Menginap

Setelah makan malam Key dan Kay pun masih ingin melanjutkan bermain rumah rumahan dengan Maira di ruang TV, Maira pun dengan senang hati menuruti keinginan keponakan kembar nya itu.

Key dan Kay masih asyik main berdua, sementara Maira duduk di lantai memperhatikan mereka bermain. Lama - lama kantuk pun menghampiri sehingga beberapa kali Maira terus menguap, Maira merebahkan kepala nya di atas meja dengan kedua tangan yang berlipat sebagai bantalan nya. Karena kantuk yang tidak terbendung akhir nya Maira pun tanpa sadar tertidur. membiarkan si kembar bermain berdua.

Rasa nya baru saja Mai masuk ke alam mimpi indah nya, seseorang mencoba membangunkan nya.

"Mai, bangun sayang." Usapan lembut di bahu nya, berhasil mengusik tidur nyenyak gadis itu.

"Hmmm... kak Manda, Mai masih ngantuk." Maira mengucek kedua matanya, wajah mami Risa yang terlihat sedang tersenyum. Maira baru ingat ia masih berada di rumah mami Risa.

Maira melihat jam di pergelangan tangan nya, waktu sudah menunjukan 21.30 malam, ternyata ia ketiduran. Mata sipit nya mengitari seluruh sudut ruangan mencari keberadaan keponakan kembar nya.

"Si kembar sudah di kamar nya, tadi Sarah yang menidurkan mereka. Mungkin tadi Sarah tidak tega membangunkan mu Mai." Ucap mami Risa seakan tahu yang tengah di pikirkan oleh gadis kesayangannya itu.

"Oh , begitu yaa mi. Maaf yaa Mai tadi ketiduran."

"Iya sayang, nggak apa apa. Kamu pasti cape kan udah seharian menemani si kembar yang sangat aktif itu."

"Emm... Mi kalau gitu Mai pamit dulu ya udah malem takut nanti kak Manda nyariin."

Baru saja Maira ingin mengambil tas selempangnya, Mami Risa langsung memegang lengannya.

"Ini sudah malam Mai, malam ini kamu nginep disini aja ya."

"Tapi Mi..."

"Udah nggak ada tapi-tapian Mai. Sudah malam nggak ada supir yang bisa nganterin, pak Suryo dan pak Manaf sudah pulang ke rumahnya, mami nggak mau kalau kamu pulang sendiri. Mami khawatir Mai." Sela mami Risa.

wanita paruh baya itu menghela nafasnya sejenak, tangan halusnya mengusap lembut pundak Maira.

"Nanti biar Mami yang kabarin Manda kalau kamu nginep di sini, kamu istirahat gih di kamar tamu." Lanjut mami Risa lagi.

"Ya udah deh mi, terima kasih ya mi." Ucap Maira tersenyum tulus

"Iya sayang sama sama. Oh iya, kamarnya di lantai dua yang paling ujung sebelah kanan ya, Mai."

Maira mengangguk dan berpamitan untuk menuju ke kamar yang di maksud mami Risa, dengan langkah gontai dan kesadaran yang tinggal setengah Maira berjalan menaiki tangga lalu menyusuri lorong. Ternyata ada banyak kamar di lantai dua sehingga Maira sedikit bingung.

"Yang mana ya kamar nya? kata mami kamar yang paling ujung sebelah kanan, tapi ada dua kamar disini . Bismillah aja deh semoga nggak salah masuk kamar." Ucap Maira dalam hati.

Maira membuka pintu bercat putih itu dengan perasaan sedikit ragu - ragu, setelah pintu terbuka ia memasuki kamar lebih dalam lagi. Nuansa monokrom sangat kentara sekali di kamar itu mulai dari furniture sampai seprai nya pun hitam putih, lalu Maira pun berjalan ke arah ranjang yang berukuran king size.

Maira membuka jilbab dan baju atasan nya hingga tersisa tanktop saja, karena ia terbiasa tidur dengan pakaian pendek dan juga takut nanti malam terbangun karena keringetan. Maira malas menghidupkan AC karena sudah sangat ngantuk ingin cepat - cepat tidur, lagi pula udara di kamar itu pun sudah sejuk.

Tidak lama kantuk Maira pun kembali menghampiri nya, segera ia pun merebahkan badan nya di ranjang setelah mematikan lampu hingga membuat kamar itu menjadi gelap gulita bahkan bayangan nya saja tidak bisa terlihat.

***********

Pukul 00.30 malam, lelaki berparas tampan itu baru pulang kerja. Setelah memarkirkan mobil nya di garasi, lelaki berusia 34 tahun itu pun masuk ke dalam rumah orang tua nya. Mungkin bisa di hitung dengan jari kepulangan nya di rumah itu, karena sudah punya apartemen sendiri dan juga selama ini ia pun sangat sibuk dengan pekerjaan sehingga jarang pulang.

