jangan sakit ibu.

"Bella,kamu ada lowongan kerja enggak?

aku butuh kerjaan nih."

Pagi itu Nayra duduk di sofa yang sudah kusam di ruang tamu.ia menelpon Bella ketika mengetahui kontak whatsapp Bella tengah aktif.

kebetulan hari itu hari minggu, jelas Bella tengah libur dari kuliah nya.

sebenar nya Nayra hanya iseng saja sebab yang ia tau ibunda Bella merupakan pemilik yayasan penyalur ART atupun baby sister.

mungkin ibunda Bella akan memberikan nya lowongan pekerjaan.

pekerjaan apapun Nayra tak pernah pilih-pilih,ia mau bekerja apa saja selagi halal.

"wah,aku gak ada lowongan kerjaan Nay.!

gimana ya,emang kamu blom dapat kerjaan juga?"

tanya Bella dari balik telpon.

"Blom Bell,kamu kan tau cari kerja sekarang susah,apalagi aku cuma punya ijazah SMP."

suara Nayra terdengar putus asa di telinga Bella, ia berfikir bhwa mencari pekerjaan yang layak memang membutuhkan ijazah setidak nya sampai di tingkat SMA.

"Jangan putus asa gitu dong Nay.emm,kamu harus semangat.ehh,,gini nih.kebetulan kemarin Ibu aku cari perawat prempuan yang muda dan cantik,kamu bisa masuk deh,gaji nya juga lumayan.

"memang nya diyayasan Ibumu gak ada yang mau kerja?"

Tanya Nayra bingung.bukan kah di yayasan banyak sekali para wanita yg butuh pekerjaan?lalu mengapa menawari dirinya.

"Bukan gitu Nay,soal nya kemarin Ibu itu datang langsung keyayasan dan meminta di carikan perawat yang cantik dan rajin.

kmu tau gak yang bakal di rawat itu siapa?

suara Bella terdengar begitu girang.

" Ehh mana saya tau?!"

Nayra mengangkat kedua pundak nya.

cowok Nay,cakep lgi.ohh,,andai saja aku gak kuliah,aku mau deh jadi perawat dia,bahkan seumur hidup,haha.." Bella tertawa lepas.

lagi-lagi Bella menghalusinasi.

"Cowok? dirawat?knp?dia cacat?!"

Tanya Nayra dengan ekspresi wajah datar.

"Iya,kata nya sih tiga bulan lalu dia kecelakaan.

jadi sekarang gak bisa apa-apa."

"btw mau enggak? kalau mau nanti aku bilang ke bundaku." ujar Bella.

"Emm,nanti aku fikir dulu deh,beri waktu aku sehari saja."

Nayra meminta sedikit waktu untuk mempertimbangkan tawaran Bella.

dan jika benar gaji nya bisa di sesuaikan dan dia masih di izinkan pulang, mungkin Nayra tidak akan menolak nya.

"Oke deh,tapi jangan lama-lama keburu di serobot orang duluan."

"hee..."

"siap deh, aku matiin telpon dulu ya. "

pamit Bella.

"Oke secepatnya aku kasih keputusan."

Nayra mengangguk pelan sambil menelan ludah.

setelah mematikan telpon,Nayra berniat pergi ke kamar nya.

ketika ia hendak melintas menuju kamar,tanpa sengaja di lihat nya Bu Ayu yang sedang terbaring di atas kasur busa.

dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuh.

"Bukan kah ibu tadi baik-baik saja.?"

kebetulan pintu kamar mereka bersebelahan dan hanya di sekat oleh dinding yang terbuat dri triplek.

"Bu..Ibu kenapa?!"

Nayra segera berlari memeluk Ibunya.

"Ibu sakit?"

di pegang nya kening Bu Ayu yang terasa panas.

"Ibu ayo kita kedokter."

dengan cekatan Nayra membantu ibunya untuk bangkit dari atas tempat tidur.

Bu Ayu nampak begitu lemas,wajah nya pucat pasi.

"Gak usah Nay,lagi pula kita kan gak ada uang."

"deg..."

Perkataan Ibunya membuat Nayra bengong.ia kembali membaringkan tubuh Ibunya yang sedikit terangkat.

tatapan nya kalut, mata nya mulai berkaca-kaca ia membuang wajah nya dri pandangan sang Ibu.

