Ditengah perjalanan pulang sekolah Hans teringat belum membeli sapu dan buku dia mengajak Andi untuk menemani, Padahal rencananya Andika dan Febri yang mau ia ajak tapi mungkin gak keburu mengingat mendung sangat tebal tinggal menunggu detik-detik jatuhnya saja.
“Andi, bisa temani aku ke toko dulu“ kata Hans masih mengayuh sepeda ontel beriringan.
“Oke mumpung belum hujan mau beli apa ?” tanya Andi tanpa menoleh fokus dengan jalan yang sedikit berlobang.
“Beli buku dan sapu, cari di toko depan saja ya ada lengkap !“ sambil meminggirkan sepeda bersama.
Setelah mendapatkan barangnya mereka kembali mengayuh sepeda pulang sebelum hari mulai gelap. Mereka hampir sampai rumah Hans merasakan ada yang mengikutinya dari belakang.
"Siapa ya batinnya agak merinding."
Sampai di rumah Hans masuk dan langsung mengunci pintu rumahnya. Perlahan dia mengintip dari balik kaca jendela rumahnya siapa yang mengikutinya.Tidak ada siapapun yang dia lihat lewat jendela kaca itu.
Tiba-tiba ... tok ...tok
Suara pintu diketuk dari luar. Tak melihat siapapun ketika Hans mengintip.“Siapa ?” tanya Hans
“Aku Andika” Huft, lega batin Hans membukakan pintu.
“Hai kamu kenapa brow, pucat banget ?” Andika menjitak kepala Hans.
“Auww ... sakit tahu lagian ngapain buntuti aku tadi hah! “
“Eh, kenapa kamu takut ya?” Hans mendelik sambil pergi ke dapur memeriksa makanan.
“Dika ini masih ada makanan ayo makan dulu sambil nunggu Febri anak itu jadi kemari gak ya? ”
“Tahu tuh mungkin bannya bocor di jalan “
“Gak baik berpikir negatif ayo makan dulu keburu dingin nanti kalau Febri datang aku panaskan lagi” Mereka makan dengan lahap karena kelaparan pulang sekolah.
Tok ... tok ...
“Nah panjang umurnya tuh anak “ kata Hans.Hans membukakan pintu kyaaa...
“Eh pak RT ada apa pak ?“ ternyata Hans salah menebak.
“Ibu atau bapak ada Hans? Ini mau minta iuran untuk pos ronda“
“Maaf pak ibu dan bapak belanja dagangan mungkin pulangnya malam, berapa iurannya pak?”
“Sepuluh ribu Hans kalau gak ada besuk saja “pak RT mau pergi di cegah.
“Ada pak uangnya sebentar saya ambilkan” Hans masuk ke dalam mengambilkan uang sakunya yang masih utuh.Ia selalu menyimpan uang sakunya setiap hari apabila ada hal mendesak baru ia pakai. Semuanya ia tabung agar tidak menyulitkan keadaan orang tuanya apabila butuh sewaktu-waktu.
“Kamu sama siapa Hans ?” pak RT penasaran melihat Andika yang bersama Hans. Karena sepengetahuan Pak RT Hans tidak punya saudara. Untuk menjaga warganya saja dari orang asing yang belum mereka kenal. Jangan sampai ada kejahatan di lingkungannya.
“Sama teman saya pak Andika namanya rumahnya dijalan raya gang lebar”
“Gitu ya, hati-hati di rumah nak Hans karena banyak sekali kejahatan sekarang ini. Oh ya, hari sabtu tolong ikut kerja bakti desa ya bisa kamu sendiri kalau bapak kerja”
“ Iya pak insyaalah “Pak RT berlalu pergi dan Hans kembali masuk kedalam belum sempat duduk di kursi ada yang mengetok pintu lagi.
Tok ... tok ... kali ini terdengar agak keras.
“Pelan dikit kenapa ? Dikira gak dengar apa !“ kesal kata Hans.
“Keburu lapar mana buatku ?”Febri datang langsung menuju dapur melihat meja makan
“Sebentar aku panaskan dulu sudah dingin soalnya” kata Hans melangkah dekat kompor. Febri duduk di ruang makan dan berbincang dengan Andika.
“Eh ... aku tadi lewat gedung tua itu lo Dik, gak serem kog malah kelihatan tenang suasananya “.
“Makanya aku bilang apa kalian saja yang ketakutan“ timpal Andika.
“Gak gitu sih hanya penasaran saja kog lama gak ditempati takut ada hantunya ha ha ...”
“Hus yang penting kita gak ganggu gak masalah toh mereka juga makhluk Tuhan”Hans menyodorkan makannya pada Febri.
“Kita MOS tinggal sehari besuk sore kita ngumpul di rumah Febri ya ?”
“ Kenapa gak disini saja sih, aku kan selalu sendirian di rumah” kata Hans.
“ Ya sudah kapan - kapan saja kita ke rumah Febri kalau orang tuamu pas di rumah “
Mereka berbincang sampai larut malam sampai orang tua Hans pulang.Tapi mereka sudah terlelap tidur. Orang tua Hans membangunkan anak-anak untuk sholat subuh dan persiapan buat sekolah.
“Kalian pulang dulu nanti keburu telat” kata ayah Hans .