Keadaan rumah begitu gelap dan sepi, mungkin semua penghuni rumah nya sudah tertidur dengan nyenyak mengingat sekarang sudah sangat larut malam. Lelaki itu pun berjalan menuju kamar nya yang ada di lantai dua.

Saat memasuki kamar, keadaan kamar nya begitu gelap karena rasa penat dan lelah ia pun mengabaikan nya dan meneruskan langkah nya ke arah ranjang. Lalu lelaki bertubuh atletis itu melepaskan semua pakaian nya dan hanya memakai celana boxer saja, segera ia merebahkan badan lelah nya untuk segera tidur.

***********

Pelukan Maira semakin erat pada guling di samping nya karena hawa dingin yang menusuk tulang, begitu aneh rasa nya semalam tidak ada guling di kamar itu. Tapi , Maira tidak terlalu menghiraukan nya gadis bersurai panjang itu berfikir mungkin saja mami Risa yang sudah memberikan guling itu untuk menemani tidur nya. Dari pada pusing memikirkan nya, lebih baik Maira melanjutkan tidur nyenyak nya. Fikir Maira.

"Abang....." Terdengar suara mami Risa bersambut dengan ketukan pintu dari arah luar. Ah , mungkin ada saudara mami Risa yang menginap di kamar yang ada di depan kamar tamu yang di tempati nya, Fikir Maira lagi.

"Abang, bangun.... sebentar lagi subuh!"

"Hmmm...."

Maira mengernyitkan kening dalam tidur nya. "Sejak kapan guling bisa berdehem." Batinnya berbicara.

"Abang... mami masuk ya."

Klik. Lampu kamar menyala.

"Astagfirullahal adzim! Apa yang telah kalian berdua lalukan?" Teriak mami Risa.

Sontak Maira langsung membuka kedua matanya mendengar teriakan mami Risa. Masih dengan kesadaran yang belum benar - benar pulih Maira memperhatikan sekeliling nya.

"Tunggu? kenapa di sampingku ada lelaki bertelanjang dada yang sedang mengucek kedua matanya? Aduh ambu, mata Mai udah nggak suci lagi." Teriak Maira membatin.

"Kamu siapa..."

"Kamu siapa..."

Ucap mereka berbarengan dengan saling menujuk.

Segera Maira menutup badan nya dengan selimut, ia kembali memperhatikan posisi nya dengan lelaki itu. "Jangan jangan yang tadi ku kira guling itu si om om ini? Astagfirullah ya Allah, mana sekarang kondisi ku sekarang hanya memakai tanktop saja. Aduh, bagaimana ini?" Batin Maira.

"Ya Allah, Abang ! Mai ! kalian sudah berzina? Astagfirullahal adzim." Teriak mami Risa lagi.

Maira menggelengkan kepala nya menatap bunda Risa.

"Mami, ini semua nggak seperti yang mami fikirkan." Lelaki itu bangkit dan menarik selimut untuk menutup bagian atas tubuhnya, begitu juga dengan Maira yang tidak mau mengalah hingga mereka tarik tarikan selimut.

"Abang ! Mai !" Ucap mami Risa mencoba menghentikan aksi mereka yang seperti anak kecil itu, beliau butuh penjelasan dari kedua anak nya itu.

"Ada keributan apa ini Mi?" Tanya papi Hisyam.

Maira dan Lelaki itu pun menghentikan aksi tarik - tarikan nya itu.

"Lihat itu pi, apa yang sudah di lakukan oleh putra kebanggaan papi." Jawab mami Risa menunjuk Maira dan putranya.

"Astagfirullahal'adzim...."

papi Hisyam menghela nafas nya sejenak.

"Abang, Mai , cepat pakai pakaian kalian. Kita perlu bicara." Tanpa banyak berbicara lagi papi Hisyam pergi meninggalkan kamar putra sulungnya dengan raut muka yang tidak terbaca, namun menyiratkan kekecewaan.

Sementara mami Risa masih kelihatan syok, mami Risa berkali kali mengelus dadanya. Lalu ia pun pergi mengikuti suaminya.

Rasanya mami Risa menyesal menyuruh putranya itu pulang kemarin, beliau tidak menyangka kalau akan ada kejadian seperti ini.

Memang beliau sangat menginginkan putra sulung nya itu untuk segera menikah karena kedua adik perempuan sudah menikah semua, hanya putra sulungnya yang masih betah melajang karena sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Mami Risa pun begitu sangat menyayangi Maira sudah seperti anaknya sendiri, bahkan beliau pun pernah berharap Maira untuk menjadi menantunya. Tapi bukan seperti ini caranya untuk menyatukan mereka berdua, entah harus bahagia atau kah sedih melihat semua ini, mami Risa benar benar masih belum percaya.

**********

Terpopuler

Comments

Ika Sartika

Ika Sartika

salah paham

2021-08-30

1

ande

ande

cerita yg bagus

2021-08-22

1

Adelina Simatupang

Adelina Simatupang

awal yg bagus thor...

