✯
✯
✯
✯
✯
Pukul 08.00 Maira baru sampai di Alsar's Cafe. dengan langkah gontai Maira memasuki Cafe dan langsung menuju ke ruang ganti karyawan.
Sebenar nya tadi mami Risa tidak mengijinkannya untuk pergi bekerja, namun dengan alasan yang cukup meyakinkan akhirnya beliau pun mengizinkan, Sehingga Maira sedikit telat.
Rena yang melihat kedatangan Maira pun segera menghampiri Maira.
"Ya ampun Mai, Loe kemaren kemana aja? gue sama Manda tuh khawatir banget sama loe tahu nggak Mai ." Cerocos Rena.
"Mai kemaren di rumah mami Risa, maaf banget yaa kak Ren kemaren Mai sibuk jadi nggak sempet kasih kabar." Jawab Maira
"Iya gue tahu Mai, tapi sesibuk apapun loe bisa kan sempetin kasih kabar ke gue sama Manda. Bukan nya apa, gue sama Manda itu khawatir banget sama loe karena kita tuh sayang sama loe Mai, dan bagi gue loe tuh udah kayak adek gue sendiri." Ucap Rena dengan sedikit kesal.
Maira berhenti sejenak dari aktivitas melipat baju yang tadi di pakainya. ia melihat ke arah Rena dengan senyuman tulus, segera ia memeluk lengan Rena .
"Iya kak Rena, Maafin Mai yaa. Mai janji nggak akan ulangin lagi." Ucap Maira sambil mengacungkan ke dua jari nya .
"Udah dong marah nya kak Ren, jangan marah lagi yaa." Bujuk Maira lagi sambil menunjukan puppy eyesnya.
Rena melihat ke arah Maira dengan tatapan jengah.
"Hmmm... iyaa gue maafin, mana bisa gue marah lama lama sama loe Mai." Ucap Rena sambil mengacak kerudung Maira.
"Yah , kak Rena tuh kan jadi berantakan hijab nya Mai." ujar Maira sambil mencebikkan bibirnya pura-pura kesal.
"Bodo! emang gue perduli." Ucap Rena sambil menjulurkan lidahnya dan pergi berlalu meninggalkan Maira seorang diri di ruang ganti.
Maira hanya terdiam melihat punggung Rena yang mulai menjauh.
"Maafin Mai kak, Mai belum siap untuk cerita semua nya sama kakak dan kak Manda. Tapi Mai janji suatu saat pasti Mai akan cerita semuanya tapi bukan sekarang." Ucap Maira lirih.
Dengan cepat Maira memasukan baju dan tasnya ke dalam loker. Setelah mengunci lokernya ia pun pergi menyusul Rena.
******
Hari ini Alsar's Cafe cukup ramai pengunjung karena memang sedang weekend, semua pelayan Cafe sibuk dengan pekerjaan dan tugas nya masing - masing bahkan mereka sedikit kewalahan karena ada dua orang yang tidak masuk kerja. Begitu pun dengan Maira yang sangat sibuk membantu Yosi melayani pengunjung Cafe, sehingga ia tidak sadar sudah melewatkan waktu makan siang nya. Maira terus saja sibuk mondar mandir kesana kemari melayani pengunjung mulai dari mencatat orderan dan juga mengantar menu pesanan.
Hingga jam menunjukan pukul 17.30 sore , pengunjung sudah mulai berkurang dan suasana Cafe pun sedikit sepi sehingga para pelayan Cafe bisa sedikit istirahat dari kegiatan super sibuk nya.
Saat ini Rena , Yosi dan Maira sedang duduk di dapur tempat biasa para karyawan untuk bersantai sejenak dan istirahat.
"Aduhh.. masyaallah nya hari ini super duper capek, lelah letih yaa kak Mai , sampai - sampai rasanya ini kedua tangan dan kakiku kayak mau copot ampun dah..." ucap Yosi sambil meluruskan kedua kaki nya lalu memijit nya pelan.
"Gue setuju tuh sama loe Yos, sumpah capek banget dah , rasanya remuk redam deh seluruh badan gue nih. Kayak nya nanti gue pengen di pijit aja deh ke tukang urut."
"Apaan kak Rena nih, orang mah kalo mau di pijit tuh di SPA salon, lah ini malah di tukang urut. capek deh." Ujar Yosi sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya elah suka - suka gue dong mau pijit di mana, kenapa loe yang rempong sih. kalo di SPA salon agak mahal dikit bayarnya, kalo di tukang urut kan lumayan lah lebih murah dikit cocok lah sama kantong gue yang cuma kerja kuli di restoran." Ujar Rena.
