Bab 4

Yu.. hu.. !

Aku up lagi nih. Penasaran kan Gimana kelanjutannya?! Ya, udah.. aku kasi deh.

Selamat membaca 😘

💠💠💠

Anan bermaksud meninggalkan rumah lebih awal. Hanya berpamitan dengan mamah Yati tanpa ingin sarapan terlebih dahulu.

"Sayang, tidak sarapan dulu?" tanya mamah mengingatkan.

"Nanti aja Mah, tidak sempat. Anan pamit Mah, Assalamualaikum" jawab Anan.

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan sayang" ucap mamah.

Hari ini Anan harus ke suatu tempat yang disebutkan dalam sebuah pesan chat semalam.

"Datang ke apartemen M unit 41 lantai 9. Kalau kamu mau lulus tahun ini, jam 7 tepat."

Begitulah isi pesan chat yang diterima Anan semalam. Dan di sinilah Anan saat ini berdiri, menghadap ke arah gedung megah yang menjulang tinggi. Salah satu apartemen mewah dan elit yang hanya dihuni oleh kalangan atas.

Anan melangkah masuk ke area pelataran apartemen tersebut, namun langkahnya dicegat oleh security yang berjaga di sana.

"Maaf nona, apa nona penghuni baru di sini? Saya belum pernah melihat nona sebelumnya" tanya security.

"Saya bukan penghuni sini pak, tapi saya diminta datang ke apartemen ini oleh dosen saya" jawab Anan.

"Kalo boleh tau, dosen nona tinggal di unit berapa?" tanya security lagi.

"Unit 41 lantai 9 pak" jawab Anan membuat bapak security heran. Karena dia tau siapa penghuni unit tersebut.

Setelah mempersilakan Anan masuk ke gedung tersebut, bapak security terdiam sejenak.

"Bukankah tuan Arya anak dari tuan Wijaya Adiyatma? Dan tuan Arya juga bukan seorang dosen?" tanyanya ke dirinya sendiri sambil mengingat-ngingat.

"Ahh, sudahlah, mungkin tuan Arya ingin berganti profesi. Bosan duduk di kantoran, beralih ke kampus. Orang kaya mah, bebas. Lah saya, bosan duduk di pos jaga, tetap juga di pos jaga. Emang saya bisa kemana lagi. Nasib-nasib" ucapnya lagi.

Anan masuk ke dalam lift kemudian memencet angka yang merupakan tujuannya. Setibanya di depan unit yang dimaksud, Anan tidak langsung menekan bel. Anan merasakan jantungnya berdebar. Ada kecemasan di hatinya namun sebisa mungkin dia tepis.

"Ini semua demi masa depanku juga kebahagiaan mamah. Semangat Anan" ucap Anan menyemangati dirinya.

Perlahan tapi pasti, Anan pun menekan bel unit tersebut. Tak berselang lama, pintu unit itupun terbuka dan menampilkan sosok yang dikenal Anan baru-baru ini. Ya, dialah Arya. Orang yang mengiriminya pesan chat semalam di mana Anan memberinya nama 'Dosen Nyasar Planet Mars' pada ponsel androidnya.

"Terlambat 5 menit 29 detik" ucap Arya sambil menatap ke jam yang melingkar di lengan bawah sebelah kirinya.

Dia langsung berbalik, berjalan santai seraya berkata, "Buatkan saya sarapan" ucapnya tanpa mempedulikan Anan.

Anan yang berdiri di ambang pintu, mengangakan mulutnya tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Mau sampai kapan kamu berdiri di situ?" tanya Arya, menoleh ke Anan yang masih bengong di tempatnya.

Dengan ragu, Anan melangkah masuk. Sambil celingak-celinguk, Anan mengikuti langkah Arya menuju dapur. Ia mencari orang lain selain mereka saat ini, namun tak ia temukan.

Sesampai di dapur, Anan masih setia memperhatikan sekelilingnya. Menyadari hal itu, Arya lalu berkata, "ART yang biasa ke sini izin hari ini" ucap Arya.

"What?! Jadi aku dijadiin ART pengganti, gitu?! Muka gilee nih dosen, belum pernah dikejar anjing gila nih orang. Coba aja bukan dosen aku, udah aku ketok kepalanya pake spatula" ucap Anan dalam hati.

"Bisa masak kan?" tanya Arya membuyarkan lamunan Anan.

"Bisa pak, bisa" jawab Anan cepat.

"Ya udah, tunggu apa lagi. Saya lapar" ucap Arya.

"Baik pak" ucap Anan disertai anggukan. Sedang dalam hatinya meronta-ronta ingin menjambak.

Lalu Anan membuka kulkas, memilih bahan yang akan ia olah menjadi makanan.

Sementara Anan sibuk memasak di dapur, Arya duduk santai di depan tv setelah beberapa menit lalu menghubungi seseorang melalui ponselnya. Walau sesekali melihat ke arah dapur di mana Anan berada.

"Sarapan bapak sudah siap" ucap Anan begitu berada di hadapan Arya.

Segera Arya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja makan. Dan lagi, tanpa melihat ke arah Anan.

Tiba di meja makan, betapa takjubnya Arya menyaksikan menu makanan yang tertata rapi di meja makan. Yang mana ketiga menu makanan itu merupakan makanan kesukaannya. Ada cah kangkung, ikan goreng tumis kecap dan perkedel jagung lengkap dengan sambalnya. Dan tentunya ada nasi sebagai makanan pokok.

