Legenda Dari Masa Lalu

Legenda Dari Masa Lalu

Ch. 1 - Dewa Suci Matahari

Pria paruh baya bernama Xing Shen tampak sedang menunggu sesuatu dengannya yang duduk di kursi singgasana. Dirinya merasa tidak terganggu sama sekali, padahal tepat di depan tempat singgasana sekaligus dirinya berada ada pertumpahan darah yang hebat.

Saat ini dirinya sedang berada di kediamannya yang bernama Istana Suci, sejujurnya istana ini ia bangun untuk menantang musuh bebuyutannya untuk datang ke dirinya yang ada di istana, itupun jika berani.

Dan sekarang musuh yang disebutkan itu sudah berada di istana ini untuk melawannya, sekarang musuh bebuyutannya itu masih memiliki urusan dengan orang yang memiliki dendam kepada musuh mereka sendiri.

Sebenarnya musuh bebuyutan dari Xing Shen adalah seorang dewa, tapi Xing Shen maupun Manusia yang hidup sekarang sudah tidak lagi menyebutnya sebagai dewa, mereka sekarang sudah memiliki nama baru yang lebih cocok dengan sifat mereka sebenarnya.

Meskipun mereka dulu memperkenalkan diri sebagai dewa, nyatanya sikap dan sifat mereka terhadap manusia tidak mencerminkan sikap dewa sama sekali, coba bayangkan apa yang akan terlintas dipikiran mu setelah mendengar kata ‘Dewa’

Apakah keberadaan yang mengatur alam semesta yang luas ini, menurut Xing Shen bukanlah demikian, atau mungkin keberadaan yang akan membantu manusia dimasa depan.

“Itu lebih cocok”

Tapi pada akhirnya manusia tidak mengerti apa tujuan dewa sampai turun ke tanah ini yang di huni oleh mahkluk fana seperti manusia, bukankah mereka mahkluk abadi yang tidak memiliki kefanaan. Tapi kenapa sifat mereka lebih buruk dari kefanaan, mereka menindas, melecehkan, menyiksa, membunuh manusia, atau mungkin ada yang lebih parah lagi. Xing Shen tidak mengetahui semuanya, dirinya hanya mengetahui betapa bengisnya para Dewa itu.

“Ya kau benar, aku tidak mengetahui semuanya”

Tapi sekitar 800 tahun yang lalu, manusia mendapatkan celah yang sangat besar untuk bisa membalikkan keadaan, “Menyatakan perang! Kita menyatakan perang kepada para dewa” tapi sebenarnya “Kami malah blunder, dan tersiksa oleh peperangan itu sendri… Pada saat itu masih belum lahir”

Xing Shen lahir setelah era peperangan itu berlangsung sekitar 700 tahun yang lalu, ditengah hancurnya desa berjalan dengan pelan dan mendapati semua warga desa telah tidak bernyawa termasuk keluarganya sendiri.

Xing Shen diasuh oleh seorang pria paruh baya yang mengatakan dirinya adalah salah satu dari dewa, yah tapi sejujurnya awalnya Xing Shen lebih percaya bahwa pria itu adalah pria yang memiliki ke terbelakangan mental.

Sampai berani-beraninya mengaku bahwa dirinya itu dewa, pada saat itu dirinya sama sekali tidak tahu apa-apa tentang dunia ini, bahkan sosok yang menghancurkan desanya sekalipun dia sama sekali tidak tahu.

Dirinya baru tahu saat diberitahu gurunya sendiri bahwa sosok yang menghancurkan desanya dan membunuh kedua orang tuanya adalah sosok yang sama seperti gurunya yakni dewa, sesaat Xing Shen setelah mendengarkan gurunya dia hanya bisa menangis tidak tahu harus berbuat apa.

