebrie

Fhebrie

eh sinara gesrek baru bayangin nlm kejadian sudah kayak gitu ya... hemm..

2021-09-04

0

Masiah Firman

Masiah Firman

aiiiii....gak tau bgmn nanti....tapi apa pemeran utamanya pelakor thour....aku anti pelakor

2021-07-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!