"Bawa dia masuk" Kata wanita itu.
Kirana pun ditempatkan di sebuah kamar bernuansa putih yang jarang digunakan oleh pemilik rumah.
"Ganti pakaiannya, setelah 30 menit. Dia harus sudah cantik" Kata wanita itu pada beberapa orang di depannya. Mereka hanya membalas dengan anggukan kemudian berlalu menyiapkan semua keperluan untuk melakukan tugasnya.
"Aku sudah bilang, jangan pernah bermain-main denganku" Kata wanita misterius itu kemudian berlalu pergi meninggalkan Kirana.
"Hallo, bagaimana? apakah kamu sudah mendapatkan apa yang aku minta?" Tanya seorang laki-laki paruhbaya dari seberang telepon.
"Tenang saja kak, semuanya sudah beres. Beberapa jam lagi aku akan mengantarnya kesana" Kata wanita itu dengan seringai di wajahnya.
"Kerja bagus, aku tunggu" Kata laki-laki paruhbaya itu.
***
Disisi lain, Sofi terlihat sedang melaksanakan pekerjaannya. Menggoda seorang laki-laki hidung belang dengan tubuh dan kecantikannya.
"Bagaimana sayang, apa kamu siap?" Tanya laki-laki itu.
"Tentu" Jawab Sofi dengan suara menggoda.
Tanpa basa basi, laki-laki itu langsung membopong Sofi ke kasur. Menghempaskan tubuhnya disana, menindihnya, kemudian mengambil bagiannya.
Drrttt Drrttt Drrtt
Beberapa kali Hp Sofi bergetar, namun Sofi bahkan enggan untuk menjawabnya. Hingga panggilan yang ke 10 kali membuatnya mau tidak mau harus mengangkatnya.
"Sebentar sayang, aku angkat telpon si pengganggu itu dulu" Kata Sofi dengan wajah centilnya.
"Huhh, Cepatlah karena aku tidak suka menunggu" Kata Laki-laki itu.
"Tentu sayang" Kata Sofi kemudian mencium pipi laki-laki itu dan berlalu pergi.
"Hallo" Kata Sofi dengan nada kesal.
"Hallo Fi, aku punya kabar buruk, ini gawat sekali" Kata seorang perempuan dari seberang telpon, yang tidak lain adalah Jenny, sahabat Sofi.
"Apa? cepat katakan" Kata Sofi yang mulai merasakan hal yang tidak enak.
"Ki-kirana diculik Fi" Kata Jenny.
"A-apa? kapan? dimana? siapa?" Tanya Sofi mulai panik.
"Aku juga tidak tahu, tadi ada yang melihat Sofi dibekap dan dibawa oleh seseorang menggunakan sedan hitam" Kata Jenny.
"Astaga, anakku. Kamu dimana sekarang?" Tanya Sofi dengan perasaan yang sudah tidak menentu.
"Dirumahku. Cepatlah pulang. Kita cari Kirana bersama-sama" Kata Jenny.
"Baiklah, aku segera kesana" Kata Sofi kemudian mematikan telpon.
***
"Mba, aku dimana?" Tanya Kirana yang saat ini sudah sadar.
"Dirumah perempuan nomor 1 di negeri ini. Sekarang bersiaplah untuk mandi, karena kami harus meriasmu Nona" Kata wanita berbaju pink itu yang Kirana tahu bernama Dona karena tertulis di baju yang dikenakannya.
"Untuk apa?" Tanya Kirana sambil memutar kepalanya melihat kesekeliling.
"Jangan banyak tanya Nona jika anda ingin selamat. Sekarang mandilah" Kata Dona.
"Tapi aku tidak mengenal kalian untuk apa aku menuruti perintah kalian" Kata Kirana.
"Bawa dia ke kamar mandi" Perintah Dona pada anak buahnya.
"Ti-tidak, aku tidak mau. Siapa kalian? Tolong tolong" Teriak Kirana saat beberapa wanita mulai menyeretnya ke kamar mandi. Dia mencoba meronta namun tenaganya tidak bisa mengalahkan kedua wanita bertubuh kekar yang saat ini tengah menariknya menuju bathtub.
"Anda ingin kami yang memandikan atau mandi sendiri?" Tanya Dona.
"Aku tidak ingin mandi, aku ingin pulang" Kata Kirana dengan air mata yang mulai mengalir diwajahnya.
"Baiklah, saya anggap nona ingin dimandikan" Kata Dona kemudian memberi kode pada anak buahnya untuk melakukan tugasnya.
"Aaaa, aku tidak mau, lepaskan aku. Mamaaaaa tolong aku" Teriak Kirana. Tapi percuma saja karena saat ini satu wanita kekar itu sedang memegang tangan dan kakinya. Satu nya lagi berusaha untuk membuka baju sekolah Kirana.