Saat itu dirinya masih berumur 6 tahun, tapi dirinya sadar apa yang baik dan yang buruk, dirinya juga sadar langkah apa saja yang akan ia ambil maupun harus ia ambil. Dan untuk saat itu tidak berbuat apa-apa adalah langkah yang paling tepat yang harus dirinya ambil, sedangkan tangisan itu hanyalah murni dari perasaannya, dirinya bisa saja menahannya tapi itu akan malah menyakitkan baginya.

“Bila kalian beranggapan aku sudah pernah memiliki kehidupan sebelum di dunia ini. Maka berbahagialah kalian benar! Ini bukanlah kehidupan pertama ku tapi yang pasti ini adalah kehidupan terakhirku, semoga saja!”

“Apa yang sedang kau bicarakan Manusia bodoh!?”

“Hah, aku sedang tidak berbicara dengan kalian!” Xing Shen sedikit berteriak menanggapi ungkapan bodoh dari salah satu dewa.

Kembali ke gurunya dan Xing Shen saat masih kecil, mereka saling membagi kebahagian satu sama lain, saat itu hubungan mereka sudah sangat erat layaknya seperti anak dan ayah yang saling melengkapi satu sama lain, hari-hari dipenuhi dengan tawa dan kebahagian yang berbeda dari yang sebelumnya ia rasakan.

Pada saat dirinya masih bersama keluarganya memang unsur kebahagian tidak akan bisa lepas dari sana, tapi kebahagian Xing Shen bukanlah kebahagian yang disertai kebebasan, lantaran kebahagian karena keterpurukan ditindas oleh dewa.

Pada suatu saat gurunya menyuruh dirinya untuk membentuk sebuah dasar dari segala kekuatan yang pernah ada, yakni Dantian. Xing Shen pernah bertanya siapa yang menciptakan atau menemukan Dantian, sayangnya hal itu hanya dijab singkat oleh gurunya. ‘Sang Ilmu’

Setelah saat itu dirinya juga diajarkan bagaimana cara mengeluarkan energi bernama Qi, cara mengontrol, cara menggunakannya, cara memanfaatkan dengan baik seperti, dan terkahir cara untuk menjadi seorang dewa.

Setelah itu lah dirinya sadar bahwa gurunya dan dewa-dewa yang ada saat ini juga adalah seorang manusia biasa yang berkultivasi, gurunya juga menjelaskan bahwa umurnya sudah lebih dari 3000 tahun dari awal ia mulai berkultivasi.

Saat itulah Xing Shen merasa ada celah untuk membalaskan dendamnya tapi dirinya memikirkan ulang hal itu, dan pada akhirnya dirinya tidak berjuang demi dendam melainkan umat manusia.

Dirinya rela menjadi dewa yang sangat dibenci nya untuk menyelamatkan umat manusia, tapi yah ini adalah kesempatan yang sangat bagus untuk melakukan hal itu.

Dirinya juga baru mengetahui bahwa gurunya adalah seorang Dewa Cahaya, memang seperti itu lah dunia cultivator di dunia ini. Dimana kultivasi yang digunakan berbeda satu dengan yang lainnya, membuatnya memiliki kelebihan dan kelemahan nya tersendiri.

Untuk saat itu Xing Shen adalah manusia pertama setelah beberapa abad berlalu, dirinya berhasil menguasai Kultivasi secara penuh, yakni kultivasi cahaya, yang memang dikenal dengan penyempurnaan nya yang cepat.

Tapi setelah pada akhirnya dirinya berhasil menyempurnakannya dirinya dan gurunya malah diburu oleh dewa-dewa lain membuat mereka tidak ada pilihan lain selain kabur saling melindungi satu sama lain.

“Dan saat ini! Sepertinya kalian sudah selesai beres-beresnya ya?” Xing Shen menggunakan tangan kanannya sebagai tumpuan pipinya dan wajahnya yang tampak malas.

