Pandanganku terus menatap kearah lelaki tersebut, benar club model memang membutuhkan seorang photographer untuk para model agar lebih berkembang jauh lagi. Tapi aku bukan anggota club model, dan aku sama sekali tidak ingin.
“ Itu senpai, aku tidak bisa.. “ Aku merasa bersalah.
“ Kenapa? “ Reina tidak mengerti.
“ Lagipula senpai, masih banyak siswa lainnya benar kan? “
Aku mencoba keluar dari ruang club tetapi Reina menahan lenganku. “ Tidak, apa kau tidak tahu dia? Dia seangkatan denganku, dia photographer handal terlebih dia masuk ke dalam club hanya 1 semester saja dan aku ingin dia menjadi photographer mu saat lomba nanti. “
“ Senpai.. aku.. “ belum saja ucapan ku selesai, Yuta sudah menepis tangan Reina dari lenganku dan menarik keluar sambil berkata. “ Dia tidak ingin, jangan dipaksa! “
“ Kalau begitu, aku tidak masuk terimakasih. “ lelaki tersebut keluar dan berjalan menuju kelasnya.
Tanganku terus ditarik sampai ke lapangan. “ Lepaskan Yuta sakit. “ genggaman Yuta terlalu kuat sehingga membuat tanganku memerah, Yuta melepaskan tangannya “ Itu jadi permasalahannya kan? Memang selama ini Reina ingin menjadikanmu sebagai anggota club! Dan kamu hanya menjadi alasan lelaki-lelaki itu untuk masuk. “
“ Kenapa kamu marah-marah? “ aku tidak mengerti, Yuta tidak menjawab dan seketika otakku bekerja. Senyumku tertahan dan bertanya “ Apa kamu cemburu? “
“ Sudah masuk saja. “ Yuta memasuki gedung sekolah lagi, sedangkan pipiku memerah karena melihat sikap Yuta yang seakan-akan ia cemburu.
Yuta cemburu, Yuta cemburu.
Asik, asik. Batinku berjalan mengikuti Yuta.
Dan dalam beberapa hari kemudian, ponselku dipenuhi berbagai macam pesan, telepon yang masuk. Orang-orang tersebut adalah para siswa-siswa yang masuk dalam club model dengan alasan ingin mendapatkan nomerku, Reina menjadikan nomerku sebagai bahan masuknya anggota clubnya lagi.
Benar,benar sangat menyebalkan.
Tring-tring-tring
Telepon masuk dari ponselku, aku segera mengangkat dengan nada malas. “ Iya? “
Tidak ada jawaban dan dimatikan lagi panggilannya membuatku beranjak dari kursi dan berteriak tidak suka. “ Aaaaaaaa. “
Seluruh teman kelas mulai memperhatikan. “ Apa liat-liat? “ sinis ku menaruh kepala di atas meja lagi, Sayori duduk di bangku depanku. “ Ada apa lagi? “
“ Lihat. “ Aku memberikan ponselku yang isinya adalah pesan-pesan aneh dimulai dari, Hai, Hallo, Apa ini Mitsuki Haruno? Apa ini Haruno-senpai, Kamu cantik sekali.
“ Kenapa kamu tidak membloknya saja? “ Sayori ingin memakan rotinya tapi dengan cepat aku ambil dan ku lahap sambil menjawab. “ Sudah banyak kublokir, tapi mereka selalu memberi pesan lagi tanpa henti. “
“ Tidak mengganti nomor? “ Sayori mengambil rotinya dari mulutku.
“ Ibuku hanya memiliki nomer ini saja, nanti dia tidak bisa mengabariku lagi. “ aku terpaksa karena Ibuku tidak memiliki ponsel, ia selalu memakai telepon umum untuk meneleponku dari Hokkaido.
Katanya dia tidak bisa menggunakan ponsel biasa dan menurutnya sangat sulit sehingga ia hanya memakai telepon umum.