"Aw" Teriak Kirana saat tangannya tidak sengaja menyenggol bagian ujung kran yang membuat tangannya terlihat memerah saat ini namun tidak mengeluarkan darah.
"Saya sudah bilang nona, bekerja samalah jika anda tidak ingin hal buruk terjadi pada anda" Kata Dona. Kirana terdiam sejenak kemudian meminta semua wanita itu pergi.
"Aku bisa mandi sendiri. Kalian keluarlah" Kata Kirana.
"Baik nona. Tapi ingat, jangan terlalu lama. Kalau tidak kami tidak segan-segan untuk masuk dan memandikan anda secara paksa" Kata Dona dan berlalu pergi meninggalkan Kirana.
Saat semua wanita itu pergi, Kirana langsung mandi. Dia tidak pernah menyangka jika hal ini akan terjadi padanya. Dia sering membacanya di novel, namun membayangkan dia akan mengalami hal seperti ini sungguh diluar bayangannya.
"Mama dimana? tolong Kirana Ma" Batin Kirana sambil mengusap air matanya.
***
Syam terlihat sedang mengobrol dengan partner bisnisnya ditemani Leon.
"Jadi bagimana? apakah anda menerima tawaran saya?" Tanya Syam.
"Tentu, kami sangat tersanjung bisa bekerja sama dengan anda. Kapan kita bisa memulai proyek ini" Tanya Aldi.
"Secepatnya, nanti asisten saya akan mengabari perusahaan anda untuk agenda selanjutnya" Kata Syam.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi" Kata Aldi.
"Tentu, senang bekerja sama dengan anda" Kata Syam kemudiaan menjabat tangan Aldi. Aldi pun berlalu pergi bersama asisten bisnisnya.
"Leon, tolong kamu berikan berkas ini pada Diana. Aku harus pulang, si kakek tua menelpon terus" Kata Syam kemudian berlalu pergi meninggalkan Leon.
"Itu juga ayah kesayangan anda tuan" Kata Leon sambil berdecak tidak menentu.
Sesampai di rumahnya, Syam langsung mencari ayahnya. Para pembantu terlihat menatap takjub akan ketampanan Syam yang jarang sekali terlihat di rumah itu. Karena memang Syam tinggal diapartemennya sendiri.
"Papaku dimana?" Tanya Syam pada salah satu pembantu disana.
"Diruangannya Tuan" Katanya. Syam pun langsung pergi menuju ruangan ayahnya. Tanpa basa basi dia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Ehh, dasar anak kurang ajar. Bikin kaget saja" Kata Surya.
"Langsung saja, kenapa papa memintaku kesini?" Tanya Syam.
"Aku ingin kamu menemui seorang gadis" kata Surya.
"Apa papa sedang mencoba menjodohkanku?" Tanya Syam.
"Tidak, aku hanya ingin kamu menemuinya. Anggap saja sebagai hadiah ulang tahunmu tahun ini" Kata Surya.
"Papa pikir aku tidak bisa mencari wanitaku sendiri?" Kata Syam mulai kesal.
"Haha, aku tahu bagaimana kelakuanmu di luar sana. Tapi, sampai kapan kamu seperti ini. Kamu harus menikahi seorang wanita dan berikan aku cucu. Aku sudah tua, aku takut nanti tidak bisa menimang cucuku saat mereka lahir" Kata Surya.
"Papa apaan sih. Tidak akan ada hal buruk terjadi padamu. Papa tahu sendiri kenapa aku seperti ini kan?" Kata Syam.
"Nak, yang dahulu biarkan lah berlalu. Tidak semua wanita seperti ibumu" Kata Surya.
"Sudah Pa. Aku tidak ingin mendengar tentangnya. Oke, aku akan menemui wanita itu. Tapi jangan salahkan aku, jika aku melakukan hal buruk padanya" Kata Syam kemudian beranjak pergi.
"Anak pintar. Tapi aku harap kamu bersikap baik padanya. Alamatnya sudah aku kirimkan. Cepatlah temui dia, aku yakin kamu akan menyukainya" Kata Surya dengan senyuman diwajahnya.
"Hmm" Kata Syam kemudian berlalu pergi meninggalkan Surya dengan wajah kesal.
"Aku pastikan, wanita itu tidak akan hidup bahagia setelah ini. Berani-beraninya dia menjadikan papaku sebagai alat untuk mendekatiku" Batin Syam dengan seringai diwajahnya.
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Yeni Andiani
sebenarnya novelnya bagus Thor tp kebanyakan penulisan"kata Surya atau kata Syam " di akhir ...jadi yg bacanya bosen itu
mulu kata2nya..tolong di perbaiki lg Thor😘🙏
2021-11-22
1
ani nurhaeni
mampiirr
2021-11-22
0
Natallena
Lucu aja bacanya, katanya katanya gak pernah ketinggalan😂 jadi kaya kesan cerita anak2
2021-11-21
0