Ketika Cinta Bersyarat

Ketika Cinta Bersyarat

Bab 1 Jadi Budak demi uang

"Aku tidak peduli dengan siapapun lagi, kini hidupku aku yang menentukan. Kalian yang sudah menghina dan memakiku akan aku pastikan kalian mengalami apa yang aku rasakan!!"

Audrey Isvara harus merasakan pahitnya hidup saat orang sekitarnya mencampakan dirinya ketika keluarganya terpuruk. Melihat satu-satunya orang yang menyayanginya berada di ambang kematian membuat Audrey tidak berpikir rasional, yang ada di pikirannya sekarang hanya satu, menyelamatkan sang mamah, serta membalas dendam kepada orang yang sudah membuat keluarganya berantakan.

"Apa yang bisa kau berikan padaku?" tanya seorang tuan muda kaya raya dengan berjuta prestasi gemilangnya di usia yang bisa di bilang masih sangat muda.

"Apapun yang Anda inginkan dari 'ku, maka akan aku berikan!" jawab Audrey dengan nada begitu tegas tanpa rasa takut, ia bahkan berani menatap mata pemuda di depannya itu. Pemuda yang terkenal berdarah dingin, serta mampu menyingkirkan semua pesaingnya hanya dengan sekali jentikan jari.

"Memangnya apa yang bisa aku dapatkan darimu, hah! Perusahaan bangkrut! Ayah bunuh diri! Keluarga sendiri mengusirmu! Hah, memangnya apalagi yang kau punya?!" tanya pemuda itu penuh dengan ejekan dan cibiran yang menusuk tepat di jantung Audrey.

Audrey meremas ujung gaun yang ia kenakan, ingin rasanya ia mengumpat, memaki pria arogan di depannya. Akan tetapi demi sang mamah, ia rela merendahkan dirinya sendiri agar mendapatkan apa yang ia butuhkan.

"Aku bisa memberikan tubuhku!" jawab Audrey lantang.

Pemuda itu terkesiap, ia tidak menyangka jika kata itu bisa lolos dari mulut gadis yang dua tahun lalu keluarganya pernah menolak lamaran darinya, saat itu pemuda yang sedang duduk di hadapan Audrey tidak sesukses sekarang serta ada sesuatu hal yang hanya pemuda itu dan keluarga Audrey saja yang tahu. Pemuda itu tidak memungkiri jika menyukai Audrey, akan tetapi hanya karena materi membuatnya sakit hati atas penolakan keluarga yang kini mengalami kebangkrutan. Namun, sekarang apa? Gadis itu malah merendah demi mendapatkan sebongkah uang untuk menyelamatkan ibunya.

"Hah, tubuhmu! Aku bisa mendapatkan yang lebih baik dari dirimu! Kau hanya seujung kuku dari para gadis yang rela memberikan tubuhnya kepadaku secara sukarela. Lalu untuk apa aku membayarmu mahal, hah!" cibir pemuda itu menatap tajam pada Audrey.

Audrey mencoba menahan setiap amarahnya, ia harus bertahan dari setiap hinaan dan cibiran yang ia dapatkan.

"Aku mohon! Demi mamahku yang terbaring, apapun yang Anda inginkan dariku akan aku penuhi. Tubuhku bahkan nyawaku akan aku berikan jika Anda menginginkannya!"

Audrey menjatuhkan diri ke lantai yang terbuat dari marmer, lututnya bertumpu pada lantai, air matanya berlinang tak terbendung lagi, yang ada dipikirannya cuman satu, bisa segera mendapatkan uang untuk biaya operasi mamahnya.

Pemuda itu sedikit terkesiap, akan tetapi tetap menunjukkan mimik wajah datar. Ia menyilangkan kakinya, menyangga dagunya dengan kedua punggung tangan di mana jari jemarinya saling bertautan. Pemuda itu terlihat berpikir, menimbang apakah akan membantu Audrey atau tidak.

"Kau akan memberikan apa yang aku ingin 'kan?" tanya pemuda itu dengan suara lantang.

Audrey hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan.

"Bahkan jika aku meminta menjadi budakku seumur hidupmu?" tanya pemuda itu lagi.

"Budak seumur hidup, apa harus seperti ini? Apa yang harus aku lakukan? Tapi ini demi Mamah," gumamnya dalam hati seraya semakin meremas ujung gaunnya.

