Setelah selesai dengan acara beberesnya Sinta membawa James menyusul Bram diruang tamu cuaca diluar yang kebetulan sedang gerimis membuat Bram enggan untuk pulang, Sinta memperlakukan Bram seperti biasa tidak ada yang istimewa bahkan ketika sesekali pipinya bersemu tatkala Bram merayu dengan mulut manisnya, Itu hal lumrah sebagai laki-laki begitu penilaian Sinta. James seperti sudah terbiasa dengan kehadiran Bram bayi laki-laki itu sudah bisa tertawa kecil ketika dengan telaten Bram membuatnya tertawa pemandangan didepan Sinta sungguh sangat manis, dia menatap keluar jendela merafalkan kata maaf terus menerus kepada sahabatnya, Natasya. Berharap gadis itu mampu mendengar dan memaafkan perbuatan tunangannya.
"Pagi-pagi sudah gerimis sepertinya Natasya libur temuilah dia!" Sinta mengambil alih James didekapan Bram.
"Tidak ada kata libur bagi Natasya."
"Kalau begitu datang saja kekantornya."
"Besok aku akan menemuinya."
ting tong
Suara bel apartemen membuat ketiganya menoleh, Sinta berdiri menuju pintu dan membukanya setelah tahu bahwa siapa yang datang dia benar-benar menyesal sekarang dia baru ingat sewaktu dibandung telah memberi kesempatan seorang pria untuk mendekatinya dan juga James.
"Apa aku boleh masuk?"
Sinta tak menjawab namun tubuhnya bergeser seolah memberi jalan untuk Firman masuk kedalam, Mengingat apa syarat yang pernah Sinta katakan kepadanya Firman mengambil James yang sedang digendong oleh Sinta sesaat Sinta kaget dan hendak protes namun Firman telah lebih dulu berjalan masuk dengan menggendong James setelah menutup pintu Sinta menyusul, Bram yang sedari tadi menyimak kaget melihat ada seorang pria tengah menggendong james dia tolehkan kepalanya kearah James, bayi itu tengah ingin menangis setelah suara tangisnya pecah buru-buru Bram merebut James dari gendongan pria asing itu. Sinta yang baru saja sampai panik karena James menangis sangat kencang akhirnya dia mengambil James lalu membawanya kepada Siti yang sedang asyik didapur, setelahnya sinta kembali ketempat dua laki-laki itu berada.
"Dia siapa Sin?" begitu tanya Bram secara spontan ketika sinta duduk disebelahnya.
"Bukan siapa-siapa."
"Perkenalkan aku Firman calon suaminya Sinta!" laki-laki itu mengulurkan tangannya berusaha menjabat tangan Bram namun Bram hanya melirik sekilas, merasa tidak ada respon Firman menyimpan kembali tangannya sedangkan Sinta terbengong mendengar penuturan narsis laki-laki yang baru ia temui beberapa jam ketika itu.
"Aku hampir nyasar tadi untungnya orang Jogja ramah-ramah ya," Firman cengengesan merasa sinta tak menerima kehadirannya,
uh sakit.
"Tidak ada yang menyuruhmu datang kesini,"
Sinta menjawab dengan malas sedangkan Bram semakin heran dengan sikap Sinta yang tampak ketus terhadap Firman, Itu artinya laki-laki itu bukanlah calon suami Sinta dia hanya mengada-ada dan Sinta tidak menyukai laki-laki itu, Bram tersenyum licik dibalik wajah tampannya dia membawa Sinta kedalam rangkulannya mengerling genit kepada Sinta yang hanya dibalas raut keheranan oleh Sinta.
"Lepaskan aku Bram!" Sinta sedikit berbisik.
"Kamu yakin dia mau sama kamu apakah kamu tidak melihat apa yang ada dihadapan kamu sekarang?" Bram tampak songong atas ucapannya dia terus merangkul pundak mungil Sinta, Firman tak merasa goyah sekalipun dia tetap teguh pada pendiriannya untuk mengambil hati janda muda dan juga calon anak tirinya, James.
"Sinta sendiri yang memintaku untuk mengambil hati James dan juga dia," kali ini Firman lebih songong lagi.
"Aku tidak mengatakannya!" bantah Sinta seketika yang membuat rangkulan dipundaknya terlepas.