“Serahkan Kitab itu kepada kami, Manusia! Kau tidak pantas memegangnya”

“Manusia! Bukankah kalian sudah kami lindungi sejak leluhur kalian, kenapa saat ini kalian malah ingin memberontak dan memangsa kami”

“Enyah Lah! Kau tidak pantas duduk di kursi singgasana yang agung itu dan memiliki istana ini. Berikan semua ini kepada ku termasuk istri dan anak yang kau miliki bila itu perempuan”

‘Perempuan ya? Sudah terlalu terlambat untukku menikah pada saat ini. Mungkin bisa saja aku menyerahkan kitab itu kepada mereka dan meminta mereka untuk memberiku sebuah kebebasan, dan mungkin aku akan menikah dengan orang yang kucintai. Tapi sudah ku bilang di awal tadi, sangat susah untuk menikah di usiaku saat ini. Dan kendala lainnya Kitab nya yang tidak ada sini”

Xing Shen memikirkan istri yang diminta oleh salah satu dewa yang ada didepannya itu, dirinya baru sadar untuk memiliki istri di dunianya ini dan setidaknya juga anak yang ia sayangi, tapi umurnya yang sudah lebih dari 7 abad lamanya menjadi masalah tersendiri baginya.

‘Mungkin aku dapat terbebas dari tugas ini setelah rencana ini selesai’

Di lain sisi para dewa sedang menyiapkan mentalnya maupun jurusnya yang akan dipakai, mereka juga sudah siap bila ada serangan yang sangat cepat dari pria paruh baya yang ada di depan mereka saat ini.

Alasan mereka datang secara bersamaan karena rumor yang beredar yang menjelaskan pria paruh baya yang sedang dihadapinya saat ini, bukanlah manusia biasa melainkan monster yang sedang menyamar menjadi manusia, rumor yang beredar juga menjelaskan bahwa sang monster saat ini melindungi satu kitab yang bernama Kitab Suci Fusi dan Fisi.

“Yah kalau kalian mengira aku monster maka bisa dipastikan kalian adalah orang bodoh nomor satu dipenjuru dunia ini”

“Kau! Bisa membaca pikiran kami?” Para dewa yang ada di depan Xing Shen menyipitkan matanya.

“Hei ayolah, kenapa kalian percaya dengan rumor yang tersebar di kalangan manusia yang rendah ini, bukankah kalian adalah dewa, kalian menindas mereka bukan? Terus kenapa bisa kalian bisa percaya dengan mahkluk yang kalian tindas itu sendiri. Bukankah itu berarti kalian lebih rendah dari pada manusia itu sendiri”

“Jaga bicaramu! Jangan samakan kami dengan mahkluk rendahan seperti mereka” Salah satu dewa membantah perkataan Xing Shen dengan nada yang tinggi.

“Seharusnya kalian sadar betapa rendahnya kalian itu! Apakah kalian tidak sadar bahwa rumor itu hanyalah bagian dari rencana ku agar kalian dapat kemari berencana mengambil kitab suci yang ku punya, untuk mungkin menambah kekuatan kalian bukan”

“Kau berani menipu kami!?”

“Tidak-tidak, aku tidak menipu kalian soal Kitab Suci Fusi dan Fisi itu. Tapi kitab itu adalah milikku, kalian tidak memiliki hak cipta untuk menggugat ku”

“Kalau kau tidak ingin menyerahkannya, maka kami akan merebutnya sendiri”

“Kalian sangat percaya diri sekali ya… jika itu keinginan kalian aku akan mengabulkannya, tapi sebelum itu mari kita absen terlebih dahulu.” Xing Shen bangkit dari singgasananya dengan penuh wibawa yang menyertainya, dirinya sedikit meregangkan tubuhnya yang kaku karena terlalu lama duduk di singgasananya. “Ah, ini lah yang membuatku benci duduk di kursi yang keras, yah itu termasuk singgasana ku sendiri.”

Xing Shen terkekeh pelan karena menyadari kebodohannya, dirinya merasakan punggungnya yang kaku dan bagian tubuh lainnya juga ada yang sama. “Baiklah, apa mau kalian sebenarnya setelah turun ke dunia ini? Tapi sepertinya aku tidak yakin bahwa kalian adalah dewa yang turun ke dunia ini, melainkan hanya manusia biasa.”

