Episode 5 kenangan ku.

Sebelum makan siang rapat sudah selesai, sekarang aku sudah di meja sekretaris yang tepat berada di depan ruangan Presdir.

Selain aku ada seorang sekretaris lagi yang akan menjadi teman kerjaku, kami hanya berbeda meja kerja. Dari pertama aku datang dia sudah sangat ramah dan bisa menerimaku, namanya Dewi Larasati, umurnya 27 tahun 2 tahun lebih tua dariku dan dia baru saja menikah.

Ya tahun ini aku akan berumur 25 tahun, dan aku masih sendiri tidak ada pasangan, dulu aku punya kekasih, tapi sekarang aku tidak tahu dia entah kemana? aku anak tunggal, ayah ibuku mengelola sebuah restoran kecil di Surabaya.

Selama ini aku selalu sibuk untuk bekerja dan bekerja, seandainya libur kerjapun aku hanya berdiam diri di rumah, terkadang membantu ayah dan ibu di restoran untuk membuatkan laporan keuangannya, atau ikut terjun untuk memasak pesanan tamu, karena aku sangat suka sekali memasak.

Hari hariku berlalu begitu saja, aku tidak banyak punya teman dekat, hanya Ani teman sesama sekretaris dan Leoni bagian Humas pemasaran di kantor cabang, selain dari itu hanya teman kantor biasa.

Kami biasanya sesekali waktu akan jalan bersama ke mall, atau sekedar nongkrong di cafe untuk ngobrol dan bercanda gurau. Diantara kami bertiga, hanya aku yang tidak memiliki pasangan, entah mengapa aku belum merasa tertarik untuk memiliki hubungan dengan seseorang ? saat aku ingin mencoba dekat dengan seorang pria, aku merasa takut dan tidak nyaman, badanku gemetaran saat seorang pria akan menyentuh tanganku.

Flashback on setahun yang lalu...

Pernah sekali aku coba melawan rasa takutku, atas permintaan ibuku yang ingin melihat aku memiliki pasangan seperti teman-teman ku.

Aku coba untuk menjalin hubungan dengan Ryan, sahabat dari kekasih Lioni yaitu Dion.

Kata Lioni kalau Ryan tertarik padaku dari pandangan pertama saat kami bertemu di acara ulang tahun Lioni.

Selama 3 bulan kami menjalani hubungan pacaran, tapi tidak sekalipun kami seperti sepasang kekasih. Walaupun kami sering jalan bersama, kami sama sekali tidak pernah perpelukan dan berciuman. Hanya bergandeng tangan saja itupun, tanganku akan berkeringat dan badanku langsung bergetar merasakan takut yang luar biasa.

Apa mungkin karena aku tidak memiliki rasa padanya? karena aku hanya ingin mencoba melawan ketakutan ku saja.

Sampai pada suatu hari, Ryan mengajakku untuk berbicara dari hati ke hati.

Malam Minggu kami duduk di bangku taman kota, sepulang makan malam di cafe langganan kami. "Lusi..!" panggilnya.

"iya...!" jawabku singkat.

Aku menoleh padanya dan memandang matanya sekilas, segera aku alihkan pandanganku pada pemandangan malam di taman.

Aku mendengar Ryan menghembuskan nafas berat. "aku boleh bertanya ?" tanyanya dengan pandangan tidak lepas padaku.

Aku meliriknya sekilas, "mau tanya apa?" tanyaku balik.

"bisa kau lihat aku!!!"

Aku langsung menoleh untuk melihatnya.

"Lusi....bisakah kau jujur padaku..?" tanyanya dan pandangan mata kami bertemu.

"jujur apa?" tanyaku bingung yang langsung menghindari tatapan matanya.

Seketika dia memegang bahuku dan membalikan badanku menghadapnya, jarak badan kami sangat dekat, sebenarnya aku terkejut dengan perlakuannya, karena ini untuk pertama kali kami sedekat ini.

'deg...'

Hatiku mulai takut, tapi aku berusaha untuk bertahan agar Ryan tidak kecewa. Aku menahan sekuat tenaga agar badanku tidak gemetaran.

"Lusi...aku sayang dan cinta padamu, sejak pertama kali melihatmu aku sudah jatuh hati padamu."

Mata kami masih saling memandang, aku tidak melihat kebohongan di dalam matanya.

yang membuatku bukannya senang tetapi sedih.

"aku serius padamu...aku ingin kita menikah..!!"

"apa....???" kataku terkejut.