"Bahkan jika aku harus menjadi budakmu, aku rela!" jawab Audrey dengan suara berat. Ia mencoba menahan segala amarah yang mulai menekan rongga dadanya, rasa sesak yang membuatnya kesulitan untuk bernapas.

Pemuda itu menatap Audrey yang tertunduk, senyum puas muncul di bibirnya. Ia kemudian berdiri serta berjalan ke sebuah brankas besi yang ada di ruangan itu. Dengan menekan tombol tertentu, brankas itu terbuka lebar. Betapa fantastik isinya, bertumpuk-tumpuk uang lembaran berwarna merah ada di sana, bahkan emas batangan yang entah ada berapa kilo juga tersimpan rapi di brankas itu.

"Ini seratus juta yang kau minta." Pemuda itu menaruh setumpuk uang berwarna merah di meja.

Audrey mendongakkan kepala, ia kemudian berdiri dari tempatnya berlutut tadi, berjalan ke arah di mana pemuda yang ia harapkan bantuannya itu berdiri.

Pemuda itu merengkuh pinggang Audrey, merapatkan tubuh gadis itu kepelukan, jemarinya menyentuh dagu gadis itu, mendongakkan sedikit ke atas agar manik mata mereka bisa saling bertemu.

"Ingat, jika kau sampai mengingkari ucapanmu atau menjalin hubungan dengan pria lain. Aku bisa pastikan kau, ibumu juga pria yang bersamamu akan aku kubur jadi satu!" ancam pemuda itu yang diakhiri dengan sebuah ciuman kasar di bibir Audrey.

Audrey berjalan gontai keluar dari ruangan tempatnya merendahkan harga diri serta martabatnya, mencoba menahan rasa perih yang menusuk serta mencabik-cabik jiwanya. Tiada lagi airmata yang luruh dari kelopak mata, semuanya seakan sudah kering karena segala cacian, hinaan serta cibiran dari orang yang ia percayai.

Pemuda itu tersenyum puas, Ravindra Mahavir adalah nama pemuda itu. Pemuda yang beberapa tahun lalu bukanlah siapa-siapa. Tapi kini dunia bisnis ada di genggamannya, teknologi, fashion, perbankan semua ia kuasai. Pemuda yang sungguh memiliki ambisi begitu besar.

"Aku sudah mendapatkannya. Tidak, tidak! Aku tidak mengizinkan menemuinya dulu, aku ingin mendidiknya agar dia menjadi gadis yang kuat." Ravin berbicara dengan seseorang dalam sebuah panggilan.

Audrey berjalan cepat menuju tempat pendaftaran operasi sang mamah yang mengalami gegar otak karena kecelakaan maut sesaat setelah ayahnya di temukan bunuh diri. Dengan penuh harapan ia berdoa agar usahanya tidak sia-sia, ia rela menjual jiwanya kepada manusia yang tak memiliki hati demi kesembuhan sang mamah, jadi semua itu tidak boleh terbuang begitu saja.

"Saya sudah membawa uangnya," ucap Audrey begitu sampai di ruang adminstrasi pendaftaran.

"Baiklah, kami akan segera mengkonfirmasi agar ibu Anda segera mendapatkan penanganan." Salah satu petugas adminstrasi segera mendata agar ibu Audrey segera bisa melakukan operasi.

Audrey tersenyum senang, meski hatinya pedih karena secara tidak langsung ia sudah tidak memiliki harga dirinya lagi, akan tetapi itu setimpal dengan apa yang akan didapatkan.

Audrey duduk di kursi menatap sang mamah yang terbaring dengan banyak alat penunjang hidup di tubuhnya, terlihat jelas jika sebenarnya gadis itu begitu rapuh, akan tetapi ia menolak untuk menjadi lemah, ia bertekad untuk bisa tegar dan kuat agar bisa membalas dendam kepada saudara yang sudah menendangnya keluar dari keluarga besar almarhum ayahnya.

Nama: Audrey Isvara(24thn), gadis manja, tapi keras kepala. Keluarga adalah yang utama, baginya tidak ada yang lebih penting dari itu.

Nama: Ravindra Mahavir(28thn), pemuda dengan sejuta prestasi dan keberhasilan, kaya dan tampan.(Versi China)

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Satu kata utk Audrey CANTIK

2023-08-05

0

Afternoon Honey

Afternoon Honey

keren nih, lanjut baca ah...