“Kami?... kami hanya menginginkan kedamaian!”

“Jangan mengatakan omong kosong seperti itu, kau pikir aku tidak tahu tentang penindasan mu itu?”

Para dewa merapatkan giginya, salah satu dari mereka membalas perkataan Xing Shen. “Memangnya kau manusia! Kau tidak tahu apa yang dirasakan oleh umat kami!”

Dalam hatinya, Xing Shen ingin tertawa setelah mengetahui para dewa menganggap dirinya bukanlah termasuk manusia. “Kau ini bicara apa, aku ini Manusia asli bukan mahkluk dari dunia lain! Kalian saja manusia yang tidak mengerti sesama.”

“Tidak mungkin! Manusia sepertimu tidak akan bisa membangun kastil terbang seperti ini” Mata semua dewa bergetar setelah mengetahui bahwa Xing Shen adalah manusia.

Mereka para Dewa jelas tidak akan terima dengan ini, harga diri yang mereka miliki terlalu tinggi membuat mereka jadi ingin menindas yang lemah seperti manusia biasa. Tidak sampai disitu, mereka juga selalu menyingkirkan orang yang akan menyaingi mereka, mungkin di masa depan.

Xin Shen menyunggingkan bibir nya membentuk senyuman tipis di wajahnya, dirinya sudah memperkirakan hal ini akan terjadi disaat yang juga sudah ia perkirakan sebelumnya.

“Kalian terlalu fokus untuk menyerang manusia dari wajahnya saja bukan sisi yang sebaliknya. Di sisi yang tidak kalian serang itulah kami membangun harga diri manusia kembali.”

“Kami, katamu? Berarti kau tidak sendiri bukan?” Salah satu dewa menyipitkan matanya, menatap tajam Xing Shen.

“Benar, kami adalah korban yang selamat dari penyerangan kalian membunuh guru kami.” Xing Shen menyatakannya dengan santai, tidak ada ketakutan di nada bicaranya maupun matanya sama sekali.

“…Tidak hanya guru kami saja, tapi saudara seperguruan kami juga!” Lanjut Xing Shen yang kali ini dengan nada yang sedikit sedih.

“K-kau! Murid dari salah satu penghianat itu!... jadi itulah kenapa pasukan mu tadi juga memiliki aura kultivasi dan memiliki kekuatan!”

Xing Shen menghela kan napasnya dalam, dirinya mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi rencana yang sudah di buatnya sendiri. Baginya ini adalah rencana paling membimbangkan yang pernah ia buat selama hidupnya di dunia ini.

“Bagaimana kalau Seri saja… lihatlah semua orang yang membelaku sudah mati semua”

“Jadi begitu ya! Sepertinya kau sudah menyerah sejak tadi ya!... Kau mencoba untuk mengulur waktu dengan cara mengorbankan semua pasukan mu, setelah itu kau ingin menyerah di akhir agar pasukan mu tidak melihat mu seperti seorang pengecut!”

“Benar, sepertinya kau juga masih tidak memiliki pasangan hidup! Dalam kehidupan yang sudah sangat lama, lebih dari satu abad kau belum memiliki istri? Bukankah itu sangat membosankan.”

“Untuk sebutan pengecut itu sepertinya tidak benar! Karena setelah ini aku akan bertarung serius dengan kalian.” Xing Shen menatap malas semua dewa, yang membuat semua para dewa itu tidak yakin dengan perkataan nya.

“Dan untuk tidak memiliki pasangan hidup tadi…Yah kau benar itu memang sangat membosankan.” Xing Shen mendengus kesal, kenyataan dari tidak memiliki istri memang benar adanya. ‘lagi pula kehidupan ku akan berakhir sebentar lagi apa salahnya aku membahas itu’

“Yah terserah kalian saja lah” Xing Shen sedikit mengangkat kedua bahunya.

