Tidak bisa lupa

"Hallo, kamu dimana? apa kamu sudah menemuinya?" Tanya Surya.

"Aku baru saja sampai Pa, memangnya apa bagusnya perempuan itu?" Kata Syam.

"Sudah jangan banyak tanya, temui saja dia" Kata Surya kemudian memutuskan panggilan telpon.

"Hmmm, aku pastikan kamu akan menderita" Kata Syam kemudian masuk ke sebuah hotel yang dimaksud.

Di suatu kamar, Kirana terlihat sedang duduk sambil memeluk kakinya. Dia tidak henti-hentinya menangis saat ini. Bagaimana tidak, dia saat ini sedang menggunakan gaun pendek dengan belahan dada yang sangat terbuka. Bahkan yang membuatnya tidak berhenti meneteskan air mata, saat dia diminta oleh seorang wanita tua untuk menggoda laki-laki yang akan menemuinya saat ini.

Dia tidak pernah membayangkan jika hidupnya akan berakhir seperti ini. Mamanya selalu berpesan agar dia tidak mengikuti jejak mamanya. Dia tahu pekerjaan mamanya dan dia tidak mempermasalahkan itu. Selama mamanya masih disampingnya, dia sudah sangat bahagia. Walaupun sesekali dia akan mendapatkan cemohan dari teman-teman dan tetangganya. Tapi, dia tetap menghargai dan menyayangi mamanya.

"Ma, maafkan Kirana" Kata Kirana sambil terus menangis.

"Hapus air matamu, ingat apa yang aku katakan. Jika kamu tidak melakukan apa yang aku minta, bisa aku pastikan kamu akan melihat jasad Mamamu besok" Kata seorang wanita di depannya.

Kiranapun menghapus air matanya dan mencoba untuk menahan air matanya agar tidak keluar lagi.

"Bagus, sekarang perbaiki riasannya. 5 menit lagi, dia akan sampai" Kata wanita itu.

"Baik nyonya" Kata Dora kemudian melakukan tugasnya.

Setelah selesai, mereka langsung pergi meninggalkan Kirana seorang diri.

"Siapa lelaki yang harus aku goda?" Batin Kirana.

"Hmmm, aku punya ide, aku pura-pura tidur saja" Kata Kirana kemudian mematikan lampu dan menyembunyikan dirinya diselimut.

Beberapa menit kemudian, suara pintu terbuka mengganggu Kirana. Hatinya mulai berdebar karena takut. Dia memejamkan matanya rapat-rapat sambil mengucapkan beberapa doa yang dia tahu, berharap akan datang seseorang yang membantunya.

Namun, dia begitu terlonjak kaget saat selimutnya ditarik paksa oleh seseorang. Namun dia kembali berpura-pura tidur.

"Hey, bangun" Teriak Syam.

Kirana tak mengindahkan, dia tetap memejamkan matanya rapat-rapat.

"Wah wah, kau ingin bermain-main denganku" Kata Syam kemudian menghempaskan dirinya di tempat tidur kemudian memeluk Kirana dari belakang, memegang bagian sensitif Kirana. Kirana begitu kaget, dia langsung menghempaskan tangan Syam dan berlari menjauhinya.

Syam tersenyum merendahkan sambil memangku kepalanya.

"Bukannya kamu disini untuk menggodaku?" Tanya Syam dengan senyum mengejek.

"Hmmm, a-aku tidak bisa" Kata Kirana dengan wajah tertunduk. Dia berniat ingin berlari, namun Syam terlebih dahulu menghadangnya. Dengan sekali hentakan, Syam berhasil mengunci tubuh Kirana di dinding.

"Maksudmu apa dengan kata tidak bisa?" Kata Syam kemudian menatap Kirana dari atas sampai bawah.

"Lihatlah ini, wajah dan bajumu sudah seperti penggoda kelas atas" Kata Syam sambil memegang wajah dan dada Kirana.

"To-tolong lepaskan aku, aku sungguh tidak pernah berniat menggodamu, aku dipaksa" Kata Kirana.

"Jika aku tidak mau?" Kata Syam memajukan badannya. Sehingga tubuh mereka saling berhimpitan.

"Aaaaw" Teriak Syam saat Kirana tiba-tiba menggigit lengannya. Kirana langsung berlari menuju pintu, berniat melarikan diri.

"Sial, terkunci" Kata Kirana.

Syam tersenyum sinis, kemudian bergerak mendekati Kirana. Wajah Kirana terlihat sudah memucat karena takut. Dia mencoba menopang kakinya yang sudah bergetar sejak tadi.

"Jangan main-main denganku, atau kau tau sendiri akibatnya" Kata Syam kemudian membopong Kirana dan menghempaskannya di kasur. Kirana bergerak menjauh, menghindari Syam, hingga tubuhnya sampai diujung kasur. Syam melepaskan bajunya kemudian naik ke atas tempat tidur dan mendekati Kirana.