Ryan berlutut di depanku dan menggenggam tangan yang ada di pangkuanku. Aku mulai menegang karena perlakuannya.

Ryan mengeluarkan sebuah kotak kecil bludru berwarna merah.

"Lusi...maukah kamu menikah denganku...??" tanyanya sambil membuka tutup kotak perhiasan yang ada di tangannya dimana ada cincin emas putih bermata berlian didalamnya.

Aku sangat terkejut dengan pinangannya, didalam hatiku, bukannya bahagia tapi aku benar-benar sedih dan rasa takutku bertambah besar. Dengan cepat aku berdiri dari dudukku dan berjalan Mundur agar kami memiliki jarak.

Ryan yang melihatku mulai gemetaran bangun dari duduknya.

"ada apa Lusi..? apa kamu baik-baik saja..?"

Aku hanya menggelengkan kepala, air mata yang sedari tadi aku tahanpun jatuh meluncur ke pipiku yang mulus.

"kenapa kamu menangis Lusi...??" tanyanya mendekatiku.

"maafkan aku Ryan...!!" kataku lirih.

"kenapa kamu minta maaf...?"

"maafkan aku...maafkan aku...!!" tangiskupun terisak.

Ryan hanya memandangku heran.

"jangan menangis Lusi." Ryan mendekatiku yang menunduk, di angkatnya daguku dengan telunjuknya.

Aku masih terisak, Ryan menghapus air mata di pipiku.

"Apa aku salah melamarmu...??"

"maafkan aku Ryan...kamu sangat baik dan sopan padaku, tidak pernah membuatku kecewa. Tapi maafkan aku tidak bisa menerima lamaranmu...!!" jawabku terisak yang membuat Ryan mengerutkan alis terkejut, seketika melepaskan tangannya dari daguku dan berjalan mundur selangkah.

"Tapi kenapa Lusi...???"

"A...akuu...belum siap Ryan.."kataku yang membuat tangisku lebih kuat sampai ku tutup wajahku dan langsung jatuh bersimpuh.

Aku tak percaya dengan apa yang aku rasakan di dalam hatiku. Aku takut, sedih, sakit dan kecewa datang secara bersamaan di dalam hatiku. Aku benar-benar tidak mengerti dengan hatiku, seharusnya aku bahagia di lamar oleh seorang pria yang baik, sopan, tampan,tinggi berkulit putih bersih tanpa cela ( tampannya seperti oppa-oppa korea).Tapi mengapa aku seperti ini...???

"kenapa Lusi...? apa yang membuatmu belum siap??" tanya Ryan sambil ikut bersimpuh di depanku. "apa karena kita belum lama kenal?"

Aku menggelengkan kepalaku, ku beranikan diri menatap mata Ryan. "bukan itu..aku tidak tahu Ryan...aku ingin jujur, aku tidak mengerti dengan hati dan diriku Ryan." kataku dengan masih air mata yang membanjiri pipi ku yang putih mulus.

"aku takut...aku sakit...aku sedih...aku kecewa..itu yang kurasakan saat ini...!!"kataku tambah sedih dan tangiskupun pecah lagi.

"maafkan aku Lusi, maafkan aku..."kata Ryan sambil memelukku lembut dan meletakkan kepalaku di dadanya yang bidang dan hangat.

"jangan menangis Lusi, aku yang salah karena mendadak dan terlalu cepat untuk melamarmu." katanya halus sambil mengelus sayang rambut hitam panjangku yang tergerai. Aku merasakan tulus dan hangatnya perlakuan Ryan padaku.

"sudah berhenti menangis, aku tidak bisa melihatmu sedih seperti ini." katanya masih membelai rambutku sayang. Aku yang merasakan lembut dan hangat perlakuan Ryan padaku, menutup mata meresapi pelukan dan belaian sayang dari Ryan, berharap ada rasa nyaman dan suka yang aku rasakan.

Tapi bukan itu yang ku rasakan, seketika terlintas samar bayangan seseorang yang berbuat kasar padaku, dengan cepat ku membuka mataku dan langsung mendorong dada Ryan agar melepaskan pelukannya.

Aku berdiri dan mengatur nafasku yang memburu, ku pegang dan kugelengkan pelan kepalaku yang pusing.

"ada apa Lusi?" tanya Ryan cemas.

"kepalaku pusing Ryan."

"ayo duduk dulu!" ajaknya sembari menuntunku untuk duduk di bangku taman.

