Bunga sakura yang bermekaran di taman sekolah membuatku terus menatap tanpa henti, rasanya seperti aku jatuh cinta.
Iya, jatuh cinta kepada Yuta.
Perasaan ini tidak pernah aku ungkapkan, lebih baik aku menunggu dan jika waktunya sudah pas aku akan mengungkapkannya dengan kesan yang tidak akan terlupakan sedikit pun.
Jatuh cinta dengan sahabat sendiri wajar bukan? Sangat wajar.
Berawal dari pertemanan, terjebak dalam perasaan. Itu sudah sering, dan aku mengalami hal tersebut.
Tapi kepercayaan diriku meningkat bahwa Yuta memiliki perasaan yang sama denganku, karena selama ini tidak ada yang bisa mendekatinya dan Yuta selalu menolak perempuan dengan berbagai macam alasan.
Tunggu, aku tidak boleh terlalu percaya diri?
Tenang saja, Yuta memiliki perasaan yang sama denganku.
10 tahun yang lalu.
Sejak Ibu Yuta meninggalkannya dengan pria lain, Yuta selalu menjadi bahan ejekan di kelas dan aku selalu melihatnya walaupun dari jauh.
“ Apa benar Ibumu meninggalkanmu? “ ledek seorang bocah lelaki bertubuh gendut.
“ Iya, dengan pria tua lagi. “
“ Hahaha, seperti drama saja. “
Yuta hanya terdiam, menundukkan pandangannya tanpa bisa berbicara apa-apa. Entah kenapa aku merasa kesal dengan sosok Yuta yang diam tanpa bisa berkata-apa padahal biasanya ia selalu marah dan berkata kasar kepadaku.
“ Pria tua. “
“ Anak dibuang. “
“ Pria tua. “
Kesabaran Yuta sudah habis, ia beranjak dari kursi dengan tangan mengepal.
“ Kau marah? “
“ Kau marah, kan? “
“ Dia marah! “
Pada hari itu, aku memberanikan diri berjalan mendekati Yuta dan memarahi ketiga bocah lelaki tersebut. “ Hei, kalian apa tidak ada otak? “
“ Kenapa kau ikut-ikutan Haruno? “
“ Jangan ikut-ikutan! “
“ Pergi atau kupanggil guru! “ ancamku memegang lengan Yuta.
“ Panggil saja, kami tidak takut! “
Mereka menganggap ancamanku hanya sebuah candaan saja, Yuta yang tidak bisa menahan emosi memukul kepala salah satu bocah gendut dengan kepalanya dan ingin memukul mereka dengan bangku.
“ Yuta jangan! “
Ketiga bocah lelaki tersebut keluar dari kelas sambil berteriak. “ Panggil guru!! “
Melihatku berada di hadapan Yuta, ia mengurungkan niatnya untuk memukul mereka dan menaruh bangkunya di tempat semula. “ Biarkan saja mereka, mereka tidak pantas dilayani! “ kataku.
“ Yuta, dengarkan baik-baik. “ Aku bertolak pinggang dengan angkuh. “ Tak peduli apa pun, aku akan selalu berada di sampingmu. “
Mulut Yuta tertutup rapat-rapat, ia menundukkan pandangannya dan menghapus air matanya. Aku yang melihat kondisi Yuta tidak seperti biasanya, dan mengusap kepalanya agar menenangkan Yuta.
Waktu itu kami berdua hanya teman kelas biasa yang selalu bertengkar, tapi hari itu benih cinta mulai muncul.
Saat itu, aku selalu menginginkan seseorang yang melindungiku. Hal itu berubah menjadi perasaan ingin melindungi Yuta.
Dan seiring bertambahnya usia kami, aku sadar bahwa perasaan itu..
Berubah menjadi cinta.
Back-
“ Apa yang sedang kamu lamun kan? “ tegur perempuan bernama Nakajima Sayori, satu-satunya teman dekatku di SMA.
