Bab 2

Karin membawa molli masuk ke ruangan nya untuk mengompres bibir molli yang melepuh.

"Aduh, pelan dikit sih!", ucap molli kesal karena Karin menekan es nya terlalu keras. "Mangkanya buk bos kalau makan di liat dulu masih panas gak tuh makanan main seruput aja, kan jadi kaya gini siapa yang susah" balas Karin menghela nafas panjang.

Tok..tok..

"Masuk!", sahut molli sambil memegangi es batu yang mengompres bibir nya.

"Buk ini ada berkas yang harus ibu cek dan tanda tangani" Ucap seorang karyawan. "Oke nanti saya cek ,kamu boleh keluar dulu" pinta molli pada karyawan nya. "Baik buk" karyawan itu pun keluar dari ruangan molli.

"Tolong kamu cek berkas itu ada masalah enggak nanti aku tinggal tanda tangan aja" suruh molli pada Karin sekertaris nya. "Baik bos" sahut molli mengambil berkas yang berada dimeja molli lalu duduk di kursi yang disediakan untuk Karin.

Hari pun berjalan menjelang petang, molli yang merasa sudah sangat lelah duduk di kursi berhari hari ia pun melihat ponsel nya dan melihat kontak nama Riyan.

"Masa iya aku dulu an yang chat dia" fikir molli menghembus kan nafas pendek. Molli melihat ke langit langit ruangan nya membayangkan kejadian kemarin yang menimpa molli dan riyan, rasa nya hati molli campur aduk karena berada di sisi ke takut an karena hampir menabrak kendaraan lain,di sisi lain dia merasa senang karena mendapat perlakuan istimewa dari riyan.

"Biarin lah aku dulu an pasti juga di respon" ucap molli penuh percaya diri.

"Hai, ini aku molli save ya kontak aku" Pesan pun dikirim tanpa molli berfikir panjang. jantung molli berdetak hebat karena mengirim sebuah pesan pada pria pertama yang dia benar benar suka.

Ting,,!! Bunyi pesan masuk pada ponsel Riyan.

"Em, siapa ya yang kirim pesan pada saat jam kerja" Gumam nya, Jantung riyan pun berdetak tak beraturan karena melihat pesan di ponselnya ternyata dari bos nya yang cantik.

Riyan sudah lama penasaran dengan bos pemimpin perusahaan besar yang dia tempati, banyak yang bilang bos nya itu sudah berumur , tetapi Riyan pertama kali melihat bos nya langsung untuk mengantar berkas ke ruangan an bos nya sendiri, betapa kaget nya riyan melihat bosnya karena di umur yang dibilang sudah pangkat, namun usia nya tak terlihat di wajah bos nya itu dia masih terlihat cantik dan menawan seperti masih berusia 20th an.

"Ini saya gak mimpi kan, dapet pesan dari buk bos" Gumam nya dengan girang, dia pun langsung membalas pesan dari bosnya.

"Iya buk pasti saya simpan" Riyan terus menatap ke layar ponsel nya berharap bosnya membalas nya lagi. tetapi riyan merasa agak kecewa tidak mendapat kan balasan pesan dari bos nya.

"Apa mungkin masih sibuk ya" ucap Riyan terus menatap ponsel menunggu balasan.

"Kamu kenapa menatap ponsel di jam kerja, fokus pada kerja an dulu" Seru karin sekertaris molli dari belakang riyan. Riyan sontak kaget tiba tiba mendengar suara sekertaris bos nya, ia lalu menutup layar ponsel nya dan kembali bekerja.

Waktu pulang pun tiba , Seperti biasa riyan berdiri di pinggir jalan menunggu taksi lewat. Molli yang melihat riyan pun menghampiri nya dengan berjalan kaki karena molli memang tidak naik mobil berangkat kerja tadi.

"Nunggu in taksi ya" Suara tak asing bagi riyan, ia pun menoleh ke sumber suara dan benar saja itu bosnya. "Iya buk, belum ada yang lewat kaya nya" Jawab riyan tersenyum malu karena tadi ia mendapat pesan dari bos nya dan membalas nya tapi tidak direspon lagi.

"Em,, udah makan?" tanya molli ragu, "Belum buk", sahut nya. "Kita cari cafe dulu mau kan" ucap molli tanpa panjang lebar. Riyan hanya mengangguk kan kepala bertanda ia menyetujui saran bosnya.

Tak lama mereka sampai di cafe dan memesan sebuah minum an dan makan an karena molli tadi belum sempat makan karena bibir nya sakit. Makan an pun datang mereka berdua mulai makan makan an nya masing masing.

"Aduh,," Pekik molli lalu memegangi bibirnya yang terasa perih karena tadi.

"Ada apa buk ,biar saya liat" ucap riyan langsung memegang dagu molli dan melihat bibir molli dengan jarak yang begitu dekat. Mereka berdua pun saling bertatap an tanpa sadar riyan meniup niup bibir molli, Molli hanya terpaku melihat riyan dari jarak sedekat itu.