“Bagaimana kalau pertukaran setara?” Salah satu dewa menawarkan hal yang sangat sulit untuk tidak di dengar oleh Xing Shen.

“Jika menarik aku akan pikirkan kembali.” Xing Shen tersenyum tipis.

“Apa kau yakin bisa mengalahkan kami semua!?” Dewa lainya bertanya dengan lantang, dan kepercayaan diri yang tinggi membuat dirinya menjadi pusat perhatian bagi dewa maupun Xing Shen.

“Hei! Satu-satu kalau ingin bertanya.” Xing Shen menoleh kearah sumber suara tersebut dan menjawabnya, setelah itu dirinya menoleh kembali ke arah dewa yang memberinya pertukaran setara tadi. “Bisa kau lanjutkan.”

“Tunggu dulu bisakah kau menjawab pertanyaan dewa kayu terlebih dahulu, aku juga cukup penasaran dengan itu”

“Baiklah” Xing Shen menjawabnya dengan lemas.

Xing Shen mengangkat tangan kanannya, mengumpulkan energi Qi di sana kemudian memadatkannya. Energi Qi itu dia ubah menjadi air karena dia juga seorang kultivasi air, dengan itu air ia padatkan kemudian dipanaskan dan padatkan lagi dengan menggunakan cahaya.

Karena pemadatan yang luar biasa ditambah dengan suhunya yang sangat panas, Xing Shen berhasil membentuk matahari berbentuk bola kecil mengambang di atas telapak tangannya.

Bola ini memang cukup kecil, bahkan ukurannya saja tidak sampai ukuran tangan Xing Shen. Tapi masalah kekuatan jangan ditanya lagi, matahari kecil ini dapat melelehkan apapun yang menyentuhnya, kemudian bila ini terlepas dari tangan Xing Shen maka dipastikan akan membuat ledakan yang sangat besar.

“Apakah aku harus menyebutkan nama benda ini?”

“M-Matahari?” Semua dewa yang melihat matahari itu, bergetar hebat.

“Benar ini Matahari!”

Semua dewa meneguk ludahnya, mereka tidak akan menyangka akan dihadapkan dengan situasi saat ini. Sepertinya kini mereka harus melawan Xing Shen dengan sekuat tenaga, atau setidaknya penawaran yang dijalankan berjalan dengan lancar, dan mereka bisa selamat.

“Bagaimana jika kau memberi Kitab buatan mu itu kepada kami, setelah itu kau bisa bebas. Bukannya tadi kau ingin memiliki pasangan hidup, kau bisa mencarinya setelah ini.”

Xing Shen berpikir sebentar, dirinya menghilangkan Matahari yang mengambang di atas telapak tangannya tadi. Dan fokus untuk memikirkan penawaran yang diberikan oleh salah satu dewa, tapi sayangnya kitabnya tidak ada disini.

‘Mereka memanggil bantuan ya!? Menarik.”

“Maaf kan aku, aku hanya bisa menolaknya” Xing Shen menundukkan kepalannya agar terlihat sopan.

“Kalau begitu kami hanya perlu merebutnya!” Semua dewa yang ada di sana bersiap menyerang Xing Shen dengan jurusnya masing-masing. Saat ini mereka sudah tidak takut lagi dengan keberadaan Xing Shen karena bantuan yang mereka minta sudah datang.

“Terserah kalian saja.” Xing Shen menjulurkan tangannya ke atas berniat membuat matahari yang lebih besar dari yang tadi.

Berawal dari air yang sangat banyak, kemudian di padatkan dan di panaskan dibantu dengan elemen cahaya. Matahari yang sangat besar kini sudah jadi, dengan ini dia bisa menggunakannya untuk pemusnahan masal.

“Serangan Ke-Tiga, Supernova Versi Kecil.”

