Pengakuan Cinta

Selama beberapa hari ini pikiranku menjadi sangat kacau, kedekatan antara Yuta dan Yuki semakin dekat. Mereka selalu pulang bersama, makan siang bersama dan ke perpustakaan bersama.

Sedangkan aku? Aku yang diacuhkan terus-menerus tanpa henti, Yuta tidak lagi pulang bersama denganku dan datang ke sekolah selalu lebih pagi dari biasanya.

Apa ini? Apa aku diasingkan?

Tidak, lagi-lagi pikiranku selalu mengatakan tidak.

Jika kedekatan Yuta dan Yuki sudah lebih jauh, Yuta akan melupakanku. Tidak, sebelum kedekatan mereka lebih jauh aku harus melakukan sesuatu agar Yuta tetap di sisiku apapun caranya.

“ Menurutmu apa caranya? “ tanyaku kepada Sayori yang sedang duduk di cafe Here I Am, Sayori membaca buku dan menjawab simple “ Nyatakan saja perasaanmu. “

“ Ha? Nyatakan perasaanku?! “ kaget ku, aku memang ingin menyatakan cinta tapi nanti saat festival kembang api dan festival masih sangat jauh. “ Aku akan menyatakan cinta saat festival kembang api. “

“ Masih jauh! Dia keburu diambil orang lain, nanti kau menyesal. “

“ Tidak, lagipula Yuta tidak akan jatuh cinta dengan siapapun! “

“ Kamu masih meyakini seperti itu? “ Sayori menutup bukunya dan memandang anugerah dari Tuhan yaitu pegawai cafe ini Ono Kado, kedatangan Sayori bukanlah undangan dariku tapi karena dia ingin menemui Kado.

Banyak perempuan dari sekolah juga yang ingin bertemu dengan Kado, karena katanya tampan dan benar dia sangat paman.

Tapi bagiku yang tampan hanyalah Yuta, dari cafe terlihat Yuta yang sedang bekerja di mini market sebrang. Mataku tidak bisa berhenti menatapnya, perasaanku ini terlalu kelihatan sehingga aku sama sekali tidak bisa menyembunyikannya sedikitpun.

Lalu, seorang lelaki datang menutup pandanganku yang menatap Yuta. “ Apa kau tidak bekerja? Aku menginginkan coffee late! “ seru lelaki photographer.

Sejak awal pembukaan cafe Here I Am, dia selalu datang bersama kedua teman lainnya dan memfoto interior dari cafe.

Mereka selalu menggangguku dan pulang saat cafe benar-benar sudah tutup membuatku lelah karena harus meladeni ketiganya.

“ Kak Mika, bisa gantikan aku yang melayani mereka tidak? Mereka sangat menyebalkan karena menggangguku terus. “ kataku kepada Mika yang segera ia anggukan dan melayani ketiganya.

Walau sudah digantikan, mereka tetap ingin aku yang melayaninya dengan alasan tidak akan menjadi pelanggan lagi.

Rasanya aku ingin berkata kasar dan berbicara spontan. “ Aku tidak perduli, masih banyak pelanggan lainnya! “ tetapi suaraku sama sekali tidak keluar, aku hanya berjalan mendekati ketiganya dengan helaan nafas panjang.

Namun, tiba-tiba saja pandanganku buyar, kepalaku berat dan aku terjatuh tanpa sadarkan diri.

10:00 p.m

Perlahan kubuka mata dan melihat Ayahku yang tampak khawatir, aku mengangkat tubuhku menjadi duduk.

“ Kalau sakit ya istirahat kenapa dipaksa!! “ tegur Ayah yang tidak tega melihat anaknya sendiri bekerja begitu keras.

“ Tidak apa-apa Ayah, aku hanya banyak pikiran saja akhir-akhir ini. “ Aku berdiri dan mengganti baju untuk pulang.

Sebelum pulang aku pamit terlebih dahulu kepada Ayah, Kado dan Mika yang sedang membereskan cafe untuk menutupnya.

Dengan kepala yang masih berat, aku berjalan keluar dari cafe dan melihat lelaki photographer berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di dinding. “ Apa kamu baik-baik saja?”