“ Hei, dia ini siapa? “ tanya Sayori yang melihat Instagramku, dia melihat komentar dengan akun @gokuku_ “ Dia selalu mengomentari fotomu. “
“ Tidak tahu. “ jawab singkat ku, Sayori melihat akun dari orang tersebut dan hanya terdapat foto-foto langit, tumbuhan, orang-orang, tidak ada sedikitpun foto dari orang tersebut. “ Biasanya orang yang menyembunyikan diri, dia yang tampan. “
“ Benar kan? Yuta saja media sosialnya tidak ada isi apapun. “ lanjut Sayori, benar memang orang yang tampan tidak pernah memamerkan dirinya sendiri dan aku bersyukur karena selalu melihat Yuta setiap hari.
TONG-TONG-TONG
Bel kebakaran berbunyi, seluruh siswa-siswi langsung berlari keluar dengan saling berdesak. “ HARAP TENANG, DAN MENGIKUTI PETUNJUK DARI WALI KELAS MASING-MASING. “ Suara speaker yang terdengar.
Bukannya tenang, murid-murid tidak berhenti berlari dengan teriakan dan keluar dari kelas. Aku yang ingin keluar terus berdesak-desak dengan yang lainnya membuatku risih, dan saat menuruni anak tangga untuk keluar gedung tidak sengaja seseorang mendorong tubuhku.
Aku menutup mata dan mengira bahwa aku terjatuh, tapi seorang lelaki menahan dengan memeluk tubuhku sehingga tidak terjatuh. “ Hati-hati kalau jalan. “ ucapnya.
Perlahan kubuka mata, dan melihat mata orang-orang yang tertuju kepadaku begitu juga dengan Yuta. Aku melepaskan pelukan dan melihat siapa orang yang menyelamatkanku, dan dia adalah lelaki photographer tersebut.
Jika diperhatikan dari dekat, wajah lelaki itu sangat tampan terlebih dengan lesung pipinya yang membuat senyumannya terlihat sangat manis.
Tidak, tidak. Pikirku menggelengkan kepala, aku tidak boleh memperhatikan pria lain selain Yuta, karena hanya dia satu-satunya orang yang selama ini harus aku lihat.
“ Terimakasih. “ kataku mendorong tubuhnya dan berjalan mendekati Yuta, “ kamu tidak apa-apa? “ tanyanya.
Senyum lelaki itu mengambang sekali lagi dengan perasaan tertarik.
Tidak lama kemudian, Kepala Sekolah datang dan menjelaskan bahwa itu hanyalah kejahilan dari anak wali kelas 2-3 yaitu Jacob.
“ Wah, sangat menyebalkan. “ gumam ku memasuki gedung sekolah lagi, lalu seorang anak kecil tidak sengaja menabrak tubuhku hingga ia terjatuh dan menangis. “ EHHH?? “
“ Jangan menangis. “ aku mencoba menenangkannya. Kemudian Jacob datang dan menghampiriku. “ Kamu kenapa? “ khawatir.
Ah dia, anak Jacob yang sudah menjahili satu sekolah.
“ Ayah, dia yang menyuruhku untuk menyalakan bel kebakaran karena katanya agar bisa berduaan dengan lelaki itu. “ Anak Jacob seenaknya berbicara agar tidak terkena marah dari Jacob.
“ APA... TI.. “ ucapan ku dipotong oleh seorang lelaki photographer. “ Bocah idiot!! Seenaknya kau berbicara seperti itu, apa kau tidak tahu tadi perempuan ini hampir saja terluka karena kejahilan kamu?! “
“ Jangan berbicara kasar kepada anak kecil! “ seru Jacob melindungi anaknya sendiri.
“ Ayah melindungi seorang anak? Wajar saja sih. “ Lelaki itu mengangguk-anggukan kepala dengan wajah datar nya, Jacob berdiri dan menatapku serta lelaki tersebut. “ Kalian berdua, ikuti Sensei! “
“ Yuta, tolong aku!!! “ pintaku menggenggam jemari tangan Yuta.