"Ya udah lah terserah kak Rena aja dah..." Ujar Yosi pasrah lebih tepatnya ngga mau berdebat lagi sama Rena yang nanti malah lebih panjang bahasannya.
Yosi melirik ke arah Maira , yang sedari tadi diam saja tidak bersuara. "Tumben Kak Mai diem aja, biasa nya dia yang paling banyak bersuara." Pikirnya.
"Kak Mai kok diem aja sih kak, kakak kenapa?" Tanya Yosi pada Maira.
Mendengar pertanyaan yang di lontarkan Yosi kepada Maira , Rena pun yang sedang asik dengan handphone nya ikut memperhatikan adik nya itu.
Melihat Yosi dan Rena yang memperhatikannya, Maira pun menatap mereka dengan menyunggingkan senyumannya.
"Ngga kok, Mai ngga apa apa." Jawab Maira .
Sebenernya sedari tadi Maira sedang berusaha menahan perutnya yang terasa sakit seperti di tusuk - tusuk, namun Maira berusaha memperlihatkan kepada Yosi dan Rena kalau ia baik-baik saja.
"Eh, tunggu.. tapi kok loe kelihatan pucet banget sih Mai ?? loe sakit yaa? " Ucap Rena khawatir.
"Iya bener... kak Mai sakit ya?" Ucap Yosi.
Seberapa keras nya Maira berusaha menahan rasa sakitnya, namun Maira pun kalah karena rasa sakitnya malah semakin menjadi dan kepalanya terasa berat dan berkunang-kunang.
"Mai ngga apa apa...." Belum selesai Maira berucap, ia sudah jatuh pingsan.
"Mai ..."
"Kak Mai..."
Ucap Rena dan Yosi berbarengan.
***************
Setelah satu jam tidak sadarkan diri, akhirnya Maira pun siuman.
Perlahan - lahan Maira membuka kedua matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya lampu di ruangan yang serba putih itu.
"di mana ini ?" Lirih Maira.
Lalu Maira melihat ke arah samping dimana pergelangan tangan kanannya di pegang oleh dua bocah kembar Kay dan Key . Maira pun tersenyum menatap kedua bocah kembar itu.
"Wah Aunty Mai udah bangun..." Ucap Kay senang. Lalu mengelus lembut lengan Maira.
"Oma.. bunda.. sini aunty Mai udah bangun." teriak Key memanggil oma dan bundanya.
Mami Risa langsung berjalan mendekat ke arah Maira, lalu beliau mengelus lembut kepala Maira.
"Mai udah bangun sayang, mami khawatir banget waktu Sarah telepon kalau kamu pingsan." Ujar mami Risa.
"Apa masih sakit perut nya sayang? hmm ?" Tanya mami Risa lagi.
"Ngga mami, Mai udah ngga apa apa kok." Jawab Maira melengkung kan senyuman di bibir pucatnya.
"Aunty .. aunty mana yang sakit sini biar Kay sama Key yang pijitin biar berkurang sakitnya....." Ujar Kay penuh semangat.
"Iya aunty .. sini biar Key elus elus perutnya biar Aunty ngga sakit lagi, Key sama Kay sedih kalo Aunty sakit." Ujar Kay.
"Masyaallah banget sih nih keponakan - keponakan Aunty, makasih ya sayang. Tapi aunty Mai udah sembuh ko." Ujar Maira menatap lembut pada kedua keponakannya .
"Maafin Mai ya Mi, Kak Sarah udah bikin semua orang khawatir dan banyak ngerepotin." Ucap Maira.
"Ngga kok Mai , kamu jangan banyak berfikir yang ngga - ngga ya. yang penting sekarang kamu sehat dulu ya Mai." Ujar Kak Sarah.
"Iya Mai, sekarang Mai istirahat dulu ya sayang." Ucap mami Risa. Kemudian beliau mengecup kening anak gadis kesayangannya itu.
❁
❁
❁
❁
❁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Dee
Assalamualaikum kak.
Aku suka ceritanya..
Mampir juga di novelku
-PEREMPUAN DAN LANGIT
-LUCA
Mari saling mendukung dalam berkarya.
2021-10-11
1
Ika Sartika
karena telat makan kali ya 🤔
2021-08-30
1
Tiah Sutiah
semoga sakitnya maira gak parah
2021-08-17
1