Karena Fazi masih bingung dengan 2 mimpi yang dialaminya, akhirnya Azi berani bercerita tentang mimpi pada pak Sastra. Azi berjalan menuju ke balkon rumahnya yang menjadi tempat favorit bagi pak Sastra, alasan menemui pak Sastra karena Azi merasa bahwa perlu bercerita kepada papanya mengenai mimpinya yang tidak biasa.
"Pa.... Azi mau mau" Azi memecah keheningan di tambah dengan rasa bimbang.
"Mau apa?" Saut Pak Sastra sambil menoleh ke Azi.
"Langsung aja ya Pa, Azi mau cerita tentang mimpi yang Azi alami dua hari berturut-turut" Tambah penjelasan Azi sambil menatap Pak Sastra.
"Mimpi apa Zi ? " diikuti tanda tanya dipikiran pak Sastra.
"Jadi dua hari ini Azi mimpi pertama dijodohkan la yang kedua mimpi perempuan"
Jawab Azi yang.
"Wah...wah...wah ini adalah kode keras tandanya kamu harus segera menikah" Saut pak Azi.
"Mau menikah tapi tidak punya calon gimana pa, masak mau nikah sama bantal guling"
Jawab Azi sambil melempar guyonan.
"Kalu mau juga gak papa kok, asal jangan menyesal diakhiri aja. Ingat perkataan adalah doa jadi berkatalah yang baik karena doa bagi sampeyan" sambil tersenyum kemudian memberikan ceramahnya.
"Iya pa..Iya pa, kalu mimpi Azi yang pertama papa kasih surat berisi wasiat dari mama bahwa Azi harus menikah dengan pilihan mama karena itu nazar mama papa serta teman mama papa, kemudian mama bilang maaf bila mama egois karena dijaman moderen masih ada perjodohah" Penjelasan Azi.
kemudian pak Sastra masih mengingat ingat Nazar yang perjodohan antara dirinya, istrinya dan temannya.
"sebentar Papa ingat ingat dulu........O iya papa ingat mama dan papa dulu punya teman yang luar biasa namanya Rizal Adi Prawira seorang mahasiswa pintar namun dari keluarga yang sederhana,kami berteman baik dari awal masuk kampus, lulus, kerja dan menikah.namun papa kini kehilangan nomor hingga putus kontak dengan om Rizal kira kira sejak 16 tahun lah semenjak dia pindah rumah dan pindah kantor, memang dulu kita punya nazar kalu anak kita laki-laki dan perempuan ataupun sebaliknya kita akan jodohkan, tapi seingat papa dia memiliki anak perempuan mungkin sekarang lulus SMA," Penjelasan pak Sastra.
"Apa baru lulus SMA...Kalau papa jodohkan dengan anaknya om Rizal kan nggak pas masak nikah sama anak ABG" Jawab syok dari Azi.
"Jangan gitu kali kali dia lebih dewasa dari sampeyan karena umur tidak menentukan kedewasaan seseorang, kadang kala muda namun pikirannya dewasa begitu sebaliknya,
ingat jangan menilai kalu belum bertemu" Kata pak Sastra.
"Iya pa maaf kalu Azi sering menilai seseorang secara kekurangan dia" Maaf Azi karena salah menilai seseorang.
"iya...iya lain kali tolong kamu lebih bisa menghargai dan menilai seseorang, mimpi yang kedua apa ?" Tanya pak Sastra.
"Ehehehehehehe....seingat Azi kaya pas mau berangkat kerja terus ada wanita cantik banget keluar dari rumah sambil menyodorkan tangannya pas mau lihat mukanya eh kebangun, nanggung banget pa."
"Hhhhhhhhhhhhhhhh......Berati itu mimpi bagus dari Allah bahwa jodohmu udah dekat siap siap aja kali kali papa ketemu sama om Rizal kali kali anak mau sama kamu kalu pun tidak semoga calon istrimu adalah muslimah sejati....Aamiin." Jawab pak Sastra sambil mendoakan terbaik bagi anaknya.
