Pagi hari pertama di Jakarta sambil menikmati sarapan pagi di restaurant hotel milik ibu Maria. Selama di Jakarta aku akan tinggal di hotel milik ibu Maria untuk sementara waktu, tentunya kamar untuk satu orang sedangkan asisten Ari punya apartemen sendiri karena dia memang asli dari Jakarta.
Aku sarapan sambil mempelajari data laporan yang akan di bahas nanti di kantor pusat serta agenda yang di berikan kemarin oleh asisten Ari, sementara menunggu jemputan dari asisten Ari sesekali aku melihat agenda jadwal ibu Maria satu minggu ke depan.
Akupun mengerutkan alisku karena ada jadwal kunjungan ibu Maria dan Tuan Agus Wirajaya ke Singapura untuk melihat klinik yang baru.
" apa aku juga akan ikut ibu Maria ke Singapura ya? " gumamku sambil mengetuk ketukkan jari telunjukku di buku agenda.
" akukan tidak punya pasport, gimana ini !" kataku sambil menghembuskan nafas lesu.
"ah sebaiknya nanti aku tanyakan ke asisten Ari saja." gumamku yang tidak menyadari kalau asisten Ari sudah berada di depanku karena aku masih fokus ke buku agenda.
"mau tanya apa?" tanya asisten Ari yang membuatku terkejut, dengan cepat aku melihat ke depan, belum sepenuhnya aku sadar asisten Ari menyapaku lagi.
"selamat pagi Lusi !" sapanya
"selamat pagi asisten Ari." jawabku sambil tersenyum manis.
"tadi aku dengar kamu mau bertanya padaku?mau tanya apa?" tanyanya sembari duduk di kursi tepat berada di depanku.
"aahhh ini...ada agenda kunjungan nyonya dan tuan Wirajaya ke Singapura.." kataku sambil menyerahkan buku agenda yg kupegang padanya.
Asisten Ari langsung mengamati apa yang aku maksud.
"aahh yang ini...iya benar Minggu depan nyonya dan tuan akan berangkat kesana untuk melihat perkembangan klinik yang baru di Singapura." jawabnya sembari melihatku dan aku hanya diam sambil tersenyum tipis.
"ada masalah Lusi?" tanyanya lagi.
"aahh itu..." kataku ragu.
"ada apa ?"
"mmmm... begini asisten Ari...apa aku juga akan ikut ke Singapura ?" tanyaku ragu - ragu.
"iya tentu saja kamu akan ikut, kamukan sekretaris nya nyonya Maria, apa ada masalah ?"
"mmmm ituuu...!!!"
"ada apa Lusi ?"
"aku...sepertinya tidak bisa ikut kesana."
"kenapa ?"
"aku tidak punya pasport asisten Ari." jawabku sambil menggigit bibir bawahku.
"apa...? maksud kamu pasport nya ketinggalan di surabaya ?" tanyanya dan akupun hanya menggelengkan kepalaku.
"aku tidak punya pasport karena aku tidak pernah pergi ke luar negeri asisten Ari." jawabku pasrah.
" aduhh...beneran Lusi...?" tanyanya terkejut. Aku hanya menganggukkan kepala.
"apa bisa aku di gantikan dengan sekretaris yang lain asisten Ari ?"
"ahhh..aku kurang tahu Lusi, sebaiknya nanti kamu tanyakan langsung sama nyonya Maria." jawabnya sembari meluruskan badannya dan bersandar di punggung kursi.
"baiklah. "jawabku mengerti.
Percakapan kamipun selesai karena jam sudah menunjukkan untuk segera menjemput ibu atau nyonya Maria ke Mensionnya.
...*********...
Sesampainya kami di depan gerbang mansion keluarga Wirajaya, aku berdecak kagum dengan mansion ini karena besar dan indah seperti istana.
Dengan cepat aku menetralkan sikapku karena melihat lirikkan mata asisten Ari, diapun tersenyum karena aku salah tingkah.
Mobil segera masuk ke halaman mansion dan berhenti di depan teras yang cukup luas sebelum masuk ke dalam mansion. Pintu kayu yang cukup besarpun terbuka oleh seorang pelayan wanita setelah asisten Ari menekan bel pintu tersebut.
"selamat datang, selamat pagi asisten Ari !" sapa pelayan itu dengan membungkukkan sedikit badanx memeberi hormat dan tersenyum manis.
"selamat pagi Anis ! apa nyonya sudah siap ?" jawab asisten Ari juga dengan ramah.
"sudah, nyonya sedang menunggu di ruang makan, beliau baru selesai sarapan pagi."