"Aku rasa kamu masih mengingatnya Sinta," Firman tidak menatap Sinta ia justru tersenyum mengejek kepada Bram dan benar saja laki-laki disebelah Sinta itu tampak sangat kesal, Bram butuh penjelasan kepada Sinta.
Sekarang Sinta dan Bram sudah berada di balkon apartemen Sinta, janda itu tak mengerti dengan Bram yang terlihat sangat cemburu dengan kehadiran Firman lebih herannya lagi Bram bahkan tak pernah mencurigai ataupun mencemburui Natasya, Sinta sangat malas untuk sekedar menjelaskan siapa laki-laki yang sedang menyesap kopi hitam diruang tamu apartemennya.
"Kamu belum menjawab pertanyaan aku tadi!"
"Bram!" Sinta menghelakan nafasnya lalu melanjutkan.
"Tolong bersikap yang biasa saja jangan berpura-pura seolah kamu cemburu."
"Aku memang cemburu Sinta," Bram menggeram apa ekspresi kepanasan di hati dan wajahnya itu tak mampu sinta baca.
"Cemburuilah laki-laki lain diluar sana yang berusaha ataupun mungkin sedang dekat dengan Natasya dia tunanganmu sedangkan aku bukan siapa-siapa," Sinta bimbang dengan perasaanya sendiri kalau boleh jujur dia sudah memiliki sedikit perasaan kepada tunangan Natasya itu namun dia tidak mungkin merebut milik sahabatnya, salahkan saja Bram yang semakin hari semakin bisa mengambil hati James sedangkan Firman dia sendiri tidak yakin bahwa suatu saat laki-laki itu bisa menempati hatinya yang paling dalam, Memang untuk sosok mantan suaminya sudah lama tak menduduki hatinya pria itu hanya sesekali mampir didalam benaknya.
"Sudah berapa kali aku katakan Sin aku sudah tidak peduli lagi dengannya!"
"kamu jahat Bram lalu apa bedanya kamu dengan Kelvin?"
Mendengar itu membuat Bram sedikit tersadar bahwa posisinya mungkin sama dengan Kelvin ketika berselingkuh dengan Tiara, Sinta berjalan menuju tempat Firman berada dia menyuruh laki-laki itu untuk segera pulang mungkin Sinta masih kaget dengan kedatangannya, Firman menurut dan melangkahkan kakinya keluar masih ada waktu seminggu dia di Jogja dan itu artinya masih banyak kesempatan yang ia miliki untuk menemui Sinta.
"Aku mau keluar sebentar, James mana?"
"Baru saja tertidur Bu."
" Oh ya sudah kalau begitu," Sinta menghampiri Bram yang sedang melamun dibalkon, ia mengajak Bram untuk menemui Natasya berusaha membenarkan kembali perasaan bram kepada sahabat gadisnya itu.
"Aku sedang tidak mood kamu saja yang menemui Natasya."
"Yang perlu bertemu Natasya itu kamu Bram bukan aku!" tidak ada lagi percakapan setelah protesan dari Sinta Bram memilih untuk fokus menyetir Sinta sendiri lebih tertarik dengan pemandangan diluar mobilnya.
Setelah mereka sampai didepan gedung kantor Natasya mereka berdua keluar dari mobil, Sinta mengambil langkah lebih dulu yang disusul oleh Bram dibelakangnya.
"Permisi, anatasya nya ada?"
"Mbak Natasya baru saja keluar makan siang."
"Kalau boleh tahu dimana ya?"
"Biasanya di warung soto sapi langganannya."
"Oh kalau begitu terimakasih ya," Sinta sedikit berlari menuju mobilnya Bram malah berjalan dengan malas seperti tak menginginkan pertemuan itu, Sinta sendiri yang gemas melangkahkan kakinya lalu menyeret Bram untuk lebih cepat.
Namun barusaja Sinta dan Bram akan memasuki mobil Natasya datang dengan motor scoopynya, tidak menyadari ada Sinta dan Bram disitu Bram tidak bergerak dan lebih memilih melihat kearah lain, Sinta mengambil langkah lebarnya untuk menemui Natasya gadis itu sedikit terkejut dengan tepukan dipundaknya.
"Sinta kamu ngapain disini?"