"Aamiin pa.... Makasih atas doanya semoga Azi senantiasa dapat membahagiakan papa dan almarhumah mama, o iya pa kenapa om Rizal pindah rumah dan kerja ?" Tanya Azi pada pak Sastra.
"Dulu setahu papa, om Rizal sedang membangun perusahaan miliknya sendiri, sehingga diperlukan banyak modal makanya dijuallah rumahnya untuk menambah biaya pembangunan perusahaan, sehingga ok Rizal memilih untuk mencari rumah yang lebih sederhana, itu rencana pas bila sama papa tapi nggak tahu bagaimana kelanjutan cerita mereka, semenjak pindah rumah dan nomor hilang om Rizal hilang nomor papa juga ganti, tapi ingat om Rizal adalah orang pertama yang papa kenal walupun sudah bergelimang kesuksesan dari awal kenal sampai sukses hidup tetap sederhana dan kali sudah kenal orangnya sangat menyenangkan" Jawab pak Sastra sambil meminum kopi hangat Cerita pak Sastra kepada Azi yang penasaran.
"O...Makin penasaran sama om Rizal semoga bisa bertemu dengan orangnya bisa menambah motivasi menuju kesuksesan" Jawab Azi dengan rasa penasaran dan kagum tentang cerita pak Sastra.
"Pasti anaknya gak jauh beda sama bapaknya kan pepatah mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonnya, in sya Allah anak om Rizal mesti memiliki perwatakan yang sama, kalu jadi istri kamu makin sempurna lah sampeyan" Ejek pak Sastra.
"Hanyalah Allah yang tahu pa... tapi kemarin aku denger ceramah ustadz kondang itu UAS tahu kan pa, bahwa bila ibunya baik maka anak juga baik bila ayak baik naka belum tentu baik" belum selesai bicara pak Sastra sudah menjawab.
"Tante Citra itu baik kok orangnya pokoknya cerminan dari om Rizal lo Zi, kan pepatah mengatakan pasangan adalah cerminan dari dirimu bila dirimu baik maka pasanganmu juga baik bila dirimu kurang baik maka pasanganmu juga kurang baik, lelaki baik untuk wanita baik dan laki kurang baik untuk perempuan kurang baik karena, makanya semoga sampeyan tetap dalam jalan Allah agar mendapatkan jodoh yang baik" Penjelasan Pak Sastra pada Azi yang serius ketika pak Sastra berbicara.
"Wah wah papa tahu semua tentang keluarga om Rizal yah pokoknya semoga papa dan Azi diberikan rezeki agar dapat bertemu keluarga om Rizal...Aamiin, ya udah pa Azi mau salat isya pas lihat jam kok udah jam 20.00. Assalamualaikum" Jawab Azi sambil berpamitan.
"Waalaikumsalam,Aamiin....Ya sudah salat setelah itu istirahat kali mimpi lagi cerita sama papa" Perintah pak Sastra.
"Siiap... selamat malam pak" Jawab Azi seraya berjalan menjauhi pak Sastra.
Pak Sastra masih duduk termenung mengenai cerita Azi sambil mengingat ingat perjanjian antara dirinya, istrinya dan Rizal.
"Kalau sampek kita ketemu lagi aku janji akan menjodohkan anak kita," Pak Sastra bermonolog sendiri.
Azi yang dikamar setelah melakukan salat isya masih berdiri menatap langit dengan kilau bintang dan bulan yang membentuk bulat sempurna.
"24 tahun umur ku, muda iya, ganteng ya lumayan sukses iya taat pada agama dan orang tua iya, pokoknya paket komplit...... Astagfirullah kenapa aku membanggakan diriku sendiri yang masih banyak dosa ya Allah maaf kan hambamu ini" Azi bermonolog sendiri sambil menggelengkan kepala, karena kantuk sudah datang Azi pun bergerak ke tempat tidurnya untuk menuju alam mimpi.
Sekian nantikan kelanjutannya.
Baca diBAB berikutnya ya pembaca setia novel "CINTA DALAM WAKTU"
DIPRA mengucapkan terima kasih atas bantuan berupa like, komen membangun dan selalu membaca novel CINTA DALAM WAKTU tidak lupa jadikan novel favoritmu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments