Bab 2 Ketemu ayam Kate

"Kenapa kertasnya kosong? Bagaimana bisa aku menandatangi perjanjian yang bahkan isinya saja apa, aku tidak tahu!" Audrey melayangkan protes pada Ravindra karena ia di paksa menandatangi surat perjanjian yang tidak jelas.

Ravindra meminta bertemu Audrey di sebuah resto yang dekat rumah sakit, dengan dalih untuk menandatangani sebuah kontrak.

"Siapa kamu sampai berani menolak?! Kamu tidak ingat kemarin nangis-nangis minta apa? Siapa yang menawarkan diri jadi budakku seumur hidup?!" Ravin mengingatkan.

Audrey mencebik kesal, sekarang ia menyesal karena telah setuju untuk menjadi budak seumur hidup pemuda arogan itu.

Bagaimana aku bisa membalas dendam jika aku sendiri saja sekarang terbelenggu seperti ini. Gumam Audrey.

"Cepat tanda tangan, tidak usah pakai wajah memelas!" paksa Ravin sekali lagi.

Audrey akhirnya menandantangani surat yang entah bakal di cetak kata atau syarat apa, ia sekarang bisa pasrah.

Ravin langsung mengambil kertas yang hanya berstempel dan sudah di tandatangani oleh Audrey.

"Sudah selesaikan? Kalau iya aku harus kembali ke Rumah sakit," ucap Audrey yang sudah kesal lama-lama disana.

"Mulai hari ini kau harus pindah ke rumahku," titah Ravin.

What? Matilah aku, kenapa harus pindah pula. Audrey membulatkan bola matanya mendengar perintah Ravin.

"Kenapa harus pindah kesana?" tanya Audrey.

"Pakai nanya pula, bagaimana kau bisa melayaniku jika kau tidak tinggal disana, hah! Otak itu di pakai buat mikir, percuma punya gelar sarjana lulusan Harvard kalau ternyata Oneng juga!" cibir Ravin.

Gila nih orang, tampan iya, kaya iya, tapi mulutnya! Amit-amit lebih pedes dari cabe rawit merah dua puluh kilo.

"Aku pikir tidak perlu pindah kesana!" bantah Audrey.

"Sekarang sudah tahu, 'kan? Jadi nggak perlu mikir!" bentak Ravin.

Ih, tampan-tampan galaknya melebihi emak tiri di sinetron ikan terbang.

"Iya, aku ngerti." Audrey mengalah dari pada harus merasakan pedasnya mulut Ravin.

"Malik!" Ravin memanggil asistennya.

"Iya, Tuan!" Malik sudah berdiri disisi Ravin.

"Simpan!" titah Ravin menyerahkan kertas yang sudah ditanda tangani oleh Audrey.

"Nanti sore Malik akan menjemputmu." Ravin bicara dengan nada datar sekarang.

"Iya." Audrey hanya bisa mengikuti.

Akhirnya gadis itu bangkit dari kursinya, sedikit membungkuk memberi hormat kemudian berjalan pergi. Entah kenapa langkahnya terhenti, ia kemudian membalik badan menatap Ravin.

"Terima kasih, berkat uang dari Anda, Mamah sudah di operasi tadi pagi," ucapnya dengan seutas senyum tanda bahagia.

Audrey kemudian langsung pergi meninggalkan Ravin yang tertegun ketika mendapat ucapan terima kasih dari gadis itu.

Ravin berusaha menutupi sesuatu, ia menatap punggung Audrey yang semakin lama berlalu tidak terlihat.

"Kenapa Anda melakukan ini, Tuan?" tanya Malik.

"Memangnya kenapa?" tanya Ravin balik.

"Saya hanya tidak mengerti," jawab Malik.

"Yang perlu kamu lakukan hanyalah menjalankan, tidak perlu mengerti apapun. Jika kau ingin mendapat pedang berkualitas bagus, maka kau harus menempa-nya dengan benar." Ravin menyangga dagunya, terlihat sedikit lengkungan di bibirnya.

Malik hanya mengangguk tanda mengerti dengan apa yang di katakan oleh tuannya.

Audrey berjalan seraya menendang kerikil berulangkali, ia merasa galau tingkat dewa, bagaimana tidak? Dia masih ingin balas dendam, eh sekarang malah jadi budak orang, bukankah miris? Apes dobel-dobel.

"Hish." Audrey mendesis di sela lamunannya.

Hingga sebuah mobil Sport berhenti tepat di sampingnya. Seorang gadis muda turun dengan angkuhnya, menatap sinis penuh ejekan pada Audrey.

"Wah, wah ... lihat siapa ini? Nona muda yang terlupakan! Dari tuan putri jadi Putri jalanan. Ih, mana panas gini suruh jalan kaki," ejek gadis itu seraya mengibaskan tangannya di depan wajah.

"Ho ... ho, si ayam Ka-te," cibir Audrey tak mau kalah, ia bersidekap menatap gadis yang bernama Kate Argawijaya, yang tak lain adalah adik sepupu Audrey.

"Eh, jaga tuh mulut, ya!" bentak Kate seraya menunjuk pada mulut Audrey.

"Apa? Kamu tidak suka di ejek tapi suka mengejek. Salahkan orangtua kamu yang kasih nama, kasih nama kok Ka-a-te-ee. Kayak ayam!" cibir Audrey seraya mengeja nama Kate.

Dari jauh Malik dan Ravin baru saja keluar dari parkiran resto tempat ia bertemu dengan Audrey. Malik tampak memperhatikan kedua gadis yang berseteru di pinggir jalan.

"Tuan, apa kita perlu membantu nona Audrey?" tanya Malik.

"Tidak perlu, berhenti saja di bahu jalan. Aku ingin melihat seberapa tangguh gadis itu." titah Ravin.

Malik menganggukkan kepala, ia lalu menepikan mobil berjarak sekitar lima meter dari tempat kedua gadis tadi berdiri.

Ravin menyangga dagunya dengan kepalan tangan yang bertumpu pada lutut kaki yang ia silangkan, ia menatap tajam ke arah Audrey dan Kate.

"Kalau ngomong jangan sembarangan kamu!" bentak Kate seraya mencengkeram kemeha bagian depan Audrey.

Tentu saja Audrey tidak tinggal diam, ia menarik rambut panjang Kate hingga hingga gadis itu menjerit.

"Aghhh," pekik Kate.

"Dasar cewek gila!" teriak Kate meringis kesakitan.

Audrey melepas rambut Kate dengan sedikit mendorongnya. Lalu ia tersenyum puas.

"Ini akibat kalau kau berani melawanku! Apa kamu kira aku takut dengan keluargamu? Hah, aku tidak takut. Malahan semakin bersemangat untuk melawan atas semua tindakan yang kalian lakukan pada keluargaku!" Audrey memasang wajah garang, benar-benar tidak menampakan gadis manis yang elegan seperti biasanya.

Kate yang hampir terjatuh karena dorongan Audrey pun begitu kesal. Ia merasa sejak dulu Audrey adalah saingannya. Audrey selalu lebih unggul dari Kate, baik dari pendidikan, sosial atau cowok. Namun sekarang ketika saudaranya itu sudah di titik terendah pun ia tidak bisa menginjak gadis itu, sehingga membuat Kate emosi.

"Kau!" Kate meremas tangannya di udara, ia ingin meluapkan emosinya tapi sedikit takut dengan Audrey yang menjadi garang.

"Apa? Mau aku cakar muka mulusmu?" Audrey mengancam Kate seraya menunjukkan kesepuluh jari jemarinya.

Kate bergidik, ia lebih memilih cepat-cepat masuk mobilnya kemudian pergi meninggalkan Audrey.

Audrey tahu jika nyali Kate itu ciut, ia berani jika hanya ada orangtuanya.

"Huh, dasar ayam Kate!" gerutu Audrey seraya menendang kerikil ke arah mobil Kate yang sudah melaju cepat.

Terlihat senyum bangga di wajahnya karena berhasil memukul mundur gadis angkuh nan manja itu.

Dari jauh Ravin masih memperhatikan Audrey, ada sedikit lengkungan di bibir pemuda itu.

"Malik."

"Ya, Tuan."

"Cari tahu siapa dan kenapa gadis itu berseteru dengan Audrey," titah Ravin.

"Saya mengerti." Malik kemudian melajukan mobil itu.

Berpapasan dengan Audrey yang berjalan, tentu saja Ravin mencuri pandang pada gadis yang akan menjadi budaknya.

"Dasar gadis bodoh, ternyata kau kuat juga," gumam Ravin, ia menyembunyikan ekspresi sebenarnya dari wajahnya.

Apa yang akan di lakukan Ravin, atau apa tujuan sebenarnya pemuda itu menerima Audrey, hanyalah dia yang tahu.

*

*

*

*

*

*

Bantu like koment ya, biar novelnya masuk rank karya baru, thank you 😘 😘

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

nyimak aja dulu deh.. .

2023-05-19

0

Puji Ningsih

Puji Ningsih

mampir aq thor kayakny cukup menarik 👍

2022-06-03

0

Nafi' thook

Nafi' thook

kau memang pintar Audrey

2022-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Jadi Budak demi uang
2 Bab 2 Ketemu ayam Kate
3 Bab 3 Perlu ke THT
4 Bab 4 Hari pertama
5 Bab 5 Keluarga Argawijaya
6 Bab 6 Roti sobek
7 Bab 7 Salah paham
8 Bab 8 Amarah membuncah
9 Bab 9 Hukuman
10 Bab 10 Baik dikit
11 Bab 11 Debat dengan Berondong
12 Bab 12 Perang antar pelayan
13 Bab 13 Imbas dari peperangan
14 Bab 14 gadis apa kuda?
15 Bab 15 Berapa banyak gadis?
16 Bab 16 Roti sobek again
17 Bab 17 Tragedi si adik kecil
18 Bab 18 Tanda merah bikin galfok
19 Bab 19 cemburu pada berondong
20 Bab 20 Duo Muna
21 Bab 21 Hana sadar
22 Bab 22 Salah paham
23 Bab 23 Pengakuan
24 Bab 24 Sebutan membuat bahagia
25 Bab 25
26 Bab 26 Keluarga gila
27 Bab 27 Masa kecil
28 Bab 28 Janji kembali
29 Bab 29 Ingatan kembali
30 Bab 30 Alasan
31 Bab 31 Kesal tak ada lamaran
32 Bab 32 Lamaran romantis
33 Bab 33 Sepaket Ka-Re ayam Ka-te
34 Bab 34 Surat nikah
35 Bab 35 Kesempatan
36 Bab 36 pengakuan
37 Bab 37 lamaran yang ditolak
38 Bab 38 Hadiah pernikahan
39 Bab 39 Ritual penanaman bibit A.R
40 Bab 40 Keluar dari Rumah sakit
41 Bab 41 Hotel Prodeo
42 Bab 42 Shopping
43 Bab 43 Mantan? No!
44 Bab 44 Maksud
45 Bab 45 Lima belas persen tak berarti
46 Bab 46 Gadis
47 Bab 47 Ketemu Prawira lagi
48 Bab 48 tamu ga ada Akhlak
49 Bab 49 Resepsi pernikahan
50 Bab 50 Tamu Hana
51 Bab 51 Utusan Prawira
52 Bab 52 RaBi Ravin-Bianca(Bencana)
53 Bab 53 Topan dan Tsunami
54 Bab 54 Tidak terharu
55 Bab 55 setengah plus setengah jadi satu
56 Bab 56 Izin pergi
57 Bab 57 Side Story' Malik
58 Bab 58 Permintaan
59 Bab 59 Flashdisk
60 Bab 60 Rapat
61 Bab 61 Bahagia
62 Bab 62 Mobil siapa?
63 Bab 63 Jadi sebenarnya
64 Bab 64 Jangan selingkuhi aku
65 Bab 65 Hana dan Karen
66 Bab 66 Side Story' Arlan
67 Bab 67 Skor satu nol
68 Bab 68 Drama keluarga
69 Bab 69 Adik
70 Bab 70 Side Story' Malik
71 Bab 71 Ka-te
72 Bab 72 Malaikat
73 Bab 73 Murka
74 Bab 74 Pembunuhan tidak langsung
75 Bab 75 Rekaman
76 Bab 76 Isi Rekaman
77 Bab 77 Pertanggungjawaban
78 Bab 78 pernikahan
79 Bab 79 Rindu
80 Bab 80 Semuanya selesai
81 Bab 81 Sakit parah?
82 Bab 82 Hamil
83 Bab 83 Menyusul
84 Bab 84 Kecelakaan
85 Bab 85 Pingsan
86 Bab 86 Welcome To Semarang
87 Bab 87 Kota Lama
88 Bab 88 Rumah mbak Muna
89 Bab 89 Juragan Kos-kosan
90 Bab 90 Ketoprak
91 Bab 91 Durian
92 Bab 92 Gara-gara Durian
93 Bab 93 Ketupat sayur
94 Bab 94 Ngidam tengah malam
95 Bab 95 Asin
96 Bab 96 Gurun Sahara hingga hutan belantara
97 Bab 97 Pegal
98 Bab 98 Panik
99 Bab 99 Ketuban
100 Bab 100 Bayi Perempuan
101 Bab 101 Nana Sayang