2021-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Kedekatan Maira dengan si kembar
2 Menginap
3 Pernikahan dadakan
4 Kecanggungan Maira
5 Kembali bekerja
6 Kekhawatiran Faris
7 Bertemu kembali dengannya?
8 Mengingat kenangan saat bersamanya
9 KeGalauan Maira
10 Kepulangan Faris yang mendadak
11 Tentang Maira...
12 Menyiapkan sarapan untuk Faris
13 Si Kembar Yang Perhatian
14 Lunch bersama
15 Memberi penjelasan ke Rena
16 Cast/Visual
17 Pertemuan tak sengaja Ko Jonathan dan Manda
18 Alergi Maira Kambuh
19 Masa Lalu Alena
20 Perhatian Faris
21 Manda Dan Orang Masa Lalunya
22 Menemani Membeli Hadiah
23 Keponakan apa perangko?
24 Membuat Dedek Bayi
25 Bertemu Malika
26 Sayang Abang
27 Mencoba menculik Maira
28 Tentang Rena
29 Rena
30 R.A.M
31 Kemesraan Faris & Maira
32 R.A.M moment
33 Fitting baju pengantin Rena
34 Menjemput Si Kembar Kayra & Keyra
35 Pertolongan Malika
36 Pernyataan Cinta Koh Jonathan
37 Kemarahan Koh Jonathan
38 Terciduk
39 Mengunjungi Rumah Mertua
40 Momen Maira dan Fani
41 Menginap di rumah Mertua I (Nyinyiran Ibu Ibu Rempong)
42 Menginap Di Rumah Mertua I (Nyinyiran ibu ibu Rempong II)
43 Nyinyiran Pedas Mak Lampir Cabe Cabe'an
44 Kembali ke Jakarta
45 Moment Manda & Ko Jonathan "Apakah Manda sudah mulai jatuh Cinta???"
46 Moment Manda & Ko Jonathan II "Rasa Kagum Ko Jonathan kepada Manda'
47 Moment Manda & Ko Jonathan III 'Ku Telah Jatuh Cinta'
48 Sebuah Fakta Yang Mengejutkan
49 Pesan Dari Seseorang Yang Tak Di Kenal
50 Ternyata Semua Hanya Tipuan belaka
51 Obsesi Cinta Yang Membahayakan Nyawa...
52 Di balik kesulitan akan selalu ada Pertolongan
53 Kabar Duka
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Kedekatan Maira dengan si kembar
2
Menginap
3
Pernikahan dadakan
4
Kecanggungan Maira
5
Kembali bekerja
6
Kekhawatiran Faris
7
Bertemu kembali dengannya?
8
Mengingat kenangan saat bersamanya
9
KeGalauan Maira
10
Kepulangan Faris yang mendadak
11
Tentang Maira...
12
Menyiapkan sarapan untuk Faris
13
Si Kembar Yang Perhatian
14
Lunch bersama
15
Memberi penjelasan ke Rena
16
Cast/Visual
17
Pertemuan tak sengaja Ko Jonathan dan Manda
18
Alergi Maira Kambuh
19
Masa Lalu Alena
20
Perhatian Faris
21
Manda Dan Orang Masa Lalunya
22
Menemani Membeli Hadiah
23
Keponakan apa perangko?
24
Membuat Dedek Bayi
25
Bertemu Malika
26
Sayang Abang
27
Mencoba menculik Maira
28
Tentang Rena
29
Rena
30
R.A.M
31
Kemesraan Faris & Maira
32
R.A.M moment
33
Fitting baju pengantin Rena
34
Menjemput Si Kembar Kayra & Keyra
35
Pertolongan Malika
36
Pernyataan Cinta Koh Jonathan
37
Kemarahan Koh Jonathan
38
Terciduk
39
Mengunjungi Rumah Mertua
40
Momen Maira dan Fani
41
Menginap di rumah Mertua I (Nyinyiran Ibu Ibu Rempong)
42
Menginap Di Rumah Mertua I (Nyinyiran ibu ibu Rempong II)
43
Nyinyiran Pedas Mak Lampir Cabe Cabe'an
44
Kembali ke Jakarta
45
Moment Manda & Ko Jonathan "Apakah Manda sudah mulai jatuh Cinta???"
46
Moment Manda & Ko Jonathan II "Rasa Kagum Ko Jonathan kepada Manda'
47
Moment Manda & Ko Jonathan III 'Ku Telah Jatuh Cinta'
48
Sebuah Fakta Yang Mengejutkan
49
Pesan Dari Seseorang Yang Tak Di Kenal
50
Ternyata Semua Hanya Tipuan belaka
51
Obsesi Cinta Yang Membahayakan Nyawa...
52
Di balik kesulitan akan selalu ada Pertolongan
53
Kabar Duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!