Ruangan berwarna hitam legam dengan satu penghuninya, ia terbaring dalam ruangan itu dengan wajah lansia nya yang kini masih sangat tenang seperti sifatnya sebelum dikirim kesini.
Ini adalah alam kematian bagi dirinya sendiri dan ia juga lah yang mengirimkan dirinya sendiri untuk kesini, lebih tepatnya ia menggunakan dirinya untuk membunuh para dewa dan dirinya sendiri yang juga baru saja menyatakan diri sebagai dewa.
“Baiklah sekarang, apa yang harus kulakukan?”
Dia bertanya apa yang akan dia lakukan kedepannya kepada dirinya sendiri, dia sudah pernah melewati ruangan ini tepat sebelum dia direinkarnasi oleh seorang malaikat yang mengaku sebagai bawahan.
Ceritanya saat itu ia sedang jalan jalan mengelilingi kota dimalam hari sembari membaca manga, jujur saja itu adalah hari terakhir ia bisa membaca manga sebelum ia mati tertabrak truk.
Tapi aneh bukannya malah dapat jodoh atau di reinkarnasi ke dunia sihir seperti manga yang sempat ia baca, ia malah di reinkarnasi seperti manhua yang juga pernah ia baca, lahir kembali kedunia kultivasi.
“Ah aku ingin sekali bertemu dengan ibu dan guru!” Dia tersenyum dengan masam menatap kosong langit langit hitam.
“Andaikan aku bisa mati, mungkin aku sudah bisa menyusul mereka saat ini” Sambungnya dengan sedih.
Dia tidak akan tahu seberapa lama ia akan menetap di ruangan ini yang pasti disini tidak ada ruang dan waktu.
Seberapa lama pun waktu yang ia habiskan disini ia tidak akan bertambah tua, tetapi meskipun begitu ia bisa saja terbangun dengan acak seperti 100 tahun kemudian di luar sana padahal baru saja sehari disini atau mungkin sebaliknya.
“Ah sialan aku sudah tak tahan lagi, bisakah malaikat itu langsung menjemput ku atau setidaknya mungkin bisa membuatku mati selamanya dan tidak bisa hidup lagi” ungkapnya dengan nada kesal.
Dia adalah orang yang merencanakan pemusnahan dewa tapi bila masih dia hidup itu sama saja dewa yang ingin ia musnahkan tidak berhasil di punahkan karena dirinya saat ini sudah mendeklarasikan dirinya sendiri menjadi dewa.
Ia sedikit menyesal karena telah menyatakan dirinya sebagai padahal dialah yang ingin semua dewa kemarin dan mungkin akan digantikan dengan manusia yang lebih baik dimasa depan, itu memang bisa terjadi mengingat dewa kemarin yang ia bunuh adalah manusia yang terlahir dari rahim manusia yang menyatakan dirinya sebagai dirinya.
“Apa kau akan terus berbaring di sana?”
Suara halus dan lembut memanggil dirinya membuatnya sedikit tersedak nafasnya sendiri, dia bangun dari baringnya kemudian menolehkan kepalanya ke segala arah mencari sumber dari suara tersebut.
Tetapi hasilnya nihil ia tidak menemukan sumber dari suara tersebut, karena menyerah kemudian kembali berbaring mengacuhkan suara tersebut, meskipun ia tahu asal suara tersebut berasal dari malaikat yang sudah disebutnya tadi ia tetap tidak mencarinya, entah apa alasannya.
“Bisakah kau tidak terlalu bermalas-malasan Ar-“
“Bisakah kau diam saja jika kau tidak ingin menampakkan wujud mu. Berisik kau tahu!?” Xing Shen langsung menyelanya.
“Apa kau pikir aku akan tertipu seperti dulu lagi, hmph! Tidak akan. Jujur saja kenapa aku heran kenapa diriku dulu malah mencari mu hampir sampai berminggu-minggu , tidak itu hampir 7 bulan! tapi aku tidak pernah menemukanmu, tapi setelah aku menyerah baru kau menampakkan dirimu di hadapanku. Brengs#k emang! Jujur saja apa kau tidak memiliki rasa simpati? Ah aku lupa kau kan malaikat!”
Xing Shen berpikir untuk memancingnya untuk menampakkan dirinya agar tidak perlu membuang buang waktu lagi sepertinya yang pernah dialaminya dulu.
Shen Li sedikit trauma karena dulu di kematian pertamanya ia sudah pernah mendekam di ruangan ini selama hampir 9 bulanan, mencari keberadaan malaikat itu tanpa kepastian.
‘Tapi apakah itu memang kematian pertamaku? Lupakan, sekarang aku harus memancing malaikat ini untuk menampakkan dirinya terlebih dahulu!’ batinnya sambil memikirkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya saat ini.