102 Bab 102 Akhirnya
103 Pengumuman
104 Pengumuman
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Jadi Budak demi uang
2
Bab 2 Ketemu ayam Kate
3
Bab 3 Perlu ke THT
4
Bab 4 Hari pertama
5
Bab 5 Keluarga Argawijaya
6
Bab 6 Roti sobek
7
Bab 7 Salah paham
8
Bab 8 Amarah membuncah
9
Bab 9 Hukuman
10
Bab 10 Baik dikit
11
Bab 11 Debat dengan Berondong
12
Bab 12 Perang antar pelayan
13
Bab 13 Imbas dari peperangan
14
Bab 14 gadis apa kuda?
15
Bab 15 Berapa banyak gadis?
16
Bab 16 Roti sobek again
17
Bab 17 Tragedi si adik kecil
18
Bab 18 Tanda merah bikin galfok
19
Bab 19 cemburu pada berondong
20
Bab 20 Duo Muna
21
Bab 21 Hana sadar
22
Bab 22 Salah paham
23
Bab 23 Pengakuan
24
Bab 24 Sebutan membuat bahagia
25
Bab 25
26
Bab 26 Keluarga gila
27
Bab 27 Masa kecil
28
Bab 28 Janji kembali
29
Bab 29 Ingatan kembali
30
Bab 30 Alasan
31
Bab 31 Kesal tak ada lamaran
32
Bab 32 Lamaran romantis
33
Bab 33 Sepaket Ka-Re ayam Ka-te
34
Bab 34 Surat nikah
35
Bab 35 Kesempatan
36
Bab 36 pengakuan
37
Bab 37 lamaran yang ditolak
38
Bab 38 Hadiah pernikahan
39
Bab 39 Ritual penanaman bibit A.R
40
Bab 40 Keluar dari Rumah sakit
41
Bab 41 Hotel Prodeo
42
Bab 42 Shopping
43
Bab 43 Mantan? No!
44
Bab 44 Maksud
45
Bab 45 Lima belas persen tak berarti
46
Bab 46 Gadis
47
Bab 47 Ketemu Prawira lagi
48
Bab 48 tamu ga ada Akhlak
49
Bab 49 Resepsi pernikahan
50
Bab 50 Tamu Hana
51
Bab 51 Utusan Prawira
52
Bab 52 RaBi Ravin-Bianca(Bencana)
53
Bab 53 Topan dan Tsunami
54
Bab 54 Tidak terharu
55
Bab 55 setengah plus setengah jadi satu
56
Bab 56 Izin pergi
57
Bab 57 Side Story' Malik
58
Bab 58 Permintaan
59
Bab 59 Flashdisk
60
Bab 60 Rapat
61
Bab 61 Bahagia
62
Bab 62 Mobil siapa?
63
Bab 63 Jadi sebenarnya
64
Bab 64 Jangan selingkuhi aku
65
Bab 65 Hana dan Karen
66
Bab 66 Side Story' Arlan
67
Bab 67 Skor satu nol
68
Bab 68 Drama keluarga
69
Bab 69 Adik
70
Bab 70 Side Story' Malik
71
Bab 71 Ka-te
72
Bab 72 Malaikat
73
Bab 73 Murka
74
Bab 74 Pembunuhan tidak langsung
75
Bab 75 Rekaman
76
Bab 76 Isi Rekaman
77
Bab 77 Pertanggungjawaban
78
Bab 78 pernikahan
79
Bab 79 Rindu
80
Bab 80 Semuanya selesai
81
Bab 81 Sakit parah?
82
Bab 82 Hamil
83
Bab 83 Menyusul
84
Bab 84 Kecelakaan
85
Bab 85 Pingsan
86
Bab 86 Welcome To Semarang
87
Bab 87 Kota Lama
88
Bab 88 Rumah mbak Muna
89
Bab 89 Juragan Kos-kosan
90
Bab 90 Ketoprak
91
Bab 91 Durian
92
Bab 92 Gara-gara Durian
93
Bab 93 Ketupat sayur
94
Bab 94 Ngidam tengah malam
95
Bab 95 Asin
96
Bab 96 Gurun Sahara hingga hutan belantara
97
Bab 97 Pegal
98
Bab 98 Panik
99
Bab 99 Ketuban
100
Bab 100 Bayi Perempuan
101
Bab 101 Nana Sayang
102
Bab 102 Akhirnya
103
Pengumuman
104
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!