"Aku sudah bilang, jangan main-main denganku" Kata Syam yang saat ini sudah di depan Kirana. Syam memegang dada Kirana kemudian meremasnya yang membuat Kirana mengerang pelan. Syam tersenyum kemudian melanjutkan aksinya membuka gaun Kirana.

"To-tolong, jangan, aku masih SMA, aku akan ujian kelulusan sebentar lagi, hiks" Kata Kirana dengan air mata yang membasahi wajahnya.

Syam begitu terkejut, kemudian melepaskan tangannya dan menghempaskan tubuh Kirana menjauh.

"Apa-apa an, Papa mengirimkan anak SMA padaku" Katanya kemudian turun dari tempat tidur dan memakai bajunya. Kirana bernafas lega, kemudian segera merapikan bajunya.

"Terima kasih Pak" Kata Kirana.

"Pak, astaga, apa aku setua itu" Batin Syam kesal.

"Hmmm" Kata Syam, kemudian berlalu pergi meninggalkan Kirana yang masih sujud mensyukuri keberuntungannya hari ini. Dia pun kemudian mengambil sprai hotel dan berlari meninggalkan hotel tersebut dengan sprai membaluti tubuhnya tanpa alas kaki.

"Terima kasih Tuhan" Kalimat itu terus diucapkan Kirana bahkan saat dia sudah mendapatkan taksi untuk pulang.

"Non, mau kemana?" Tanya pak sopir kemudian melihat sekilas Kirana yang masih terbalut sprai dari atas sampai bawah dengan make up yang sudah tidak karuan.

"Apa gadis ini tidak waras?" Batin Pak Sopir.

Kirana nyengir kemudian memberitahukan tujuannya.

"Astaga, sepertinya dia memang tidak waras, tapi dia bisa menyebutkan jalan pulang, Ahhh, sudahlah. Aku antar saja" Kata Pak Sopir, kemudian melajukan mobilnya.

***

Syam terlihat sedang duduk sambil memijit kepalanya frustasi. Bagaimana tidak, hasratnya yang tadi belum tersalurkan sekarang.

"Bagaimana bisa, aku -bernafsu dengan anak SMA itu? dan dia memanggilku apa tadi, bapak? Astaga, apa aku setua itu, Haaaa" Teriaknya yang saat ini sudah berada di apartemen miliknya.

Dia pun mengambil HP nya dan mengetik nama Leon.

"Hallo Tuan" Kata Leon.

"Leon, pilihkan aku wanita untuk malam ini" Kata Syam.

"Siap Tuan" Kata Leon dan panggilan telpon pun terputus.

Syam mengambil kunci mobilnya dan pergi menuju klub yang biasa dia datangi. Badannya sungguh tidak bisa dikontrol lagi, rasanya dia ingin cepat-cepat menyalurkan hasratnya.

Drrrttttt

"Hallo Tuan, pesanan sudah ada di tempat" Kata Leon.

"Oke" Kata Syam kemudian melajukan mobilnya.

"Sial, kenapa bayang-bayang gadis itu muncul terus" Kata Syam sambil menarik rambutnya frustasi. Dia melajukan mobilnya lebih cepat agar sampai di klub lebih cepat, berharap jika sudah melampiaskan hasratnya, bayang-bayang gadis itu hilang.

Disisi lain, Jenny terlihat sedang duduk memperbaiki bajunya. Menurunkan pengait bajunya lebih rendah sehingga belahan dadanya terekspos sempurna.

"Aku sudah menanti momen ini sejak lama. Aku pastikan kamu akan terjerat pada pesonaku tuan muda" Kata Jenny dengan seringai di wajahnya. Sesekali kali dia memperbaiki make up nya agar terlihat sempurna. Hingga beberapa menit kemudian, Syam masuk dengan gagahnya.

"Tu-tuan" Panggil Jenny dengan suara manja. Tanpa basa basi Syam langsung me*****h Jenny dan mulai men****h tubuh Jenny. Namun bayang-bayang Kirana terus muncul di pikirannya.

"Sial, ada apa denganku" Kata Syam kemudian menghempaskan tubuh Jenny dan berlalu meninggalkan Jenny.

"Tuan, anda mau kemana?" Tanya Jenny.

"Aku tidak bernafsu padamu" Kata Syam kemudian pergi dan keluar meninggalkan Klub itu.

"Kurang ajar" Teriak Jenny sambil menghentakkan kakinya.

Tut Tut

"Hallo, cari tahu gadis yang dikirim papa padaku" Kata Syam kemudian panggilan terputus.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Reza Indra

Reza Indra

kya'nya Seru nich Cerita..

2022-11-21

0

ani nurhaeni

ani nurhaeni

jodooh yg di siap kan othor buat muu ituu anak SMA syam
gpp ko yg penting baik hatii kaan 😁😁😁

2021-11-22

1

Calya Adiba

Calya Adiba

wah benar2 seorang casanova 🤣🤣😱😱

2021-11-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!