"ini minum dulu !" Ryan menyerahkan sebotol air mineral yang sudah terbuka padaku yang tadi dibawanya.

Segera ku minum air tersebut, berharap pusingku reda dan hatiku nyaman. Ryan masih terus memperhatikan ku.

"Ryan...aku.."

"sudah lupakan lamaranku."katanya memotong perkataanku. Aku diam sedih memandang wajah kecewanya.

"tapi...!!!"

"sudahlah tidak apa-apa? aku bisa mengerti kamu belum siap...?!?"

"tapi bisakah kamu memberikan aku kesempatan ? untuk membuat hatimu supaya bisa merasakan apa yang aku rasakan padamu??"tanyanya dengan tatapan teduhnya, dimatanya aku melihat ketulusan.

Aku tidak sampai hati untuk menolaknya, di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku juga berharap Ryan bisa membantuku merasakan apa yang Ryan rasakan padaku. Aku ingin hatiku tidak lagi sakit, kecewa dan takut seperti ini.

Aku menganggukkan kepala tanda setuju, Ryan tersenyum lega dan aku juga membalasnya dengan senyuman yang semanis mungkin.

Dalam kehidupan ini kita tidak bisa mengatur takdir yang akan terjadi, tapi kita bisa berharap adanya takdir yang baik akan menghampiri hidup kita.

Flashback off....

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung ke episode selanjutnya....

...sekian dan terima kasih 🙏🙏 mohon saran dan komennya yang baik....