“Ku akui nama itu tidak cocok, yah lagi pula kita akan mati bersama-sama. Jadi lupakan saja nama itu, dadah.”

"Ah! Aku lupa mengabsen kalian, jadi sebagai gantinya akan ku beritahu nama ku saja. Xing Shen, itulah namaku."

"Apakah itu sudah cukup, atau aku harus memberitahu gelar ku juga. Ah sudahlah beri tahu saja."

"Dewa Suci Matahari, yah tolong jangan ada yang komen tentang gelar ku."

BOOM

Terpopuler

Comments

Thor TTD

Thor TTD

Hai thor, ceritanya walau lucu aku tetep like.

Yang suka novel horor romantis, kalian bisa mampir baca baca dulu, To the dead. boleh kunjungi akunku, atau cari di atas. atau masuk Gc.

salam dari author To the dead, ini ya 😊😊

2021-01-31

1

anggita

anggita

mpir nyasar bwa like👍

2021-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Dewa Suci Matahari
2 Ch. 2 - Ruangan Kematian
3 Ch. 3 - Anak Kecil
4 Ch. 4 - Gak Realistis
5 Ch. 5 - Udara Segar
6 Ch. 6 - Senjata Makan Tuan
7 Ch. 7 - Mengingat Teman Lama
8 Ch. 8 - Seorang Guru
9 Ch. 9 - Kultivasi Angin
10 Ch. 10 - Ledakan Langit Malam
11 Ch. 11 - Guru Yang Sadis
12 (Prolog_end) Ch. 12 - Tugas Pertama
13 (Arc 1_Perjalanan) Ch. 13 - Dimulai
14 Ch. 14 - Masalah kecil
15 Ch. 15 - Kebenaran Yang Tertebak
16 Ch. 16 - Masalah Pertemanan
17 Ch. 17 - Liu Rong
18 Ch. 18 - Menuju Kota Luashi
19 Ch. 19 - Kecurigaan Xian Han
20 Ch. 20 - Kota Netral Luashi
21 Ch. 21 - Guru Masing"
22 Ch. 22 - Pemaksaan Jodoh
23 Ch. 23 - Menyusun Informasi
24 Ch. 24 - Pertunangan Berencana
25 Ch. 25 - Situasi
26 Ch. 26 - Pertarungan Antar Jenius
27 Ch. 27 - Tadi Di Mimpi
28 Ch. 28 - Perdebatan Panas
29 Ch. 29 - Musuh Jadi Teman
30 Ch. 30 - Harimau Di Bangunkan Naga
31 Ch. 31 - Saran You Lin
32 Ch. 32 - Adu Kekuatan
33 Ch. 33 - Berteman
34 Ch. 34 - Konyol
35 Ch. 35 - Asal You Lin
36 Ch. 36 - Perjalanan Dari Gadis Kecil
37 Ch. 37 - Pertemuan Yang Mengesalkan
38 Ch. 38 - Penantian
39 Ch. 39 - Harus
40 Ch. 40 - Yang Baik Dan Benar
41 Ch. 41 - Maaf Saya Mencurinya
42 Ch. 42 - Penghancuran Mental
43 Ch. 43 - Pertanyaan Yang Menyenangkan
44 (Arc 1.7_Sisi Lain Dunia) Ch. 44 - Kaisar Petir
45 Ch. 45 - Keluarga Zhou
46 Ch. 45 - Menuju Kesana
47 Ch. 46 - Ayah Dan Anak Sama Saja
48 Ch. 48 - Keluarga Luexha
49 Ch. 49 - Pertarungan Tiada Tujuan
50 Ch. 50 - Gagal Unjuk Kekuatan
51 Ch. 51 - Anak Angkat Xing Shen
52 Ch. 52 - Posisi Cebol Laknat
53 Ch. 53 - Ruang Bawah Tanah