“Manusia yang menarik! Kau ingin memancing mahluk bawahan Tuhan ini? Sayang sekali sepertinya kau salah sasaran” Malaikat itu menjawab isi hati dari Xing Shen dengan nada seperti menahan tawa.
Ughhh
Ini membuat Xing Shen tersedak nafasnya sendiri kedua kalinya.
Xing Shen sedikit lupa bahwa mahkluk yang sedang menjadi lawan bicaranya adalah bawahan dari Tuhan, sesosok mahkluk mulia yang bernama malaikat pengetahuan yang memiliki pengetahuan lebih dari siapapun.
Dia memiliki nama lain yang bernama malaikat pengelana ini dikarenakan ia memiliki tugas untuk mengantar surat dari Tuhan kepada mahkluk ciptaannya, sejujurnya nama malaikat pengetahuan hanyalah sebuah julukan bukan sebuah gelar yang terus menempel padanya.
Karena ia sudah pernah menjelajahi semua alam semesta untuk mengirim surat dari Tuhan, ia jadi tahu apa saja yang ada di dunia ini karena perjalanannya itu.
Jadi gelar dan tugas nya sudah jelas bahwa ia adalah utusan Tuhan yang menyampaikan surat dari tuhan kepada mahkluk ciptaanya yang mungkin saja spesial bagi Tuhan.
“Hei! Ketimbang kau masih berbaring tidak jelas di sana, bagaimana kalau kau bermain catur denganku?” Ajaknya
Xing Shen sedikit memincingkan matanya, mungkin yang ada di hatinya saat ini adalah pertanyaan tanpa akhir yang berbunyi ‘Apakah kau sudah mau muncul!? Apa kau sudah muncul!? Cepatlah! Muncullah kalau kau belum muncul!’ dengan pertanyaan dan pernyataan yang muncul secara bersamaan.
Xing Shen sangat ingin keluar dari sini tetapi sebelum itu terjadi, malaikat itu harus menampakkan dirinya terlebih dahulu.
Tetapi ajakan dari suara malaikat itu terlalu jelas, tadinya ia berpikir bahwa itu hanyalah fatamorgana yang tidak nyata.
Tetapi semakin kesini fatamorgana yang masih bergema di telinganya itu seperti nya akan adanya, ia pun bangun dari baringnya dan menampar dirinya sendiri agar sadar dari fatamorgana itu tapi hasilnya malah lain, ia melihat ada meja didepan nya dengan dua kursi yang saling berhadapan.
“Apakah kau sedang berhalusinasi! Argust?”
Sesosok perempuan cantik dengan baju putih rapi, dengan rambut blondenya yang terikat duduk di kursi yang bersebrangan dengan Xing Shen.
Bajunya sangat sopan tidak seperti blonde pada umunya, Xing Shen sedikit terkejut karena masih ada perempuan yang berpakaian sangat rapi seperti yang ada di hadapan nya saat ini yang hampir tidak menunjukkan lekuk tubuhnya sama sekali.
“Yah aku hanya terkejut kok!” Sahut Xing Shen sembari berdiri menegakkan badannya.
Tap Tap Tap
Suara langkah terdengar, berasal dari kaki Xing Shen yang sedang berjalan menuju ke kursi yang sudah di sediakan.
Tapi anehnya langkah demi langkah nya yang tercapai terasa lebih ringan, wajahnya yang keriput berubah menjadi muda seiring dengan kakinya yang terus melangkah, membuatnya seperti berjalan di lorong yang bisa memundurkan waktu hidupnya.
Sesampainya sudah di samping kursi, wajah tampan anak mudanya terlihat sempurna dengan fisiknya yang juga muda kembali.
Mata orang malas sekaligus mata seorang pemburu atau predator berpadu sempurna di sepasang iris nya yang berwarna merah delima tua itu.
“Maaf kamu siapa ya!?” Tanya Xing Shen dengan datar.
“Anj@ng kenapa kau tidak ingat dengan ku? Bukankah dari tadi kau terus memikirkan cara lolos dari ku dan ruangan ini!?” Wanita itu membentak dengan keras membuat Xing Shen seperti dilanda angin yang berhembus kencang.
Xing Shen sejujurnya tidak mengenal seorang wanita yang ada dihadapannya saat ini, ia sedikit terkena shock saat menyadari bahwa seorang wanita didepannya saat ini adalah malaikat yang pernah ia temui dulu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Պᾰℓℓ!кᾰ89
malaikat toxic!!!
2021-02-02
3
anggita
xing shen~ ruang💀
2021-01-30
0