Terpopuler

Comments

Maria TR

Maria TR

lanjut

2021-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Awal perjalanan.
2 Episode 2 Kantor pusat.
3 Episode 3 Hari pertama kerja di kantor pusat (bagian 1).
4 Episode 4 Hari pertama kerja di kantor pusat (bagian 2).
5 Episode 5 kenangan ku.
6 Episode 6 Bersama asisten Ari.
7 Episode ke 7 Hotel Rose.
8 Episode 8 Kasih Sayang Seorang Ibu.
9 Episode 9 Nadia Wirajaya
10 Episode 10 Bertemu asisten Bayu.
11 Episode 11 Di Panggil Mama.
12 Episode 12 Ardian Adhitama
13 Episode 13 Adhitama vs Aldevaro
14 Episode 14 Tamu Penting Wirajaya Group.
15 Episode 15 Bertemu Dengan Ryan.
16 Episode 16 Jatuh Pingsan.
17 Episode 17 Melakukan Tes DNA.
18 Episode 18 Kuasa Ardian Adhitama.
19 Episode 19 Rasa Penasaran Yang Melanda.
20 Episode 20 Membuktikan Sesuatu...?
21 Episode 21 Bujukkan Asisten Gavin.
22 Episode 22 Terserang Alergi.
23 Episode 23 Masuk Rumah Sakit.
24 Episode 24 Ingin Merasakan Kasih sayang Mama.
25 Episode 25 Keluarga Yang Sempurna.
26 Episode 26 Berdebat.
27 Episode 27 Bicara Dengan Bryan Aldevaro.
28 Episode 28 Lusi vs Ardian (bagian 1).
29 Episode 29 Lusi vs Ardian (bagian 2).
30 Episode 30 Perdebatan Saat Pulang.
31 Episode 31 Kunjungan Tuan Bryan Aldevaro.
32 Episode 32 Menjadi Pusat Perhatian.
33 Episode 33 Penjelasan Bryan.
34 Episode 34 Dua Pria Yang Berbeda.
35 Episode 35 Kebencian Di Dalam Hati.
36 Episode 36 Lusi Atau Mamanya Si Kembar.
37 Episode 37 Percaya Padamu.
38 Episode 38 Makan Malam Bersama.
39 Episode 39 Panggilan Sayang Sepasang Kekasih.
40 Episode 40 Rania Kiandra.
41 Episode 41 Berdebat Lagi.
42 Episode 42 Rania Dan Lidya.
43 Episode 43 Kebiasaan Yang Tidak Pernah Berubah.
44 EPISODE 44 Sakit Cinta Tak Terbalas.
45 Episode 45 Pertemuan Bisnis.
46 Episode 46 Persetujuan Kontrak Kerjasama.
47 Episode 47 Target Mangsa Ardian Adhitama.
48 Episode 48 Keputusan Lusi Dan Rencana Rania.
49 Episode 49 Data Yang Di Lindungi.
50 Episode 50 Tahu Tentang Lidya Kiandra.
51 Episode 51 Lelah Akan Sikapnya.
52 Episode 52 Ardian Kalah.
53 Episode 53 Perasaan Ardian.
54 Episode 54 Hasil Tes DNA.
55 Episode 55 Daftar Tamu Undangan.
56 Episode 56 Faresta Group.
57 Episode 57 Tuan R.M. Faresta Group.
58 Episode 58 Pindah Ke Hotel R.W.C.
59 Episode 59 Obsesi Rania Kiandra.
60 Episode 60 Pengakuan Nico.
61 Episode 61 Perusahaan Rahasia Faresta Group.
62 Episode 62 Keputusan Lusi Ikut Bergabung.
63 Episode 63 Surat Pengunduran Diri.
64 Episode 64 Latihan Bersama.
65 Episode 65 Pemberian Tuan Erick.
66 Episode 66 Antara Dua Pilihan Hati.
67 Episode 67 Perlakuan Nekat Rania.
68 Episode 68 Empat Pria Tampan.
69 Episode 69 Serangan Musuh.
70 Episode 70 Pembajakan Ruangan.
71 Episode 71 Mulai Penyerangan.
72 Episode 72 Berencana Kabur Dan Mundur.
73 Episode 73 Rencana Lusi.
74 Episode 74 Perasaan Lusi dan Pesan Video.
75 Episode 75 Izin Pulang Lebih Awal.
76 Episode 76 Mencurigai Seseorang.
77 Episode 77 Pengakuan Dan Pelacakkan.
78 Episode 78 Kecurigaan Lusi Dan Sumpah Ardian.
79 Episode 79 Gudang Tua Penyekapan.
80 Episode 80 Tuduhan Rania.
81 Episode 81 Menahan Lusi.
82 Episode 82 Rencana Mendekati Lusi.
83 Episode 83 Perdebatan Lusi Dan Rania.
84 Episode 84 Kebahagiaan Keluarga Kecil.
85 Episode 85 Menemui Ayah Dan Ibu Lusi.
86 Episode 86 Kebenaran Mulai Terungkap.
87 Episode 87 Kisah Ibu Dan Ayah.
88 Episode 88 Kebenaran Dan Jati Diri.
89 Episode 89 Kegilaan Rania VS Kedekatan Lusi Dan Ardian
90 Episode 90 Kerinduan Bryan Dan Kegelisahan Lusi.
91 Episode 91 Lusi Berdebar Dan Bryan Cemburu.
92 Episode 92 Sambungan Dan Pesan Telepon.
93 Episode 93 Kejujuran Lusi Dan Harapan Bryan.
