5 | Kehidupan baru

...****************...

"Baiklah Rei, kami pergi dulu! Selama kami pergi kau jangan kemana-mana. Jaga rumah, dan tunggu sampai kami pulang. Aku tidak mengizinkanmu keluar karena aku takut kau tersesat, apalagi ingatanmu belum kembali. Oh ya, aku sudah siapkan camilan di dalam kulkas. Jika kau lapar kau bisa ambil saja di dapur oke?!"

"Oke!".

"Jika kau bosan kau bisa menonton televisi atau menonton film, kau juga bisa bermain game di kamarku! Aku tidak mengunci kamarku, jadi jika kau merasa bosan kau bisa bermain game disana. Aku akan pulang jam dua siang, jadi nanti setelah aku pulang. Kita bisa bermain bersama!" Tutur William.

"Oke aku mengerti!"

"Ya sudah kalau begitu aku dan Will, pergi dulu! Jaga rumah, dan jaga dirimu sampai kami pulang!" Kata Elvina.

"Iya, kalian juga hati-hati di jalan, aku akan menunggu kalian sampai pulang!" Rei tersenyum. Elvina dan William pun mulai beranjak pergi dari sana, meninggalkan Rei seorang diri yang tengah berdiri di depan rumah sambil tersenyum ke arah mereka. Rei masih di sana hingga akhirnya Elvina dan William menghilang dari pandangan nya. Ia terdiam untuk sesaat, rasanya baru kali ini dirinya merasakan perasaan seperti ini.

"Jadi… begini rasanya memiliki keluarga? Begini rasanya memiliki seseorang yang ku nantikan selama mereka pergi? Rasanya aku benar-benar terharu, berkat William dan Elvina aku jadi bisa merasakan perasaan seperti ini. Sepertinya memang dengan berada di kota ini aku akan menemukan siapa jatidiri ku yang sebenarnya, siapa aku di masa lalu dan siapa keluarga ku. Semoga aku datang ke tempat yang tepat!" Rei membatin. Hembusan angin seketika membuat dirinya tersadar dari lamunannya, ia baru menyadari bahwa kini dirinya benar-benar sendirian.

"Ah, sekarang yang bisa ku lakukan hanya menunggu mereka sampai pulang," gumamnya. Rei kemudian berjalan memasuki rumah dan kemudian menutup pintu nya rapat.

...****************...

"Apa kau yakin dia akan baik-baik saja selama kita pergi? Aku khawatir terjadi apa-apa dengannya sementara kita pergi!" Ucap William pada Elvina. Sejak tadi dirinya menyembunyikan rasa khawatirnya terhadap Rei.

"Ya aku yakin! Kau tenang saja, Rei pasti bisa menjaga dirinya selama kita pergi. Lagipula kau dan aku pergi tidak akan terlalu lama, hanya setengah hari saja. Setelah itu kita akan bertemu lagi setelah kita sampai di rumah!"

"Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu sementara kita pergi? Misalnya Joe tiba-tiba datang dan menangkap nya? Bagaimana? Kan bisa saja!"

"Aish kau ini! Berhenti berpikiran negatif, itu tidak akan terjadi! Lagipula Joe kan baru bertemu denganku kemarin, dia juga pastinya tidak akan tahu dimana rumah tempat kita tinggal! Jadi kau tenang saja!"

"Tapi bisa saj—"

"Busnya sudah datang!" Elvina memotong ucapan William, sebuah bus baru saja tiba di hadapan mereka. Elvina dan William lantas masuk dan duduk di tempat yang kosong. Karena jarak sekolah William dan kantor Elvina yang satu arah membuat mereka sering kali pergi bersama agar menghemat waktu, dan lagi sebenarnya selain di berikan fasilitas rumah oleh bosnya. Elvina juga di berikan fasilitas berupa transportasi, tapi sayangnya mobil yang sering ia pakai untuk pergi ke kantor itu mengalami banyak kerusakan yang cukup parah membuatnya harus di kirim ke bengkel untuk di perbaiki. Maka dari itu Elvina dan William akhir-akhir ini sering sekali pergi bersama dengan menggunakan bus.

...****************...

Waktu berlalu, sudah banyak waktu yang Rei habiskan dengan melakukan banyak hal tanpa adanya kehadiran William dan Elvina di rumahnya itu. Kini dirinya bosan, tidak ada yang dapat ia lakukan dan tidak ada lagi yang dapat membuatnya merasa tertarik untuk melakukan aktivitas apapun disana.

"Bosan!" Gumamnya. Rei saat ini tengah terbaring di atas sofa yang berada di ruang tengah, ia terbaring dengan rasa bosan yang menyelimuti dirinya, televisi menyala tetapi tidak ada acara yang menyenangkan untuk ia tonton, beberapa bungkus makanan berserakan di atas meja. Kedua mata lelaki itu menerawang langit-langit ruangan itu, ia kemudian menghela napas untuk yang ke sekian kalinya.

