respeck.

Setelah meletakan koper nya kedalam kamar,Nayra pergi kearah dapur menemui Bi Siti yang sedang sibuk membersihkan kompor.

"neng,pergi saja ke kamar tuan muda siapa tau dia sedang butuh sesuatu." perintah Bi Siti.

Nayra mengangguk pelan,ia masih berdiri bingung jika saja ia menyelonong masuk lalu apa yg harus dia katakan.? sedangkan ia tak mengerti apapun karna ini pertama kali nya merawat seseorang, bahkan yang tidak bisa di bilang balita ataupun lansia.

"Mari Bibik antar ke kamar tuan muda."

Bi Siti memperhatikan wajah Nayra yang seolah penuh tanda tanya.

"Udah gak usah bingung,kerjakan saja apa yang tuan muda perintahkan dan turuti saja apa mau nya."

Bi Siti kemudian berjalan keluar dari dapur,langkah kaki nya melewati ruang tengah kemudian berhenti tepat di depan sebuah pintu yang di chat berwarana putih polos.

"tok tok.."

Bi Siti mengetuk pintu kamar Aditya kemudian menarik handel pintu dan membukan nya.

"Sini buruan."

Bi Siti melambaikan telapak tangan kearah nayra yang berjalan mengikuti dirinya dari belakang.

"Masuk aja,dan tanyakan apa yang harus kamu lakukan." tambah Bi Siti menjelaskan.

langkah Nayra begitu berat sementara kedua telapak tangan nya mulai basah karna rasa grogi yamg berlebih.jantung nya berdetak kencang kemudian perlahan tapi pasti ia semakin dekat dan berdiri sejenak di depan pintu, ia sempat menengok kerah Bi Siti sambil menelan ludah mengatupkan kedua bibir nya.

Bi Siti berkedip pelan sambil menggangguk seakan memberi suport pada gadis lugu itu.

Nayra tersenyum tipis lalu kembali berjalan semakin dekat, kini ia berdiri di belakang Aditya yang sedang fokus memperhatikan layar komputer.

"uuh..,uuhh.." maaf tuan,tuan butuh apa?"

tanya Nayra dengan nada suara terbata-bata sambil menundukan padangan nya.meremas jari jemari nya berulang kali.

sementara Bi Siti kembali kedapur untuk melanjutkan pekerjaan nya.

membiarkan Nayra mengerjakan tugas nya sebagai perawat tuan muda tampan itu.

Aditya memutar kursi roda nya.

wajah gadis belia yang kini sedang berdiri di depan nya itu masih tertunduk malu.

mereka kini saling berhadapan, meski Nayra masih saja menundukan pandangan.

"Bisa buat kopi?" tanya Aditya dengan eskpresi wajah datar.

"Bisa tuan."

Nayra mengangguk dengan sopan.

sementara kedua bola mata nya tak berani menatap wajah tampan tuan muda Aditya.

"Nama kamu siapa?"

Aditya menahan senyum di antara kedua bibir tipis nya yang merah alami.

"Saya Nayra tuan."

"Tolong kamu tatap wajah saya."

pinta Aditya sembari memperhatikan dengan seksama setruktur wajah Nayra yang berbentuk oval.

perlahan Nayra menaikan pandangan nya.

memberanikan diri menatap wajah Aditya.

ia tersenyum tipis,pipi nya mulai merona karna memang pada dasar nya Nayra memiliki kulit putih dengan mata sipit bak keturuan tionghoa.meski terlahir dri kluarga yg berdarah jawa sunda.

kali ini giliran Aditya yang merasa salting.entah kali ini dia merasa Nayra sudah membuat jantung nya ber degup kencang.tapi ia coba menepis rasa nerves itu dengan sikap tegas.

"Ya sudah buat kan aku kopi.!!

klo gak tau takaran nya tanya saja sama Bik Siti."

ujar Aditya, ia kembali memutar kursi roda nya menghadap kearah meja kerja.

sementara senyum yang menghiasi bibir nya tak bisa ia tahan lagi.