94 Episode 94 Berusaha Menerima Takdir Hidup.
95 Episode 95 Kebenaran Rahasia Lidya Kiandra.
96 Episode 96 Perdebatan Rania dan Lusi.
97 Episode 97 Saling Membutuhkan.
98 Episode 98 Kebersamaan Lusi Ardian VS Rencana Rania.
99 Episode 99 Kecurigaan Dan Amarah Bryan.
100 Episode 100 Kebersamaan Ardian Dan Lusi.
101 Episode 101 Perasaan Cinta Ardian Adhitama.
102 Episode 102 Murka Dan Kegilaan Rania.
103 Episode 103. Berusaha Mengerti Dan Bersabar.
104 Episode 104 Persaingan Ardian dan Bryan.
105 Episode 105 Pertengkaran Kecil Tetapi Manis.
106 Episode 106 Tuduhan Nyonya Meli.
107 Episode 107 Kekhawatiran Ibu Lusi.
108 Episode 108 Kepastian Untuk Lusi.
109 Episode 109. Berbelanja bersama.
110 Episode 110 Kebenaran Dari Ayah Lusi.
111 Episode 111. Kebenaran Dari Rahasia.
112 Episode 112 Pertemuan Lusi Dan Bryan.
113 Episode 113 Keputusan Lusi Dan Bryan.
114 Episode 114. Belajar Membiasakan Diri.
115 Episode 115 Rahasia Lain Tuan Resvan Melviano.
116 Episode 116. Seto Kiandra Dan Mr. X.
117 Episode 117. Kebenaran Yang Di Sembunyikan.
118 Episode 118. Pertemuan Pemegang Saham.
119 Episode 119. Kejutan Besar.
120 Episode 120. Pendapat Ardian Adhitama.
121 Episode 121. Perdebatan Rania dan Ardian.
122 Episode 122. Harapan Hati Lusi Arsinta.
123 Episode 123. Kemunculan Lusi Atau Lidya.
124 Episode 124. Lusi Terguncang.
125 Episode 125. Perasaan Tiga Orang Yang Terikat Kuat.
126 Episode 126. Bertemu Belahan Jiwa Dan Separuh hatiku.
127 Episode 127 Sebuah Keajaiban.
128 Episode 128. Lusi Kembali.
129 Episode 129. Pertemuan Kembali Pemegang Saham.
130 Episode 130. Kedatangan Lusi.
131 Episode 131. Rafael Melviano.
132 Episode 132. Rahasia Seto Kiandra.
133 Episode 133. Pembalasan Dendam.
134 Episode 134. Kenangan Mengerikan Lusi.
135 Episode 135. Pilihan Yang Berat dan Sulit.
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Episode 1 Awal perjalanan.
2
Episode 2 Kantor pusat.
3
Episode 3 Hari pertama kerja di kantor pusat (bagian 1).
4
Episode 4 Hari pertama kerja di kantor pusat (bagian 2).
5
Episode 5 kenangan ku.
6
Episode 6 Bersama asisten Ari.
7
Episode ke 7 Hotel Rose.
8
Episode 8 Kasih Sayang Seorang Ibu.
9
Episode 9 Nadia Wirajaya
10
Episode 10 Bertemu asisten Bayu.
11
Episode 11 Di Panggil Mama.
12
Episode 12 Ardian Adhitama
13
Episode 13 Adhitama vs Aldevaro
14
Episode 14 Tamu Penting Wirajaya Group.
15
Episode 15 Bertemu Dengan Ryan.
16
Episode 16 Jatuh Pingsan.
17
Episode 17 Melakukan Tes DNA.
18
Episode 18 Kuasa Ardian Adhitama.
19
Episode 19 Rasa Penasaran Yang Melanda.
20
Episode 20 Membuktikan Sesuatu...?
21
Episode 21 Bujukkan Asisten Gavin.
22
Episode 22 Terserang Alergi.
23
Episode 23 Masuk Rumah Sakit.
24
Episode 24 Ingin Merasakan Kasih sayang Mama.
25
Episode 25 Keluarga Yang Sempurna.
26
Episode 26 Berdebat.
27
Episode 27 Bicara Dengan Bryan Aldevaro.
28
Episode 28 Lusi vs Ardian (bagian 1).
29
Episode 29 Lusi vs Ardian (bagian 2).
30
Episode 30 Perdebatan Saat Pulang.
31
Episode 31 Kunjungan Tuan Bryan Aldevaro.
32
Episode 32 Menjadi Pusat Perhatian.
33
Episode 33 Penjelasan Bryan.
34
Episode 34 Dua Pria Yang Berbeda.
35
Episode 35 Kebencian Di Dalam Hati.
36
Episode 36 Lusi Atau Mamanya Si Kembar.
37
Episode 37 Percaya Padamu.
38
Episode 38 Makan Malam Bersama.
39
Episode 39 Panggilan Sayang Sepasang Kekasih.
40
Episode 40 Rania Kiandra.
41
Episode 41 Berdebat Lagi.
42
Episode 42 Rania Dan Lidya.
43
Episode 43 Kebiasaan Yang Tidak Pernah Berubah.
44
EPISODE 44 Sakit Cinta Tak Terbalas.
45
Episode 45 Pertemuan Bisnis.
46
Episode 46 Persetujuan Kontrak Kerjasama.
47
Episode 47 Target Mangsa Ardian Adhitama.
48