"Udah kamu jangan sedih, Ibu gak apa-apa,belikan saja obat warung nanti juga Ibu akan segera sembuh,Ibu cuma gak enak badan saja. "

"Bu Ayu masih sempat tersenyum menyembunyikan penyakit yang sedang di deritanya.meski Bu Ayu sendiri tak tau penyakit apa yang sudah menggrogoti tubuh nya selama ini.yg pasti tubuh Bu Ayu semakin kurus dan tulang belulang nya nampak begitu melekat dengan kulit yang mulai keriput termakan usia.

Meski baru memasuki kepala empat, tetapi karna himpitan ekonomi yang begitu sulit lah yang membuat Bu Ayu terlihat lebih tua dari usia nya saat ini.

"Sudah cepat belikan Ibu obat warung! cepat lah Nayra".

Bu Ayu semakin menggigil kedinginan.

tubuh nya berbalut selimut lusuh peninggalan almarhum suaminya.

" Iya,,iya Bu,Nay akan segera pergi kewarung. "

Nayra mengambil uang yang tersisa lima ribu rupiah di dompet nya.padahal uang itu rencana nya akan dia belikan makanan hari ini.tapi ya sudah lah kesehatan Ibu nya jauh lebih penting.

Nayra berlarian kecil menunju warung di depan gang yang tidak terlalu jauh.

setelah membeli obat, Nayra meminta Ibunya segera meminum obat tersebut lalu membiarkan Ibu nya beristirahat dengan tenang.ia kembali ke ruang tamu.

di sana ia duduk melamun memandangi ke arah jendela dengan tatapan kosong.

Nayra kembali tersadar dan mengambil hanphone nya dari saku celana.

di buka nya aplikasi whatsapp, di sana ia mulai menulis chat untuk Bella,

lalu dengan segera di kirim nya.

pesan tersebut mengatakan bhwa ia mau menerima pekerjaan yang di tawarkan oleh Bella pagi tadi.

Tapi sayang nya kontak whatsapp Bella sedang tidak aktif, ia harus menunggu terlebih dahulu sampai Bella membuka pesan nya.

"Ayo lah Bell,tolong baca."

tanda baca yang ada di ujung tulisan nya masih memberikan tanda centeng satu,itu artinya Bella sama sekali sedang tidak menghidupkan data pada Hanphone nya, artinya tidak ada notifikasi yang memberi tahukan bhwa ada pesan masuk di kontak whatsap Bella.

"Ahh..,,lama sekli.!!"

Nayra berniat untuk datang langsung keyayasan Ibunda Bella tapi sayang nya ia sama sekali tidak tau alamat dimana yayasan itu berada.

"sialan.!! sudah lah biarkan saja." umpat Nayra kesal.ia meletakan hanphone nya di atas meja.beberapa menit kemudian hanphone nya berdering,pesan yang di kirim nya tadi sudah di baca oleh Bella.

dan kini Nayra mendapat balasan dari Bella.

ia tersenyum lega ketika Bella mengatakan akan menjemput nya besok pagi.

artinya ia harus segera bersiap dan mengemas pakaian nya.

"oh,ibu..! "

Nayra berlari ke dalam kamar Ibunya,di sana ia melihat Bu Ayu masih tertidur pulas,di pegang nya kening Bu Ayu yang sudah tidak lagi terasa panas.bahkan selimut yang semula membungkus tubuh nya sudah tak lagi di pakai.

"hufff.."

Nayra membuang nafas lega, ia ingin Ibunya selalu dalam keadaan sehat apalagi kedua adik nya masih kecil.

"cepat sembuh ya Bu, NAyra janji akan kerja keras demi Ibu dan adik-adik." senyum NAyra getir, kepahitan hidup nya membuat gadis itu tumbuh menjadi gadis yang bermental baja, dan mandiri, Nayra tidak pernah bergantung kepada siapapun. hidup nya selalu mengandalkan diri sendiri, ia percaya dengan diri nya bahwa ia mampu melalui ini semua sendiri, dan ia yakin, Tuhan tak akan memberi ujian lebih dari batas kemampuan hamba nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!