54 Ch. 54 - Pendekar Matahari
55 Ch. 55 - Tidur Yang Panjang
56 Ch. 56 - Bergabung Dengan Paviliun Sepuluh Kursi
57 Ch. 57 - Kau Bukan keturunanku
58 Ch. 58 - Tujuan Paviliun Sepuluh Kursi
59 Ch. 59 - Misi Xing Meihua
60 (END) Ch. 60 - Musuh Lama Yang Bangkit
61 Extra Ch. 61 - Argust Yang Sedang Bermain
62 Pengumuman!
63 Ch. 62 - Permainan Pedang
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ch. 1 - Dewa Suci Matahari
2
Ch. 2 - Ruangan Kematian
3
Ch. 3 - Anak Kecil
4
Ch. 4 - Gak Realistis
5
Ch. 5 - Udara Segar
6
Ch. 6 - Senjata Makan Tuan
7
Ch. 7 - Mengingat Teman Lama
8
Ch. 8 - Seorang Guru
9
Ch. 9 - Kultivasi Angin
10
Ch. 10 - Ledakan Langit Malam
11
Ch. 11 - Guru Yang Sadis
12
(Prolog_end) Ch. 12 - Tugas Pertama
13
(Arc 1_Perjalanan) Ch. 13 - Dimulai
14
Ch. 14 - Masalah kecil
15
Ch. 15 - Kebenaran Yang Tertebak
16
Ch. 16 - Masalah Pertemanan
17
Ch. 17 - Liu Rong
18
Ch. 18 - Menuju Kota Luashi
19
Ch. 19 - Kecurigaan Xian Han
20
Ch. 20 - Kota Netral Luashi
21
Ch. 21 - Guru Masing"
22
Ch. 22 - Pemaksaan Jodoh
23
Ch. 23 - Menyusun Informasi
24
Ch. 24 - Pertunangan Berencana
25
Ch. 25 - Situasi
26
Ch. 26 - Pertarungan Antar Jenius
27
Ch. 27 - Tadi Di Mimpi
28
Ch. 28 - Perdebatan Panas
29
Ch. 29 - Musuh Jadi Teman
30
Ch. 30 - Harimau Di Bangunkan Naga
31
Ch. 31 - Saran You Lin
32
Ch. 32 - Adu Kekuatan
33
Ch. 33 - Berteman
34
Ch. 34 - Konyol
35
Ch. 35 - Asal You Lin
36
Ch. 36 - Perjalanan Dari Gadis Kecil
37
Ch. 37 - Pertemuan Yang Mengesalkan
38
Ch. 38 - Penantian
39
Ch. 39 - Harus
40
Ch. 40 - Yang Baik Dan Benar
41
Ch. 41 - Maaf Saya Mencurinya
42
Ch. 42 - Penghancuran Mental
43
Ch. 43 - Pertanyaan Yang Menyenangkan
44
(Arc 1.7_Sisi Lain Dunia) Ch. 44 - Kaisar Petir
45
Ch. 45 - Keluarga Zhou
46
Ch. 45 - Menuju Kesana
47
Ch. 46 - Ayah Dan Anak Sama Saja
48
Ch. 48 - Keluarga Luexha
49
Ch. 49 - Pertarungan Tiada Tujuan
50
Ch. 50 - Gagal Unjuk Kekuatan
51
Ch. 51 - Anak Angkat Xing Shen
52
Ch. 52 - Posisi Cebol Laknat
53
Ch. 53 - Ruang Bawah Tanah
54
Ch. 54 - Pendekar Matahari
55
Ch. 55 - Tidur Yang Panjang
56
Ch. 56 - Bergabung Dengan Paviliun Sepuluh Kursi
57
Ch. 57 - Kau Bukan keturunanku
58
Ch. 58 - Tujuan Paviliun Sepuluh Kursi
59
Ch. 59 - Misi Xing Meihua
60
(END) Ch. 60 - Musuh Lama Yang Bangkit
61
Extra Ch. 61 - Argust Yang Sedang Bermain
62
Pengumuman!
63
Ch. 62 - Permainan Pedang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!