Episode 48 Keputusan Lusi Dan Rencana Rania.
49
Episode 49 Data Yang Di Lindungi.
50
Episode 50 Tahu Tentang Lidya Kiandra.
51
Episode 51 Lelah Akan Sikapnya.
52
Episode 52 Ardian Kalah.
53
Episode 53 Perasaan Ardian.
54
Episode 54 Hasil Tes DNA.
55
Episode 55 Daftar Tamu Undangan.
56
Episode 56 Faresta Group.
57
Episode 57 Tuan R.M. Faresta Group.
58
Episode 58 Pindah Ke Hotel R.W.C.
59
Episode 59 Obsesi Rania Kiandra.
60
Episode 60 Pengakuan Nico.
61
Episode 61 Perusahaan Rahasia Faresta Group.
62
Episode 62 Keputusan Lusi Ikut Bergabung.
63
Episode 63 Surat Pengunduran Diri.
64
Episode 64 Latihan Bersama.
65
Episode 65 Pemberian Tuan Erick.
66
Episode 66 Antara Dua Pilihan Hati.
67
Episode 67 Perlakuan Nekat Rania.
68
Episode 68 Empat Pria Tampan.
69
Episode 69 Serangan Musuh.
70
Episode 70 Pembajakan Ruangan.
71
Episode 71 Mulai Penyerangan.
72
Episode 72 Berencana Kabur Dan Mundur.
73
Episode 73 Rencana Lusi.
74
Episode 74 Perasaan Lusi dan Pesan Video.
75
Episode 75 Izin Pulang Lebih Awal.
76
Episode 76 Mencurigai Seseorang.
77
Episode 77 Pengakuan Dan Pelacakkan.
78
Episode 78 Kecurigaan Lusi Dan Sumpah Ardian.
79
Episode 79 Gudang Tua Penyekapan.
80
Episode 80 Tuduhan Rania.
81
Episode 81 Menahan Lusi.
82
Episode 82 Rencana Mendekati Lusi.
83
Episode 83 Perdebatan Lusi Dan Rania.
84
Episode 84 Kebahagiaan Keluarga Kecil.
85
Episode 85 Menemui Ayah Dan Ibu Lusi.
86
Episode 86 Kebenaran Mulai Terungkap.
87
Episode 87 Kisah Ibu Dan Ayah.
88
Episode 88 Kebenaran Dan Jati Diri.
89
Episode 89 Kegilaan Rania VS Kedekatan Lusi Dan Ardian
90
Episode 90 Kerinduan Bryan Dan Kegelisahan Lusi.
91
Episode 91 Lusi Berdebar Dan Bryan Cemburu.
92
Episode 92 Sambungan Dan Pesan Telepon.
93
Episode 93 Kejujuran Lusi Dan Harapan Bryan.
94
Episode 94 Berusaha Menerima Takdir Hidup.
95
Episode 95 Kebenaran Rahasia Lidya Kiandra.
96
Episode 96 Perdebatan Rania dan Lusi.
97
Episode 97 Saling Membutuhkan.
98
Episode 98 Kebersamaan Lusi Ardian VS Rencana Rania.
99
Episode 99 Kecurigaan Dan Amarah Bryan.
100
Episode 100 Kebersamaan Ardian Dan Lusi.
101
Episode 101 Perasaan Cinta Ardian Adhitama.
102
Episode 102 Murka Dan Kegilaan Rania.
103
Episode 103. Berusaha Mengerti Dan Bersabar.
104
Episode 104 Persaingan Ardian dan Bryan.
105
Episode 105 Pertengkaran Kecil Tetapi Manis.
106
Episode 106 Tuduhan Nyonya Meli.
107
Episode 107 Kekhawatiran Ibu Lusi.
108
Episode 108 Kepastian Untuk Lusi.
109
Episode 109. Berbelanja bersama.
110
Episode 110 Kebenaran Dari Ayah Lusi.
111
Episode 111. Kebenaran Dari Rahasia.
112
Episode 112 Pertemuan Lusi Dan Bryan.
113
Episode 113 Keputusan Lusi Dan Bryan.
114
Episode 114. Belajar Membiasakan Diri.
115
Episode 115 Rahasia Lain Tuan Resvan Melviano.
116
Episode 116. Seto Kiandra Dan Mr. X.
117
Episode 117. Kebenaran Yang Di Sembunyikan.
118
Episode 118. Pertemuan Pemegang Saham.
119
Episode 119. Kejutan Besar.
120
Episode 120. Pendapat Ardian Adhitama.
121
Episode 121. Perdebatan Rania dan Ardian.
122
Episode 122. Harapan Hati Lusi Arsinta.
123
Episode 123. Kemunculan Lusi Atau Lidya.
124
Episode 124. Lusi Terguncang.
125
Episode 125. Perasaan Tiga Orang Yang Terikat Kuat.
126
Episode 126. Bertemu Belahan Jiwa Dan Separuh hatiku.
127
Episode 127 Sebuah Keajaiban.
128
Episode 128. Lusi Kembali.
129
Episode 129. Pertemuan Kembali Pemegang Saham.
130
Episode 130. Kedatangan Lusi.
131
Episode 131. Rafael Melviano.
132
Episode 132. Rahasia Seto Kiandra.
133
Episode 133. Pembalasan Dendam.
134
Episode 134. Kenangan Mengerikan Lusi.
135
Episode 135. Pilihan Yang Berat dan Sulit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!