Rei lalu mengalihkan perhatian nya ke arah jam yang tergantung di dinding. Jam itu kini telah menunjukkan pukul sebelas siang, ada sekitar beberapa jam lagi sebelum akhirnya William pulang sekolah.

"Masih lama, dan aku sudah mulai bosan!" Ia bergumam, matanya kemudian memandangi jarum jam berwarna merah yang bergerak mengitari ke dua belas angka di jam itu, bergerak berputar menghitung detik yang terbuang. Perlahan tanpa di sadari, Rei mulai terlelap tergusur ke alam mimpi hingga akhirnya tidur dengan pulas di atas sofa berselimutkan keheningan.

...****************...

"Hari ini kita latihan di tempat biasa!" Ucap Brian pada kedua temannya. Brian adalah salah satu teman yang dekat dengan William, mereka duduk di satu kelas yang sama.

Saat ini William baru saja menyelesaikan pelajaran terakhir nya di kelas, dan orang-orang penghuni sekolah itu sudah mulai bubar satu persatu meninggalkan sekolah, dan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. William tengah membereskan barang-barang nya ke dalam tas, di dalam kelas itu hanya tersisa beberapa orang lagi saja.

"Latihan?" William terdiam sejenak, ia baru saja ingat jika hari ini dirinya memiliki jadwal untuk berlari bersama dengan club' sepak bolanya.

"Iya! Apa kau lupa?" Brian menatap William yang tampak terkejut dengan ucapannya tadi.

"Ah tidak, aku tidak lupa!" Elaknya. "astaga! Bagaimana bisa aku lupa jika hari ini aku harus latihan? Sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku takut Rei kecewa dengan ucapanku tadi pagi, ditambah lagi aku lupa tidak meminta nomor telpon nya terlebih dahulu padanya," batinnya.

"Will! Ayo!" Brian membuat dirinya tersadar seketika, "ah ya, ayo!" William beranjak bangun dari tempat duduknya dengan tas punggung berwarna hijau di pundaknya, ia kemudian berjalan bersamaan dengan Brian keluar dari ruang kelasnya hendak pergi menuju gedung olahraga tempat dimana club' mereka biasa berlatih.

"Apa lebih baik aku telpon ke rumah saja? Iya, lebih baik aku telpon saja ke rumah dan menjelaskan semuanya pada Rei!" William mengeluarkan ponsel nya kemudian mulai mencari nomor telpon rumahnya untuk menghubungi Rei dan menjelaskan bahwa hari ini dirinya tidak bisa pulang lebih awal seperti biasanya.

TUUUT—

Suara itu terus saja terdengar sejak tadi menandakan bahwa tidak ada orang yang menjawab telpon nya.

"Astaga kenapa Rei tidak menjawab telpon nya? Apakah dia baik-baik saja? Aku jadi agak cemas!" William membatin. Raut wajahnya berubah seketika saat menyadari tidak ada orang yang menjawab panggilan masuk ke telpon rumahnya.

"Kau kenapa? Tampaknya sangat cemas, ada yang kau khawatir kan?" Tanya Brian yang sejak tadi menyadari raut wajah temannya itu berubah.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya merasa khawatir karena tidak ada yang menjawab telpon ku ke rumah!"

"Memangnya siapa yang akan menjawabnya? Bukankah kakakmu itu masih bekerja di jam-jam seperti ini? Itu berarti tidak ada siapa-siapa di rumahmu kan?"

"Iya memang benar. Tapi bukan kakakku yang ada di rumah, sepupuku Rei!"

"Rei? Ooh ya aku ingat, laki-laki yang waktu itu kan? Tapi bukankah sepupumu itu hilang sejak lama? Bagaimana mungkin dia bisa tiba-tiba dirumahmu?"

"Ya, jadi kemarin dia baru saja ditemukan oleh kakakku. Dan anehnya sikapnya berubah serta dia tidak bisa mengingat apapun tentang masa lalu nya!"

"Benarkah? Apa yang terjadi dengannya? Apakah dia amnesia?"

"Aku tidak tahu, tapi yang pasti aku khawatir dia pergi dan hilang lagi, atau terjadi sesuatu sementara aku dan kakakku pergi keluar!"

"Kau tenang saja, aku yakin dia akan baik-baik saja. Lagipula kemana dia akan pergi jika dia hilang ingatan? Mungkin saja dia tidak menjawab telpon mu karena sedang di toilet barangkali!" Brian merangkul pundak William.

"Ya kau benar bisa jadi juga kan."

"Nah maka dari itu lebih baik kita fokus latihan!"

"Ya sudah ayo!" William dan Brian berjalan beriringan menuju gedung olahraga.

...****************...

Terpopuler

Comments

Dinda Natalisa

Dinda Natalisa

Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.

2021-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!