Lamunanku buyar, aku menggeleng-gelengkan kepala dan menjawab. “ Tentang perasaanku. “
“ Wah, kamu sebegitu sukanya dengan dia? Kenapa tak kau nyatakan saja perasaanmu? “
“ Tidak, tidak. Aku harus menunggu waktu yang pas, mengerti? Tunggu. “ Aku menoleh kearah Yuta yang duduk di kursinya sambil menggunakan headphone. “ Atau aku menunggu dia saja yang akan menyatakan cintanya kepadaku? “
“ Sampai kapan? Kalau dia tidak menyukaimu, kamu tua pun dia tidak akan menyatakan cinta. “ Sayori duduk di kursi depanku. “ Dan kamu akan menyesal karena dia akan diambil oleh orang lain. “
“ Oh? Serius? “ Aku tidak percaya dengan hal itu, karena seorang Yuta tidak mungkin jatuh cinta dengan perempuan manapun. “ Penasaran deh akuu.. “
TENG-NENG-TENG-NENG
Bel sekolah berbunyi, wali kelas dengan panggilan Jacob
memasuki kelas 2-3 yaitu kelasku. Kepalanya yang botak, tatapannya yang mengerikan tapi suaranya yang seperti seorang wanita. “ Saya wali kelas kalian. “
Tawa seisi kelas, tidak dengan Yuta.
Memang dia pelit untuk tersenyum, apalagi untuk tertawa.
“ Tapi tak apa-apa. “ gumamku menopang dagu di atas meja dan terus memperhatikan Yuta tanpa henti.
Sampai akhirnya, seluruh kelas memanggilku bersamaan. “ Haruno!! “
Lagi-lagi, aku terus melamun. Memang rasa cintaku kepada Yuta sama dengan bunga sakura yang begitu cantik, aku tidak bisa berhenti memperhatikan Yuta.
“ Ada apa? “ aku tidak mengerti karena teman kelas menatap tajam ke arahku.
Dari belakang, Sayori mendorong bangkuku dan berbisik. “ Perkenalkan diri kamu cepat!! “
Mataku melebar terkejut, mendengar perkataan Sayori aku langsung beranjak dari kursi. “ Namaku Mitsuki Haruno, salam kenal. “
“ Kau bukan siswa kelas 1 baru, kenapa sampai salam kenal segala? “ sinis dari Jacob membuat mulutku berkomat-kamit tanpa suara dan kembali duduk.
Setelah perkenalan lama kepada wali kelas baru, terakhir di bangku paling belakang dekat pintu adalah Yuta. Ia beranjak dari kursi dan memperkenalkan dirinya, “ Yamazaki Yuta. “
Seluruh siswi-siswi kelas mulai berbisik tentang kegantengan dari Yuta dan sikap cool yang terlihat dari Yuta, aku mendesah kesal. Hal ini terjadi sama persis dengan kelas 1, semua perempuan di kelas terus membicarakan Yuta tanpa henti.
Rasanya aku ingin merobek mulut para perempuan yang membicarakannya, kurobek dan makan agar mereka mengetahui darah di dalam tubuhku bergejolak ingin memaki.
Hari pertama masuk sekolah, berbagai club sekolah sudah melakukan promosi kepada siswa-siswi baru seperti club basket, volly, baseball, jurnalis, sains, dan banyak hal lain.
Aku? Sama dengan Yuta, club pulang.
Tidak melakukan kegiatan club sama sekali.
Perkenalan dari wali kelas hanya sebatas datang saja, selanjutnya terserah kelas ingin membuat perwakilan kelas seperti ketua kelas, bendahara dan sekretaris. Tapi Yuta sama sekali tidak ingin ikut, ia berjalan keluar yang diikuti olehku dari belakang.
“ Kenapa keluar? “ tanyaku.
“ Bosan. “ jawabnya memainkan game dalam ponselnya.
“ HARUNO!!! “ teriak salah satu senior dari sekolahku yang juga adalah ketua dari club model yaitu Reina Yamada, ia memegang bahuku dan memberikan kertas formulir club.” Apa ini? “ aku tidak mengerti.
“ Tolong masuklah Haruno, oke? Musim semi ini kami ada lomba dan tidak ada sekali yang cocok sebagai tema musim semi kecuali kamu. “ katanya berharap aku memasuki club model, sejak kelas 1 aku selalu ditawari menjadi anggota club model karena memang aku sangat terkenal dalam instagram atau bisa dibilang aku adalah seorang selebgram.