2023-05-17

0

Shelly Tefa

Shelly Tefa

awas jatuh cinta loh yah😅

2023-05-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Jadi Budak demi uang
2 Bab 2 Ketemu ayam Kate
3 Bab 3 Perlu ke THT
4 Bab 4 Hari pertama
5 Bab 5 Keluarga Argawijaya
6 Bab 6 Roti sobek
7 Bab 7 Salah paham
8 Bab 8 Amarah membuncah
9 Bab 9 Hukuman
10 Bab 10 Baik dikit
11 Bab 11 Debat dengan Berondong
12 Bab 12 Perang antar pelayan
13 Bab 13 Imbas dari peperangan
14 Bab 14 gadis apa kuda?
15 Bab 15 Berapa banyak gadis?
16 Bab 16 Roti sobek again
17 Bab 17 Tragedi si adik kecil
18 Bab 18 Tanda merah bikin galfok
19 Bab 19 cemburu pada berondong
20 Bab 20 Duo Muna
21 Bab 21 Hana sadar
22 Bab 22 Salah paham
23 Bab 23 Pengakuan
24 Bab 24 Sebutan membuat bahagia
25 Bab 25
26 Bab 26 Keluarga gila
27 Bab 27 Masa kecil
28 Bab 28 Janji kembali
29 Bab 29 Ingatan kembali
30 Bab 30 Alasan
31 Bab 31 Kesal tak ada lamaran
32 Bab 32 Lamaran romantis
33 Bab 33 Sepaket Ka-Re ayam Ka-te
34 Bab 34 Surat nikah
35 Bab 35 Kesempatan
36 Bab 36 pengakuan
37 Bab 37 lamaran yang ditolak
38 Bab 38 Hadiah pernikahan
39 Bab 39 Ritual penanaman bibit A.R
40 Bab 40 Keluar dari Rumah sakit
41 Bab 41 Hotel Prodeo
42 Bab 42 Shopping
43 Bab 43 Mantan? No!
44 Bab 44 Maksud
45 Bab 45 Lima belas persen tak berarti
46 Bab 46 Gadis
47 Bab 47 Ketemu Prawira lagi
48 Bab 48 tamu ga ada Akhlak
49 Bab 49 Resepsi pernikahan
50 Bab 50 Tamu Hana
51 Bab 51 Utusan Prawira
52 Bab 52 RaBi Ravin-Bianca(Bencana)
53 Bab 53 Topan dan Tsunami
54 Bab 54 Tidak terharu
55 Bab 55 setengah plus setengah jadi satu
56 Bab 56 Izin pergi
57 Bab 57 Side Story' Malik
58 Bab 58 Permintaan
59 Bab 59 Flashdisk
60 Bab 60 Rapat
61 Bab 61 Bahagia
62 Bab 62 Mobil siapa?
63 Bab 63 Jadi sebenarnya
64 Bab 64 Jangan selingkuhi aku
65 Bab 65 Hana dan Karen
66 Bab 66 Side Story' Arlan
67 Bab 67 Skor satu nol
68 Bab 68 Drama keluarga
69 Bab 69 Adik
70 Bab 70 Side Story' Malik
71 Bab 71 Ka-te
72 Bab 72 Malaikat
73 Bab 73 Murka
74 Bab 74 Pembunuhan tidak langsung
75 Bab 75 Rekaman
76 Bab 76 Isi Rekaman
77 Bab 77 Pertanggungjawaban
78 Bab 78 pernikahan
79 Bab 79 Rindu
80 Bab 80 Semuanya selesai
81 Bab 81 Sakit parah?
82 Bab 82 Hamil
83 Bab 83 Menyusul
84 Bab 84 Kecelakaan
85 Bab 85 Pingsan
86 Bab 86 Welcome To Semarang
87 Bab 87 Kota Lama
88 Bab 88 Rumah mbak Muna
89 Bab 89 Juragan Kos-kosan
90 Bab 90 Ketoprak
91 Bab 91 Durian
92 Bab 92 Gara-gara Durian
93 Bab 93 Ketupat sayur
94 Bab 94 Ngidam tengah malam
95 Bab 95 Asin
96 Bab 96 Gurun Sahara hingga hutan belantara
97 Bab 97 Pegal
98 Bab 98 Panik
99 Bab 99 Ketuban
100 Bab 100 Bayi Perempuan
101 Bab 101 Nana Sayang
102 Bab 102 Akhirnya
103 Pengumuman