Aku hanya tersenyum dan sedikit menganggukkan kepala pada pelayan wanita itu yang di balas dengan senyum ramahnya. Kami masuk kedalam rumah, dan lagi - lagi aku terkagum - kagum dengan mansion Wirajaya, di dalam sangat luas dan indah dengan desainnya yang modern.
Tiba - tiba aku merasakan sesuatu yang aneh setelah melihat tangga mewah yang menuju ke lantai 2 mansion, aku merasa sangat familier dengan tangga mewah seperti itu, langkahku terhenti sambil memandang ke arah tangga mewah itu, aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat.
Saat aku ingin mengingatnya lagi aku merasakan kepalaku sedikit pusing, akibatnya aku memegang kepalaku dan terhuyung selangkah kebelakang.
Pelayan wanita yang kebetulan ada di belakangku dengan segera membantuku agar tidak oleng dengan memegang lengan dan punggungku secara halus.
Asisten Ari ikut berhenti dan langsung menoleh kebelakang setelah mendengar pelayan wanita itu bertanya padaku apa yang terjadi.
"kenapa nona ? Anda tidak apa - apa ?" tanya Anis padaku.
Aku hanya menggelengkan kepalaku untuk sekedar meringankan pusing di kepalaku, asisten Ari yang melihat aku memegang dan menggelengkan kepalaku segera mendekat memegang pundak ku dan bertanya.
"ada apa Lusi ?" tanya asisten Ari.
"aahhhh...tiba - tiba kepalaku pusing setelah melihat tangga itu. " jawabku sambil menunjuk ke arah tangga, kedua orang yang berada di dekatku pun ikut menoleh ke arah tangga yang aku tunjuk.
"ada apa dengan tangga itu Lusi ?" tanya asisten Ari.
"aku merasa pernah melihat tangga yang seperti itu, tapi aku tidak tahu dimana, setelah aku coba buat mengingatnya kepalaku pusing." jawabku sambil menggeleng kepala.
Asisten Ari dan Anis saling pandang dan setelah itu bertanya lagi.
"atau mungkin kamu pusing karena masih mabuk pesawat ?" tanya asisten Ari khawatir.
"sepertinya...! "jawabku dan aku segera sadar setelah pusing di kepalaku agak mendingan, aku segera berdiri tegak dan tersenyum tipis untuk merilekskan pikiranku.
Kami berjalan lagi masuk keruang makan, disana ada nyonya Maria yang sedang menyeruput teh hangatnya.
"selamat pagi nyonya Maria." sapa kami bersamaan.
"ooo..kalian sudah datang, selamat pagi ! ayo sarapan dulu." ajak Nyonya Maria sambil tersenyum ramah.
"terima kasih nyonya kami sudah sarapan." jawab asisten Ari dan aku hanya mengangguk dan tersenyum.
"ya sudah, mari kita berangkat kekantor !" ajak Nyonya Maria kepada kami.
Kami segera berangkat menuju ke kantor pusat, di perjalanan nyonya Maria bertanya kepadaku mengenai data - data yang sudah ku pelajari. Dan tidak ada masalah aku bisa dengan cepat mengerti dan tahu apa yang harus aku lakukan dan perbaiki di dalam data laporan tersebut.
Nyonya Maria begitu sangat puas dengan apa yang aku kerjakan dan cepat bisa mengerti.
......................
Sesampainya kami di depan loby kantor pusat yang 2 kali lipat lebih besar dari kantor cabang di Surabaya, aku tersenyum bangga karena aku mendapat kesempatan untuk bekerja di sini walaupun hanya sementara waktu.
Kami berjalan masuk ke loby kantor yang segera di sambut oleh bapak wakil menager kantor pusat bapak Bambang. Pria yang berkisaran berumur 40 tahunan, setiap karyawan yang berpapasan dengan kami membungkuk hormat dan menyapa dengan senyum ramah.
Setibanya di depan lift, kami hanya menunggu sebentar pintu lift pun terbuka,karena memang lift tersebut 'lift khusus Presdir'.
Kami sampai di lantai 20 dan segera masuk ke ruangan Presdir, ruangan yang sangat luas berdesain modern memakai furniture yang elegan dan warna yang sangat nyaman di pandang mata.
'Wooww inikah kantor pusat semua serba luas, besar dan mewah. Nyaman untuk bekerja disini', gumamku di dalam hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ ...
...Sekian dan terima kasih 🙏 sampai bertemu kembali di episode berikutnya.mohon saran dan komennya yang bijak....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Maria TR
nyimak, lanjutkan
2021-02-02
2
Mey M Wuntu
simak dulu thor,,, 😁
2021-01-30
2
ARSY ALFAZZA
like like ❤️
2021-01-30
1