Terbilang sederhana, namun itulah Arya. Untuk urusan makanan, ia tidak menyukai banyak macam. Terlebih Arya sangat menyukai makanan rumahan.

Arya menyantap makanannya dengan lahap. Sedangkan Anan hanya berdiri heran melihat sang dosen menikmati sarapannya.

"Kamu tidak ikut makan?" tanya Arya disela kegiatan makannya.

"Tidak pak, bapak aja" jawab Anan.

Namun, betapa malunya Anan saat perutnya berkata lain. Ingin rasanya ia menghilang dari hadapan Arya saat ini juga.

"Saya rasa kamu juga lapar" ucap Arya mencairkan suasana.

Anan pun duduk berhadapan Arya, lalu mengambil makanan yang ada di atas meja kemudian menyantapnya.

Setelah sarapan dan membersihkan peralatan makan, Anan menemui Arya di ruang tv.

"Jadi kamu mau saya bertanggung jawab seperti apa?" tanya Arya begitu Anan berada di depannya.

"Maksud bapak?" tanya Anan yang lupa akan kejadian kemarin.

"Bukankah kemarin kamu menghalangi jalanku dan meminta pertanggungjawabanku?" tanya Arya lagi.

"Oo.. tidak pak. Tidak usah. Bapak tidak usah melakukan apa-apa" jawab Anan setelah mengingat kejadian kemarin.

"Lalu bagaimana dengan mamah kamu?" tanya Arya dengan menyilangkan kedua tangannya di dada dan menyandarkan badannya ke sandaran sofa.

"Mamahku sudah baikan, bapak tidak perlu khawatir" jawab Anan namun mendapat balasan yang menohok dari Arya.

"Kata siapa saya mengkhawatirkan keluargamu? Saya hanya mengkhawatirkan diri saya dipermalukan oleh orang seperti kamu lagi" sanggah Arya yang sudah beralih memainkan ponsel miliknya.

"Apa katanya?! Dia mengkhawatirkan dirinya sendiri. Ya Tuhan.. ada juga makhlukmu yang kayak gini. Dasar tidak punya hati!" ucap Anan, namun hanya dalam hati.

"Tidak usah ngatain saya begitu" ucap Arya yang membuat Anan melototkan matanya tapi tidak terlihat oleh Arya karena telah sibuk dengan ponselnya.

Setelah meletakkan androidnya, Arya berkata, "Saya anggap permasalahan yang kemarin sudah selesai. Saya harap kedepannya hubungan kita hanya sebatas dosen dan mahasiswanya. Jadi jangan berfikir lebih" ucap Arya sarkas.

"Baik pak" ucap Anan.

"Siapa juga yang mau berfikir lebih, saya bahkan tidak mau mikirin bapak sama sekali" ucap Anan dalam hati.

Tidak lama kemudian, Dimas, asisten Arya datang dengan membawa kantong belanjaan. Anan mengerutkan keningnya setelah tanpa sengaja membaca tulisan yang ada di kantong belanjaan tersebut. Anan sedikit terkejut, saat tau bahwa diantara sekian banyak toko kue, Arya menyuruh asistennya untuk membeli kue di toko kue mamahnya.

"Kamu boleh pulang, kita bertemu besok di kampus jam 9 pagi" ucap Arya ke Anan.

Dan Anan pun pamit lalu meninggalkan apartemen milik Arya.

"Bening juga mahasiswi kamu Arya" seloroh Dimas setelah kepergian Anan.

"Jaga ucapanmu" ucap Arya.

Selain asisten, Dimas juga sahabat Arya. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku SMA. Bahkan orang tua Arya sudah menganggap Dimas anak sendiri. Apalagi Dimas adalah anak yatim piatu.

"Sampai kapan aku jadi dosen Dim?" tanya Arya.

"Kata om wijaya, sampai kamu bersedia mengambil alih kepemimpinan di perusahaan" jawab Dimas.

Arya hanya menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan.

"Nikmati ajalah Ar, hitung-hitung refreshing. Habis menghadapi tumpukan berkas di kantor, kamu segerin tuh otak dengan melihat mahasiswi-mahasiswi cantik kamu di kampus. Salah satunya yang tadi tuh" ucap Dimas menyarankan. Dan langsung mendapat lemparan bantal kursi dari Arya.

Meskipun Arya belum menjadi pemimpin di perusahaan, namun Arya memegang jabatan yang penting di perusahaan 'Wima group' yang merupakan perusahaan rintisan ayahnya.

"Bagaimana hasil meeting dengan tuan Kemal?" tanya Arya.

"Lancar, dan untuk pertemuan berikutnya, tuan Kemal meminta untuk bertemu langsung dengan kamu" jawab Dimas.

"Kamu atur saja" ucap Arya.

Kemudian mereka bergegas menuju gedung Wima group karena banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

💠💠💠

Segini dulu ya, pembacaku yang baik hati.

Aku ucapin ,selamat tahun baru 2021. 🎆Semoga segala harapan kita di tahun 2020, terwujud di tahun ini, amin..

Jangan lupa like dan komen.

Terima kasih 😘

Terpopuler

Comments

Novia Zulfahmi

Novia Zulfahmi

semangat like,rate komen dari Vote sudah mendarat untuk mu

salam dari "Apa Salahku???"

2021-01-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!