“ Kenapa kamu masih disini? Bukankah seharusnya pulang? “

Aku kembali berjalan dan melewatinya, ia mengikuti-ku dengan berjalan berdampingan denganku. “ Itu karena aku kamu sampai pingsan “ matanya terlihat merasa bersalah.

“ Tenang saja, itu bukan karena kamu. “ Aku mencoba menenangkannya.

“ Benarkah? Aku antar kamu pulang ya, soalnya hari sudah gelap. “ tawar lelaki photographer tersebut.

“ Tidak usah, jaraknya dekat kok tenang saja! “ Aku memberhentikan langkah kaki dan merasa takut.

“ Haruno! “ panggil suara familiar yang sontak membuatku langsung menoleh kearahnya. “ Yuta!! “ aku mendekatinya dengan senyum lebar.

“ Katanya kamu pingsan, apa tidak apa-apa? “ Yuta melihat kondisiku, aku hanya mengangguk-anggukan kepala bahwa semuanya baik-baik saja.

“ Maaf, kamu tidak perlu mengantarku. Aku bisa pulang dengannya, terimakasih. “ Aku dan Yuta berjalan bersama untuk pulang.

Setelah sekian lama akhirnya aku dan Yuta kembali pulang bersamaan, rasanya rindu sekali dengan situasi ini. Tanpa sadar aku terus tersenyum memperhatikan wajah Yuta yang sangat tampan, dan membuatku tidak sengaja menabrak tiang lampu jalan.

“ Aaa....sakit sekali. “ keluhku memegang dahi, Yuta mendekatkan wajahnya kearah wajahku dan mengelusnya. “ Apa sakit? “

Kedekatan ini membuat jantungku berdebar sangat kencang, aku mendorong tubuh Yuta dan kembali berjalan dengan wajah yang memerah.

Yuta perhatian denganku.

Keesokan harinya.

Saran dari Sayori ingin aku terima, bahwa aku harus menyatakan cinta agar Yuta tidak semakin diambil oleh orang lain. Yuta milikku seorang, tidak boleh ada yang mengambilnya siapapun itu.

“ Hei, Yuta.. “

“ Umm, aku pikir aku menyukaimu. Tolong percaya aku, aku tidak berpikir kalau perasaan ini hanya persahabatan saja. “ aku menutup wajahku dengan tangan merasa sangat malu, belum saja menembak aku sudah merasa malu padahal di depanku hanya sapu saja. “ Aku tidak akan berubah, perasaanku tidak akan pernah berubah. Aku tahu bagaimana diriku ini, aku lebih tahu tentangku. “

“ Kamu tahu kan? Bahkan tinggi dan berat badanku belum berubah sejak SMP. “ Aku mengigit bawah bibir tidak tahu harus berkata apa-apa lagi.

“ Apa perasaanmu benar tidak akan berubah? “ suara mengejutkan yang membuatku terjatuh karena kaget, dan orang itu adalah lelaki photographer tersebut.

“ Sedang apa kamu disini? “ aku tidak mengerti kenapa dia berada di kelasku “ Berdiri. “ Ia mengulurkan tangannya, tapi aku sama sekali tidak meraihnya dan hanya berdiri sendiri dengan tegak.

Lelaki photographer tersebut meniupkan tangannya merasa sangat hampa dan memalukan. “ Kamu ini sangat menyukai Yuta ya? “ ia mendekatkan tubuhnya ke arahku dan membuat langkahku terus mundur.

Mataku melihat kearah sekeliling, tidak ada siapapun di kelas karena siswa-siswi sudah pulang. Aku menelan ludah, “ tolong menjauh lah. “

“ Benar? Perasaanmu tidak akan berubah? “ matanya terlihat sangat serius yang membuatku terdiam dan hanya menatapnya.

Kedekatan tubuhku dengan dia sudah sangat dekat, bahkan hidung kami saling bersentuhan satu sama lain. Aku tidak bisa memundurkan langkahku lagi, karena belakangku sudah terdapat tembok sehingga aku terpojok tanpa bisa kemana-mana.