104 Pengumuman
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Jadi Budak demi uang
2
Bab 2 Ketemu ayam Kate
3
Bab 3 Perlu ke THT
4
Bab 4 Hari pertama
5
Bab 5 Keluarga Argawijaya
6
Bab 6 Roti sobek
7
Bab 7 Salah paham
8
Bab 8 Amarah membuncah
9
Bab 9 Hukuman
10
Bab 10 Baik dikit
11
Bab 11 Debat dengan Berondong
12
Bab 12 Perang antar pelayan
13
Bab 13 Imbas dari peperangan
14
Bab 14 gadis apa kuda?
15
Bab 15 Berapa banyak gadis?
16
Bab 16 Roti sobek again
17
Bab 17 Tragedi si adik kecil
18
Bab 18 Tanda merah bikin galfok
19
Bab 19 cemburu pada berondong
20
Bab 20 Duo Muna
21
Bab 21 Hana sadar
22
Bab 22 Salah paham
23
Bab 23 Pengakuan
24
Bab 24 Sebutan membuat bahagia
25
Bab 25
26
Bab 26 Keluarga gila
27
Bab 27 Masa kecil
28
Bab 28 Janji kembali
29
Bab 29 Ingatan kembali
30
Bab 30 Alasan
31
Bab 31 Kesal tak ada lamaran
32
Bab 32 Lamaran romantis
33
Bab 33 Sepaket Ka-Re ayam Ka-te
34
Bab 34 Surat nikah
35
Bab 35 Kesempatan
36
Bab 36 pengakuan
37
Bab 37 lamaran yang ditolak
38
Bab 38 Hadiah pernikahan
39
Bab 39 Ritual penanaman bibit A.R
40
Bab 40 Keluar dari Rumah sakit
41
Bab 41 Hotel Prodeo
42
Bab 42 Shopping
43
Bab 43 Mantan? No!
44
Bab 44 Maksud
45
Bab 45 Lima belas persen tak berarti
46
Bab 46 Gadis
47
Bab 47 Ketemu Prawira lagi
48
Bab 48 tamu ga ada Akhlak
49
Bab 49 Resepsi pernikahan
50
Bab 50 Tamu Hana
51
Bab 51 Utusan Prawira
52
Bab 52 RaBi Ravin-Bianca(Bencana)
53
Bab 53 Topan dan Tsunami
54
Bab 54 Tidak terharu
55
Bab 55 setengah plus setengah jadi satu
56
Bab 56 Izin pergi
57
Bab 57 Side Story' Malik
58
Bab 58 Permintaan
59
Bab 59 Flashdisk
60
Bab 60 Rapat
61
Bab 61 Bahagia
62
Bab 62 Mobil siapa?
63
Bab 63 Jadi sebenarnya
64
Bab 64 Jangan selingkuhi aku
65
Bab 65 Hana dan Karen
66
Bab 66 Side Story' Arlan
67
Bab 67 Skor satu nol
68
Bab 68 Drama keluarga
69
Bab 69 Adik
70
Bab 70 Side Story' Malik
71
Bab 71 Ka-te
72
Bab 72 Malaikat
73
Bab 73 Murka
74
Bab 74 Pembunuhan tidak langsung
75
Bab 75 Rekaman
76
Bab 76 Isi Rekaman
77
Bab 77 Pertanggungjawaban
78
Bab 78 pernikahan
79
Bab 79 Rindu
80
Bab 80 Semuanya selesai
81
Bab 81 Sakit parah?
82
Bab 82 Hamil
83
Bab 83 Menyusul
84
Bab 84 Kecelakaan
85
Bab 85 Pingsan
86
Bab 86 Welcome To Semarang
87
Bab 87 Kota Lama
88
Bab 88 Rumah mbak Muna
89
Bab 89 Juragan Kos-kosan
90
Bab 90 Ketoprak
91
Bab 91 Durian
92
Bab 92 Gara-gara Durian
93
Bab 93 Ketupat sayur
94
Bab 94 Ngidam tengah malam
95
Bab 95 Asin
96
Bab 96 Gurun Sahara hingga hutan belantara
97
Bab 97 Pegal
98
Bab 98 Panik
99
Bab 99 Ketuban
100
Bab 100 Bayi Perempuan
101
Bab 101 Nana Sayang
102
Bab 102 Akhirnya
103
Pengumuman
104
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!