Andika dan Febri mengayuh sepedanya dengan cepat takut kesiangan. Mereka tiba di rumah masing - masing dan persiapan berangkat sekolah karena hari ini MOS berakhir.
**
Di sekolah Hans menerima materi di lapangan Outbound.
Dia bersama Andi bercampur jadi satu kegiatan menikmati pelajaran hingga usai, tiba waktunya untuk pulang.
Ditengah perjalanan tiba-tiba Andi meminta Hans untuk mampir dan berteduh karena sudah mulai gerimis lebat.
“Hans kita berteduh dulu sebentar yuk aku capek tadi dapat giliran lari “ kata Andi ngos-ngosan mengatur nafasnya.
“Nanggung Ndi, ini sudah setengah perjalanan” Hans tetap mengayuh sepedanya, tapi Andi menganyuh menepikan sepedanya akhirnya Hans juga ikut menepi.
“Ini sudah sore Ndi, aku khawatir malah hujan terus gak berhenti bisa kemalaman kita disini” menatap sekeliling yang sepi karena merupakan daerah perkebunan.
Andi berpikir sebentar “ kamu masih ada minum gak? aku haus capek”
“Ada nih kamu kog pucat Ndi, ya sudah duduk sebentar nih kueku juga masih tinggal satu makanlah !” Andi melahap makanan dan minuman dari Hans memejamkan mata sebentar.
“Andi ... Ndi ... Andi ... kamu gak pa-pa kan? ”menggoyangkan tubuh temannya dengan cemas.
"Aduh gimana nich mana mulai hujan lagi, biarlah istirahat sebentar.Mereka duduk dan istirahat di emperan rumah kosong."
Tiba-tiba ada yang membuka pintu rumah kosong itu. Kriett ... seorang perempuan tua dengan wajah tersenyum.“ Temanmu kenapa nak ?“ perempuan itu mendekat hans takut menggeser duduknya mundur menjauh .
“Istirahat nek dia kecapekan “ sambil melihat sekeliling dan memastikan kaki nenek menjamah tanah atau tidak.
“He he .. kamu kenapa? nenek bukan hantu he he .. ”ucapnya menyeringai kesal melihat Hans menatapnya dengan penuh curiga.
“Temanmu kelihatan capek sekali mungkin tadi tidak sarapan ya he he..biar nenek pijat kakinya”
“Kog nenek dari dalam rumah ? memangnya nenek tinggal disini?” Hans penasaran
Nenek melangkah maju duduk di samping Andi melepaskan sepatunya dan memijit telapak kaki Andi. “Nenek numpang tidur di sini baru semalam kebetulan kog tidak dikunci rumahnya “ sambil terus memijit kaki Andi.
Akhirnya Andi bangun dan bingung“ eh siapa?"
“Nenek hanya bantu kamu kecapekan ya belum sarapan itu wajah kamu pucat untung tidak pingsan he he... laki- laki harus kuat “ kata nenek.
“Iya nek terimakasih” Gerimis reda mereka beranjak ke sepeda dan pamitan pada nenek.
Dalam perjalanan pulang mereka sama-sama terdiam berkelut dengan pikiran masing-masing. Hari sudah hampir gelap setibanya Hans di rumah ,ternyata kedua orang tuanya sudah sampai rumah.
“Kamu gak pa-pa kan Hans kenapa kog baru pulang apa ?”diberondong pertanyaan sebelum masuk rumah.
“Tadi gerimis agak lebat Andi ngajak berteduh yah “Hans heran kog gak hujan ya kering tanahnya.
“Ya sudah ayah takut ada apa-apa di jalan sini gak hujan jadi ayah khawatir tadi “ayah ikut masuk kedalam rumah.
Hans membersihkan diri dan menunaikan ibadah walaupun telat karena waktunya hampir magrib. Menuju meja makan ibu telah menyiapkan makanan walaupun sederhana tahu dan sambal. Dia sangat bersyukur masih bisa makan walaupun kadang juga iri dengan temannya Andika dan Febri.
Setelah menunaikan ibadah Hans istirahat dan mengambil ponselnya menghubungi andi teman SMA nya tadi.
Tut...tut ... tidak tersambung .
Mungkin sudah tidur atau ponselnya nya mati pikir Hans. Kemudian menghubungi Andika sahabatnya. Hans memang karakter anak yang terbuka tidak memendam rasa penasarannya sendiri ,selalu bercerita kepada teman -temannya.
Tut ... tut ... menyambung.
📱“Asslamu'alaikum ada apa Hans ?”ucap Andika dari sebrang
“Eh aku punya cerita baru lagi tadi aku berteduh di rumah kosong kiri jalan daerah perkebunan ternyata ada nenek nya di sana”.
📱“Ah yang bener ? wah, seru nih ada sesuatu yang baru harus kita lanjutkan”
“Lanjutkan apanya ceritanya maksudmu ha ha...” Hans gemas mendengar Andika selalu saja anak ini ingin berpetualang dengan sesuatu yang baru bersamanya.
**
lanjut episode berikutnya jangan lupa
Tinggalkan jejak
Like √
Vote √
Komen √
Semoga kalian suka dengan cerita ini ...Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mantap ❤️
2021-10-23
2
Isnanto Fajar Nugroho
bagus, kak
2021-10-06
2
@$1#sri😾💞💛💔
hans cerdas
2021-08-11
3