“ Sensei dia tidak salah, dari tadi dia berada di kelas dan tidak pernah bertemu dengan anakmu. “ bela Yuta.
“ KALIAN BERTIGA, IKUT SENSEI!! “
Ketiganya tidak punya pilihan selain mengikuti Jacob ke ruang guru, di sana mereka di interograsi tapi terbukti tidak salah. Jadi, ketiganya sudah boleh keluar untuk istirahat makan siang.
“ Sayoriii!!! “ teriakku dengan nada mengeluh menghampiri Sayori yang duduk sendirian dengan makanannya di Kantin, siswi-siswi di Kantin berteriak saat lelaki photographer tersebut datang.
Mereka mulai mengerumuni photographer itu dan menggodanya, aku mengerutkan alis tidak mengerti.
Siapa lelaki itu? Kenapa kelihatannya dia sangat terkenal?
Tanpa perduli apa-apa, aku mengambil sosis milik Sayori. “ Anaknya Jacob sudah gila, masa dia menuduhku yang menyuruh anaknya untuk menyalakan peringatan kebakaran, gila anak itu. “ jelas ku kepada Sayori.
“ Memang wajahmu itu pantas sebagai pelaku utama. “ ejek Sayori.
“ AAAA. “ teriak seorang perempuan dengan kacamata karena seorang lelaki bertubuh besar melemparkan makannya tepat di baju perempuan tersebut.
Perempuan itu adalah murid baru dari kelas 2-4 yaitu Yuki Sasagawa, murid baru yang selalu jadi bahan tindasan oleh siswa senior kelas 3.
Siswa-siswi yang sedang makan di kantin mulai memperhatikan kearahnya dengan senior-senior tersebut yang satu berambut botak dan satu lagi berambut cepak, sangat jadul dan tidak keren.
Tapi otot-otot dari tangannya terlihat sangat besar membuat siswa-siswi takut dengan keduanya.
“ Yuki-san, maaf ya. “ kata lelaki berambut botak.
“ Kami minta maaf, bisakah kau memberi kami uang? “ lelaki berambut cepak tanpa bersalah sedikitpun.
“ Sepertinya mereka ingin merokok, karena itu mereka menganggu Yuki. “ ujar Sayori. “ Tidak mungkin. “ Aku tidak percaya, di jaman sekarang masih saja ada yang menganggu orang lain.
“ Ayolah, kok diam? “ rambut botak menumpahkan air kotor di piringnya, wajah Yuki sudah terlihat sangat ketakutan, tubuhnya bergetar. “ Ayo Yuki makan, Ayo Yuki makan! “ serentak keduanya membuatku berdiri dan menatap tajam keduanya.
“ Kalian diam lah! “ Aku menepuk meja berjalan mendekati lelaki berambut botak dan cepak. “ Oh, ada si cantik Haruno! “ si botak itu ingin memegang wajahku tapi lelaki photographer menahannya dengan sangat kuat sehingga lelaki botak tersebut merasa kesakitan.
“ Jangan menyentuh wajahnya, tangan kalian kotor. “ sinis lelaki photographer.
“ Siapa kau? “ lelaki botak tidak tahu siapa orang yang memegang lengannya. “ Hei, dia itu, itu ketua dari geng imperal! “ cepak menyikut lengannya dan berlari sambil menundukkan pandangannya.
Mendengar nama geng imperal, lelaki botak langsung berlari saat lelaki photographer melepaskan tangannya.
“ Pergi kau sana, pergi! “ banggaku. “ Apa kau ti... “
“ Apa aku boleh duduk disini? “ Yuta duduk berhadapan dengan Yuki. “ Kau mau aku ambilkan lagi makanan? “
Bibirku terkatup rapat melihat perilaku Yuta yang sangat perhatiaan kepada Yuki, tapi tidak-tidak.
Dia memang selalu perhatian kepada perempuan yang ditindas, aku tidak boleh salah mengartikannya.
••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
siti aisyah
apakah Yuya tertarik dgn Yuki....dan akan melupakan haruco... 😱
2021-04-27
1