"Aku sama Bram mau ketemu sama kamu bagaimana kalau untuk makan siang bersama?" Sinta menunjuk kearah Bram yang sayangnya sedang tidak menghadap kearah mereka berdua.
"Jam makan siang aku sudah habis, lain kali saja ya?" Natasya berlalu sambil menepuk pundak Sinta tanpa menoleh sedikitpun kearah Bram, kecurigaan Sinta semakin menjadi pasalnya bukan Bram saja yang mengacuhkan Natasya namun keduanya sama-sama acuh, Sinta berjalan dengan gontai ternyata Bram sudah lebih dulu masuk kedalam mobil.
Sekian lama tidak ada perbincangan Bram membukanya lebih dulu.
"Kamu melihatnya kan Sinta, bagaimana Natasya dan aku?"
"kalian seperti berbeda ketika pertama kali bertemu aku direstoran dan juga dihari pertunangan kalian."
"Natasya yang menyuruhku untuk bersikap layaknya sepasang kekasih yang bahagia ketika bertemu denganmu karena waktu itu kamu adalah pemilik butik yang natasya datangi, setidaknya aku dan Natasya terlihat sangat bahagia ketika bertunangan padahal tidak ada rasa berbunga sedikitpun menurutku."
"Lima tahun bukan waktu yang singkat Bram apa saja yang kalian lakukan selama ini kalau sikap kalian saling dingin seperti itu?"
"Satu tahun pertama hubungan kita semuanya tampak begitu hangat dan indah namun setelah lulus dan Natasya langsung diterima bekerja diperusahaan itu dia menjadi sangat sibuk dan seperti melupakan aku."
"Lalu bagaimana dengan perasaanmu sekarang untuk Natasya?"
"Rasa rindu ketika tidak bertemu selalu ingin memberinya perhatian dan cemburu ketika dia bersama laki-laki lain sudah tidak lagi aku rasakan sekitar tiga tahun yang lalu."
Sinta sangat syok mendengar semuanya ternyata hubungan yang terlihat sangat indah itu ada rasa hambar yang pekat .
"Entah mengapa aku sekarang lebih condong terhadapmu Sin, aku selalu memikirkan wajah ayumu bahkan tangisan cempreng James sering aku rindukan ketika jam tidurku datang."
Sinta benci dengan perasaannya yang semakin tak karuan Bram benar-benar sudah membuatnya goyah, seandainya saja mereka sama-sama single Sinta akan dengan mudah menerima lamaran Bram kemarin dan juga menerima dengan pipi bersemu atas penuturan Bram barusan.
***
Firman mendatangi apartemen Sinta kembali namun kali ini hanya ada James dan pengasuhnya, waktu baru menunjukkan angka dua siang dan Sinta masih lama kepulangannya begitu kira-kira penuturan sang pengasuh James. Firman menunggu dengan sabar sembari melihat James yang tengah bermain dengan pengasuhnya, Ia sedikit penasaran dengan mantan suami Sinta apakah rupanya seperti James, jika diperhatikan James sama sekali tidak mewarisi rupa dari Sinta.
" Mbak bisa minta nomor telfon Sinta?"
"Bisa Pak."
Setelah menerimanya Firman menelfon Sinta,
sambungan terhubung dan seseorang yang sangat ia rindukan bersuara lebih dulu diseberang sana.
"Aku menunggumu disini bersama James."
Firman tersenyum menunggu jawaban dari Sinta namun tak ada respon sedikitpun setelahnya telfon dimatikan sepihak, Firman mengerutkan keningnya heran apa dia salah berucap namun Firman tak terlalu memikirkannya dia berharap setelah ini Sinta akan segera pulang .
Ternyata yang diharapkan Firman tak kunjung pulang juga hari sudah hampir pukul tujuh malam, kalau kata pengasuh James biasanya Sinta akan ada keperluan mendadak maka harus pulang terlambat sedangkan Firman ada urusan lain dengan berat hati dia meninggalkan apartemen Sinta mungkin lusa dia akan berkunjung kembali dihari terakhirnya di Jogja kedatangannya bukan hanya untuk menemui sang pujaan hati namun karena pekerjaannya lah yang membawanya kesini, sebut saja menyelam sambil meminum air.