“ Kalau begitu bisakah kamu tawari murid-murid kelas 1 yang beramai-ramai di luar? “ pinta Reina.
“ Sebagai imbalannya? “ aku tidak ingin menerima tawaran dari Reina hanya cuma-cuma saja. Lagipula wajahku ini mahal untuk hanya dijadikan sebagai promosi kelas 1 masuk ke dalam club.
“ Oke, gimana makan siang aku bayari? “
“ Tidak, belum imbalan yang pas. “ aku melipat kedua tangan di atas perut.
“ Baik, aku belikan lipgloss keluaran terbaru dari MJ. “ katanya dengan terpaksa, karena jika tidak seperti itu tidak akan ada yang masuk club model apalagi wajah-wajah dari club model yang tidak sebanding dengan clubnya. “ Tambah makan ramen, deal? “ aku tidak bisa meminta lebih karena harga dari lipgloss MJ saja sudah sangat mahal.
“ Oke, deal. Cepat ke depan “ Reina mendorongku ke luar dari gedung sekolah tapi sebelum aku keluar, pertama aku pamit terlebih dahulu kepada Yuta yang tengah bersandar di dinding. “ Aku keluar dulu ya bye bye. “
Di depan gedung sekolah sudah terdapat 200 orang siswa-siswi baru yang sedang mencari club untuk mereka masuki, ada yang tertarik ada juga yang tidak.
Dengan senyum yang mengambang, aku mendekati siswa-siswi baru dengan senyuman kecil dan berbisik tepat di telinganya. “ Masuk ya. “
“ Wah cantik sekali, aku masuk. “ Siswa-siswa yang terpesona dengan kecantikanku.
Perlahan aku mendekati lelaki yang tengah berdiri dengan camera dan menatap beberapa orang, lelaki itu adalah orang yang tadi telat bersamaku. “ Hei, ternyata kau kelas 1 ya? “ aku menyikut lengannya dan memberikan kertas formulir sambil berbisik tepat di telinganya. “ Masuk ya. “
Senyum miring terlihat dari lelaki tersebut, aku berjalan kembali dan mencari murid kelas 1 lainnya.
Sekitar 1 jam aku sudah membagikan kertas formulir, kaki dan tanganku sangat pegal. “ Ah aku tidak ingin melakukannya lagi. “ keluhku bersandar di bangku kelas.
“ Kamu tidak menyukainya tapi kenapa mengikuti permintaan dari senpai tadi? “ Yuta mendekatiku dan memberikan susu dingin, aku segera meminumnya dengan perasaan bahagia bahwa Yuta peduli kepadaku. “ Tawarannya sangat bagus, apalagi lipgloss keluaran terbaru dari MJ itu berada di nomer 1. Dan uang aku menipis bulan ini, jadi aku tidak punya pilihan lain benar kan? “
“ HARUNO!! “ teriak suara yang sangat familiar di telingaku, iya dia Reina. Ia memasuki kelasku dan menarik lenganku, “ kenapa bukannya aku sudah selesai? “
“ Cepat ikuti aku. “ ujar Reina, Yuta juga mengikuti karena ia penasaran apa yang terjadi. Sampainya di ruang club, terdapat banyak siswa-siswa yang sudah mendaftar tapi mereka protes karena aku aslinya tidak memasuki club ini.
Satu-satunya orang yang harus dipertahankan dari club model adalah lelaki telat tadi, ia adalah bagian penting dari club model.
Iya, dia seorang photographer.
“ Dia ingin kamu masuk kesini, jika tidak dia tidak ingin menjadi photographer. Dia itu sangat penting Haruno, tolong ya? “ wajah Reina yang penuh harapan dan anggota club lainnya.
Sedangkan lelaki tadi hanya tersenyum dengan lesung pipi yang terlihat, rahang tajam dan berkata. “ Halo, Mitsuki Haruno. “
••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
ALIN SABRINA
semangat kaaaa
2021-02-20
1
___workflow
eh ada si ju da wkwk
2021-01-02
1