"Ternyata dia ganteng banget kalau dari deket " Batinnya, molli tersenyum membuat Riyan melepas tangannya dari dagu molli.

"Maaf buk saya enggak sengaja , saya cuma mau bantu ibu" ucap Riyan merasa bersalah dan malu. Molli melihat tingkah Riyan yang lucu semakin molli menyukai nya.

"Iya gak papa kok, makasih ya udah perhatian sama aku" Balas molli tersenyum manis. "Oh ya kamu jangan panggil buk dong kalau diluar kantor" Ucap molli cemberut.

"Gak enak buk , udah biasa panggil nya gitu", "Panggil nama aja oke, terus pake bahasa formal aja sih bisa kan" ucap molli tersenyum layaknya temannya.

"Iya buk, eh maksutnya iya Ii," balas riyan belum terbiasa memanggil nama bosnya dengan sebut an nama nya.

"Ya udah pulang yuk, udah selesai kan" ucap molli mengajak Riyan untuk pulang. "I,, iya udah selesai kok" balasnya.

Sesampai nya di rumah molli, Riyan pun turun membuka kan pintu mobil untuk molli.

"Makasih ,, oh ya sampai rumah jangan lupa kabarin ya" ucap molli tersenyum menggoda Riyan agar menghubungi nya terlebih dahulu.

"Iyaa" sahut Riyan tersipu malu. "Bye,," molli melambaikan tangan sampai mobil taksi Riyan tak terlihat lagi.

Tak lama riyan juga sampai di kediaman nya. Riyan merasa senang bisa jalan dan makan berdua bersama wanita puja an nya. tetapi yang membuat riyan ragu untuk mengejar bos nya karena dia tidak sebanding dengan bos nya , perbedaan yang terlalu jauh dari segi pekerjaan dan dari segi kalangan riyan pasrah pada sebuah nasib yang sudah menentukan jalan nya. tetapi Riyan tetap bersyukur karena ia telah diberi pekerja an yang lumayan bagi nya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi nya sendiri.

Pagi pukul 7 lebih 10menit Riyan sampai di perusahaan seperti biasa ia pun bekerja dengan giat. Pagi ini riyan merasa senang seperti menang undian, Karena semalam ia saling mengirim pesan dengan molli membuat dirinya semangat lagi untuk bekerja. dan yang membuat riyan semakin girang molli mengirim pesan pagi tadi memberikan salam pagi dan menyemangati nya. Riyan yang membayang kan pesan dari molli pun terus memasang senyuman pada wajah manisnya.

"Sudah lah jangan dibayangin terus bisa bisa jadi gila aku" batin Riyan menghalu dengan perasaan campur aduk.

Di sisi lain molli di ruangan an nya juga terus memasang senyum nya tanpa henti.

"Ya ampun, yang lagi berbunga bunga nih hatinya, bagi bagi dong tuh bunga nya sama yang jomblo" Ledek karin yang tiba tiba muncul masuk keruang an molli.

"Ngagetin aja sih!" ucap molli sambil mendengus kesal pada sekertaris sekaligus sahabat nya itu.

"Suruh siapa pagi pagi udah melamun kaya sapi ompong tuh" Menunjuk mulut molli yang melongo karena melamun tadi.

"Iihh, apa an si gak jelas deh" sewot molli.

Jarum jam pun terus berjalan mengitari bulatan waktu. Tepat lah pukul 11 waktu istirahat makan siang.

"Oh ya Karin tolong bawa in semangkuk bakso kesini ya, aku lagi males mau ke kantin" pinta molli pada Karin.

"Siap bos cantik" Sahut Karin melenggang pergi dari ruangan .

Di kantin riyan melihat ke kanan dan ke kiri mungkin dia bisa bertemu dengan molli bos nya yang cantik.

"Em,, kemana ya dia kok belum Dateng" Keluh riyan menunggu kedatangan molli.

Selang beberapa menit Karin muncul dan membeli dua mangkuk bakso dan membawa nya ke atas ruangan molli.

"Apa dia sibuk ya ,sampai harus makan di ruangan nya" Ucap Riyan melihat Karin masuk ke ruangan molli. "Aku kirim pesan aja apa ya" , Tanpa pikir panjang riyan mengambil ponsel nya disaku lalu mengirim pesan ke molli.

"Selamat makan siang" Dengan emoticon tersenyum.

Di ruangan molli yang mendengar ponsel nya berbunyi langsung melihat di layar pesan dari (Riyan). molli yang terlihat lesu kembali semangat dan senang setelah melihat pesan riyan.

"Iya selamat makan juga, oh ya nanti pulang kerja bisa ketemu gak?" balas molli sambil memeluk ponsel nya dan tersenyum bahagia. karin yang baru masuk melihat molli tersenyum langsung menggoda nya.

"Bagi bagi dong bahagia nya" ucap Karin menaruh mangkuk yang dipesan molli tadi.

"Enak aja bagi bagi , emang apa an di bagi" sahut molli , Karin pun tertawa di ikuti dengan molli juga tertawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!