Lalu, seseorang datang ke kelas. “ Apa yang kalian lakukan? “ suara familiar yang membuatku langsung mendorong lelaki photographer dan mendekati suara itu yang lain tidak bukan adalah Yuta.

“ Haruno mari berbicara “ katanya yang segera aku ikuti jalannya.

Di loker sepatu, Yuta berkata. “ Aku putuskan untuk berpacaran dengan Yuki. “

Mulutku seketika langsung menganga tidak percaya. “ Ke-kenapa? “ aku tidak percaya, padahal baru saja aku ingin menyatakan cintaku dan Yuta sudah berpacaran lebih dahulu dengan Yuki.

“ Aku yang menyatakan perasaan dan dia sepertinya orang yang baik “ Yuta memakai sepatunya. “ Ayo pulang, hari ini aku tidak bisa pulang bersama dengan Yuki. “ ia berjalan keluar dari gedung sekolah.

“ Ah aku tahu, yang itu kan? Seorang gadis yang menempel padamu, jadi kamu tidak bisa menolaknya. Ya, aku ingat! Jika ada gadis yang putus asa, kamu selalu mendukung mereka. Sungguh orang baik! “ Aku masih tidak ingin percaya bahwa Yuta sudah menjadi milik orang lain, Yuta memberhentikan langkah dan menyeringai “ Aku sama sekali tidak paham kamu ini bicara apa. “

Tapi langkah kakiku dan Yuta terhenti saat di depan gerbang sekolah terdapat dua sejoli lagi yaitu botak dan cepak.

“ Siapa ini? “ Botak mendekati Yuta.

“ Seorang pahlawan! “ Cepak nimbrung.

“ Diam kalian! “ seruku mendekati keduanya, tapi langsung ditatap sinis botak dan cepak. “ HAH? “

Aku merasa takut dan memundurkan langkah, Yuta menghalauku agar tidak mendekati botak dan cepak lagi. “ Jangan meladeni mereka! “

“ Apa kau takut? “ Cepak mencari masalah lebih jauh lagi. “ Hah? “ Yuta berpura-pura tidak mendengar.

Cepak menaikkan nadanya lagi. “ Apa kau takut?! “ aku tidak bisa apa-apa, entah kenapa saat ini aku tidak berkata apapun lagi.

Lalu, seseorang menampar botak dan cepak. “ Jangan menganggu Yuta!! “ Orang itu adalah Yuki. “ Kalian boleh menggangguku tapi tidak dengan Yuta, jika kalian menganggu nya, aku tidak akan memaafkan kalian! “

Botak dan cepak merasa kesal, ia mendekati Yuki dengan tatapan tajam.

“ Sensei! Ada yang bertengkar nih. “ suara seseorang yang membuat Guru Bk kembali datang dan membawa botak serta cepak kembali ke ruangannya.

“ Bagus sana pergi!! “ gembiraku melihat botak dan cepak pergi.

Namun, kegembiraan ku menghilang karena melihat Yuta yang menatap lembut Yuki. Mataku berkaca-kaca, Yuta bahkan tidak pernah menatapku seperti itu.

“ Aku takut sekali. “ keluh Yuki menjatuhkan tubuhnya. “ Bodoh. Apa yang kau lakukan? “ balas Yuta.

“ Tubuhku bergerak sendiri. “ Yuki menundukkan pandangannya.

“ Jangan ceroboh, itu menyusahkan. “ Yuta mengulurkan tangannya dan Yuki meraihnya sambil menjawab dengan senyuman. “ Ya, aku tahu. “

Waduh? Perasan apa ini?

“ Maaf, hari ini aku pulang bersama dengan Yuki saja. “ ucap Yuta yang keluar sekolah bersamaan dengan Yuki tanpa bisa aku jawab apa-apa. Aku mencoba berlari mengejar keduanya tapi kedekatan mereka yang tampak sangat serasi membuatku memberhentikan langkah.

Kenapa hatiku sakit sekali?

Terpopuler

Comments

siti aisyah

siti aisyah

mana si fotografer...

2021-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!