"Menggoda sekli gadis itu. ah apa sih loe dit.!!

dia itu cuma perawat loe.inget apa kata mama.!" Aditya kembali melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda karena kedatangan Nayra.

setelah beberapa menit menunggu.

"Dimana Nayra, lama sekali membuat kopi.

apa dia yang meminum nya sendiri.?!"

ia berulang kali menoleh kearah pintu.

kali ini Aditya mulai kesal,mood nya memang gampang berubah-ubah.

perlakuan Ibu nya yang selalu mengistimewakan nya sejak kecil membuat nya tumbuh menjadi pribadi yang sedikit manja dan selalu mau di mengerti.

"Nayra.!, loe dimana sih?!,loe bikin kopi di singapore ya.?!"

triakan itu terdengar di telinga Nayra,Nayra sedikiti tersenyum mendengar ocehan Aditya ketika itu dirinya sudah berada di depan pintu.

"Ehh..,udh di situ?!"

Aditya menoleh seketika,ia merasa malu karena sudah mengomel sendiri tanpa tau jika Nayra sudah berada di depan pintu kamar nya.

"Bahkan langkah nya pun tidak terdengar sama sekali, sperti hantu."

gerutu Aditya pelan.

"Mau di letakan dimana kopi nya tuan?" ujar Nayra yang perlahan mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Disini saja."

Aditya menunjuk kearah meja, lebih tepat nya ia meminta Nayra meletakan cangkir kopi tersebut di samping komputer.

"Makasih.!"

ucap Aditya meskipun dengan nada sedikit ketus.

Nayra sangat gemetaran ketika kini ia benar-benar dekat dengan Aditya, bahkan ketika cangkir kopi itu di sunguhkan nya di depan tuan muda tampan itu.

aroma tubuh Aditya tercium memikat.

parfum yang di pakai nya begitu menyengat penciuman Nayra, di hirup nya perlahan aroma wangi tubuh Aditya seblum akhir nya ia terkejut mendengar Aditya menggebrak meja dengan keras.

"ahh.. sialan.! "

Aditya berdesis kesal.hingga membuat Ayana kaget.

tanpa sengaja kopi yang baru saja di suguhkan muncrat dari dalam gelas

dan mengenai paha kanan Aditya.

"Aww, ..panas.!" triak Aditya dengan keras sambil meringis.

"Aduh maaf tuan."

dengan cekatan Nayra mengambil tisu yang berada tak jauh dari jangkauan tangan nya.

"Gimana sih.! panas tauk."

Aditya berusaha mengelap tumpahan kopi itu dengan tangan nya sendiri kemudian di elap kembali oleh Nayra menggunakan tisu.

"Maaf tuan,saya tidak sengaja."

ekspresi penuh sesal dan takut itu di tunjukan oleh Nayra,sementara wajah nya tertunduk sembari terus membersihkan sisa-sisa kopi yg mengotori celana Aditya.

"naik sedikit dan terus usap" batin Aditya.

Kenakalan Aditya kini mulai kumat ketika Nayra mengelus bagian paha dengan tisu.

di rasakan nya sebuah hasrat yang membuat nya menggigit ujung bibir dengan nikmat.

Tiba-tiba saja Aditya memegang tangan Nayra ketika Nayra masih dengan telaten membersihkan noda yang memang sulit di hilangkan.

"Sudah cukup." Aditya meminta Nayra menghentikan gerakan tangan nya seblom hasrat nya semakin memuncak.

"Bawa kopi itu kedapur dan ambilkan saja

jus alpukat."

perintah Aditya yang kemudian di turuti oleh Nayra.

Suara mobil sedan terdengar dari dalam rumah.Nayra membuka pintu dengan segera, di lihat nya wanita berambut pirang dengan pakaian yang bisa di bilang kurang bahan.

Wanita sexsi itu tak lain adalah Ester.

rekan kerja Aditya yang cukup akrab dengan nya.

akhir- akhir ini Ester sering mengunjungi Aditya ,sebenar nya ia mulai ada hati dengan pria yang selama hampir 3 bulan itu duduk di kursi roda.

Sayang nya respon Aditya biasa saja menanggapi sikap Ester yang sudah menunjukan sikap perduli dengan maksud mengambil hati nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!