***
Disini sekarang Sinta berada di kafe dekat butiknya, duduk sendiri hanya ditemani secangkir coklat panas sengaja mengulur waktunya untuk pulang mendapat telfon dari nomer baru yang ternyata adalah Firman dan mengatakan bahwa dirinya sedang menunggu Sinta, membuatnya malas untuk memulangkan dirinya padahal dia sudah rindu sekali dengan James, ponsel Sinta berbunyi.
*drtt drtt
08×*
Aku sudah ada urusan lain sinta, lain kali aku akan berkunjung lagi.
Begitu pesan singkat yang tertera dilayar ponselnya Sinta tak membalas dia bergegas membayar lalu menuju mobilnya pulang dan menemui James, begitu keinginannya sekarang.
"James sudah tidur ya?" Sinta menghampiri putra tampannya ia mencium pipi itu sekilas lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Sepuluh menit berlalu Sinta sudah selesai dengan acara mandinya, ia berganti pakaian tidur kakinya melangkah keluar untuk menuntaskan rasa lapar membuat mie instan diudara yang sedikit dingin sepertinya cocok. Kepalanya melongok kearah pintu luar melihat Siti tengah berbicara dengan seseorang, tangan Siti penuh dengan mainan anak laki-laki karena Sinta penasaran dia menghampiri Siti namun baru tiga langkah dia berjalan Siti sudah menutup pintunya dan membalikkan badan.
"Dari siapa itu?" Sinta terheran dia membuka pintu apartemennya dan tak mendapati siapapun disana.
"Siapa?" diulangnya kembali pertanyaan itu kepada Siti.
"Ayah James yang membelikannya Bu," Siti salah merasa apa yang dilakukannya adalah hal yang lancang.
"Taruh saja itu dilantai mbak apapun yang diberikan orang itu kepada James silahkan ditolak."
"Tetapi dia memaksa Bu."
"Kalau begitu terima saja dan buang ditempat sampah atau kamu sumbangkan mainan itu ke anak-anak jalanan saja."
"Baik Bu."
Siti berlalu kekamarnya meninggalkan mainan mahal itu dan juga majikannya yang berdiri nematung didepan pintu, Sinta melihat sekilas kebawah yang berisikan mobil-mobilan dan juga bola sepak yang tergeletak tidak rapi dilantai dia menuju kedapurnya kembali melanjutkan niatnya untuk mengisi perut.
James terdengar seperti menangis Sinta meninggalkan setengah mangkuk mie instannya lalu menggendong James yang sepertinya haus, Ia menyusui James sambil duduk diranjang diusapnya kepala sang putra memikirkan bagaimana nasib anaknya ketika besar nanti dia hanya ingin James tetap mendapat kasih sayang dari sang ayah, namun Sinta sudah terlanjur benci kepada Kelvin rasanya dia tidak rela kalau harus melihat James bersama Kelvin. Jahat memang tetapi biarkan untuk masalah ini dia lebih egois dia yang mendapat hak asuh anak dan dia yang mampu mengurus James ayahnya itu hanya bersenang-senang dengan perempuan lain, Sinta yakin dia mampu mendidik James menjadi pribadi yang tidak seperti ayahnya Pastinya lebih baik dari Kelvin.
***
Bram sudah hampir setengah jam menunggu tunangannya dia mengajak Natasya makan malam tetapi bukan itu tujuan utamanya ada sesuatu yang sangat penting, dari arah barat Natasya datang dengan kaos polos sewarna daun mawar celananya sepanjang lutut Ditangan kanannya ia bopong laptop dan juga kamera yang biasa dia kenakan untuk bekerja, Jelas sekali dia baru saja pulang dari kerjanya Keringat bahkan mengalir dipelipisnya Bram yakin gadis itu hanya mandi sekali ditengah padatnya aktifitas atau mungkin dua kali setelah Natasya pulang kerumahnya, jika dibandingkan dengan Sinta Natasya jelas tidak ada apa-apanya gadis ini lebih cuek terhadap penampilannya kulitnya sawo matang khas perempuan Indonesia rambutnya ia kuncir dengan tidak rapi beda sekali dengan Sinta, meskipun perempuan itu berstatus janda penampilannya jauh lebih tertata lebih cantik dan juga sangat anggun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Daffodil Koltim
dasar laki2,,,,liat yg bening2 langsung goyah,,,,
2021-01-28
1
delesia
dasar laki....
2021-01-24
1
Sky Queen
semangat thor
2021-01-17
0